Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KETERLIBATAN KAUM INJILI DALAM DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA: SUATU REFLEKSI TEOLOGIS-PEDAGOGIS ATAS METODE DIALOG “PASSING OVER” Sianipar, Desi
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 1, No 1 (2017): J.VoW Vol. 1 No. 1 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.528 KB) | DOI: 10.36972/jvow.v1i1.4

Abstract

Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis mengenai kurangnya keterlibatan kaum Injili dalam dialog antar umat beragama, yang justru banyak dilakukan oleh kalangan Kristen lainnya. Hal ini disebabkan kaum Injili memiliki pemahaman teologis yang berbeda mengenai perjumpaan dengan agama-agama lain, dan kekuatiran mengenai akibat dari perjumpaan tersebut.Berdasarkan pembahasan teoritis, tampak bahwa ada beberapa penyebab kaum Injili kurang terlibat dalam dialog antar umat beragama, yaitu: kekuatiran terjadinya sinkretisme melalui dialog; kekuatiran akan disalahmengerti mengenai keterlibatan dalam dialog; dialog tidak dibutuhkan dalam penginjilan, yang dibutuhkan adalah pendampingan pastoral Kristen; kekuatiran akan terjadinya kemunduran dalam penginjilan; dan sikap eksklusivisme dalammemandang agama-agama lain. Meski dalam posisi demikian, menurut penulis, sebenarnya keterlibatan kaum Injili dalam dialog antar umat beragama masih bisa dimungkinkan kalau mereka memahami dan menghayati keteladan Kristus dalam hal mengosongkan diri (kenosis) untuk mampu membuka diri terhadap orang lain. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan di mana penulis menggunakan sejumlah literatur berbahasa Indonesia dan Inggris, yang membahas tentang dialog antar umat beragama dan keterlibatan kaum Injili dalam dialog antar umat beragama. Selanjutnya, pembahasan dilakukan menurut tinjauan secara teologis pedagogis.Orang Kristen semestinya mampu terlibat dalam dialog antar umat beragama. Penulis mengusulkan suatu metode dialog ?melintas batas? atau ?passing over?, yang kalau menerapkan prinsip kenosis, kaum Injili dapat melakukannya. Metode ini akan memampukan setiap orang mengalami pengenalan yang mendalam mengenai para penganut agama lain dimana orang tidak pindah agama atau keyakinan, dan bukan sedang dalam pencarian jati diri,juga bukan sedang mencoba-coba mencicipi rasa keagamaan yang lain. Dia melakukan dialog ini untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam lagi tentang keyakinan orang-orang dalam agama lain, dan dengan itu justru akan memperkuat keyakinannya sendiri.
Classroom Management of Christian Religious Education During the Covid-19 Pandemic Sianipar, Desi; Hasugian, Johanes Waldes; Sairwona, Wellem; Zega, Yunardi Kristian; Ritonga, Nova
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 4, No 4 (2021): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i4.2674

Abstract

During the covid-19 Pandemic that hit Indonesia, online learning became a learning model that must be done in areas with a high covid-19 spread rate. There are many challenges faced by all interested parties in the world of education. Problems include limited internet access, skills in using technology, and the ability to manage online learning classes. This study focuses on the role of Christian Religious educators or teachers in overcoming online learning problems and challenges by seeking to create a conducive and enjoyable learning atmosphere and quality so that students can learn well and achieve learning outcomes. Therefore, the purpose of this study is to describe the concept of effective online classroom management for Christian religious education learning to shape the Christian character of students during the covid-19 pandemic based on five classroom management functions, namely leading, planning, organizing,  and evaluation. In order to achieve this goal, this research is qualitative-descriptive. That is, it describes data regarding Christian religious education class management during the covid-19 pandemic. The results of this study are that online classroom management for Christian religious education learning can be realized through the leadership of teachers who are servant-hearted; planning of learning activities in shaping Christian character; setting the learning process and learning materials; teacher skills in implementing learning; and teachers who always guarantee the quality of their learning through evaluation activities.
A Integrasi Budaya Patita Dan PAK Untuk Membangun Perdamaian Pasca Konflik Horale-Saleman Latumapina, Anthonia Velona; Sianipar, Desi; Telaumbanua, Sozanolo
Jurnal Shanan Vol. 9 No. 1 (2025): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/shanan.v9i1.6759

