Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Spent Bleaching Earth pada Stabilisasi Tanah Lempung dengan Clean Set Cement Sumarno, Agung; Prasetyo, Agus Mudo; Akbar, Fazhar; Widodo, Eko; Triastuti, Triastuti; Maidina, Maidina; Nugroho, Ananto; Budiman, Ismail; Subiyanto, Bambang
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.015 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v22i1.4125

Abstract

ABSTRACT The utilization of waste as soil stabilization materials is a solution to reduce the amount of waste and improve the building materials quality. This research is using Spent Bleaching Earth (SBE) materials from the palm oil industry waste. SBE can be reused to be pozzolan materials. This research aimed to investigate the SBE waste effect as an admixture on clay stabilization used 10% Clean Set Cements (CS-60) on density and California Bearing Ratio (CBR). A combination of CS-60 and SBE waste was expected to increase the CBR value of clay. Furthermore, SBE waste would decrease cementitious material for clay stabilization. Variation comparison of Clay : CS-60 : SBE on ST03, ST04, and ST05 were 67.5% : 10% : 22.5%; 45% : 10% : 45% and 22.5% : 10% : 67.5% respectively. The test was conducted on water content, density, and load penetration based on SNI 1744:2012. Generally, the CBR value of subgrade and improved subgrades oil with the moderate and good category are about 5-20%. As a result, the CBR value of ST 01 as original clay and ST 02 as clay with 10% CS-60 was 3.24% and 5.01%, respectively. Using SBE waste as an admixture material on clay stabilization increased CBR value better than clay stabilization used CS-60. ST03, ST04, and ST05 with CBR's value were 5.39%, 8.52%, and 17.99%, respectively. Furthermore, the density value decreased when SBE waste is used. Keywords : california bearing ratio, clay, clean set cement, spent bleaching earth, stabilization.   ABSTRAK Pemanfaatan limbah sebagai bahan stabilisasi tanah lempung merupakan solusi dalam mengurangi jumlah limbah dan meningkatkan mutu dari bahan bangunan. Penelitian ini menggunakan material Spent Bleaching Earth (SBE) dari limbah industri pengolahan minyak kelapa sawit. SBE dapat dimanfaatkan sebagai material pozzolan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah SBE sebagai bahan tambah pada stabilisasi tanah lempung yang menggunakan 10% Clean Set Cements (CS-60) terhadap densitas dan California Bearing Ratio (CBR). Kombinasi limbah SBE dengan CS-60 diharapkan mampu meningkatkan nilai CBR tanah lempung. Selain itu, juga mengurangi penggunaan bahan berbasis semen untuk stabilisasi tanah lempung. Variasi perbandingan tanah lempung : CS-60 : SBE yang digunakan pada sampel ST03, ST04, dan ST05 berturut-turut 67,5% : 10% : 22,5%, 45% : 10% : 45% dan 22,5% : 10% : 67,5%. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kadar air, densitas, dan penetrasi beban yang mengacu pada SNI 1744:2012. Secara umum, nilai CBR tanah dasar dan tanah timbunan dengan kategori sedang dan baik berkisar antara 5-20%. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sampel ST01 yang berupa tanah lempung asli memiliki nilai CBR 3,24% dan sampel ST02 yang berupa tanah lempung yang distabilisasi dengan 10% CS-60 menghasilkan nilai CBR 5,01%. Penambahan limbah SBE dapat meningkatkan nilai CBR dengan nilai yang lebih tinggi bila dibanding dengan hanya distabilisasi dengan CS-60, hal ini terlihat pada sampel ST03, ST04, dan ST05 dengan nilai CBR berurutan sebesar 5,39%, 8,52%, dan 17,99%. Selain itu, penambahan limbah SBE juga akan menurunkan densitas dari tanah lempung.   Kata kunci : california bearing ratio, clean set cement, spent bleaching earth, stabilisasi, tanah lempung.
Pemanfaatan Limbah Spent Bleaching Earth pada Stabilisasi Tanah Lempung dengan Clean Set Cement Sumarno, Agung; Prasetyo, Agus Mudo; Akbar, Fazhar; Widodo, Eko; Triastuti, Triastuti; Maidina, Maidina; Nugroho, Ananto; Budiman, Ismail; Subiyanto, Bambang
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.015 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v22i1.4125

