Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Sasombo, Ferkrindi; Nelwan, Jeini E.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.27438

Abstract

Hipertensi adalah yang menyebabkan kematian pada dunia. Banyak orang menyebut hipertensi sebagai pembunuh diam-diam, dikarenakan orang yang mengidap penyakit hipertensi sering kali tidak ada gejalanya. Pada tahun 2023, data menunjukkan bahwa jumlah orang yang berusia antara 30 hingga 79 tahun yang menderita hipertensi mencapai satu miliar di seluruh dunia. Menurut data Riskesdas tahun 2013 dan 2018, Indonesia mengalami peningkatan kasus hipertensi dari total prevalensi 25,8% naik menjadi 34,15%. Prevalensi penyakit hipertensi di dunia atau secara global yaitu sebesar 22% dari total populasi dunia. Sulawesi Utara memiliki angka prevalensi hipertensi sebesar 33,12%. Kota Manado memiliki angka kejadian penyakit hipertensi yaitu sejumlah 41.869 kasus. Hipertensi merupakan penyakit teratas di Kecamatan Tuminting. Tujuan Penelitian untuk menggambarkan dan menganalisis hubungan aktivitas fisik dan riwayat keluarga dengan hipertensi pada pasien di Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jenis penelitian yaitu observasional analitik  desain penelitian cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah pasien hipertensi di Puskesmas Tuminting Kota Manado, yang terdiri dari 74 responden yang dipilih melalui metode accidental sampling. Penelitian ini berlangsung pada bulan Januari-Februari 2024. Hasil penelitian dengan uji Chi Square, yaitu tidak ada korelasi antara aktivitas fisik dengan hipertensi memiliki nilai sebesar 0,101, dan juga ditemukan tidak ada korelasi antara riwayat keluarga dengan hipertensi memiliki nilai sebesar 0,386.
DISTRIBUSI KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT PNEUMONIA PADA BALITA DI INDONESIA TAHUN 2019-2023 Manik, Dortiana; Kaunang, Wulan P. J.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44589

Abstract

Pneumonia merupakan penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Setiap tahun, penyakit ini menyebabkan kematian lebih dari 2 juta anak di bawah usia lima tahun. Pada tahun 2018, pneumonia merenggut nyawa lebih dari 800.000 anak balita di seluruh dunia atau 39 anak per detik. Sebagian besar kematian terjadi pada anak berusia di bawah dua tahun dan nyaris 153.000 kematian terjadi pada bulan pertama kehidupan. Angka kematian anak akibat penyakit ini lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya, diare menyebabkan kematian 437.000 anak balita. Angka kejadian pneumonia di Indonesia adalah 20,06 per 1.000 anak, sedikit menurun dibandingkan angka tahun 2017 yang sebesar 20,56 per 1.000 anak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data kasus dan kematian akibat Pneumonia di Indonesia dari tahun 2019-2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 2019–2023, kasus pneumonia paling banyak terjadi pada anak usia 1–<5 tahun, terutama laki-laki. Provinsi dengan kasus terbanyak bervariasi, didominasi Jawa Barat dan Jawa Timur, dengan puncak tertinggi di Jawa Barat tahun 2019. Kematian terbanyak terjadi pada bayi <1 tahun, dengan provinsi berbeda setiap tahunnya, tertinggi di Maluku (2019) dan Sulawesi Barat (2023). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu, selama tahun 2019–2023, kasus pneumonia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dan paling tinggi pada kelompok umur 1–<5 tahun, sedangkan kematian tertinggi terjadi pada bayi <1 tahun. Jawa Barat dan Jawa Timur bergantian menjadi provinsi dengan kasus tertinggi, sementara kematian balita terbanyak bervariasi tiap tahun di beberapa provinsi. Kasus pneumonia tertinggi tercatat pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2021.
HUBUNGAN ANTARA SEDENTARY LIFESTYLE DENGAN OBESITAS PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI: STUDI KASUS KONTROL Rambolangi, Vincencius Rangga Wisesa; Kalesaran, Angela F. C.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.45032

Abstract

Gaya hidup sedentari (sedentary lifestyle) merujuk pada gaya hidup individu yang menghabiskan banyak waktu untuk duduk atau berbaring tanpa melakukan aktivitas fisik yang cukup. Pola aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor penyebab obesitas adalah pola aktivitas sedentari (kurang gerak), yang menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkann risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan sedentary lifestyle dengan obesitas pada mahasiswa. Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain atau rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian dilakukan dengan wawancara terhadap responden, pengisian kuesioner, serta pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi mahasiswa (IMT) pada 80 responden. Jumlah sampel penelitian yaitu 80 responden, dan besaran sampel kasus yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden kelompok kasus (status gizi berdasarkan IMT Obesitas tingkat ringan-berat) dan 40 responden kelompok kontrol (status gizi berdasarkan IMT normal-kurus). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Didapatkan bahwa rata-rata IMT 25,24 kg/m2 dan rata-rata tingkat sedentary lifestyle 94,76 jam/minggu. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan analisis Chi-square didapatkan ada hubungan antara sedentary lifestyle dengan obesitas pada mahasiswa dengan nilai p = <0,01 dan OR = 5,741 (CI=2,154-15,297). Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signfikan antara sedentary lifestyle dengan obesitas pada mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KABUPATEN MINAHASA Ondang, Ribka; Punuh, Maureen I.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48428