Abstract

Konflik sosial antara masyarakat desa Horale dan desa Saleman Maluku Tengah pada tahun 2008 telah menyebabkan keretakan sosial di antara mereka, yang ditunjukkan dengan memudarnya ikatan-ikatan kekerabatan dan kepercayaan satu sama lain. Situasi ini membutuhkan pemulihan sehingga di antara masyarakat kedua desa tersebut terjadi perdamaian yang sesungguhnya. Perdamaian ini dapat dimungkinkan melalui peran pendidikan agama Kristen yang melibatkan kearifan lokal tradisi Patita. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model pendidikan melalui integrasi tradisi Patita ke dalam pendidikan agama Kristen untuk membangun perdamaian dalam konteks paska konflik desa Horale dan desa Saleman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah pendidikan agama Kristen yang terintegrasi dengan budaya Patita dapat berfungsi untuk membangun perdamaian dalam konteks pasca konflik Horale-Saleman. Integrasi budaya Patita dalam pendidikan agama Kristen dapat diwujudkan melalui pengembangan konsep makan bersama yang bermakna spiritual; menetapkan tujuan makan bersama yang berfokus pada perdamaian; melaksanakan kegiatan makan bersama secara rutin yang bersifat multikultural dan terbuka untuk berbagi cerita dan pengalaman; melaksanakan kegiatan sosial kolaboratif untuk memberi makan orang-orang yang membutuhkan dengan memasak bersama dan berbagi bersama.
Sosialisasi Budaya Bakar Batu Melalui Pendidikan Agama Kristen Untuk Memperkuat Hospitalitas Masyarakat Papua Loho, Abigael Santi Junita; Sianipar, Desi
Jurnal Shanan Vol. 9 No. 1 (2025): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/shanan.v9i1.6777

Abstract

Budaya Bakar Batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang sarat dengan nilai kebersamaan, kasih, pengorbanan, gotong royong, berbagi, dan ucapan syukur. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi, pemahaman generasi muda terhadap makna budaya ini semakin berkurang. Jika tidak ada upaya yang serius dalam mempertahankan dan mensosialisasikannya, masyarakat Papua berisiko kehilangan salah satu pilar identitas sosio-kultural mereka, khususnya nilai hospitalitas yang menjadi ciri khas mereka. Meskipun beberapa gereja di Papua telah melakukan sosialisasi budaya ini, masih diperlukan penguatan agar nilai-nilainya dapat lebih tertanam dalam kehidupan generasi muda. Oleh karena itu, pendidikan agama Kristen dapat menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan, memperkuat, dan mewariskan budaya Bakar Batu kepada generasi penerus. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan konsep sosialisasi budaya Bakar Batu melalui pendidikan agama Kristen untuk memperkuat hospitalitas masyarakat Papua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen di gereja dapat menjadi sarana dalam menanamkan nilai-nilai budaya Bakar Batu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan budaya ini dalam kurikulum gereja, melibatkan pakar budaya bersama pemimpin gereja, serta mempromosikan nilai-nilainya dalam perayaan gereja. Selain itu, gereja dapat mendorong partisipasi generasi muda melalui seminar, retret budaya, dan pelayanan sosial, sekaligus berkolaborasi dengan lembaga pendidikan dan pemerintah agar budaya ini tetap lestari. Dengan demikian, sosialisasi budaya Bakar Batu melalui pendidikan agama Kristen efektif dalam menanamkan nilai hospitalitas serta memperkuat komitmen generasi muda dalam melestarikannya sesuai dengan iman Kristen.
Teaching anti-discrimination attitudes through christian religious education in school Sianipar, Desi; Sairwona, Wellem; Hasugian, Johanes Waldes; Ritonga, Nova; Zega, Yunardi Kristian
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol. 3 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v3i4.4101

Abstract

This study aims to figure the implementation of anti-discrimination Christian Religious Education (CRE) at school and various things that can significantly shape students' anti-discrimination attitudes. By using descriptive qualitative methods, namely by adopting the research procedures of Miles and Habermas and support of other literature, the researchers found that CRE at schools has a strategic place in teaching anti-discrimination attitudes toward students. In this regard, the contextual and biblical CRE curriculum design and learning model presented in the class can lead students to have attitudes that do not discriminate against one another. Teaching anti-discrimination attitudes through CRE can be done simultaneously. CRE teachers lay the foundation or instill Christian values that differences are the reality and how students can accept and appreciate differences. Those are strengthened by the application of the CRE curriculum that contains the topic of anti-discrimination and synergized learning models in which students can interact, communicate and relate in different realities.