Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

The Effect of Diabetes Self Management Education on Changes in Blood Sugar Levels in Type II Diabetes Mellitus Patients in the Nanga Health Center Work Area, Lela District, Sikka Regency: Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Nanga Kecamatan Lela Kabupaten Sikka Avelina, Yuldensia; Pangaribuan, Helena; Anjelina Yeri, Sisilia
Lentora Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2022): April
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/lnj.v2i2.1334

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Jumlah penderita DM di Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Keberhasilan pengelolaan DM tergantung pada manajemen diri pasien untuk mengontrol gejala dan menghindari komplikasi. Manajemen diri yang tinggi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2 dan dapat mengendalikan kadar gula darah dalam batas normal. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh antara Diabetes Self Management Education terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Nanga Kecamatan Lela Kabupaten Sikka. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita DM Tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Nanga sebanyak 32 responden. Teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling dengan alat pengambilan data menggunakan glukometer dan analisis data menggunakan uji Marginal Homogeneity. Hasil: Hasil penelitian didapatkan p value = 0,000 ˂ α (0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Nanga Kecamatan Lela Kabupaten Sikka. Pasien dapat melakukan pengelolaan manajemen diri sehingga dapat membantu penurunan kadar gula darah.
Peningkatan Pemanfaatan Posyandu Remaja: Peran Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Dan Kader Avelina, Yuldensia; Nababan, Sudarwati; Delang, Margaretha Anita
Journal of Borneo Holistic Health Vol 7, No 1 (2024): JOURNAL OF BORNEO HOLISTIC HEALTH
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v7i1.4603

Abstract

Posyandu remaja merupakan pos pelayanan terpadu remaja yang digerakkan oleh remaja dimana mereka mendapatkan pelayanan kesehatan. Cakupan pelayanan di posyandu remaja Desa Tebuk tahun 2022 yaitu 18%. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan  pengetahuan, dukungan keluarga, dan peran kader yang mempengaruhi remaja terhadap pemanfaatan posyandu remaja di Desa Tebuk Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja berjumlah 285 orang. Sampling yang digunakan Purposive Sampling dengan besar sampel 157 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan buku registrasi kunjungan posyandu remaja serta dianalisis menggunakan uji koefisien kontingensi. Hasil uji koefisien kontingensi faktor pengetahuan diperoleh nilai p (0.000) α (0.05), hal ini menunjukkan ada pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Faktor dukungan keluarga diperoleh nilai p (0.002) α (0.05), menunjukkan ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Faktor peran kader diperoleh nilai p (0,000) α (0.05), menunjukkan ada pengaruh peran kader terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak puskesmas untuk memilih kader usia remaja sehingga mereka lebih saling mendukung dalam mengikuti posyandu remaja. 
STUDI FENOMENOLOGI: RESPONS KECEMASAN KELUARGA SELAMA MENDAMPINGI PASIEN PADA FASE END OF LIFE DI RUMAH SAKIT Avelina, Yuldensia
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.029 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v1i2.25

