Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ENAM KEKUATAN LAYANAN JASA INTERNET BANKING: TINJAUAN DARI PERSEPSI NASABAH Ronny
Jurnal Organisasi Dan Manajemen Vol 13 No 2 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.264 KB)

Abstract

The banking problem studied is the kind of strength which is become the base of services in the field of internet banking. The study was conducted by analyzing the consumers perception in the 5 variables of service quality consist of security, reliability, responsiveness, physical ability, and collateral. As much as 10 informants who are users of internet banking of bank in Indonesia has been interviewed about their perceptions of the quality of internet banking services. This study uses qualitative approach. The analysis showed that there are 6 strength that underlies the quality of internet banking services namely communication, channel of customer participation, service facilities, human resources, technology infrastructure and norms. The sixth strength of the internet banking service is a dimension of strength to compete in the banking industry.   Masalah bank yang diteliti adalah kekuatan apa yang menjadi landasan layanan jasa di bidang internet banking. Penelitian dilakukan dengan menganalisis persepsi nasabah pada 5 variabel kualitas layanan yakni keamanan, keandalan, responsif, kemampuan fisik, dan jaminan. Sebanyak 10 informan yang merupakan pengguna internet banking dari bank di Indonesia telah diwawancarai mengenai persepsi mereka terhadap kualitas layanan internet banking. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 6 kekuatan yang melandasi kualitas layanan jasa internet banking yakni komunikasi, saluran partisipasi nasabah, fasilitas layanan, sumber daya manusia, infrastruktur teknologi dan norma. Keenam kekuatan layanan internet banking tersebut merupakan dimensi kekuatan bersaing dalam industri perbankan.
The Understanding Customer Satisfaction on Internet Banking: A Case Study in Indonesia Ronny; Nurhadi, Mochamad; Ilfitriah, Aniek Maschudah
Jurnal Organisasi dan Manajemen Vol. 16 No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.576 KB) | DOI: 10.33830/jom.v16i1.821.2020

Abstract

The study aims to understand the factors contributing to satisfaction when using internet banking services. This research was carried out by using a qualitative and quantitative approach, as it is intended to analyze the results of banking marketing. Data were collected by filling out questionnaires from 120 respondents who used internet banking of banks in Indonesia. Besides, a focus group discussion was conducted to deepen the factors which contribute to customer satisfaction. Findings. The results indicated that convenience and reliability are factors that can quickly and accurately reduce customers’ dissatisfaction and inconvenience. The reliability factor is the main cause of customer dissatisfaction in using internet banking (52.08%), while convenience is the major factor leading to customer satisfaction (61.07%). Customer segments have influenced the customer's expected priority of choosing Internet banking services.
Profil dan Prevalensi Blastocystis hominis di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Ronny; Destifani, Nadia L.; Yuwono, Edho; Siagian, Forman E.; Wahyuningsih, Retno
Majalah Kedokteran UKI Vol. 36 No. 2 (2020): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v36i2.3093

