Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Spektrum Sipil

KAJIAN PENENTUAN TEMPAT EVAKUASI BENCANA BANJIR DI KEK MANDALIKA KABUPATEN LOMBOK TENGAH: Determination Study of Disaster Flood Evacuation Location in The Mandalika SEZ at Center Lombok Regency Hendrawan, Hendrawan; Salehudin, Salehudin; Pradjoko , Eko; Sulistiyono, Heri; Pracoyo, Atas
Spektrum Sipil Vol 12 No 1 (2025): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v12i1.380

Abstract

Bencana alam banjir mendominasi kejadian bencana alam di Indonesia dan sebanyak 89 kejadian bencana banjir terjadi di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2021. Kecamatan Pujut adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah yang termasuk daerah yang terkena dampak banjir pada akhir tahun 2021. Cepatnya rambatan air dan lambannya informasi antisipasi bencana banjir dapat menyebabkan kurang maksimalnya penekanan dampak dari banjir tersebut. Salah satu tindakan antisipasi yang dapat dilakukan sebelum bencana banjir datang adalah dengan menentukan lokasi evakuasi atau tempat singgah untuk meminimalisir kerugian penyebab banjir. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui sebaran daerah rawan banjir dan penentuan tempat evakuasi bencana banjir di Kecamatan Pujut umumnya dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika khususnya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Data dikumpulkan dari studi literatur dan pengolahan data melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan teknik studi yang dipakai yaitu dengan mengumpulkan data-data yang mendukung kajian ini kemudian diterapkan metode Sample Additive Weighting (SAW). Hasil kajian menunjukkan tingkat bahaya banjir di Kecamatan Pujut memiliki 4 kelas, yaitu kelas tidak rawan, cukup rawan, rawan, dan sangat rawan. Kelas cukup rawan terjadinya banjir memiliki luasan terbesar dengan persentase 52.71%. Sedangkan KEK Mandalika tergolong kelas sangat rawan terjadinya banjir meskipun memiliki luasan terkecil yaitu dengan persentase 0.49%. Terdapat 5 lokasi di Kecamatan Pujut yang 4 diantaranya berada di KEK Mandalika yang tergolong Layak untuk menjadi Tempat Evakuasi bencana banjir. Parameter paling berpengaruh dalam kajian ini adalah Tingkat Kerawanan Banjir dan Tata Guna Lahan.
KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) DAN DEPTH AREA DURATION (DAD) UNTUK KOTA PRAYA: The Curve of Intensity Duration Frequency (IDF) and Depth Area Duration (DAD) for Town of Praya Irwan, Irwan; Salehudin, Salehudin; Saidah, Humairo
Spektrum Sipil Vol 2 No 2 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Praya merupakan kota yang sedang berkembang dan melakukan pembangunan infrastuktur. Untuk wilayah yang sedang berkembang dan melakukan pembangunan infarstruktur kota yang perlu diperhatikan adalah dalam aspek pembangunan bangunan air, agar tidak terjadi banjir dan musibah-musibah lain yang tidak diharapkan. Perhitungan kedalan hujan dan debit banjir rencana dengan metode rasional untuk perancangan bangunan hidraulik memerlukan data kedalaman hujan dalam durasi dengan luas daerah tertentu dan intensitas hujan dalam durasi dengan periode ulang tertentu yang dapat diperoleh dari kurva Intesity-Duration-Frenquency (IDF) dan Depth-Area-Duration (DAD). Dalam pembuatan kurva IDF, perhitungan intensitas hujan tiap-tiap kala ulang digunakan rumus Mononobe. Sedangkan dalam pembuatan kurva DAD perhitungan luas-kedalaman