Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

HARMONI DAN KETAHANAN KULTURAL DALAM TRADISI LISAN TYARKA DI KEPULAUAN BABAR, MALUKU BARAT DAYA Mariana Lewier
Masyarakat Indonesia Vol 43, No 2 (2017): Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia
Publisher : Kedeputian Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan (IPSK-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jmi.v43i2.742

Abstract

This paper had been carried out to expose the cultural survivorship of oral tradition tyarka in Babar Archipelago, South West Mollucas as a cultural heritage based on its language aspect and performance,defense, and inheritance. The endurance or cultural survivorship of the linguistic aspect is expressed through the creativity of the production of poetic expression, while the performance aspect is examined based on the situation of the performance and audience participation. The defense and inheritance of the tyarka is revealed in connection with Babar’s collective memory. This paper is the result of a qualitative research using an etnography method. The data were focused on the tyarka performance in Eastern Babar and Masela Island without neglecting the others in Babar Archipelago. By analizing the oral and poetic expression, it was found that the structure and composition of tyarka have repeating patterns in the old language plurality in Babar Archipelago. The plurality of old languages used and understood by the indigenous people of Southwest Maluku shows a mutually acceptable harmony of life.1 Tulisan ini merupakan ringkasan disertasi yang berjudul “Kesintasan Tradisi Lisan Tyarka di Kepulauan Babar, Maluku BaratDaya (2016). The structure of tyarka describes “tree and edge”philosophy which is its survival methaphore. As a ritual performances that are believed to be sacred, the oral tradition of tyarka have been developing significant after the formation ofSouthwest Maluku Regency. The endeavour to defend and inherit tyarka showed the concern and appreciation of the community toward their ancesor and its regeneration. This became a cultural force of the Babar community as an archipelago society that maintained unity and involvement.Keywords: harmony and cultural survivorship, oral tradition, Tyarka, inheritanceABSTRAKTulisan ini mengungkapkan harmoni dan ketahanan kultural tradisi lisan tyarka di Kepulauan Babar Maluku Barat Daya sebagai suatu warisan budaya yang dilihat dari aspek kebahasaan dan pertunjukan, serta pemertahanan dan pewarisannya. Ketahanan atau kesintasan kultural dari aspek kebahasaan diperlihatkan melalui kreativitas produksi ekspresi puitik, sedangkan aspek pertunjukan dikaji berdasarkan situasi pertunjukan dan partisipasi penonton. Pemertahanan dan pewarisan tyarka diungkap dalam kaitan dengan memori kolektif masyarakat Babar. Tulisan ini merupakan hasil penelitian bertipe kualitatif dengan menggunakan metode etnografi. Data penelitian difokuskan pada pertunjukan tyarka dari Babar Timur dan Pulau Masela dengan tetap memperhatikan data tyarka dari pulau lainnya di Kepulauan Babar.Temuan yang diperoleh dari analisis kelisanan dan ekspresi puitika menunjukkan struktur dan komposisi tyarka yang memiliki pola perulangan baku dalam pluralitas bahasa tua di Kepulauan Babar. Pluralitas bahasa tua yang digunakan dan dapat dipahami oleh masyarakat adat Maluku Barat Daya menunjukkan harmoni kehidupan yang saling berterima. Struktur tyarka menggambarkan falsafah “pohon dan ujung” yang merupakan metofora kesintasannya. Sebagai sebuah pertunjukan ritual yang diyakini kesakralannya, tradisi lisan tyarka mengalami perkembangan yang cukup signifikan setelah terbentuknya Kabupaten Maluku Barat Daya. Upaya untuk mempertahankan dan mewariskan tyarka menunjukkan sikap kepedulian yang didasari penghargaan dan penghormatan terhadap tradisi leluhur dalam kesinambungan antargenerasi. Hal ini menjadi suatu kekuatan kultural masyarakat Babar sebagai masyarakat kepulauan yang tetap menjaga kesatuan dan keterikatan secara adat.Kata Kunci: harmoni dan ketahanan kultural, tradisi lisan, Tyarka, pewarisan
Directive Speech Act in Moluccan Children Traditional Game Songs in Maluku Mariana Lewier; Merlyn Rutumalessy; Viona Sapulette
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 2 (2020): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i2.931

