Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos terhadap prosesi Temu Manten di Desa Mampun Baru Kabupaten Merangin dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan pemandu prosesi Temu Manten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna denotasi prosesi Temu Manten mencakup serangkaian tindakan yang dilakukan dalam prosesi Temu Manten, seperti tindakan melemparkan sirih, sungkeman, dan tindakan lainnya. Dari segi makna konotasi, prosesi Temu Manten melambangkan persatuan, komitmen, dan harapan untuk kehidupan yang harmonis bagi kedua mempelai kedepannya. Selain itu, terdapat mitos yang menyertai prosesi ini, di mana Temu Manten dipercaya bahwa setiap pelaksanaan prosesi mempengaruhi kehidupan kedua mempelai kedepannya. Setiap tahapan dalam prosesi ini tidak hanya dilakukan begitu saja, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami makna dalam setiap tahapan prosesi Temu Manten. Dari hasil penelitian ini disarankan agar masyarakat terus melestarikan prosesi Temu Manten sebagai bagian dari warisan budaya yang memiliki nilai-nilai. Pemandu Temu Manten diharapkan tetap menjalankan tahapan Temu Manten secara konsisten dari waktu ke waktu untuk menghindari adanya perbedaan generasi.