Anemia merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang dapat dialami oleh balita, remaja, ibu hamil, dan usia lanjut. Data Riskesdas 2018 menunjukkan sebanyak 32% anemia terjadi pada usia 15-24 tahun. Remaja putri yang mengalami anemia berisiko lebih besar mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada saat kehamilan dan berisiko melahirkan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan stunting. Peningkatan asupan zat besi pada remaja putri dapat dilakukan dengan program suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe), fortifikasi makanan, dan pendidikan gizi. Pemberian pendidikan kesehatan akan memengaruhi sikap remaja putri terhadap pencegahan anemia. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Populasi penelitian ini adalah siswi SMAN 9 Mataram yang mengalami anemia dengan jumlah sampel sebanyak 62 siswi yang terbagi dalam kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Penelitian dilakukan dengan pemberian kuisioner pengetahuan tentang anemia, kuisioner SQ-FFQ asupan sumber zat besi, dan pengecekan kadar Hb. Data hasil penelitian diolah menggunakan uji paired t-test dengan nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pembelajaran dengan media permainan ular tangga terhadap pengetahuan anemia kelompok intervensi (p = 0.000), asupan sumber zat besi kelompok intervensi (p = 0.000), dan kadar hemoglobin kelompok intervensi (p = 0.000) dan kelompok kontrol (p = 0,006). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran dengan media ular tangga terhadap pengetahun, asupan sumber zat besi, dan kadar hemoglobin siswi di SMAN 9 Mataram. Kata Kunci: Anemia, hemoglobin, ular tangga, siswi, tingkat pengetahuan.