Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

GAMBARAN SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENDAPAT TERAPI ANTIPSIKOTIK Hasni, Dita; Ridho, Muhammad; Anissa, Mutiara
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 3 (2019): SEPTEMBER - DESEMBER 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v27i3.983

Abstract

Prevalensi skizofrenia di Sumatra Barat adalah 1.9 per seribu penduduk. Terapi utama skizofrenia menggunakan antipsikotik. Penggunaan antipsikotik dapat menyebabkan efek samping sindrom ekstrapiramidal (EPS) pada pasien skizofrenia, yang dapat meningkatkan morbiditas, menurunkan kepatuhan minum obat, dan menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kejadian efek samping sindrom ekstrapiramidal yang terjadi pada pasien skizofrenia yang mendapatkan terapi antipsikotik. Diikut sertakan 89 pasien pada penelitian cross sectional ini. Pengambilan data dilakukan secara consecutive sampling di poli rawat jalan RSJ HB Saanin Padang setelah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini menggunakan kuisioner Simpson Angus Extrapyramidal Side Effect Scale sebagai penentuan kriteria EPS. Pada penelitian ini diperoleh data pasien skizofrenia yang mengalami efek samping EPS sebesar 41,6 %, dengan antipsikotik tipikal sebesar 60%, antipsikotik atipikal sebesar 35.8 %, dan antipsikotik kombinasi sebesar 48.4% dari total responden. Pada penelitian ini diperoleh EPS yang banyak diderita adalah parkinsonisme
Profile of Leptin Levels in Schizophrenic patients Receiving Antipsychotic Therapy in Prof. Dr. HB Saanin Hospital Padang Hasni, Dita; Sagala, Indah Cahya Aminta; Anissa, Mutiara; Eldrian, Febianne
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 31, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2020.031.02.7

Abstract

Weight-gain is one of the antipsychotic side effects, and it can increase the risk factor of metabolic syndrome. Several studies relate it to increase leptin levels. This research was conducted to determine the profile of leptin levels in schizophrenic patients who were receiving antipsychotic therapy at Prof. DR. HB Saanin Mental Hospital. The research was conducted from November 2019 to January 2020 on schizophrenic patients who were taking antipsychotic drugs. This research was conducted on 50 samples by using consecutive sampling techniques. Data analysis using univariate are presented in geometric mean and CI 95%. Moreover, a Comparison of leptin levels between groups was performed by T-test and one-way ANOVA. The average leptin level from 50 samples of schizophrenic patients was 5.12µg/ml (CI 95%=3.32-7.90). The highest average leptin level is from the 46-55 year age group which is 11.32µg/ml (CI 95% =5.24 - 24.42), female is  13.29µg/ml (CI 95%=5.84-30.26), BMI ≥30kg/m2  is 12.84µg/ml (CI 95%=4.31-38.23), subjects with above-average waist circumference is 5.54µg/ml ( CI 95%=3.45-8.90), and the atypical group of drugs is 6.08µg/ml (IK 95%=3.41-10.84). Increasing levels of leptin occur in schizophrenic patients who were 46-55 y.o, female BMI ≥30kg/m2, above-average waist circumference, and receiving atypical antipsychotics.
Impact of the COVID-19 Pandemic Era on Adolescent Mental Health Hasni, Dita; Caesarian, Rafid Aqil; Maulana, Irfan; Febrianto, Budi Yulhasfi; Anissa, Mutiara
Journal of Health Science and Medical Therapy Том 2 № 02 (2024): Journal of Health Science and Medical Therapy
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jhsmt.v2i02.636