Abstract

ABSTRACT The utilization of waste as soil stabilization materials is a solution to reduce the amount of waste and improve the building materials quality. This research is using Spent Bleaching Earth (SBE) materials from the palm oil industry waste. SBE can be reused to be pozzolan materials. This research aimed to investigate the SBE waste effect as an admixture on clay stabilization used 10% Clean Set Cements (CS-60) on density and California Bearing Ratio (CBR). A combination of CS-60 and SBE waste was expected to increase the CBR value of clay. Furthermore, SBE waste would decrease cementitious material for clay stabilization. Variation comparison of Clay : CS-60 : SBE on ST03, ST04, and ST05 were 67.5% : 10% : 22.5%; 45% : 10% : 45% and 22.5% : 10% : 67.5% respectively. The test was conducted on water content, density, and load penetration based on SNI 1744:2012. Generally, the CBR value of subgrade and improved subgrades oil with the moderate and good category are about 5-20%. As a result, the CBR value of ST 01 as original clay and ST 02 as clay with 10% CS-60 was 3.24% and 5.01%, respectively. Using SBE waste as an admixture material on clay stabilization increased CBR value better than clay stabilization used CS-60. ST03, ST04, and ST05 with CBR's value were 5.39%, 8.52%, and 17.99%, respectively. Furthermore, the density value decreased when SBE waste is used. Keywords : california bearing ratio, clay, clean set cement, spent bleaching earth, stabilization.   ABSTRAK Pemanfaatan limbah sebagai bahan stabilisasi tanah lempung merupakan solusi dalam mengurangi jumlah limbah dan meningkatkan mutu dari bahan bangunan. Penelitian ini menggunakan material Spent Bleaching Earth (SBE) dari limbah industri pengolahan minyak kelapa sawit. SBE dapat dimanfaatkan sebagai material pozzolan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah SBE sebagai bahan tambah pada stabilisasi tanah lempung yang menggunakan 10% Clean Set Cements (CS-60) terhadap densitas dan California Bearing Ratio (CBR). Kombinasi limbah SBE dengan CS-60 diharapkan mampu meningkatkan nilai CBR tanah lempung. Selain itu, juga mengurangi penggunaan bahan berbasis semen untuk stabilisasi tanah lempung. Variasi perbandingan tanah lempung : CS-60 : SBE yang digunakan pada sampel ST03, ST04, dan ST05 berturut-turut 67,5% : 10% : 22,5%, 45% : 10% : 45% dan 22,5% : 10% : 67,5%. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kadar air, densitas, dan penetrasi beban yang mengacu pada SNI 1744:2012. Secara umum, nilai CBR tanah dasar dan tanah timbunan dengan kategori sedang dan baik berkisar antara 5-20%. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sampel ST01 yang berupa tanah lempung asli memiliki nilai CBR 3,24% dan sampel ST02 yang berupa tanah lempung yang distabilisasi dengan 10% CS-60 menghasilkan nilai CBR 5,01%. Penambahan limbah SBE dapat meningkatkan nilai CBR dengan nilai yang lebih tinggi bila dibanding dengan hanya distabilisasi dengan CS-60, hal ini terlihat pada sampel ST03, ST04, dan ST05 dengan nilai CBR berurutan sebesar 5,39%, 8,52%, dan 17,99%. Selain itu, penambahan limbah SBE juga akan menurunkan densitas dari tanah lempung.   Kata kunci : california bearing ratio, clean set cement, spent bleaching earth, stabilisasi, tanah lempung.
Factors Influencing Students’ Anxiety in Speaking English: A Case Study at SMA Muhammadiyah Kalosi Triastuti, Triastuti; Samad, Ita Sarmita; Rahmaeni, Rahmaeni
Maspul Journal of English Studies Vol 6 No 2 (2024): Curriculum Development
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/majesty.v6i2.8582

Abstract

This study investigates the factors influencing students' anxiety in speaking English at SMA Muhammadiyah Kalosi, aiming to identify specific challenges and propose practical solutions to enhance speaking performance. Employing a qualitative case study design, data were collected through semi-structured interviews, classroom observations, and document analysis of 33 high school students. The results reveal that self-perception, fear of ridicule, feelings of inability, lack of preparation, and fear of making mistakes significantly contribute to speaking anxiety. Observational data corroborate these findings, highlighting symptoms like rapid breathing and nervous laughter. Reducing anxiety includes thorough preparation, mental training, and authentic materials like English songs and films. The study emphasizes the importance of a supportive classroom environment and provides insights into effective anxiety management techniques. These findings have implications for English language teaching practices, suggesting that creating a safe space for making mistakes and incorporating engaging materials can enhance students' confidence and speaking skills. The study contributes to the broader discourse on language anxiety and offers a foundation for future research in diverse educational settings.
Factors Influencing Students’ Anxiety in Speaking English: A Case Study at SMA Muhammadiyah Kalosi Triastuti, Triastuti; Samad, Ita Sarmita; Rahmaeni, Rahmaeni
Maspul Journal of English Studies Vol 6 No 2 (2024): Curriculum Development
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/majesty.v6i2.8582

Abstract

This study investigates the factors influencing students' anxiety in speaking English at SMA Muhammadiyah Kalosi, aiming to identify specific challenges and propose practical solutions to enhance speaking performance. Employing a qualitative case study design, data were collected through semi-structured interviews, classroom observations, and document analysis of 33 high school students. The results reveal that self-perception, fear of ridicule, feelings of inability, lack of preparation, and fear of making mistakes significantly contribute to speaking anxiety. Observational data corroborate these findings, highlighting symptoms like rapid breathing and nervous laughter. Reducing anxiety includes thorough preparation, mental training, and authentic materials like English songs and films. The study emphasizes the importance of a supportive classroom environment and provides insights into effective anxiety management techniques. These findings have implications for English language teaching practices, suggesting that creating a safe space for making mistakes and incorporating engaging materials can enhance students' confidence and speaking skills. The study contributes to the broader discourse on language anxiety and offers a foundation for future research in diverse educational settings.
PENGENALAN TEKNOLOGI SEDERHANA PEWARNA ALAMI KAIN DENGAN METODE EKSTRAKS DI DUSUN BAHOAN NAGORI DOLOK MARAWA KECAMATAN SILOU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN Nurrachmania, Meylida; Rozalina, Rozalina; Triastuti, Triastuti; Damanik, Sarintan E.; Simarmata, Marulam MT; Sihombing, Benteng H.; Sidabukke, Simon H.; Purba, Tioner
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/njmqze56