Abstract

Up to the present time, there are still many children games played with their respective accompanying songs by young children in Maluku. The lyrics of these children songs can be categorized as one form of texts that can be analyzed in terms of language aspects. This paper discusses directive speech acts contained in the children songs-attached games in Maluku. The purpose of this paper is to describe the various acts of directive speech, the social-cultural context that embodies it, and the level of politeness they may carry. The approach used was pragmatic approach, specifically the framework of speech act theory. The data used in this study was children songs in Ambon-Maluku, both oral and written data containing directive statements. Data analysis was done by interpreting, making inferences, and presenting it in the form of descriptive analysis. Descriptive analysis is intended to describe, provide an overview and identify the relationship between the phenomena being studied. The directive act of speech contained in the children game songs in Maluku can be categorized as direct or indirect. The direct way of directive speech acts is used for requesting, ordering, inviting, and forbidding, while the indirect way is preferred than imperative mode by using interrogative sentence, news report, and a particular request statement. Thus, through this analysis, we may come to an understanding of the dynamics of socio-cultural realm that underlies the presence of children game traditions in Maluku.
Artikulasi Budi Pekerti dalam Pembelajaran Pantun di SMP Negeri 1 SBB Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Mariana Lewier; Romilda Arivina da Costa
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i1.3103

Abstract

Pantun merupakan salah satu bentuk sastra daerah di Indonesia, termasuk di Maluku, yang tersebar, baik secara lisan maupun tertulis. Penggunaan bahasa Melayu Ambon sebagai media penyampaian memungkinkan persebaran pantun ini ke seluruh pelosok Maluku. Bahasa Melayu Ambon sebagai basantara dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Maluku membuat pantun berbahasa Melayu Ambon dikenal dengan baik hingga saat ini. Penggunaan pantun Melayu Ambon dalam berbagai acara formal dan nonformal juga sangat beragam. Berkaitan dengan persebaran dan penggunan pantun Melayu Ambon di Maluku, penelitian ini hendak memfokuskan pada aspek artikulasi pantun dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP. Pantun merupakan salah satu materi pembelajaran sastra klasik yang terdapat dalam Kurikulum SMP yang disesuaikan pula dengan karakteristik pendidikan karakter. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat bagaimana model pembelajaran multiliterasi dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pantun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pra-Eksprerimental One group Pretest-Postest yang digunakan untuk memahami pantun dan artikulasi budi pekerti dalam kaitannya dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kecamatan Kairatu. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran multiliterasi dalam menulis pantun, khususnya artikulasi pantun yang mengandung budi pekerti lewat pantun berjenis nasihat. Hal ini terbukti dari nilaihasil tes akhir yang memenuhi KKM, yakni 71,75.6
SIKAP APATIS TOKOH RACHEL DALAM NOVEL SAKURA DALAM PELUKAN KARYA AUNI FA (KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD) Umamit, Julianti; Lewier, Mariana; Hiariej, Chrissanty
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6 No 1 (2024): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol6no1hlm1063-1076

Abstract

Karya sastra merupakan karya yang mengulas tentang permasalahan kehidupan yang bersifat imajinatif. Permasalahan yang sering terjadi pada kehidupan manusia seperti konflik antara manusia dengan manusia lainnya. Permasalahan tersebut dapat diungkapkan dalam salah satu jeniskarya sastra yaitu novel.Novel yang membahas salah satu konflik yang terjadi antara tokoh dengan tokoh lainnya adalah novel Indonesia yang dibicarakan dalam penelitian ini, yang berjudul Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa.Novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa menceritakan seorang anak yang bernama Rachel tinggal dan tumbuh di keluarga yang berada, namun ia memiliki sikap apatis terhadap Ayahnya dikarenakan Ayahnya sibuk bekerja dan jarang meluangkan waktu bersama keluarga. Konflik yang terjadi antara Rachel dengan Ayahnya menyebabkan Rachel memiliki kepribadian yang apatis terhadap Ayahnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sikap apatis tokoh Rachel dalam novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa dengan kajian psikoanalisis Sigmund Freud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kalimat langsung dan kalimat tak langsung yang merujuk pada sikap apatis tokoh Rachel, sedangkan sumber data yang digunakan ialah novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa. Teknik pengumpulan data penelitian ini teknik kepustakaan. Langkah-langkah analisis dilakukan dengan tahapan: (1) Pengumpulan data, (2) Reduksi data, (3) Penyajian data, dan (4) Verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini adalah: (1) Sikap aptis tokoh Rachel dalam novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa yang menunjukkan id dan ego. Aspek dari struktur kepribadian Sigmund Freud yang paling dominan pada tokoh Rachel adalah aspek ego, sedangkan superego tidak ada pada tokoh Rachel dalam novel Sakura dalam Pelukan. (2) Mekanisme pertahanan ego. Tokoh Rachel dalam menghadapi sikap apatisnya menggunakan mekanisme pertahanan ego yaitu penolakan, melawan diri sendiri, dan sublimasi.
PELATIHAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERBASIS MULTILITERASI BAGI GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI AMBON Lewier, Mariana; Maspaitella, Martha; da Costa, Romilda Arivina
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 2 No 2 (2022): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol2iss2pp68-77