Abstract

Abstrak Blastocystis hominis merupakan emerging disease yang terdistribusi luas di dunia, dengan prevalensi 10% di negara maju hingga 60% di negara berkembang. Perannya sebagai mikroorganisme patogen masih kontroversial. Diduga angka kejadian B. hominis lebih banyak didapatkan pada curah hujan yang rendah dan daerah tropis/ sub-tropis. Penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi, profil B. hominis di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, serta hubungan antara angka kejadian infeksi B. hominis dengan curah hujan dan kelembaban pada musim penghujan dan kemarau. Penelitian potong lintang deksriptif berdasarkan data pemeriksaan feses di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia selama 20 tahun sejak Januari 2000 sampai dengan Desember 2019. Sampel feses diperiksa dari sediaan basah dengan pewarnaan eosin dan lugol, dan hasilnya dilaporkan dengan sistem skoring semi kuantitatif. Data curah hujan dan kelembaban didapatkan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kemayoran Jakarta.Didapatkan 3270 sampel, dengan hasil sampel positif B. hominissebanyak 440 sampel (14%), Prevalensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan terbanyak pada kelompok usia 21-60 tahun (67,4%). Persentase tertinggi ditemukan pada feses dengan konsistensi cair. Tidak ditemukan hubungan antara prevalensi infeksi B. hominis dengan curah hujan (P=0,285) dan kelembaban (P=0,204). Kata kunci: prevalensi, konsistensi, curah hujan, kelembaban, musim Profile and Prevalence of Blastocystis hominis at Parasitology Laboratory, Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia Abstract Blastocystis hominis is an emerging disease that is widely distributed in the world, with a prevalence of 10% in developed countries to 60% in developing countries. Its role as a pathogen is still controversial. It is suspected that the incidence of B. hominis is mostly found in low rainfall and tropical/ sub-tropical areas. The study was conducted to determine the prevalence and profile of B. hominis in the Laboratory of Parasitology, Faculty of Medicine, Universitas Kristen Indonesia.and the relationship between incidence of B. hominisinfection with rainfall and humidity in the rainy and dry seasons.This descriptive cross-sectional study was based on fecal examination data at the FK UKI Parasitology Laboratory for 20 years. from January 2000 to December 2019. Stool examination was carried out by making eosin and lugol wet preparations to examine intestinal protozoa, and the results were reported using a semi-quantitative scoring system.Rainfall and humidity data are obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency of the Stasiun MeteorologiKemayoran, Jakarta. As many as3270 samples were obtained, feses with B. hominis positive results was 440 samples (14%). Based on gender, 53.1% of B. hominisinfected were women and most patients were found in the age range from 21 to 60 years (67.4%). The highest percentage was found in watery stool. There was no statistically significant between the prevalence of B. hominis infection with rainfall (p= 0.285) and humidity (p= 0.204). Key words: prevalence, consistency, rainfall, humidity, season
Efektivitas Penggunaan Obat Antihelmintik Secara Massal Terhadap Soil Transmitted Helminths Di Indonesia Sebuah Scoping Article Imanuel, Rizki; Siagian, Forman E.; Sinurat, Robert; Ronny
Majalah Kedokteran UKI Vol. 38 No. 3 (2022): SEPTEMBER - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v38i3.5718

Abstract

Obat anti helmintik digunakan pada infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) untuk mengobati dan mencegah terjadinya infeksi berat yang mengakibatkan anemia dan gangguan tumbuh kembang anak. Pemberian obat anti helmintik dapat dilakukan secara berkala sebagai pencegahan terhadap infeksi maupun reinfeksi. Albendazole 400 mg dan Mebendazole 500 mg merupakan obat antihelmintik spektrum luas yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) karena efektif, murah, mudah untuk diberikan, dan memiliki efek samping yang kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan antihelmintik secara massal di Indonesia untuk infeksi STH. Studi literatur ini merupakan artikel scoping yang memakai Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Tinjauan literatur ini dibuat melalui penelusuran artikel pada database Pubmed® dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci "parasite infection" OR "worm infection" OR "helminth infection" AND “Soil Transmitted Helminth”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat yang memiliki efektifitas tinggi dalam pengobatan massal anthihelmintik terhadap infeksi STH adalah Albendazole. Lama pemberian antihemintik yang efektif untuk pemberian obat secara massal terhadap infeksi STH adalah dalam dua minggu dengan sekaligus diadakannya evaluasi secara berkala. Kesimpulan dalam penelitian ini, mebendazole sebagai pengobatan lini pertama memiliki efektifvitas yang lebih baik. Sementara, albendazole dan mebendazole serta pirantel pamoat tetap memiliki efektivitas yang baik terhadap infeksi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang dengan efektifitas 9% sampai 97%. Kata Kunci: Infeksi parasit, Kecacingan, Albendazol Anti-helminthic drugs are used in soil transmitted helminth (STH) infections to treat and prevent the occurrence of heavy infection that causes anemia and childhood developmental problems. Administration of anti-helminthic drugs could be given periodically as prevention towards infection or reinfection. Albendazole 400 mg and mebendazole 500mg are wide spectrum that are recomended bu the World Health Organization (WHO) because it is effective, affordable, easy to administer, and has minimal side effects. The purpose of this study is to understand the effectivity of mass anti-helminthic drug use in Indonesia for STH infections. This literature study (review) is an article scoping using the Preffered Reporting Items for Systematic Review and Meta Analysis (PRISMA) (pake metode ga si?). This literature review is made by searching for articles in the PubMed and Google Scholar databases by using the keywords "parasite infection" OR "worm infection" OR "helminth infection" AND "soil transmitted helminth". The findings of this study find that the drug that has the highest effectivity in mass antihelminthic administration towards STH infections is albendazole. The duration of effective antihemintic administration for mass drug administration against STH infection is within 2 weeks, with periodic evaluations being held at the same time. The conclusion of this study is mebendazole has better effectivity as a first line drug, while albendazole and mebendazole as well as pyrantel pamoate still have good effectivity against Ascaris lumbricoides, Trichiuris trichiura, and hookworm infections with an effectivity between 9% to 97%. Keywords: parasite infection, worm infection, Soil Transmitted Helminth
Tinjauan Deskriptif Analitik Kepadatan Tungau Debu Rumah dan Hubungannya dengan Praktik Higiene, Manifestasi Alergi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia yang Tinggal di Rumah atau Indekos Dwigita, Sintikhe G.; Ronny
Majalah Kedokteran UKI Vol. 38 No. 3 (2022): SEPTEMBER - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i1.5729

