Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengembangan Materi Ajar Storynomics Berbasis Audio Visual pada Perguruan Tinggi Vokasi Kasim, Muhammad; Yahya, Muhammad; Hamsiati, Hamsiati; Abriani, Andi; Sarira, Matius Tina; Talip, Muhammad Amin; Akbar, Akbar
Jambura Journal of Educational Management Volume 5 Nomor 1, Maret 2024
Publisher : JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37411/jjem.v5i1.3017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi ajar dengan menggunakan audio visual. Lokasi penelitian dilakukan di Pantai Date, Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat dengan pendekatan R&D (Penelitian dan Pengembangan). Subjek penelitian adalah 19 mahasiswa prodi destinasi Politeknik Pariwisata Makasar sebagai responden, sementara validasi produk dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Tahapan penelitian diantaranya Identifikasi Masalah, Pengumpulan data, Desain Produk, Validasi desain, revisi desain, testing produk, Revisi Produk , mengoperasikan produk dan final produk hasil revisi. Hasil validasi aspek materi rata-rata menunjukkan skor 86,75% dengan kategori sangat baik. Aspek yang dinilai oleh ahli materi adalah tentang Bahasa, Asynchronous, Grammar dan Informasi tentang produk wisata. Sementara validasi pada aspek media menunjukkan skor rerat 84,5 dengan kategori Sangat Baik. Simpulan penelitian bahwa materi yang dikembangkan dengan menggunakan media audio visual pada tema Storynomics tourism products layak digunakan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Bahasa Inggris. Diperlukan penelitian di masa datang tentang pengaruh media yang memuat Storynomics Pantai Date terhadap hasil belajar atau motivasi belajar mahasiswa. Dibutuhkan juga uji coba pada kelompok yang besar.
Contextual Content of Friday Sermons in the Religious Moderation Discourse in Jayapura City Syarifuddin, Syarifuddin; Abubakar, Asnandar; Hamsiati, Hamsiati; Hamid, Wardiah
Proceedings of International Conference on Da'wa and Communication Vol. 2 No. 1 (2020): Moderate Da’wa: Instruments of Reception for the Superdiverse Society
Publisher : Da’wa and Communication Faculty of the Sunan Ampel State Islamic University, Surabaya, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/icondac.v2i1.384

Abstract

The study of Friday sermon content is always interesting to discuss, especially in Muslim minority areas. This study describes the content of the Friday sermons selected by the preachers in Jayapura City. The research method used is a qualitative method by recording Friday sermons from several types of mosques, namely the Great Ash Shalihin Mosque in Jayapura City, the Baiturrahim Mosque, Kotaraja, Skyland Complex, and the IAIN Fathul Muluku Jayapura Campus Mosque. This study found that the procedure for selecting khatibs in Jayapura City was coordinated by the Ministry of Religious Affairs except for Heram and Muara Tami Districts. Therefore, content is easier to coordinate. In general, preachers in Jayapura City prefer themes around issues of faith, jurisprudence, and morals. Besides that, the preacher also often chooses content related to events that are currently viral. Meanwhile, content related to religious moderation, including local wisdom, is still very minimal. Khatib tends to choose a religious theme or context that is safe from controversy because in Jayapura the majority is Christian. In addition, the preachers' and community's literacy is still lacking towards moderation material on religion and local wisdom. The control efforts undertaken by the Ministry of Religion over the implementation of the Friday sermon schedule in Jayapura City need to be increased by capturing all mosques. There needs to be a mapping related to the distribution of preachers, da'wah themes, the religious characteristics of community groups as objects of da'wah so that the preaching delivered does not impress provocative da'wah just because it differs in religious understanding.
Pengaruh Hospitality Pendekatan Soft Skill Karyawan Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Hotel di Kota Makassar dan Pare-Pare, Sulawesi Selatan Hamsiati, Hamsiati
Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/jk.v4i1.39