Abstract

Dalam realita dan problematika kondisi perkembangan pendidikan di Maluku, masih banyak ditemui kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan secara lebih serius. Salah satunya adalah komitmen dan SDM, yakni para guru masih perlu ditingkatkan karena berimbas pada kompetensi guru dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia dalam kaitan dengan pembelajaran literasi. Untuk itu, peningkatan kompetensi guru menjadi prasyarat mutlak bagi lahirnya generasi cerdas, inovatif, produktif, kreatif, dan berkarakter. Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ambon (MTsN Ambon), dan diarahkan pada pelatihan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis multiliterasi bagi para guru karena sebelumnya pendekatan ini belum pernah diterapkan. Kegiatan PkM ini diawali dengan penyuluhan; diikuti dengan proses diskusi atau tanya-jawab. Sebagai bentuk praktiknya, para guru diminta kesediaannya untuk menulis teks narasi bertopik Aku dan Laut. Hasilnya menunjukkan para guru cukup antusias mengerahkan kesan, juga kenangan masa kecil untuk bernarasi mengenai dirinya masing-masing dan laut. Tidak sedikit juga yang saling mencurahkan kesan, kenangan, dan pendapatnya kepada rekan yang lain agar sama-sama memperoleh peluang pengembangan ide dan berimajinasi lebih lanjut.
Pelatihan Menulis Puisi dengan Memanfaatkan Diksi Lokal di SMP Negeri 2 Pulau-Pulau Babar Kabupaten Maluku Barat Daya Lewier, Mariana; Rutumalessy, Merlyn
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 4 No 2 (2024): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol4iss2pp51-58

Abstract

Alignment with the literacy movement and literary appreciation in the 21st century is very important in language and literature learning because it is one of the aspects that determines the quality and quality of education. So, it is necessary to make various continuous efforts that lead to adequate standards of success. The reality encountered in Maluku Province shows that learning in schools today has not been able to realize expectations for the achievement of student competence in literacy and literary creation properly and evenly. This can also be seen in the reality at SMP Negeri 2 Pulau-Pau Babar, East Babar Sub-district, Southwest Maluku Regency. The demands of 21st-century skills must be mastered, but which schools have not been able to foster literacy and appreciation of the Indonesian language and literature among teachers and students. This is the main basis for the implementation of this community service activity. The expected target is the students of SMP Negeri 2 Pulau-Pau Babar who still have a local language, namely the Southeast Babar language, who can develop literary potential combined with the creativity of processing local language vocabulary. This activity is directed at poetry writing training that utilizes local diction as an application of the multiliteracy learning model. The results show that students generally do not master local diction, so that only a few words are used in their poetry creation.
Pelatihan Kemampuan Menulis Esai Argumentatif bagi Siswa SMA Negeri 7 Ambon melalui Pendekatan Kontekstual Lewier, Mariana; Hiariej, Chrissanty
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 4 No 1 (2024): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol4iss1pp1-8

Abstract

The ability to write argumentative essays is one of the important language skills in developing critical thinking and written communication skills. However, this skill is still a challenge for most high school students, who are often unable to organize arguments logically and systematically. The low level of this skill is due to the learning approach that is not fully contextualized and the lack of directed practice. In response to these conditions, the Community Service team from the Indonesian Language Education Study Program conducted training activities on writing argumentative essays using a contextual approach at SMA Negeri 7 Ambon. This activity began with the provision of intensive training, which included understanding the structure of the essay, techniques for composing arguments, and the use of effective language. The training was followed by direct writing practice assisted by lecturers to 30 grade XI students. The results of the activity showed an increase in the participants' ability to compose essays that were more structured, contained relevant arguments, and were more confident in expressing their opinions through writing. Most students were also able to relate essay topics to their personal experiences and the surrounding environment. This activity proves that the contextual approach is effective in improving the quality of students' argumentative writing and encouraging the formation of critical thinking attitudes.
OPTIMALISASI PERAN MAHASISWA PBSI DALAM PKM MELALUI SOSIALISASI DAN COACHING Lewier, Mariana; Supriyono, Areni Yulitawati; Triyana, Eka
PAKEM : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): Pakem : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/pakem.5.2.97-108

