Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Pabrikasi dan Uji Kinerja Bulir Polipropilena Berfotokatalis Semikonduktor TiO2 pada Fotodegradasi Air Gambut Apriyanti Apriyanti; Asifa Asri
PRISMA FISIKA Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v10i1.54166

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan pabrikasi fotokatalis semikonduktor TiO2 dengan material penyangga bulir polipropilena (PP) untuk fotodegradasi senyawa organik pada air gambut. Metode yang digunakan untuk melapisi permukaan butiran polipropilena dengan partikel TiO2 adalah thermal milling. Proses fotokatalisis berlangsung selama 40 jam dengan cahaya matahari sebagai sumber foton. Fotokatalis semikonduktor TiO2 yang dilapiskan di permukaan butiran PP mampu mereduksi kandungan senyawa organik pada air gambut. Hal ini terlihat dari hasil pengujian menggunakan analisis spektrofotometri UV-Vis bahwa terjadi penurunan nilai absorbansi pada air gambut setelah fotokatalisis. Nilai absorbansi awal air gambut adalah 2,89 a.u dan nilai absorbansi rata-rata sampel air gambut setelah fotokatalisis adalah 1,54 a.u. Hasil penelitian menunjukkan penurunan puncak nilai absorbansi terjadi secara optimal setelah 16 jam penyinaran di bawah sinar matahari. Kinerja rata-rata material fotokatalis ini mampu mereduksi kandungan asam humat pada sampel air gambut hingga 47%.
Fabrikasi dan Analisis Kualitas Papan Komposit Semen Berbobot Ringan Berbasis Ijuk Wulan Kusuma Wardani; Mariana B. Malino; Asifa Asri
POSITRON Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.233 KB) | DOI: 10.26418/positron.v7i2.22895

Abstract

Penelitian untuk fabrikasi dan analisis kualitas papan komposit semen berbobot ringan berbasis ijuk telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk fabrikasi papan komposit semen berbobot ringan dan analisis komposisi ijuk dan semen yang optimum ditinjau dari bobot, densitas, daya serap air (DSA) dan sifat mekanis. Komposisi papan komposit yang difabrikasi terdiri atas semen sebagai filler, ijuk sebagai matriks, aditif CaCl2 sebagai katalis dan air. Papan komposit dibuat dalam 6 variasi dengan perbandingan fraksi massa antara ijuk dan semen, yaitu 1:1, 1,5:1, 2:1, 2,5:1, 3:1, 3,5:1. Aditif CaCl2 yang digunakan sebanyak 15% dari massa total semen. Hasil dan metode pengujian papan komposit mengacu pada standarisasi ASTM C 1185. Nilai optimum diperoleh pada papan komposit semen komposisi 1,5:1 dengan densitas  sebesar 1,89 g/cm3, DSA sebesar 7,34%, modulus of rupture (MOR) sebesar 10,03 MPa dan modulus of elasticity (MOE) sebesar 3,2 GPa. Semakin tinggi densitas semakin rendah DSA papan komposit semen. Bobot papan komposit semen berbasis ijuk yang optimum lebih ringan 20% dari papan komposit semen komersil. Nilai densitas, DSA, dan MOR semuanya memenuhi standarisasi ASTM C 1186.
Kebergantungan Sifat Fisis dan Mekanis Papan Komposit Berbahan Dasar Sabut Pinang dan Sabut Kelapa pada Variasi Struktur Irfana Diah Faryuni; Mentarie Resthu Putri; Asifa Asri; Nurhasanah Nurhasanah
POSITRON Vol 10, No 1 (2020): Vol. 10 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.723 KB) | DOI: 10.26418/positron.v10i1.35873