Abstract

This study aims to analyze the relationship of employee hospitality with soft skills in intrapersonal, intrapersonal, attitudes and behaviors related to improving the quality of hotel services in Makassar City and Parepare; and analyze the application of hospitality with gentle expertise, which is dominant in improving the quality of hotel services in the cities of Makassar and Parepare. This research is a quantitative descriptive study describing factual conditions with data collected from questionnaires through a direct collection of objects and interviews. The study population was hotel employees in the Food and Beverage Service (F&B) section, and a sample of 38 respondents based on purposive sampling techniques. Descriptive data analysis through frequency and percentage, and statistical analysis using Multiple Linear Regression. The findings of this study are the hospitality of employees with intrapersonal, interpersonal, soft skills and attitudes that have been applied by employees and have a positive and significant influence both simultaneously and partially on improving the quality of hotel services in Makassar City and Parepare. The results of the analysis also showed that all variables collected consisted of intrapersonal, interpersonal, attitudes and significant behaviors based on the value of tcount> ttable, and were found to be related to the hospitality obtained by soft skills consisting of attitudes (X3) which were dominant in Makassar and Parepare. A value of 0.862, which shows the same way as a hotel, is hospitality that refers to soft skills, which determine the quality of hotel services in Makassar City and Parepare.
Pengenalan Morfologi Bahasa Arab bagi Pembelajar Pemula Hamsiati, Hamsiati
PUSAKA Vol 7 No 1 (2019): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.215 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v7i1.245

Abstract

Tulisan ini mengulas tentang teknik pengenalan morfologi bahasa Arab bagi pembelajaran pemula. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana signifikasi pengenalan morfologi bahasa Arab bagi pembelajar pemula, (2) mengetahui bagaimana tehniktehnik pengenalan morfologi bahasa Arab, serta (3) mengetahui bagaimana proses pembentuka kata dalam bahasa Arab. Jenis Penelitian ini adalah penelitian pustaka, Metode Pendekatan yang digunkan dalam penelitian ini adalah pendekatan linguistikdiskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Morfologi atau bentuk kata adalah salah satu aspek bahasa yang harus dipelajari ketika suatu bahasa diajarkan. Morfologi dalam bahasa Arab disebut ilm al-sharf. Teknil pengenalan Morfologi bahasa Arab dengan mengklasifikasi kata dasar dalam bahasa Arab baik yang berbentuk ism atau morfem nomina ( ) الاسم ataupun yang berbentuk fi’l atau morfem verba ( ) .الفعل Kata dasar yang berbentuk nomina (الاسم) terdiri dari yang bersuku kata tiga, bersuku kata empat, dan bersuku kata lima. Kata dasar yang berbentuk verba (الفعل) terdiri dari yang bersuku kata tiga dan bersuku kata empat. Proses pembentukan kata dalam bahasa Arab meliputi: al-isytiqaq, al-naht, al-ta‘rib dan al-ziyadah.
Tanda-Tanda Kematian: Representasi Budaya dan Agama dalam Naskah AOM Hamsiati, Hamsiati
PUSAKA Vol 8 No 1 (2020): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8952.36 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v8i1.312