Abstract

This community service activity aims to increase understanding of the importance of preserving the environment and forest resources, as well as creating alternative economic opportunities for residents of Bahoan Hamlet, Nagori Dolok Marawa, Silou Kahean District, Simalungun Regency. The method used is observation socialization and ecoprint exploration. The results achieved in this service activity are the creation of community understanding about the importance of forest natural resources for the lives of surrounding communities and how to preserve them and improve skills by using natural dyes.
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Upaya Peningkatan Usaha Kecil Menengah Di Pantai Titik Nol Km Barus, Tapanuli Tengah Nurrachmania, Meylida; Rozalina, Rozalina; Triastuti, Triastuti; Damanik, Sarintan E; Simarmata, Marulam MT; Sidabukke, Simon H; Sihombing, Benteng H; Purba, Tioner
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/ax90mn79

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di setiap daerah. Sarana yang paling efektif dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan masyarakat adalah melalui pemberdayaan kepada usaha kecil menengah di sektor pariwisata sekitar pantai. Salah satu lokasi yang memiliki potensi sumber daya alam untuk kegiatan pariwisata adalah Barus, Tapanuli Tengah, khususnya Pantai Titik Nol KM. Pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan mutu hidup masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, terutama dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sosial yang ada di wilayah tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat pesisir
Restorasi Mangrove Cegah Bencana Banjir Melalui Kegiatan Penanaman Nurrachmania, Meylida; Rozalina, Rozalina; Triastuti, Triastuti; Damanik, Sarintan E; Simarmata, Marulam MT; Sidabukke, Simon H; Sihombing, Benteng H
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/9v1fb114

Abstract

Mangrove planting activities were carried out in the Kayu Besar village area, Bandar Khalipah District, Serdang Bedagai Regency, North Sumatra. The mangrove seedlings planted were of the Rhizopora mucronata species. The purpose of this activity was to minimize flooding in residential areas and improve the marine ecosystem, which is prone to flooding when the water rises and flows upstream and overflows into residential areas. Not only that, the planting of mangrove seedlings on the coast was carried out with the aim of minimizing abrasion in seawater, which could damage the coastal area. By raising awareness of the importance of mangrove trees, a higher level of conservation can be achieved. The function of mangroves here is as a barrier when seawater experiences high tides. With the presence of mangroves, the emergence of tidal waves can be dampened, thereby minimizing the impact of damage on land
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS CIVIC ENGAGEMENT: MODEL PERTANIAN MODERN SEBAGAI SARANA MEMBANGUN KESADARAN LINGKUNGAN Suhendar, Aris; Girsang, Christin Imelda; Hermes, Christian Daniel; Martina, Sri; Sitopu, Joni Wilson; Saragih, Krissi Wahyuni; Saragih, Handayani; Manik, Sry Artawati; Triastuti, Triastuti; Huda, Muhammad Komarul
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat Vol 5, No 1 (2025): Edisi September
Publisher : Universitas Islam Sumatear Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/jurpammas.v5i1.12546

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini merancang dan mengimplementasikan model pemberdayaan berbasis civic engagement melalui praktik pertanian modern (hidroponik) untuk membangun kesadaran lingkungan di kawasan wisata Pemandian Karang Anyer, Kabupaten Simalungun. Desain yang digunakan ialah One Group Pretest–Posttest meliputi survei awal, pelatihan teori–praktik, serta pendampingan intensif selama delapan minggu. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan teknis peserta (87% mampu menjelaskan kembali konsep hidroponik, nutrisi, dan irigasi hemat air), pembentukan kelompok tani kecil, serta terbangunnya komitmen pengelolaan limbah rumah tangga secara lebih ramah lingkungan (92% responden mengurangi pupuk kimia). Demplot hidroponik seluas ±300 m² menghasilkan panen perdana ±75 kg sayuran yang dimanfaatkan untuk konsumsi dan dijual di pasar lokal sehingga menambah kas kelompok. Tantangan teknis, sosial, logistik, dan cuaca dimitigasi melalui adaptasi teknologi, pendekatan partisipatif, dan dukungan pemerintah desa. Temuan menegaskan bahwa integrasi civic engagement dengan pertanian modern tidak hanya meningkatkan keterampilan dan pendapatan, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan ekoliterasi warga, sekaligus mengaitkan sektor pertanian dengan nilai tambah pariwisata berkelanjutan. Model ini direkomendasikan untuk direplikasi dengan mempertimbangkan konteks lokal dan kemitraan triple helix (pemerintah–kampus–dunia usaha).