Abstract

Tungau debu rumah (TDR) sering ditemukan dalam debu rumah, sering ditemukan di lantai ruang tamu, lantai kamar, kasur, sofa, karpet dan juga ditemukan di luar rumah seperti pada sarang burung dan permukaan kulit hewan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tinjauan deskriptif analitik kepadatan TDR dan hubungannya dengan praktik higiene, dan manifestasi alergi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia yang tinggal di rumah atau indekos. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif melalui pemeriksaan sampel debu rumah dan hasil kuesioner tentang praktik higiene. Terlihat memang tidak ada hubungan antara kepadatan dan praktik higiene karena dari berbagai penelitian, TDR sulit untuk dieliminasi karena kemampuan bertahan hidup dari TDR. Dari 60 sampel debu rumah dan indekos, ditemukan sebanyak 76,7% responden yang tinggal di rumah dan 73,3% responden yang tinggal di indekos. Berdasarkan praktik higienitas didapatkan secara statistik, menjemur kasur dan membersihkan ruangan dengan vacuum cleaner atau kain basah mampu mengurangi kepadatan TDR. Penelitian ini didapatkan secara statistik bermakna bahwa kepadatan TDR berpengaruh terhadap individu yang memiliki riwayat asma yang tinggal di rumah Kata Kunci: tungau debu rumah Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, praktik higiene, alergi House Dust Mites and Their Relationship to Hygiene Practices and Allergic Manifestation Abstract House dust mites (TDR) are arthropods that are most often found in dust in various parts of the house and outside the house, such as on the surface of animal skin. This study aims to determine the density of dust mites in home and boarding rooms and their relationship to hygiene practices, as well as their impact on allergic manifestations in students living at home or boarding houses. This research uses a descriptive analytical method with a quantitative approach through examining house dust samples and the results of questionnaires about hygiene. There appears to be no relationship between crowding and hygiene practices. From 60 samples of house and boarding room dust, it was found that 76.7% of respondents lived at home and 73.3% of respondents lived in boarding rooms. Based on hygiene practices, it has been statistically found that drying the mattress and cleaning the room with a vacuum cleaner or wet cloth can reduce the density of TDR. This research found that it was statistically significant that TDR density had an effect on individuals who had a history of asthma who lived at home. Keywords: house dust mite, Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, hygiene practices, allergies
Malaria pada Kehamilan di Puskesmas Timika Jaya Tahun 2019-2020 Balagaise, Melania; Rahangiar, Maria Y.; Ronny; Sisirawaty
Majalah Kedokteran UKI Vol. 38 No. 1 (2022): JANUARI - APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v38i1.5736