Abstract

Pada penelitian ini, telah dibuat papan komposit dengan kandungan serat sabut pinang (Areca catechu L.) dan partikel sabut kelapa (Cocos nucifera L.) yang keduanya berperan sebagai filler. Selain itu, digunakan urea formaldehyde (UF) sebagai matriks, parafin untuk penghambat air, serta NH4Cl sebagai katalis. Struktur papan komposit divariasikan sebanyak 2 jenis, yaitu struktur homogen dan sandwich yang akan diuji sifat fisis dan mekanisnya dengan menggunakan standarisasi Japanese Industrial Standars (JIS) A 5908-2003. Struktur homogen terdiri dari 3 sampel, yaitu 100% serat sabut pinang, 100% partikel sabut kelapa, dan 50% serat sabut pinang dicampur 50% partikel sabut kelapa. Pada struktur sandwich terdapat 2 sampel, yaitu 25% serat sabut pinang sebagai face dan back serta 50% partikel sabut kelapa sebagai core dan 25% partikel sabut kelapa sebagai face dan back serta 50% serat sabut pinang sebagai core. Hasil penelitian menunjukkan sampel sandwich dengan susunan 25% serat sabut pinang sebagai face dan back serta 50% partikel sabut kelapa sebagai core, merupakan sampel yang paling baik yakni memiliki nilai kerapatan 641,36 + 18,03 kg/m3, kadar air 9,88 + 0,49 %, daya serap air 118,74 + 25,61 %, pengembangan tebal 48,82 + 8,44 %, modulus of elasticity 767,90 + 35,41 MPa, modulus of rupture  14,45 + 4,57 MPa, dan internal bonding 0,17 + 0,04 MPa. 
Fotodegradasi Air Sungai Landak dengan Polimer Polipropilena Berfotokatalis Semikonduktor TiO2 Rokayah Rokayah; Asifa Asri; Mariana Bara'allo Malino; Boni Pahlanop Lapanporo
POSITRON Vol 9, No 1 (2019): May Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.754 KB) | DOI: 10.26418/positron.v9i1.30947

Abstract

Penelitian ini mempelajari fotodegradasi air Sungai Landak dengan material penyangga polimer polipropilena (PP) berfotokatalis semikonduktor TiO2. Disamping itu, dilakukan pula analisis untuk mengetahui hubungan antara jumlah TiO2 yang terdeposisi di permukaan PP dengan variasi suhu saat proses pabrikasi. Pabrikasi PP/TiO2 dilakukan dengan teknik deposisi thermal milling. Dari hasil pabrikasi yang dilakukan, diketahui bahwa TiO2 paling banyak terikat pada permukaan PP pada suhu milling  dengan massa TiO2 sebesar 1,7 gram. Sedangkan, hasil degradasi yang paling optimum (absorbansi maksimum = 1,446) diperoleh PP/TiO2 dengan suhu milling  setelah fotodegradasi selama 40 jam. Walaupun suhu milling  menghasilkan massa TiO2 terdeposisi pada permukaan PP yang paling tinggi, namun tidak diiringi dengan hasil degradasi terbaik. Hal ini dikarenakan adanya indikasi overlapping antar TiO2 sehingga menyebabkan luas permukaannya menjadi lebih kecil dan membuat proses fotodegradasi menjadi tidak optimal. Akhirnya untuk parameter pH, semua sampel yang diberikan PP/TiO2 mengalami kenaikan nilai pH dari 4,9 menjadi 6,6 (suhu milling 100 ), menjadi 6 (suhu milling 150  dan 200 ), menjadi 5,7 (suhu milling 125 ), dan menjadi 5,3 (suhu milling 175 ). Nilai pH air sungai setelah ditambahkan PP/TiO2 pada suhu milling 175  tergolong pH<pzc sehingga mendukung terjadinya degradasi sampel air yang lebih cepat daripada variasi suhu milling yang lain.
Studi Pengaruh Penyinaran Lampu Ultraviolet pada Kinerja Fotodegradasi Metilen Biru Berfotokatalis TiO2 Angie Islammiyati; Azrul Azwar; Asifa Asri
PRISMA FISIKA Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v10i3.60647

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyinaran lampu ultraviolet pada kinerja fotodegradasi metilen biru menggunakan fotokatalis TiO2 yang dilapiskan pada Polipropilena (PP). Proses pabrikasi material PP/TiO2 dilakukan dengan teknik deposisi thermal milling. Temperatur kostan yang digunakan dalam proses milling adalah 175 selama 60 menit. Material PP/TiO2 digunakan sebagai material penyangga pada fotodegradasi metilen biru (MB). Proses fotokatalisis berlangsung selama 40 jam dengan sinar lampu UV sebagai suber foton dan penambahan bahan fotokatalis yang disinari UV dan tanpa disinari UV (kondisi gelap). Konsentrasi awal metilen biru yang digunakandengan perbandingan katalis PP/TiO2 sebanyak 14 g (1:1). Alat uji yang digunakan Spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan semikonduktor TiO2 yang dilapiskan dipermukaan butiran PP berpengaruh pada laju fotodegradasi larutan pewarna MB yang terlihat dari terjadinya perubahan warna secara gradual yang menandakan terjadinya proses fotodegradasi, serta adanya penurunan puncak spektrum absorbansi MB dan dengan adanya material fotokatalis yang disinari lampu UV jauh lebih efektif dibandingkan tanpa disinari UV. Pada proses ini tidak terlihat adanya residu dan laju fotodegradasi optimal pada lama penyinaran selama 32 jam yang menghasilkan penurunan konsetrasi MB sekitar 68% dari konsentrasi awalnya.  Kata Kunci : Metilen biru, lampu Ultraviolet, thermal milling, fotokatalis, PP, TiO2
ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI DAN JERAMI DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI TERMAL wahyu hidayat; Wirawan Piseno; damawidjaya biksono; Asifa Asri; Yusman Putra
Simposium Nasional Mulitidisiplin (SinaMu) Vol 2 (2020): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/sinamu.v2i0.3389