tiap-tiap periode didapat dari peta isohyet. Hasil dari analisis ini menunjukan bahwa besarnya nilai Intensitas-Duration-Frequency (IDF) dengan durasi 30 menit beradasarkan kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun diperoleh intensitas hujan berturut-turut adalah: I2 = 44,234 mm/jam, I5 =57,934 mm/jam, I10 = 66,785 mm/jam dan I25 = 77,809 mm/jam. Sedangkan besarnya nilai kurva DAD untuk luasan 40 km2 dengan durasi 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam nilai hujan rata-rata maksimum berturut-turut adalah 79,62 mm, 84,22 mm, 82,76 mm dan 82,76 mm.
ANALISIS SEDIMENTASI TERHADAP UMUR GUNA BENDUNGAN PENGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH: Sedimentation Analysis of the useful Life of Pengga Resservoir in Lombok Tengah Regency Salehudin, Salehudin; Putra, I.B. Giri; Widalia, Baiq Yatmi
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Pengga merupakan salah satu bendungan yang berfungsi secara Multi Pourpose, bendungan ini mulai dioperasikan semenjak tahun 1992 setelah pengerjaan kontruksinya rampung. Dengan umur layanan yang cukup panjang, bendungan Pengga masih berfungsi dengan baik sampai sekarang, namun ada sisi lain yang perlu tinjauan analis dari segi sedimentasi yang selama ini kita belum tau sampai sejauh mana volume dan ketinggiannya, apabila volume sedimen telah mencapai ketinggian tertentu atau elevasi yang telah ditetapkan maka akan mengakibatkan volume air yang tertampung akan menjadi berkurang, dan dengan secara otomatis akan mengakibatkan fungsi pola tanam yang sudah direncanakan akan menjadi gagal total, dalam analisis sedimen atau volume sedimen yang tertampung dbutuhkan analilis agar Bendungan tetap berfungsi dengan baik. Sedimen yang masuk ke dalam Bendungan Pengga berasal dari erosi tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) melalui alur-alur sungai. Material sedimen yang masuk ke dalam aliran sungai dalam jumlah besar, maka akan menyebabkan laju sedimen yang masuk kedalam Bendungan akan semakin besar pula bahkan akan melampui sedimen rencana. Sebagai upaya mendapatkan informasi perubahan kapasitas bendungan secara dini, maka pada penelitian ini, analisa yang digunakan untuk memperkirakan umur guna bendungan Pengga akibat adanya sedimentasi memerlukan analisis sedimen dengan berbagai metode, salah satu metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode distribusi sedimen (the emperical area reduction method). Berdasarkan hasil analisis distribusi sedimen Pengga, didapatkan bahwa Bendungan Pengga mengalami perubahan kapasitas tampungan terhitung mulai dari awal perencanaan sampai beberapa tahun berikutnya setelah bendungan beroperasi. Perubahan kapasitas tampung bendungan Pengga akibat sedimentasi pada umur 16 tahun yaitu sebesar 2,06 x 107 m3 dengan volume sedimen sebesar 6,714,700 m3, umur 29 tahun yaitu 1,51x 107 m3 dengan volume sedimen sebesar 12,170,394 m3, umur 40 tahun yaitu 1,05 x 107 m3 dengan volume sedimen sebesar 16,786,750 m3 dan umur 50 tahun yaitu 6,29 x 106 m3 dengan volume sedimen sebesar 20,983,438 m3. Umur guna bendungan Pengga hanya mencapai umur 40 th, yaitu mulai dari tahun 1994 sampai tahun 2034 dengan besarnya volume sedimentasi yaitu 16,786,750 m3, dimana sisa umur bendungan Pengga setelah lamanya beroperasi sekitar 21 tahun.
ANALISIS PELIMPAH EMBUNG JEROWARU DESA JEROWARU KECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Analysis of Spillway Jerowaru DAM Jerowaru Village in District of East Lombok Salehudin, Salehudin; Wirahman, Lalu; Agus K N, Agus K N