Abstract

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa Plasmodium yang hidup dan berkembang di dalam eritrosit. Malaria pada kehamilan merupakan masalah kesehatan yang penting karena dapat mengakibatkan berbagai masalah pada ibu dan bayinya. Desain penelitian deskriptif potong lintang. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari rekam medik di Puskesmas Timika Jaya. Subyek penelitian ini adalah seluruh ibu hamil positif malaria yang dibuktikan dengan pemeriksaan hapusan darah. Penelitian ini menunjukkan malaria pada ibu hamil paling banyak ditemukan ada kelompok umur 20-35 tahun (74,5%) dan paritas tertinggi adalah multigravida (38,7%). Bila ditinjau dari usia kehamilan infeksi malaria tertinggi terjadi pada trimester 2 yaitu 46,2%, sedangkan hasil pemeriksaan hemoglobin menunjukkan bahwa 69,8% mempunyai kadar Hb <11 g/dL. Spesies malaria yang paling banyak di temukan pada penelitian ini adalah P. falciparum yaitu 58,5%. Seluruh pasien merupakan pasien rawat jalan dan semuanya mendapatkan terapi dehidro artemisinin-piprakuin 100%. Kata Kunci : Malaria, kehamilan, P. falciparum, P. vivax, P. malariae Malaria is a disease caused by Plasmodium protozoa that live and develop inside erythrocytes. Malaria in pregnancy is an important health problem because it can cause various problems to the mother and her baby. Descriptive cross-sectional research design was conducted to study malaria in Puskesmas Timika Jaya, Papua. The data used in this study were obtained from medical records. The subjects of this study were all pregnant women positive for malaria as evidenced by blood smear examination. This study shows that malaria in pregnant women is mostly found in the age group 20-35 years (74.5%) and the highest infection was found in multigravida group (38.7%). Based on the gestational age the highest malaria infection occurred in trimester 2 (46.2%), while the results of hemoglobin investigation showed that 69.8% had Hb levels <11 g/dL. The most common malaria species found in this study was P. falciparum, 58.5%. All patients were outpatients and all received 100% dehydro artemisinin-piprakuin therapy. Keywords : Malaria, pregnancy, P. falciparum, P. vivax, P. malariae
Kontaminasi Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah pada Sayuran yang Dijual di Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional Emilia, Risda; Swissanto, Nacitta; Suyono, Michelthelia S.; Febriyanti, Monica S.; Ronny; Wahyuningsih, Retno
Majalah Kedokteran UKI Vol. 38 No. 3 (2022): SEPTEMBER - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v38i3.5748