Abstract

The COVID-19 pandemic, driven by the spread of the SARS-CoV-2 virus, has brought about substantial global lifestyle changes. Governments worldwide have responded with various strategies, including the implementation of social distancing, which necessitates maintaining physical distance and limiting social interactions to curb virus transmission. This study seeks to assess the pandemic's effects on adolescent mental health and identify potential strategies for fostering positive mental well-being during these trying times. Utilizing systematic review and literature methods, data were collected from research journals conducted by experts and sourced from two databases, Google Scholar and PubMed. The findings indicate a notable impact of the COVID-19 pandemic on adolescent mental health, with disruptions in daily routines, especially due to distance learning resulting from social distancing measures, contributing to increased mental health issues such as depression, anxiety, and trauma among adolescents. In conclusion, this analysis, based on a review of 12 pertinent articles, underscores the significant influence of the COVID-19 pandemic on adolescent mental health. Effective efforts aimed at promoting positive mental well-being during this crisis require further attention to mitigate the resultant negative consequences. Further research and tailored preventive measures are crucial for assisting adolescents in navigating the mental health challenges posed by this ongoing pandemic.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Perempuan Etnis Minangkabau di Kota PadangHubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Perempuan Etnis Minangkabau di Kota Padang Ramdhika, Muhammad Reza; Widiastuti, Wisda; Hasni, Dita; Febrianto, Budi Yulhasfi; Jelmila, Srinani
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 19, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.19.1.91-97

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, memiliki dua faktor risiko yaitu tidak dapat diubah salah satunya aktivitas fisik, etnis Minangkabau mempunyai kejadian terkena hipertensi 78,6% yang berkaitan dengan gaya hidup salah satunya kurangnya aktivitas fisik dengan penderita pada perempuan 36,9%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada perempuan etnis Minangkabau. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua perempuan etnis Minangkabau yang menderita hipertensi di Puskesmas Anak Air kota Padang dengan 52 sampel case dan 52 sampel control  menggunakan teknik purposive sampling. Analisa data univariat dan bivariat disajikan menggunakan software SPSS. Perempuan etnis Minangkabau dengan hipertensi mayoritas adalah yang tidak bekerja dan beraktivitas fisik ringan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan hipertensi (p value = 0,076), namun terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan hipertensi (p value = 0,046) pada perempuan etnis Minangkabau. Bagi masyarakat terutama perempuan etnis Minangkabau yang mengalami hipertensi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas fisik agar dapat mencegah komplikasi kardiovaskuler.
Hubungan Intensitas Penggunaan Earphone dengan Derajat Gangguan Pendengaran pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Erlanda Putra Negara , Mohd; Triansyah , Irwan; Hasni, Dita; Yulhasfi Febrianto, Budi
Scientific Journal Vol. 1 No. 3 (2022): SCIENA Volume I No 3, May 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.365 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i3.49

Abstract

Alat pemutar musik yang tersambung melalui Earphone semakin digemari di kalangan mahasiswa untuk mendengarkan musik. Kebiasaan tersebut dapat memicu timbulnya gangguan pada pendengaran. Musik yang didengar melalui earphone dalam telinga memiliki intensitas bising lebih besar dari pada intensitas bising musik yang didengar tanpa menggunakan headset dengan volume yang sama karena jarak sumber suara lebih dekat. Untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan earphone dengan derajat gangguan pendengaran pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah  Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan dengan pendekatan cross-sectional. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah  dengan 42 sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dan analisa bivariat menggunakan uji fisher exact test dan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi 16.0. Penggunaan earphone <8 jam dan penggunaan earphone >8 jam sama banyak pada mahasiswi yaitu 21 orang (50,0%), Hasil pemeriksaan audiometri kanan dan normal yaitu 41 orang (97,6%), derajat gangguan pendengaran terbanyak adalah normal yaitu 41 orang (97,6%) dan tidak terdapat hubungan penggunaan earphone dengan gangguan pendengaran pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2016 (p value = 0,500). Kesimpulan : tidak terdapat hubungan intensitas penggunaan earphone dengan derajat gangguan pendengaran secara statistik tapi terdapat responden yang mengalami tuli sensori neural ringan yang merupakan penngguna earphone  ≥8 jam/minggu.
Kejang Demam Anggraini, Debie; Hasni, Dita
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.308 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.62