Abstract

         Energi terbarukan merupakan jenis energi yang bisa diperbaharui dalam waktu yang relatif singkat. Dan salah satu energi alternatif yang murah, efektif, efisien dan mudah untuk diaplikasikan oleh masyarakat luas adalah Biogas. Bahan baku dalam pembuatan biogas sangatlah berpengaruh terhadap gas metan yang dihasilkan. Idealnya, bahan baku biogas dipilih dan di campur dalam proporsi yang sesuai untuk menghasilkan biogas yang berkualitas.         Dengan mencampurkan kotoran sapi dan sekam jerami padi dimana jumlah rasio C/N yang besar dari kedua bahan baku tersebut diharapkan dapat menghasilkan produski biogas yang lebih optimal dengan kualitas dan kuantitas yang baik, dari biogas berbahan baku 100% kotoran sapi. Sehingga diharapkan dapat bermanfaat  bagi masyarakat khususnya didaerah pedesaan dan mengurangi pembuangan limbah sembarangan.         Produksi biogas dilakukan dengan menggunakan 2 digester yang diisi dengan bahan baku campuran kotoran sapi dan sekam padi dengan komposisi yang sama (60:40) dan dicampurkan air dengan perbandingan 1:1. Biogas mulai terbentuk di hari pertama dan cenderung mengalami kenaikan pada hari ke-4 dan ke-5. Perkembangan biogas rata-rata paling tinggi terjadi pada hari ke-7. Perkembangan produksi tertinggi dihasilkan dari hasil perlakuan pengadukan selama interval  8 jam dan suhu tetap dijaga konstan pada 35˚C yang menghasilkan tekanan gas sebesar 102070.6 Pa. Dan untuk nilai energy dalam paling besar terjadi pada T 35˚C (308 K) sebesar 691.038 kJ/kg dengan tekanan yang dihasilkan sebesar 102070.6 Pa.Kata kunci : biogas, sekam padi, energi panas, energi dalam, optimalisasi biogas.
Analysis of the Density Variation on Thermal Conductivity Wood Plastic Composite Made from Lamtoro Wood (Leucaena leucocephala) And Polypropylene Waste Hazlina Hazlina; Azrul Azwar; Asifa Asri
PRISMA FISIKA Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v10i1.62867

Abstract

The thermal conductivity of Wood Plastic Composite (WPC) made with lamtoro wood and polypropylene (PP) was studied by varying its density. The PP was obtained from 240 ml mineral plastic glasses, and the lamtoro wood particles were shieved in 6 mesh sizes. In this study, we considered the composition ratio between PP and wood particles to be 70:30, and the thermal conductivity was measured using a thermal conductivity apparatus. Based on the data analysis, we found that the density of WPC made with PP and lamtoro wood influenced its thermal conductivity. The results showed that the thermal conductivity of sample A is 0.2 W/mºC, sample B is 0.4 W/mºC, and sample C is 0.5 W/mºC, for the densities of 0.4 g/cm3, 0.5 g/cm3, 0.6 g/cm3, respectively. In conclusion, as the density increases, the thermal conductivity of WPC also increases. Thus, based on it thermal conductivity, the WPC made from PP and lamtoro wood is classified as an isolator.
Analisis Kualitas Air Parit di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Rasau Jaya, Kubu Raya Kalimantan Barat Daniati, Nia; Ihwan, Andi; Asri, Asifa; Nurhasanah, Nurhasanah
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 23 No. 2 (2023): Ecosystem Vol. 23 No 2, Mei - Agustus Tahun 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v23i2.2896