Spektrum Sipil Vol 1 No 1 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fungsi Embung sebagai penampung air limpasan Daerah Aliran Sungai (DAS) di musim hujan dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau sebagai kebutuhan air irigasi, ternak, air baku dll. Pelimpah Embung merupakan salah satu bagian yang terpenting untuk dapat difungsikan sebagai pembuang kelebihan air, untuk itu diperlukan analiasis pelimpah dari segi persyaratan teknis agar dapat difungsikan dengan baik. Perencanaan pelimpah Embung Jerowaru meliputi analisis hidrologi, hidrolika, stabilitas dan analisis harga satuan. Dari hasil analisis hidrologi didapatkan debit banjir rancangan metode Nakayasu kala ulang 50 tahun sebesar 157.64 m3/dtk. Sedangkan dari hasil analisis Hidrolika didapatkan lebar pelimpah (L) yang efektif untuk melimpaskan debit banjir dengan kala ulang 50 th pada Embung Jerowaru dengan lebar L = 21 m. Debit banjir yang melimpas melalui bangunan pelimpah sebesar 157.64 m3/dtk dengan tinggi air di atas mercu Hd = 2.2 m, Dengan tipe kolam olak yang cocok untuk meredam energi yakni kolam olak USBR Tipe III, panjang kolam olak 13 m dengan tebal lantai kolam olak 2 (dua) m. Dari hasil analisis stabilitas pelimpah terhadap gaya guling, gaya geser dan daya dukung tanah dapat dinyatakan bahwa bangunan pelimpah aman terhadap gaya-gaya tersebut baik dalam kondisi kosong, normal maupun banjir. Dari hasil analisis Ekonomi menunjukkan bahwa besarnya Biaya konstruksi diperkirakan sebesar Rp 2,710,086,670.00.(Dua Milyard Tujuh Ratus Sepuluh Juta Delapan puluh Enam Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Rupiah).
ANALISIS KEMAMPUAN PERESAPAN LIMPASAN AIR HUJAN PADA MODEL EMBUNG LAHAN DIAGONAL (ELD) TERHADAP GRADASI LAPISAN TANAH DI LAHAN KRITIS: Infiltration Capability Analysis of Embung Lahan Diagonal Model to Runoff at Gradation Layer Soil in Critical Land Negara, I Dewa Gede Jaya; Supriyadi, Anid; Salehudin, Salehudin
Spektrum Sipil Vol 3 No 2 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis air sangat sering terjadi pada daerah aliran sungai (DAS) yang kritis dan ditunjukkan oleh adanya permukaan lahan yang gundul dan tandus, aliran air sungai kritis, air sumur dangkal sekitar yang kering dan terjadi banjir pada musim hujan. Kasus tersebut sering kali terjadi sebagai indikasi rusaknya DAS hulu yang merupakan daerah tangkapan hujan. Uji embung lahan di Laboratorium untuk meningkatkan resapan air ke dalam tanah telah dilakukan (Jaya Negara,dkk, 2014), dengan hasil bahwa pada formasi embung lahan (EL) secara diagonal diperoleh resapan air paling banyak, akan tetapi pengaruh gradasi belum ditinjau sama sekali.Mengingat permasalahan lahan kritis sangatlah kompleks, maka pengaruh gradasi terhadap limpasan dan kemampuan infiltrasi lahan pada uji formasi EL,perku diketahui agar dapat membantu memprediksi resapan hujan yang terjadi pada lahan dalam perbaikan cadangan air dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gradasi lahan terhadap potensi penampungan oleh embung lahan diagonal dengan eksperimental di Laboratorium. EL uji berukuran: 5cm x 10cm x 5cm pada intensitas hujan I2 =187,69 mm/jam. Dimensi lahan uji terdiri dari ukuran: 100cm x 100cm x 30 cm untuk tanah kasar dan uji lapisan gradasi berukuran 100cm x 100cm x 10 cm. Data analisis