Abstract

ABSTRAKTujuan: Penelitian ini bertujuan menggali makna dari pengalaman respons kecemasan keluargaselama mendampingi pasien pada fase end of life di rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Partisipan dalam penelitian iniberjumlah 6 orang yang diperoleh melalui teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusiyang telah ditetapkan peneliti. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 6anggota keluarga yang selalu mendampingi pasien selama fase end of life di rumah sakit. Prosespengambilan data dilakukan selama 2 minggu. Wawancara mendalam dilakukan selama 30–60menit untuk setiap partisipannya. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan IPA dari Smith.Hasil: Penelitian ini menghasilkan tiga tema, yaitu memiliki pikiran yang tidak menentu tentangkesembuhan pasien, mengalami ketidakstabilan kondisi fi sik, mengalami perasaan hati tidak tenang.Diskusi: Keluarga selama mendampingi pasien pada fase end of life di rumah sakit akan mengalamikecemasan. Kecemasan yang dialami keluarga selama mendampingi pasien pada fase end of lifemerupakan perasaan cemas akan kehilangan orang yang dicintai. Kecemasan tersebut ditunjukkanoleh keluarga melalui respons fisik maupun respons psikologis. Kesimpulan: Respons kecemasanyang diperlihatkan oleh keluarga baik respons fi sik maupun respons psikologis hendaknya menjadiperhatian para petugas kesehatan sehingga keluarga tetap dapat menjalankan perannya denganbaik dalam mendampingi pasien selama berada pada fase end of life di rumah sakit.Kata Kunci: end of life, kecemasan, keluarga, respons.ABSTRACTObjective: This study aims to explore the meaning of experience of family’s anxiety response whenassisting patients in the end-of-life phase in hospital. Methods: The study employed a qualitativemethod with interpretative phenomenological design. There were 6 participants involved in thisstudy obtained through a purposive sampling technique, based on inclusion criteria established byresearcher. Data were collected through in-depth interviews with 6 family members who experiencedanxiety when assisting patients in the end-of-life phase in hospital. They were collected for 2 weeks.In-depth interviews were conducted for 30–60 minutes for each participant. The results were analyzedusing IPA. Results: This study generated 3 themes, namely having an unstable thought aboutpatient’s recovery, undergoing unstable physical condition, having an uneasy feeling. Discussion:When assisting patients in the end-of-life phase in hospital, the family would experience anxiety.Such anxiety was a feeling about the loss of a loved one. It was shown through physical andpsychological response. Conclusion: Anxiety responses shown by families through either physicalor psychological response should be the center of interest for health offi cials so that families can playtheir role well in assisting patients in the end-of-life phase in hospital.Keywords: anxiety, end-of-life phase, family, responses
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU REMAJA Avelina, Yuldensia; Nababan, Sudarwati; Anita Delang, Margaretha
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 10 No. 2 (2023): Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.208

Abstract

Tujuan: Penyelenggaraan posyandu remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja, menemukan alternatif pemecahan masalah, namun masih ada remaja yang tidak datang ke Posyandu remaja sehingga remaja banyak yang tidak mengetahui tentang kesehatannya. Cakupan pelayanan di posyandu remaja Desa Tebuk tahun 2022 yaitu 18%. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan analisis faktor yang mempengaruhi remaja dalam pemanfaatan posyandu remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik crossectional. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang mengikuti posyandu remaja di Desa Tebuk, dengan kriteria inklusi: berusia 10-19 tahun dan  bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu remaja Desa Tebuk . Menggunakan Teknik purposive sampling dengan besar sampel 157 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan buku register kunjungan posyandu remaja. Analisis data menggunakan uji Koefisien Kontingensi. Hasil: Hasil uji koefisien kontingensi faktor pengetahuan diperoleh nilai p-value 0.000 <α  0.05, hal ini menunjukkan ada pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Faktor sarana prasarana diperoleh nilai p-value 0.000 < α 0.05 menunjukkan ada pengaruh sarana prasarana terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Faktor dukungan teman sebaya diperoleh nilai p-value 0.048 < α 0.05, menunjukkan ada pengaruh dukungan teman sebaya terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Faktor dukungan keluarga diperoleh nilai p-value 0.002 < α 0.05, menunjukkan ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Faktor peran kader diperoleh nilai p-value 0,000 < α 0.05, menunjukkan ada pengaruh peran kader terhadap pemanfaatan posyandu remaja. Simpulan: Pihak puskesmas diharapkan untuk memilih kader usia remaja sehingga mereka lebih saling mendukung dalam mengikuti posyandu remaja.
PENGARUH TERAPI LIFE REVIEW TERHADAP PENURUNAN DEPRESI DI SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA PADU WAU MAUMERE Avelina, Yuldensia; Baba, Wilhelmus Nong; Pora, Yosefina Dhale
Sebatik Vol. 26 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v26i1.1665

Abstract

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang terjadi secara alamiah. Tingginya stresor dan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan dapat menimbulkan masalah psikologis, salah satu diantaranya adalah depresi. Depresi pada lansia lebih tinggi terjadi pada lansia yang hidup di panti jompo dibandingkan dengan lansia yang hidup di komunitas dan masih rendahnya intervensi psikologis untuk mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi pada lansia di Seksi Kesejahteraan Penyantunan Sosial Lanjut Usia Padu Wau Maumere. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment dengan rancangan penelitian one group pre post test. Jumlah sampel sebanyak 36 orang, dengan menggunakan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pendek Geriatric Depression Scale (GDS) dengan 15 pertanyaan dalam versi Indonesia untuk mengukur depresi pada lansia. Intervensi terapi life review diberikan sebanyak 4 sesi yakni pengalaman masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa lansia. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi lansia dibuktikan dengan nilai p value (0.000) < α (0.05). Terapi life review berhasil dalam menurunkan depresi pada lansia.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP STRES PADA NARAPIDANA LAKI-LAKI Avelina, Yuldensia; edy, Agato; Felisitas Nelcensieni Lani, Maria
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 12 No. 1 (2025): Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.294