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian naskah Allaibinengenna Orowane Makkunraiyye (AOM) yang mengkhusus pada satu pasal dalam naskah, pasal tentang tandatanda kematian yang terdiri dari 15 halaman dalam naskah. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menyingkap gambaran tanda-tanda kematian dalam naskah AOM sebagai representasi budaya dan Agama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dipadukan dengan metode filologi. Sumber data penelitian ini adalah file digital naskah AOM yang merupakan koleksi Balai Litbang Agama Makassar dengan nomor katalog 02/Akh/BLA-Bon/2015. Adapun teknik-teknik analisis data yang digunakan melalui empat tahap sebagai berikut: Tahap pertama adalah deskripsi kodikologi naskah. Tahap kedua adalah transliterasi teks. Tahap ketiga yakni penerjemahan teks ke bahasa Indonesia. Tahap keempat yakni menjelaskan makna inti sari yang terkandung dalam teks tentang tanda-tanda kematian dalam naskah AOM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kajian teks naskah terdapat empat kategori tandatanda kematian dimana keempat kategori tersebut dihubungkan dengan femonena alam sekitar, Sesutu yang dilihat, diamati dan dirasakan melalui anggota tubuh, jejakjejak Nabi dan para khulafaurrasyidin serta empat cahaya di sisi yang merupakan cahaya malaikat. Tanda-tanda kematian yang terdapat dalam naskah ini merupakan kepercayaan sebagian masyarakat Bugis Muslim. Dan tanda-tanda tersebut akan terjadi bagi seseorang jika Allah berkehendak.
Peran Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan bagi Warganya di Tanjung Selor Lisdamayana, Lisdamayana; Hamsiati, Hamsiati
PUSAKA Vol 9 No 2 (2021): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v9i2.525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran tentang kehidupan migran Bugis di Tanjung Selor-Kalimantan Utara. Mengungkap peran migran Bugis dalam bidang sosial keagamaan, khususnya pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Serta, untuk melihat dukungan dan hambatan yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Migrasi Orang Bugis ke Tanjung Selor sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Pada umumnya mereka tinggal di wilayah pesisir sungai Kayan dan sekitarnya. Hubungan mereka dengan warga lokal dan pendatang lainnya cukup harmonis. Semangat keagamaan migran Bugis yang tinggi membawa mereka aktif dalam pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan di tempat mereka bermigrasi. Di antaranya ada yang berperan sebagai fasilitator atau motivator seperti dalam pembangunan rumah ibadah, pembentukan Majelis Taklim atau TK-TPA. Ada pula bertindak sebagai eksekutor dalam hal ini sebagai tenaga pengajar pada lembaga pengajian seperti TK-TPA, Rumah Tahfiz, atau memberi pencerahan agama. Peran para legislator dari kalangan Bugis juga setidaknya membantu sejumlah Majlis Taklim yang membutuhkan bantuan dana operasional dalam penyelenggaraan kegiatannya. Kekurangan sumber daya masih menjadi faktor utama dalam penghambat pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan. Selain itu, lembaga yang menaungi dan membina kegiatan pendidikan keagamaan untuk orang dewasa (Majelis Taklim) pada level Kabupaten juga belum terbentuk.
The Role of the Mandar Diaspora in South Kalimantan in Establishing Indonesian’s Maritime Network, 1970s – 2000s Hamid, Abd Rahman; Idham, Idham; Lamijo, Lamijo; Nensia, Nensia; Hamsiati, Hamsiati; Azis, Muhammad Nur Ichsan
Paramita: Historical Studies Journal Vol 34, No 2 (2024): Disaster and Disease in History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v34i2.48093

Abstract

Abstract: This article explains the role of the Mandar diaspora in South Kalimantan in establishing Indonesia's maritime network from the 1970s to the 2000s. The data used in this study consists of oral history sources from the actors obtained through in-depth interviews, supplemented by relevant literature. This study has three research questions: what were the driving forces of Mandar people becoming diaspora in South Kalimantan, how did the Mandar diaspora sailors  build their  maritime networks, and how did they respond  towards the modernization of shipping? The research findings indicate that the triggering factors for the migration of the Mandar people to South Kalimantan were the compulsory labor policy in the 1930s and security disturbances in the 1950s in Sulawesi. Additionally, this migration was supported by the geohistorical factors of South Kalimantan in the history of Mandar navigation. The Mandar diaspora in South Kalimantan successfully rebuilt the maritime network with Sulawesi and Java in transporting copra. The maritime network of the Mandar diaspora expanded in the 1970s after the modernization of shipping and joint partnerships with Chinese, Banjar, and Bugis traders. As a result, the Mandar diaspora network expanded to include the hinterlands of Merauke (Papua). By understanding the Mandar diaspora in South Kalimantan, this research makes a significant contribution to understanding the role of the Mandar people in building the maritime network and simultaneously strengthening their identity as a maritime ethnic group in Indonesia. Abstrak: Artikel ini menjelaskan tentang peran diaspora Mandar di Kalimantan Selatan dalam membangun jaringan maritim Indonesia sejak tahun 1970an-2000an. Data yang digunakan dalam riset ini adalah sumber sejarah lisan dari pelaku yang diperoleh lewat wawancara mendalam dan ditambah bahan pustaka yang relevan. Ada tiga persoalan yang dijawab di sini yaitu:  bagaimana dan mengapa orang Mandar menjadi diaspora di Kalimantan Selatan, bagaimana usaha pelaut diaspora Mandar membangun jaringan maritimnya, dan bagaimana bentuk respon mereka terhadap modernisasi pelayaran. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor pemicu terjadinya migrasi orang Mandar ke Kalimantan Selatan adalah adanya  kebijakan wajib kerja paksa pada 1930an dan gangguan keamanan 1950an di Sulawesi. Selain itu juga didukung oleh faktor geohistoris Kalimantan Selatan dalam sejarah pelayaran orang Mandar. Diaspora Mandar di Kalimantan Selatan berhasil membangun kembali jaringan maritim dengan Sulawesi dan Jawa dalam pengangkutan kopra. Jaringan maritim diaspora Mandar berkembang pada 1970an setelah modernisasi pelayaran dan joint partner dengan pedagang Cina, Banjar, dan Bugis. Hasilnya, jaringan diaspora Mandar bertambah luas hingga mencakup pedalaman Merauke (Papua). Dengan memahami diaspora orang Mandar di Kalimantan Selatan, penelitian ini berkontribusi penting untuk memahami peran orang Mandar dalam membangun jaringan maritim dan sekaligus mengukuhkan jati dirinya sebagai sukubangsa bahari Indonesia.    
Kearifan Lokal dalam Tradisi Mappettu Ada: Integrasi Nilai Agama dan Budaya di Masyarakat Bugis Bone Hamsiati, Hamsiati; Hasmawati, Hasmawati
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/pjhpish.v9i2.405

