Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Agribisnis

ANALISIS USAHA IKAN PATIN ASAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE RUMAH ASAP DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Saputra, Irwan; Hadi, Nariman; Mashadi
JURNAL AGRIBISNIS Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Agribisnis Volume 13 No 2 Tahun 2024
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/agribisnis.v13i2.3703

Abstract

Ikan patin merupakan salah satu bahan pangan yang cepat rusak dan membusuk. Untuk dapat memperpanjang masa simpannya maka perlu dilakukan penanganan segera antara lain dengan proses pengawetan. Terdapat beberapa cara untuk mengawetkan ikan patin, diantaranya adalah pengawetan dengan menggunakan metode pengasapan, dimana asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu bakar akan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar produksi, biaya produksi, besarnya pendapatan serta nilai efisiensi dari usaha ikan patin asap di Desa Kampung Baru Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan kalkulator dan Excel. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata penggunaan bahan baku ikan patin segar adalah sebanyak 22,5 kg dan setelah dilakukan pengolahan dengan metode pengasapan akan menghasilkan ikan patin asap sebanyak 12,9 kg. Rata-rata Biaya Produksi yang dikeluarkan dalam proses pengolahan ikan patin asap ini adalah sebesar Rp. 647.108/proses produksi, sementara rata-rata pendapatan kotor yang diperoleh adalah sebesar Rp 1.038.000/proses produksi dan rata-rata Pendapatan Bersih adalah sebesar Rp 390.891/proses produksi, dengan rata-rata nilai Efisensi sebesar 1,59. Dengan demikian maka usaha ikan patin asap dengan menggunakan metode rumah asap di desa Kampung baru ini layak untuk dikembangkan. Catfish is a food ingredient that quickly spoils and rots. To extend its shelf life, it needs to be handled immediately, including a preservation process. There are several ways to preserve catfish, including preservation using the smoking method, where the smoke produced from burning firewood can inhibit the growth of spoilage microorganisms. The aim of this research is to find out how much production, production costs, income and efficiency value of the smoked catfish business in Kampung Baru Village, Gunung Toar District, Kuantan Singingi Regency. The data analysis method used is qualitative analysis and quantitative analysis using a calculator and Excel. Based on the research results, it was found that the average raw material used for fresh catfish was 22.5 kg and after processing using the smoking method it would produce 12.9 kg of smoked catfish. The average production costs incurred in the process of processing smoked catfish are IDR. 647,108/production process, while the average gross income obtained was IDR 1,038,000/production process and the average Net Income was IDR 390,891/production process, with an average Efficiency value of 1.59. Thus, the smoked catfish business using the smokehouse method in Kampung Baru village is feasible to develop.
ANALISIS PENDAPATAN USAHA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) BAKAR DI KOTA TALUK KUANTAN Hadi, Nariman; Sasmi, Meli; Kesambamula , Eldipama
JURNAL AGRIBISNIS Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Agribisnis Volume 13 No 1 Tahun 2024
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/agribisnis.v13i1.3201

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumber daya perikanan darat dan laut. Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) adalah salah satu jenis ikan yang air tawar yang tergolong ekonomis, memiliki daging tebal, rasa yang enak dan digemari masyarakat. Di Kota Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, usaha ikan nila bakar mengalami perkembangan yang pesat, banyak yang tertarik untuk menjalankan usaha ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, nilai efisiensi dan BEP usaha ikan nila bakar. Masalah yang dihadapi adalah tingginya harga bahan baku, sulitnya mendapatkan ukuran ikan yang homogen dan tingginya tingkat kompetisi dari usaha sejenis. Analisis data yang digunakan yaitu analisis biaya, analisis pendapatan, efisiensi, dan BEP. Kesimpulan, total biaya yang dikeluarkan Rp 393.822,-/produksi, pendapatan kotor Rp 556.667,-/produksi, pendapatan bersih Rp 162.774,-/produksi. Nilai Efisiensi 1,36, artinya setiap Rp. 1,- modal yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan kotor Rp 1,36,- dengan pendapatan bersih Rp 0,36,-/produksi. BEP produksi 5, 6 kg/produksi artinya pengusaha ikan nila bakar harus memproduksi di atas 5, 6 kg untuk memperoleh keuntungan dan sudah tercapai, karena produksi rata-rata adalah 8,0 kg/produksi., Nilai BEP harga Rp. 54.493,-/kg, artinya pengusaha harus menjual ikan nila bakar diatas harga Rp 54.493,-/kg untuk memperoleh keuntungan, sudah tercapai karena harga jual rata-rata saat ini adalah Rp.73.335/kg. Indonesia is an archipelagic country that has land and sea fisheries resources. Tilapia (Oreochromis Niloticus) is a type of freshwater fish that is classified as economical, has thick flesh, delicious taste and is popular with the public. In Kuantan Taluk City, Kuantan Singingi Regency, the grilled tilapia fish business is experiencing rapid development, many are interested in running this business. This research aims to determine the income, efficiency value and BEP of the grilled tilapia fish business. The problems faced are the high price of raw materials, the difficulty of getting homogeneous fish sizes and the high level of competition from similar businesses. The data analysis used is cost analysis, income analysis, efficiency, and BEP. Conclusion, total costs incurred are IDR 393,822,-/production, gross income IDR 556,667,-/production, net income IDR 162,774,-/production. The Efficiency Value is 1.36, meaning that every Rp. 1.- capital issued will result in a gross income of IDR 1.36,- with a net income of IDR 0.36,-/production. BEP production of 5.6 kg/production means that grilled tilapia entrepreneurs must produce above 5.6 kg to make a profit and this has been achieved, because the average production is 8.0 kg/production. The BEP value is IDR. 54,493,-/kg, meaning that entrepreneurs must sell grilled tilapia above the price of IDR 54,493,-/kg to make a profit, which has been achieved because the current average selling price is IDR 73,335/kg.