Abstract

Tujuan: Individu yang terlibat dalam tindakan pidana menghadapi konflik batin yang signifikan, seperti cenderung mengalami masalah psikologis, salah satunya adalah stress. Upaya untuk mengurangi stres dapat dilakukan melalui terapi relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap stres pada narapidana laki-laki. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperiment one group pre post test. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Besar sampel sebanyak 38 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres sebelum pemberian terapi relaksasi otot progresif sebagian besar berada pada kategori stres sedang sebanyak 17 responden (55.3%), sedangkan tingkat stres setelah pemberian terapi relaksasi otot progresif sebagian besar berada pada kategori normal sebanyak 34 responden (89.5%). Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p value 0.000 < α 0.05, dengan demikian Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang bermakna dari tingkat stres sebelum diberikan terapi relaksasi otot progresif dengan tingkat stres setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat stres narapidana mengalami penurunan setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN JIWA UNTUK PENANGANAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA : COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH THE FORMATION OF MENTAL HEALTH CADRES TO HANDLING PEOPLE WITH MENTAL DISORDERS Dhale Pora, Yosefina; Avelina, Yuldensia; Paulus Pati Rangga, Yohanes; Hilarius Role, Yanuarius
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i2.2171

Abstract

Abstrak Jumlah kasus ODGJ saat ini sebanyak 43 kasus yang tersebar di sembilan desa dan telah mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Hal ini disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia dari tenaga kesehatan dan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan penanganan gangguan jiwa. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, memperkuat jejaring kolaborasi, mengintegrasikan aspek kesehatan jiwa dengan spiritualitas, memecahkan permasalahan kesehatan jiwa berbasis riset. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan cara sosialisasi pada tenaga kesehatan dan kader, pelatihan, dan pendampingan (kunjungan rumah dan deteksi dini) serta monitoring pelaksanaan posyandu kesehatan jiwa. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat bagi tenaga kesehatan (peningkatan keterampilan teknis, efisiensi dalam penyusunan asuhan keperawatan, dan ketersediaan panduan pembelajaran), bagi kader kesehatan jiwa (legalitas formal, peningkatan kapasitas kader, kemampuan operasional yang mandiri, dan eningkatan empati dan spiritualitas), dan bagi puskesmas dan Komunitas (terbentuknya sistem pendampingan kesehatan jiwa berbasis masyarakat dan peran serta masyarakat yang meningkat). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah terlaksana dengan baik, kader kesehatan jiwa telah terbentuk, para tenaga kesehatan dan kader kesehatan jiwa telah memahami materi yang disampaikan. Para kader juga telah mampu melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa pada keluarga, melakukan kunjungan rumah, dan mampu melaksanakan posyandu kesehatan jiwa. Program ini diharapkan dapat membekali kader agar mampu dan berpartisipasi aktif dalam upaya penanganan orang dengan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Habibola. Kata kunci: Kader kesehatan jiwa, ODGJ, Pemberdayaan masyarakat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN PENERAPAN INTERVENSI COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY Meranti, Meranti; Avelina, Yuldensia
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i1.3043

