Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi sarana komunikasi yang dominan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan dan keagamaan. Namun, pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi oleh pesantren, khususnya oleh para santri, masih belum optimal dan cenderung bersifat sporadis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana media sosial dimanfaatkan oleh santri sebagai alat promosi di lima pondok pesantren di Lampung Tengah, yakni Pondok Pesantren Walisongo Sukajadi, Assyifa Bandarjaya, Bustanul Ulum Jaya Sakti, Roudhotul Jannah Sidokerto, dan Nurul Anwar Trimurjo. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, penelitian ini mengungkap variasi dalam tingkat pemanfaatan media sosial yang dipengaruhi oleh faktor kesiapan santri, dukungan kelembagaan, serta pemahaman terhadap strategi komunikasi digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri memiliki potensi besar sebagai agen promosi pesantren, terutama dalam memproduksi konten kreatif yang dekat dengan gaya komunikasi generasi muda. Teori komunikasi massa, teori promosi, teori mediamorfosis, dan uses and gratifications digunakan untuk menganalisis dinamika tersebut. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pelatihan, pembentukan tim media santri, serta kebijakan pesantren yang mendukung agar media sosial dapat dioptimalkan sebagai sarana dakwah dan promosi pesantren secara berkelanjutan.