Abstract

Artikel ini mengkaji kearifan lokal dalam tradisi Mappettu Ada: integrasi nilai agama dan budaya di masyarakat Bugis Bone. Mappettu Ada adalah prosesi pernikahan yang penuh nilai-nilai keagamaan dan budaya, diekspresikan melalui bahasa Bugis kuno oleh pabbicara (juru bicara) dari pihak laki-laki dan perempuan. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal yang kaya serta berperan penting dalam penguatan moderasi beragama dan pelestarian budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mappettu Ada berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan moral dan spiritual, serta sebagai medium pendidikan budaya bagi generasi muda. Keterlibatan aktif masyarakat dalam tradisi ini menunjukkan tingkat literasi budaya yang tinggi, dengan nilai-nilai kebersamaan, kesopanan, dan tanggung jawab sosial yang dikedepankan. Literasi agama dalam tradisi ini terlihat dari integrasi ajaran agama dalam setiap tahapan prosesi. Artikel ini menyimpulkan bahwa Mappettu Ada adalah contoh bagaimana literasi agama dan budaya dapat berjalan beriringan, memperkuat identitas komunitas, dan mendukung terciptanya harmoni sosial di tengah keberagaman. Penelitian ini menekankan pentingnya pelestarian tradisi lokal untuk menjaga dan mengembangkan literasi agama dan budaya yang relevan dengan kehidupan modern.
MYSTICAL RADIANCE OF MANUSCRIPT: A PARATEXTUAL STUDY OF ISLAMIC ASTRONOMY MANUSCRIPT Kila, Syahrir; Hamsiati, Hamsiati; Hamid, Wardiah; Arsyad, Abd. Rahman; Idham, Idham; Nur, Muhammad; Nomay, Usman; Wan Sulaiman, Wan Shahrazad
Al-Qalam Vol. 30 No. 2 (2024)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v30i2.1488

Abstract

Society treating manuscripts as objects with mystical power is often viewed as a myth that has no scientific basis. There are differences of perspectives about mystical belief and reality that evoke supernatural phenomenon related to manuscripts. This research analyzes the paratextual aspects of the Islamic Astronomy Manuscript owned by Husen Hatuwe in Keitetu Village, Leihitu District, Central Maluku Regency. The manuscript is used as a guidance to determine the right time for various daily activities and considered to have mystical power by the local community. This research is a philological study which used data collection technique through observation, interviews, and literature studies. The paratextual approach in this research reveals the external narrative aspects of the manuscript, including how the local culture influences and get influenced by the existence of the manuscript. Apart from serving as a guidance to determine the right time for religious rituals, this manuscript is also Mystical Radiance of Manuscript … – Syahrir Kila, et.al | 253 believed to have spiritual power that maintains the social balance in the community. In addition, this research contributes to the attempt to preserve the ancient manuscripts in Maluku, which most of them are damaged due to inadequate storage as well as analyze the role of this manuscript in the social, spiritual, and cultural context of the local community.