Abstract

Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang menimbulkannya (tidak ada objeknya)sekalipun tidak nyata. Cognitive Behavior Therapy adalah intervensi terapeutik yang bertujuan untuk mengurangi perilaku yang mengganggu dan maladaptif dengan mengembangkan proses kognitif. Tujuan studi kasus ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi pendengaran dengan penerapan intervensi Cognitive Behavior Therapy di Wilayah Kerja Puskesmas Kopeta. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek studi kasus adalah klien dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran di Wilayah kerja Puskesmas Kopeta sebanyak 2 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, dan studi kasus. Instrumen yang digunakan adalah format asuhan keperawatan jiwa dan pedoman Cognitive Behavior Therapy. Penerapan Cognitive Behavior Therapy  selama 6 hari, 1 kali sehari selama 30 menit. Analisa data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua klien mengikuti Cognitive Behavior Therapy  sampai selesai kegiatan. Klien Tn. G.D belum mampu melakukan cognitive behavior therapy sedangkan Tn. A.M mampu melakukan cognitive behavior therapy. Pemberian Cognitive Behavior Therapy  dapat membantu klien untuk mengontrol halusinasi. Cognitive Behavior Therapy  diharapkan dapat dilanjutkan oleh klien di rumah dan keluarga dapat terus memotivasi klien melakukan teknik  yang sudah diajarkan.Kata Kunci : Cognitive Behavior Therapy,  Halusinasi pendengaran
PENERAPAN TERAPI OKUPASI MEMBUAT GELANG TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN DI UPT PUSKESMAS KOPETA Tia, Ester; Avelina, Yuldensia
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i1.3041

Abstract

Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Jumlah kasus skizofrenia di UPT Puskesmas Kopeta tahun 2024 sebanyak 87 kasus, dimana mengalami peningkatan dari tahun 2023 sebanyak 82 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penerapan intervensi terapi okupasi membuat gelang pada klien halusinasi pendengaran terhadap kemampuan mengontrol halusinasi di UPT Puskesmas Kopeta. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek studi ini diambil sebanyak 2 klien. Teknik pengambilan partisipan dengan menggunakan purposive sampling . Penerapan terapi okupasi dengan cara membuat gelang dilakukan selama 2 hari, 1 kali sehari dilakukan selama 15 menit. Hasil studi kasus menunjukkan pasien mampu melakukan teknik membuat gelang dengan baik dan benar sebagai upaya untuk mengontrol halusinasi pendengaran.Terapi Okupasi dapat dilanjutkan oleh klien dirumah dan keluarga dapat terus memotivasi klien melakukan ketrampilan yang sudah diajarkan. Intervensi membuat gelang terbukti dapat mengurangi gejala halusinasi pendengaran pada klien.Kata K unci: Halusinasi, Membuat Gelang, Terapi Okupasi  
SINERGI REHABILITASI DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA PENYINTAS ODGJ MELALUI PLATFORM DIGITAL: SYNERGY OF REHABILITATION AND FAMILY ECONOMIC EMPOWERMENT FOR PERSONS WITH MENTAL DISORDERS THROUGH DIGITAL PLATFORMS Avelina, Yuldensia; Herminsih, Adelheid Riswanti; Silva, Gregoriany Cesilia Krisphina Dessy Da; May, Martinus; Rian, Oktavianus Nong; Tokan, Haryanti Ina
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i3.2716

Abstract

Jumlah kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kecamatan Nelle pada tahun 2025 tercatat sebanyak 50 kasus yang tersebar di lima desa, dengan 19 orang mengalami putus obat. Sebanyak 20 ODGJ telah menunjukkan perbaikan kondisi, namun upaya pemulihan bagi mereka belum terlaksana secara optimal. Selama ini, ODGJ yang telah membaik hanya tinggal di rumah tanpa aktivitas produktif, sehingga berisiko mengalami kekambuhan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendukung proses pemulihan ODGJ melalui pendekatan rehabilitasi dan pemberdayaan ekonomi berbasis platform digital, memperkuat jejaring kolaborasi, serta memecahkan permasalahan kesehatan jiwa berbasis riset. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi kepada ODGJ dan keluarga pendamping, pelatihan keterampilan, pendampingan intensif, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aspek pemulihan ODGJ, pengetahuan dan keterampilan, serta kepatuhan minum obat. Bagi keluarga pendamping, terjadi peningkatan pengetahuan, peran, dan dukungan terhadap anggota keluarga penyintas ODGJ. Sementara itu, kader kesehatan jiwa mengalami peningkatan kapasitas dan empati dalam memberikan pendampingan. ODGJ peserta program mampu menghasilkan karya berupa tenun ikat dan kursi bambu, serta memasarkan produk melalui platform digital (media sosial pada smartphone). Program ini membuktikan bahwa sinergi antara rehabilitasi psikososial dan pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi dapat mendukung proses pemulihan ODGJ, menurunkan angka kekambuhan, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan keluarga.