yang diperlukan mencakup, keseragaman gradasi lapisan, lama waktu infiltrasi, karakteristik limpasan dan lama pencapaian infiltrasi pada tebal lapisan tertentu. Hasil analisis dipresentasikan dalam bentuk tabel dan gambar, dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada tanah pasir lanauan dengan keseragaman baik sampai sangat baik dan koefisien gradasi buruk tidak terjadi limpasan hujan pada intensitas I2. Jadi dari penelitian ini, tingkat keseragaman lapisan dan gradasinya tidak menunjukan trend terjadinya limpasan permukaan.Pada tanah pasir lanauan dengan 46% kandungan lanau, limpasan hujan yang terjadi masih sangat rendah.Sedangkan pada tanah pasir lanauan dengan kandungan lanau 60 %, limpasan hujan dipermukaan tanah terjadi sangat potensial. Sehingga penggunaan Embung lahan yang diagonal lebih cocok pada tanah dengan kandungan lanau 60% ke atas.
ANALISIS MODEL PENAMPUNGAN LIMPASAN HUJAN DENGAN EMBUNG LAHAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS TERASERING: Run off Recharge Embung Lahan Model Analysis at Critical Watershed Negara, I Dewa Gede Jaya; Supriyadi, Anid; Salehudin, Salehudin; Ainudin, Nurun
Spektrum Sipil Vol 5 No 1 (2018): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rusaknya daerah aliran sungai (DAS), sering kali ditunjukkan oleh adanya penurunan sumber air di sungai, aliran air sungai keruh di musim hujan dan hilangnya sumber-sumber air permukaan. Pemanfaatan DAS hulu untuk pertanian dapat menjadi penyebab terjadinya kerusakan resapan DAS tersebut. Perbaikan kondisi sumber air di DAS dengan peningkatan resapan air hujan perlu dilakukan pada petak lahan, agar limpasan hujan selesai diresapkan di petak lahan. Untuk itu uji embung lahan sebagai media peresapan limpasan hujan dipetak lahan perlu dilakukan agar limpasan tidak terbuang ke sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menguji embung lahan (EL) di petak lahan terasering dan pengaruhnya terhadap variasi intensitas hujan, luas lahan dan kemiringan terhadap potensi limpasan yang terjadi. Uji dilakukan dengan media uji lahan terasering berukuran A1= 150 cm x 100 cm, A2=150 cm x 80 cm, A3=150cm x 60 cm dan A4= 150 cm x 40 cm dengan kadar air 20%, pada intensitas hujan yang uji I1= 64,38 mm/jam, I2=30,69mm/jam dan I3=12,35 mm/jam. Pengujian dilakukan selama 1-2 jam sampai limpasan dipetak lahan terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,limpasan hujan akan semakin besar terjadi pada intensitas hujan yang semakin besar dan pada kemiringan terasering yang semakin besar. Pada intensitas I2 dan I1, limpasan hujan terjadi dan pada intensitas I3, limpasan belum terjadi sigifikan. Selain itu pada luas terasering yang semakin besar, limpasan yang dihasilkan juga semakin besar. Dengan ukuran panjang dan lebar EL yang diperlukan masing-masing lahan 1/10 dari panjang lahan dan 1/20 dari lebar lahan. Jumlah EL terpasang dilahan disesuaikan dengan potensi limpasan yang akan ditampung.
ANALISIS KAPASITAS DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) SALURAN DRAINASE JALAN RAYA SURANADI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT: Capacity Analysis and Budget Desain of the Suranadi Highway Drainage Channel, Narmada Sub-District, West Lombok District Salehudin, Salehudin; Negara, I Dewa Gede Jaya; Hasyim, Hasyim; Luvitasyari, Tirta Intan
Spektrum Sipil Vol 7 No 1 (2020): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v7i1.164