Abstract

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang timbul akibat kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38̊ C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial. Beberapa faktor yang berperan menyebabkan kejang demam antara lain adalah demam, demam setelah imunisasi DPT dan morbili, efek toksin dari mikroorganisme, respon alergi atau keadaan imun yang abnormal akibat infeksi, perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit, kejang tonik klonik umum, sembuh spontan, tanpa kejang fokal, dan tidak berulang dalam 24 jam.  Kejang demam tipe ini adalah 80% di antara seluruh kejang demam. Kejang demam kompleks adalah kejang fokal atauparsial, berlangsung lebih dari 15 menit, berulang dalam 24 jam, didapatkan abnormalitas status neurologi. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan atas indikasi misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah. Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam
Pathogenesis of Sepsis Anggraini, Debie; Hasni, Dita; Amelia, Rinita
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.762 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.63

Abstract

Sepsis is a clinical condition caused by the body's immune response to infection and manifests as SIRS. Systemic inflammatory response syndrome is a state of systemic inflammatory response characterized by two or more of the following conditions. Etiology  Sepsis can be caused by various microorganisms and the most etiology of sepsis is bacterial. Gram-negative bacteria cause sepsis about 60% - 70% in developing countries, but in the United States the causes of infection by Gram-positive bacteria begin to increase. This may be due to the large number of uses of invasive procedures, increased hospital acquired pneumonia (HAP) and antibiotic resistance. The body also has anti-inflammatory mechanisms including increased levels of anti-inflammatory cytokines and glucocorticoid hormones. The hormone inhibits the synthesis of cytokines by monocytes and decreases the ability of neutrophils to attach to the vascular endothelium. The inflammatory process in sepsis is not controlled leading to the occurrence of excessive discharge of inflammatory mediators over a long time and goes beyond the anti-inflammatory mechanisms of the body. This leads to various organ dysfunctions including cardiovascular, liver, pulmonary and renal dysfunctions
Hubungan Pola Konsumsi Lemak Dan Sodium Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Perempuan Etnis Minangkabau Salsabila Irwanto, Fiola; Hasni, Dita; Anggraini, Debbie; Yulhasfi Febrianto, Budi
Scientific Journal Vol. 2 No. 2 (2023): SCIENA Volume II No 2, Maret 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i2.82

Abstract

Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi lemak dan sodium terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi perempuan etnis Minangkabau. Metoda: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dan menggunakan desain penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan etnis Minangkabau. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel diperoleh 59 kontrol dan 59 kasus. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan perempuan etnis Minangkabau yang mengkonsumsi lemak dengan kategori kurang yang mengalami kejadian hipertensi sebanyak 48 sampel (58.5%). Konsumsi lemak dengan kategori kurang yang tidak mengalami kejadian hipertensi sebanyak 34 sampel (41.5%). Konsumsi lemak dengan kategori cukup+lebih yang mengalami kejadian hipertensi sebanyak 11 sampel (30,6%). Konsumsi lemak dengan kategori cukup+lebih yang tidak mengalami kejadian hipertensi sebanyak 25 sampel (69.4%). Sedangkan untuk konsumsi sodium dengan kategori kurang yang mengalami kejadian hipertensi sebanyak 58 sampel (51.8%). Konsumsi asupan sodium dengan kategori kurang yang tidak mengalami kejadian hipertensi sebanyak 54 sampel (48.2%). Konsumsi sodium dengan kategori cukup+lebih yang mengalami kejadian hipertensi sebanyak 1 sampel (16.7%). Konsumsi sodium dengan kategori cukup+lebih yang tidak mengalami kejadian hipertensi sebanyak 5 sampel (83.3%).Hasil uji statistik diperoleh nilai p value dari hubungan konsumsi lemak dengan tekanan darah pada pasien hipertensi perempuan etnis Minangkabau sebesar 0,005. Kesimpulan: Artinya terdapat hubungan konsumsi lemak dengan tekanan darah pada pasien hipertensi perempuan etnis Minangkabau. Sedangkan hasil uji statistik untuk hubungan konsumsi sodium dengan tekanan darah pada pasien hipertensi perempuan etnis Minangkabau diperoleh nilai p value sebesar 0,999. Artinya tidak terdapat hubungan konsumsi asupan sodium dengan tekanan darah pada pasien hipertensi perempuan etnis Minangkabau.
Gambaran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Siswa MAN 02 Mukomuko Nurhayati; Jelmila, Sri Nani; Rasyid, Rasidin; Hasni, Dita
Scientific Journal Vol. 2 No. 3 (2023): SCIENA Volume II No 3, May 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i3.96