Abstract

The low participation of students in the Student Creativity Program (PKM) is due to a lack of understanding and experience in proposal writing, even though PKM is a crucial platform for developing students' academic and non-academic potential. This community service program was initiated to enhance the capacity of students from the Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) at Universitas Pattimura to compete at the national PKM level. The method involved socialization, technical training, intensive mentoring, and proposal evaluation. Evaluation was based on active student participation in each stage and the quality of proposals produced, with success indicators including the number of groups formed, improved conceptual understanding, and proposal readiness according to national standards. The results showed a 100% increase in participation—from zero to four student groups submitting proposals, consisting of one PKM-AI group and three PKM-RSH groups. The quality of proposals also improved in terms of structure, originality, and feasibility. Sustainability strategies included establishing the PBSI PKM Community and involving alumni as active mentors. This program demonstrated that a structured training and mentoring approach can significantly enhance student preparedness in PKM competitions
PENGUATAN LITERASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI GURU DI SMA NEGERI 50 MALUKU TENGAH, KECAMATAN TELUK ELPAPUTIH, KABUPATEN MALUKU TENGAH Lewier, Mariana; da Costa, Romilda Arivina
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 1 No 3 (2021): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol3iss1pp91-96

Abstract

Abstrak: Penguatan literasi di sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan dengan melibatkan guru dan siswa secara menyeluruh dengan tujuan agar sekolah menjadi sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat secara sadar dan bertanggung jawab. Hal ini bersejalan dengan kemampuan yang diharapkan, yakni agar para siswa mampu mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Berpijak dari realitas minimnya akses literasi yang berdampak pada rendahnya minat baca-tulis di masyarakat Indonesia, kegiatan pengadian kepada masyarakat ini difokuskan pada peningkatan kecapakan guru dan siswa dalam berliterasi yang berbasis pada kearifan lokal serta penekanan pada pentingnya literasi dalam bingkai etnokomunikasi. Kegiatan dalam bentuk ceramah diselingi pentas seni bahasa dan sastra ini diikuti oleh guru, siswa, dan komunitas seni SMA Negeri 50 Maluku Tengah. Hasil yang dicapai menyasar pada pemahaman dan penyeragaman persepsi tentang pentingnya penguatan literasi dengan menjadikan guru sebagai pionir literasi di sekolah. Para peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam hal alih wahana serta konsep etnokomunikasi sehingga mampu mengeksplorasi kekayaan budaya lokal sebagai wujud jati diri yang mengandung beragam kearifan lokal. Kata kunci: penguatan literasi, kearifan lokal, etnokomunikasi Abstract: Strengthening literacy in schools is an effort made by involving teachers and students as a whole with the aim that schools become learning organizations whose citizens are literate consciously and responsibly. This is in line with the expected abilities, namely so that students are able to access, understand, and use things intelligently through various reading, writing, listening, and speaking activities. Based on the reality of the lack of access to literacy which has an impact on the low interest in reading and writing in Indonesian society, this community service activity is focused on increasing the skills of teachers and students in literacy based on local wisdom and emphasizing the importance of literacy in an ethnocommunication frame. The activity in the form of lectures interspersed with language and literary arts performances was attended by teachers, students, and the arts community of SMA Negeri 50 Central Maluku. The results achieved are aimed at understanding and uniform perception of the importance of strengthening literacy by making teachers as literacy pioneers in schools. The participants gained new knowledge and experience in terms of vehicle transfer and the concept of ethnocommunication so that they were able to explore the richness of local culture as a form of identity that contains a variety of local wisdom. Keywords: literacy strengthening, local wisdom, ethnocommunication
GAYA BAHASA PADA CERPEN “KUKILA (RAHASIA POHON RAHASIA)” DALAM KUMPULAN CERITA KUKILA KARYA M. AAN MANSYUR (SUATU KAJIAN STILISTIKA) Batmomolin, Reni; Lewier, Mariana
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2019): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol1no1hlm17-28

Abstract

Gaya bahasa dalam karya sastra merupakan salah satu unsur yang menarik untuk dibahas. Penelitian ini berfokus pada analisis penggunaan gaya bahasa pada cerpen “Kukila” (Rahasia Pohon Rahasia) dalam Kumpulan Cerita Kukila karya M. Aan Mansyur dengan menggunakan Kajian Stilistika. Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk dapat menunjukkan penggunaan gaya bahasa oleh pengarang dan makna setiap gaya bahasa yang ditemukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang mengandung gaya bahasa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca, catat, dan kepustakaan, sementara teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis Mengalir yang terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam cerpen tersebut, yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan. Penggunaan gaya bahasa dalam cerpen dimaksudkan untuk memperindah deskripsi cerita dan memperjelas makna yang ingin disampaikan pengarang