Abstract

Desa Suranadi Kecamatan Narmada adalah daerah pegunungan yang termasuk daerah wisata yang paling unggul di Kabupaten Lombok Barat. Wilayah Suranadi merupakan wilayah yang memiliki permasalah yang sangat komplek khususnya di sepanjang jalan daerah wisata sering terjadi banjir, kapasitas saluran sepanjang jalur tersebut selalu melimpah, sehingga diperlukan analisis review kapasitas saluran. Analisis Kapasitas dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) saluran drainase jalan raya Suranadi Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat menggunakan data curah hujan maksimum harian tahunan selama 10 tahun yaitu tahun 2009 sampai tahun 2018. Data yang ada sudah melalui tahap uji konsistensi dengan metode Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) dan dinyatakan konsisten. Proses perencanaan menggunakan persamaan – persamaan umum saluran drainase yang meliputi rumus Monolobe, rumus Manning, dan rumus – rumus lainnya. Sedangkan perhitungan Rencana Anggaran Biaya menggunakan Standar Satuan Harga terbaru 2018 Kabupaten Lombok Barat. Hasil analisis Untuk rencana saluran drainase di jalan Suranadi menggunakan Beton U-Ditch dengan tiga tipe dimensi 50 x 50 cm, 80 x 80 cm, 100 x 100 cm dan 2 type bentuk gorong-gorong box culvert yaitu dimensi 50 x 50 cm dan 80 x 80 cm. Sedangkan Rencana anggaran biaya untuk pembangunan saluran ini diperkirakan sebesar Rp.14,919,000,000 (Empat belas miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).
STUDI KINERJA DAERAH IRIGASI IRENG DAYE, KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT: Performance Study of Ireng Daye Irrigation Area, Sub-district of Gunung Sari, West Lombok Regency Salehudin, Salehudin; Rohani, Rohani; Wirahman, Lalu; Hasyim, Hasyim; Wahyuningsih, Widya
Spektrum Sipil Vol 8 No 1 (2021): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v8i1.192

Abstract

Daerah Irigasi Ireng Daye memiliki luas baku 192,81 ha dengan luas Daerah Irigasi (DI) 138,57 ha. Sumber air utama yang digunakan untuk mengairi areal irigasi Ireng Daye berasal dari sungai Jangkok. Kondisi Bendung Ireng Daye serta salurannya saat ini mengalami penumpukan sedimentasi berupa endapan lumpur dan sampah, terjadi kerusakan pada pintu bendung, bangunan penguras dan sebagian ruas saluran primer maupun skunder yang disebabkan oleh penumpukan sampah dan sedimen pasir dan lumpur , disebagian besar saluran primer aktifitas warga sekitar yang memanfaatkan saluran dengan memelihara keramba ikan, permasalahan diatas dikhawatirkan akan berdampak pada Kinerja Daerah Irigasi Ireng Daye. Dengan analisis Indeks Kinerja PERMEN PU No.32/PRT/M/2007 tentang Pedoman Operasional dan Pemeliharaan , dapat kita ketahui kondisi kinerja daerah irigasi Ireng Daye dengan cara memperhatikan beberapa parameter yang digunakan yaitu kondisi fisik, produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, dan P3A. Hasil analisis indeks kinerja daerah irigasi Ireng Daye pada tahun 2017 menurut PERMEN PU No.32/PRT/M/2007 adalah sebesar 53,43% , lebih kecil dari nilai indeks persyaratan yang ditentkan dalam kondisi normal sebesar 77,50% (Permen PU No.32/PRT/M/2007), sehingga dapat disimpulkan bahwa indeks kinerja daerah Irigasi Ireng Daye kurang maksimal dan diperlukan perhatian khusus dari pemerintah maupun masyarakat untuk segera melakukan tindakan berupa renovasi saluran dan bangunan yang ada dalam skema jaringan irigasi Ireng Daye. Rencana usulan kerja yang ditawarkan dalam analiis ini adalah mengangkat sedimen sepanjang saluran primer dan sekunder, memperbaiki semua bangunan bagi beserta pintu bangunan, dan saluran dilapisi dengan beton yudith.
ANALISIS INDEKS KEKERINGAN SUNGAI MOYOT, RENGGUNG DAN BELIMBING BERDASARKAN DEBIT ALIRAN SUNGAI: Analysis of Drought Index of Moyot, Renggung and Belimbing River Based on River Flow Salehudin, Salehudin; Rohani, Rohani; Hasyim, Hasyim; Wirahman, Lalu
Spektrum Sipil Vol 9 No 1 (2022): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v9i1.231