Abstract

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui media tanah (CDMT) sudah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi CDMT ini memberikan masalah bagi kesehatan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Berbagai factor turut mempengaruhi tingginya angka insidensi penyakit ini, salah satunya adalah konsumsi sayuran dalam kondisi belum matang atau mentah, seperti selada, kubis, kacang panjang, timun, dan kemangi. Selada dan kubis merupakan contoh sayuran yang tumbuh dekat dengan tanah. Kondisi ini memungkinkan CDMT yang berada pada tanah dapat dengan mudah berpindah ke sayur selada maupun kubis, sementara sayur kacang panjang, timun dan kemangi yang tumbuh jauh dengan tanah dapat terkontaminasi CDMT melalui penggunaan pupuk dan perlakuan pasca panen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kontaminasi CDMT pada sayuran yang dijual di pasar tradisonal dan pasar swalayan DKI Jakarta. Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia pada bulan Agustus sampai November 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan laboratorium. Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster sampling dengan cara mengambil tiga pasar tradisional dan tiga pasar swalayan per wilayah. Pemeriksaan CDMT dilakukan menggunakan metode sedimentasi, dilanjutkan dengan pembuatan preparat yang akan diperiksa dibawah mikroskop. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dari total 375 sampel, terdapat kontaminasi CDMT sebanyak 43 (11,47%) pada sayur yang dijual di pasar swalayan dan sebanyak 134 (35,7%) pada sayur yang dijual di pasar tradisional. Jenis CDMT terbanyak yang ditemukan pada sayur yang dijual di pasar tradisional adalah Ascaris lumbricoides sebanyak 46 (12,27%), sedangkan pada sayur yang dijual di pasar swalayan, kontaminasi jenis CDMT terbanyak adalah cacing tambang sebanyak 15 (4%). Berdasarkan penelitian ini, kontaminasi CDMT terdapat pada sayur selada, kubis, kacang panjang, timun, dan kemangi yang dijual di pasar swalayan di Jakarta. Kata kunci : kontaminasi, sayur mentah, CDMT, pasar swalayan, Intestinal worm infection transmitted through the soil (soil transmitted helminths - STH) infection) is a health problem in the world. In Indonesia STH infection is a public health problem in both rural and urban areas. Many factors contribute to the high incidence of this disease, one of which is eating raw vegetables such as lettuce, cabbage, long beans, cucumbers and basil that are often used as vegetables. Lettuce and cabbage are plants that grow close to the ground. This situation allows STH in the soil to be easily attached to lettuce and cabbage, while for the long beans, cucumber and basil that grows high above the ground the possibility of contamination is due to the use of fertilizer and post-harvest handling. This study aims to determine the rate of contamination of vegetables sold in supermarkets by STH eggs. This research was conducted at the Laboratory of Parasitology, Medical Faculty of Christian University of Indonesia from August to November 2015. This is a descriptive study with laboratory approach. Samples were obtained by cluster sampling by taking three supermarkets in Jakarta. STH examination used sedimentation method, followed by making preparations for microscopic examination. The research found contamination STH 43 (11,47%) of the 375 samples. In this study parasites that are found are hookworm, 4% of eggs, filariform larvae 2,93% and 0,8% of larvae rhabditiform, while Ascaris lumbricoides comes in second (2.66%) and Trichuris trichiura only 0.53%. So, there is STH contamination on lettuce, cabbage, beans, cucumbers and basil sold in supermarkets in Jakarta. Keywords : Contamination, raw vegetable, soil transmitted helminths, supermarket
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemampuan Interpretasi Radiografi Toraks Dokter Muda Kepaniteraan Klinik Unika Atma Jaya Langit Dursin, Karla Margaret Ntalagewang; Ronny; Susilo, Fenny; Juliawati, V Dwi Jani
Bahasa Indonesia Vol 24 No 2 (2025): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v24i2.5746

Abstract

Latar Belakang: Pemeriksaan radiografi toraks merupakan tes pencitraan yang paling banyak digunakan. Radiografi toraks berguna untuk skrining, diagnosis dan pengelolaan berbagai kondisi dan penyakit. Keterampilan membaca dan membuat interpretasi radiografi toraks dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.  Penelitian ini menilai kemampuan interpretasi radiografi toraks oleh dokter muda kepaniteraan klinik Unika Atma Jaya, dan hubungan indeks prestasi kumulatif, pengalaman stase dan bimbingan dengan kemampuan tersebut. Metode: Studi observasional analitik dengan rancangan penelitian potong-lintang dilakukan pada 54 dokter muda kepaniteraan klinik Unika Atma Jaya yang sudah menyelesaikan stase Radiologi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner demografi dan tes pembacaan yang terdiri dari 11 kasus radiografi toraks. Analisis data menggunakan aplikasi pengolahan data, dan data diolah secara univariat dan bivariat menggunakan uji Pearson Correlation dan uji Fisher Exact. Hasil: Kemampuan interpretasi yang baik dimiliki oleh 88,8% responden. Terdapat hubungan bermakna antara indeks prestasi kumulatif dan kemampuan interpretasi radiografi toraks (p=0,0198). Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengalaman stase dan bimbingan. Simpulan: Mayoritas kemampuan interpretasi radiografi toraks dokter muda kepaniteraan klinik Unika Atma Jaya adalah baik (88,8%) yang memiliki hubungan positif kuat dengan nilai IPK.