Pantun merupakan salah satu bentuk sastra daerah di Indonesia, termasuk di Maluku, yang tersebar, baik secara lisan maupun tertulis. Penggunaan bahasa Melayu Ambon sebagai media penyampaian memungkinkan persebaran pantun ini ke seluruh pelosok Maluku. Bahasa Melayu Ambon sebagai basantara dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Maluku membuat pantun berbahasa Melayu Ambon dikenal dengan baik hingga saat ini. Penggunaan pantun Melayu Ambon dalam berbagai acara formal dan nonformal juga sangat beragam. Berkaitan dengan persebaran dan penggunan pantun Melayu Ambon di Maluku, penelitian ini hendak memfokuskan pada aspek artikulasi pantun dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP. Pantun merupakan salah satu materi pembelajaran sastra klasik yang terdapat dalam Kurikulum SMP yang disesuaikan pula dengan karakteristik pendidikan karakter. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat bagaimana model pembelajaran multiliterasi dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pantun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pra-Eksprerimental One group Pretest-Postest yang digunakan untuk memahami pantun dan artikulasi budi pekerti dalam kaitannya dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kecamatan Kairatu. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran multiliterasi dalam menulis pantun, khususnya artikulasi pantun yang mengandung budi pekerti lewat pantun berjenis nasihat. Hal ini terbukti dari nilaihasil tes akhir yang memenuhi KKM, yakni 71,75.6