Abstract

Analisis indeks kekeringan sungai Moyot, Renggung dan Belimbing bertujuan untuk mengetahui kekurangan air di masing-masing sungai. Dampak kekeringan mengakibatkan ketersediaaan masing-masing bendung mengalami kekurangan air pada bulan-bulan tertentu, terutama musim pola tanam kedua dan ketiga. Dalam analisis indeks kekeringan di ketiga sungai menggunakan metode Ambang Batas untuk sungai Moyot dan sungai Belimbing, sedangkan untuk sungai Renggung menggunakan Methode Thornthwaite Mather dan Standardized Precipitation Index. Hasil analisis indeks kekeringan terhadap ketersediaan air menggunakan metode ambang batas untuk Sungai Moyot dan Sungai Belimbing yaitu sebesar 0,05 m3/detik dengan debit andalan Q80 atau berada pada nilai ambang batas yaitu sebesar 0,35 m3/detik, dengan indeks kekeringan air berkisar -0.135 m3/det sampai dengan -0.65 m3/det. Sedangkan untuk sungai Renggung metode Thornthwaite menghasilkan indeks kekeringan sebesar -6,029 m3/det dengan presentase indeks kekeringan sebesar 1.47% dalam kondisi yang sangat kering. Pola tanam yang bisa disarankan untuk daerah irigasi di wilayah sungai Moyot, Belimbing dan Sungai Renggung hanya bisa Padi-Palawija-Palawija. Untuk bisa meencapai pola tanam maksimal di ketiga wilayah sungai tersebut diperlukan infrastruktur penampung air seperti Bendung atau Embung agar pola tanam Padi-Padi-(Palawija-Padi) bisa tercapai sehingga masyarakat petani mendapatkan hasil produksi pertanian secara maksimal.
PENGARUH DERAJAT KEJENUHAN TERHADAP KECEPATAN KENDARAN (STUDI KASUS PADA RUAS JALAN ADI SUCIPTO DAN JALAN BRAWIJAYA DI KOTA MATARAM): The Influence of the Degree of Saturation on Vehicle Speed (Case Study on Adi Sucipto Road and Brawijaya Road in Mataram City) Rohani, Rohani; Mahendra, Made; Hasyim, Hasyim; Widianty, Desi; Salehudin, Salehudin
Spektrum Sipil Vol 9 No 2 (2022): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.267

Abstract

Jalan Adi Sucipto dan Jalan Brawijaya merupakan ruas jalan dengan tipe jalan dua lajur dua arah tidak terbagi (2/2 UD). Jalan Adi Sucipto adalah jalan Arteri primer dan jalan Brawijaya merupakan jalan kolektor primer yang berada di Kota Mataram. Peningkatan volume lalu lintas akan berdampak terhadap kinerja lalu lintas dalam hal ini derajat kejenuhan akan berpengaruh pula terhadap kecepatan kendaraan, sehingga perlu diketahui pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan. Hasilnya penelitian ini diharapkan menjadi  acuan dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas jalan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada ruas jalan Adi Sucipto dan Jalan Brawijaya dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis diperoleh kecepatan pada jalan Adi Sucipto sebesar 34,86 km/jam, kepadatan 56,31 smp/km, kapasitas 3198,555 smp/jam, derajat kejenuhan 0,46. Pada jalan Brawijaya diperoleh kecepatan 32,34 km/jam, kepadatan 54,61 smp/km, kapasitas 3322,530 smp/jam, derajat kejenuhan 0,44. Pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada jalan Adi Sucipto dan jalan Brawijaya sangat kuat, ditunjukkan dengan (r) yang berada pada rentang 0,9 < r <1. Persamaan yang diperoleh dari hubungan antara derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada jalan Brawijaya adalah y = 389,9x2 –373,91x + 116.39 dengan nilai r² = 0.968 atau pengaruhnya sebesar 96,8%, dan pada jalan Adi sucipto adalah y= 177,23x2–180,72x +72,321 dengan pengaruhnya sebesar 92,1%.