Abstract

Pendahuluan: Penyakit tidak menular (PTM) merupakan merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan perkembangan manusia saat ini. PTM merupakan penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Resiko PTM dapat terjadi pada semua kelompok umur termasuk remaja. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor risiko penyakit tidak menular pada siswa MAN 02 Mukomuko. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi adalah siswa MAN 02 Mukomuko dengan 96 sampel diambil menggunakan teknik simple random sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase serta pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16.0 Hasil: Usia terbanyak adalah 18 tahun (58,3%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (71,9%), IMT terbanyak adalah kurang (60,4%), tekanan darah terbanyak adalah normal (78,1%), kebiasaan merokok terbanyak adalah bukan perokok (93,8%), aktivitas fisik terbanyak adalah sedang (76,0%) dan tingkat stres terbanyak adalah sedang (44,8%) Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki indeks massa tubuh underweight, lebih dari separuh memiliki tekanan darah normal dan aktifitas fisik sedang serta sebagian besar mengalami stress sedang dan bukan perokok
Gejala Tonsilitis Kronik pada Anak Fitriani, Novia; Herlambang Sulistio, Shidiq; Ruhsyahadati; Yulhasfi Febrianto, Budi; Hasni, Dita
Scientific Journal Vol. 3 No. 2 (2024): SCIENA Volume III No 2, March 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i2.136

Abstract

Pendahuluan: Tonsilitis adalah infeksi dan inflamasi yang terjadi di tonsil. Tonsilitis dapat ditemui dari segi jenis kelamin, ukuran tonsil, dan usia. Anak yang berusia 6 – 12 tahun sering mengalami tonsilitis karena membengkaknya tonsil palatina yang disebabkan oleh infeksi cincin waldeyer. Bermain di area sekolah dan di luar rumah memicu anak – anak sering memakan makanan ringan, makanan cepat saji, dan bahan mengandung monosodium glutamate (MSG) yang merupakan faktor terjadinya tonsilitis pada anak. Kondisi sulit menelan yang sering terjadi berulang – ulang disebut tonsilitis kronik. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui gejala tonsilitis kronik pada anak. Metode: Metode yang digunakan adalah study literature dengan mereview berbagai jurnal terkait dengan gejala tonsilitis kronik pada anak. Pencarian artikel menggunakan dua database yaitu Google Scholar dan PubMed. Terdapat 12 jurnal teks lengkap dan sesuai kelayakan. Hasil: Kedua studi memenuhi kriteria menunjukkan bahwa banyak gejala yang dapat penyebabkan tonsilitis kronik pada anak. Kesimpulan: Berdasarkan hasil review dua belas artikel disimpulkan bahwa tujuh dari seluruh provinsi di Indonesia, tonsilitis kronis merupakan penyakit tertinggi setelah nasofaringitis, dilihat dari sampel terbanyak pada penderita tonsilitis berjenis kelamin perempuan, usia yang rentan mengidap tonsilitis kronik yaitu 5 tahun, dilihat dari segi ukuran T3-T3 merupakan ukuran terbanyak pada penderita tonsilitis.