Abstract

Air lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sangat mempengaruhi kualitas air dilingkungan sekitar TPA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas air parit di sekitar TPA Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Parameter uji fisika yang diteliti yaitu suhu, TDS, pH, warna dan kekeruhan air. Hasil pengukuran parameter fisika kemudian dibandingkan dengan standar kelayakan baku mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 32 Tahun 2017. Hasil pengukuran parameter fisika air parit di lokasi penelitian diperoleh nilai rata-rata suhu 31°C, nilai rata-rata TDS 25,4 mg/l, nilai rata-rata pH 3,5, nilai rata-rata warna 837,7 TCU, nilai rata-rata kekeruhan 33,6 NTU. Dua dari lima parameter yang dikaji (suhu, dan TDS) memenuhi standar mutu air bersih sedangkan tiga parameter lainnya (kekeruhan, warna, dan pH) tidak memenuhi standar mutu air bersih. Berdasarkan hasil penelitian tersebut air parit di sekitar TPA tidak dianjurkan digunakan sebagai air bersih untuk masyarakat sekitar TPA Leachate in the Final Disposal Site (TPA) greatly affects the air quality in the environment around the TPA. This research was conducted to analyze the quality of ditch water around the Rasau Jaya TPA, Kubu Raya Regency. The physical test parameters tested were temperature, TDS, pH, color and air turbidity. The results of physical parameter measurements were then compared with the eligibility standards for clean water quality standards based on the Regulation of the Minister of Health (Permenkes) RI Number 32 of 2017. The measurement results showed an average temperature value of 31°C, an average TDS value of 25.4 mg/l, average pH value 3.5, average color value 837.7 TCU, average turbidity value 33.6 NTU. Two of the five parameters reviewed (temperature and TDS) met the clean water quality standards while the other three parameters (turbidity, color and pH) did not meet the water quality standards according to the Minister of Health. Thus, the water around the TPA is not recommended as clean water for everyday life
Effect of Calcination Temperature on the Powder of Freshwater Snail Shells (Sulcospira testudinaria) Properties Nugroho, Bintoro Siswo; Wahyuni, Dwiria; Asri, Asifa; Mustafa, Usliana
POSITRON Vol 13, No 2 (2023): Vol. 13 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v13i2.70055

Abstract

Gastropod shells, such as those from the freshwater snail (Sulcospira testudinaria), have garnered interest as potential sources of calcium precursors. These shells are rich in calcium carbonate (CaCO3), which can be thermally decomposed into calcium oxide (CaO) through calcination. However, more information is needed on optimizing calcium extraction from the Sulcospira testudinaria (SST) shells. This study aims to investigate the influence of calcination temperature on the characteristics of powder of these shells. The study involves two sample treatments: uncalcined shells and shells calcined at temperatures ranging from 500°C to 1100°C for 1 hour. Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) analysis of uncalcined shell powder revealed the presence of aragonite functional groups within the CaCO3 structure. X-ray diffraction (XRD) analysis provided insights into the transformation of crystalline phases of CaCO3, starting from aragonite to calcite and eventually to calcium oxide, explaining the material's weight loss during calcination. The conversion of aragonite to calcite occurs between 500°C and 700°C, while optimal decomposition into CaO is achieved at 1000°C. X-ray fluorescence (XRF) analysis indicated reduced impurities in the samples post-calcination. Scanning electron microscopy (SEM) detailed the morphological characteristics of the shell powders, highlighting temperature-dependent surface features. In conclusion, the optimal calcination temperature for extracting calcium from SST shells is 1000°C. The resulting calcium oxide can be a valuable precursor for various material applications. This research contributes to the efficient utilization of biowaste resources, emphasizing the potential of freshwater snail shells in the sustainable production of calcium-derived materials.
Sifat Fisis dan Mekanis Wood Plastic Composite Berbahan Serbuk Kayu Lamtoro dan Limbah Plastik Cindy Ayu Lestary; Azrul Azwar; Asifa Asri
Wahana Fisika Vol 7, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v7i2.50587

Abstract

Wood plastic composite (WPC) berbahan serbuk kayu lamtoro dan polipropilena dari limbah gelas plastik telah berhasil dipabrikasi untuk ukuran partikel 6 mesh dan 12 mesh dengan variasi rasio komposisi serbuk kayu terhadap plastik 30:70, 40:60, 50:50, 60:40, dan 70:40. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa secara umum, sifat fisis dan mekanis sampel WPC tersebut telah memenuhi Japanese Industrial Standards (JIS) A 5908-2003. Peningkatan rasio plastik terhadap serbuk kayu akan menyebabkan nilai kerapatan, modulus of elasticity (MOE), modulus of rupture (MOR), internal bonding (IB), dan kuat pegang sekrup cenderung meningkat, namun pengembangan tebal, kadar air, dan daya serap air akan cenderung menurun. Dari sampel WPC yang telah dibuat dan dilakukan pengujian, WPC dengan perbandingan komposisi serbuk kayu lamtoro terhadap polipropilena sebesar 30:70 memiliki kualitas terbaik.      Kata Kunci   :  Komposit kayu plastik; Kayu lamtoro; Polipropilena; Limbah plastik;