Abstract

Perkembangan yang dialami oleh remaja mencakup kemampuan remaja dalam menerima kondisi fisik mereka. Keadaan fisik atau citra tubuh menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangannya. Remaja yang tidak mampu menerima citra tubuhnya dapat mengalami penurunan kepercayaan diri, kebiasaan diet tidak sehat, dan gangguan pola makan yang berpotensi memengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja di SMA Negeri 1 Langowan, Kabupaten Minahasa. Penelitian kuantitatif melalui pendekatan observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional study. Lokasi tempat penelitian di SMA Negeri 1 Langowan, Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sampel penelitian sebanyak 110 remaja kelas sepuluh dan sebelas yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan pemilihan teknik sampel menggunakan probability sampliing dengan metode systematic random sampling. Penelitian ini memakai instrument kuesioner MBSRQ-AS serta alat ukur berat badan dan alat ukur tinggi badan. Dari 110 remaja diketahui status gizi tidak baik dengan citra tubuh negatif 17 responden dan citra tubuh positif 22 responden sedangkan status gizi baik dengan citra tubuh negatif 24 responden dan citra tubuh positif 47 responden. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan analisis antara citra tubuh dengan status gizi untuk 110 responden, dengan hasil r = 0,002 dan P = 0,981 (P>0,05) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja di SMA Negeri 1 Langowan, Kabupaten Minahasa. Peneliti memberi saran pada remaja yang didapati memiliki citra tubuh negatif untuk fokus pada kemampuan non-fisik seperti prestasi akademik atau hobi untuk membangun kepercayaan diri serta batasi paparan konten yang mempromosikan standar kecantikan tidak realistis.
ANALISIS BAHAYA DAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN INSTALASI GIZI RSU GMIM BETHESDA TOMOHON Rawung, Putri Bellatrix; Kawatu, Paul A. T.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48866

Abstract

Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit tidak hanya menjadi perhatian utama di ruang medis seperti ruang operasi dan laboratorium, tetapi juga di area non-medis seperti instalasi gizi. Di balik aktivitas memasak, memotong, dan menyajikan makanan, terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pekerja di instalasi gizi terlibat dalam berbagai aktivitas harian yang memiliki potensi bahaya baik dari aspek fisik, kimia, maupun ergonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bahaya, menilai tingkat risiko dan menyusun rencana pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja instalasi gizi RSU GMIM Bethesda Tomohon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Kualitatif. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari - Juni 2025. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari kepala instalasi gizi, tenaga pengolahan makanan, tenaga pramusaji, dan tim K3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa potensi bahaya yang mencakup faktor lingkungan seperti lantai licin dan suhu panas, faktor alat seperti peralatan tajam dan bahan kimia, serta faktor manusia seperti posisi kerja yang tidak ergonomis dan risiko infeksi silang. Dari hasil penilaian risiko, ditemukan bahwa sebagian besar aktivitas tergolong dalam kategori low risk dan medium risk, namun terdapat beberapa aktivitas yang memiliki high risk, terutama pada proses memotong dan memasak bahan makanan yang melibatkan peralatan tajam dan paparan panas yang tinggi. Selanjutnya, hasil pengendalian risiko yang dapat dilakukan meliputi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, perbaikan sarana fisik seperti ventilasi ruangan, serta pelatihan tentang ergonomi kerja.
ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA Tumiwa, Aprilia Friska; Mantjoro, Eva M.; Manampiring, Aaltje E.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.30937

Abstract

Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Minahasa Utara termasuk Wilayah Kerja Puskesmas Tatelu. Upaya pencegahan dan pengendalian telah dilakukan tetapi jumlah kasus TBC terus meningkat. Oleh karena itu penting untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor yang berkaitan terhadap penyebaran TBC di wilayah ini dan untuk mengidentifikasi strategi pencegahan yang efektif. Menemukan faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi TB paru di wilayah kerja Puskesmas Tatelu yaitu tujuan pada penelitian ini. Penelitian ini memakai desain kasus-kontrol dan metodologi kuantitatif non- eksperimental. Wilayah kerja Puskesmas Tatelu menjadi lokasi dalam penelitian. Juni 2023 - November 2023. Terdapat 51 responden dalam survei ini. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwasanya responden paling banyak terdistribusi pada usia produktif (87,5%), jenis kelamin laki-laki (72,5%), bekerja (57,8%), pendidikan SMA (49,0%), penderita tuberkulosis (50%), komponen rumah tidak memenuhi syarat (52,9%), sarana sanitasi TMS (64,7%), perilaku penghuni tidak memenuhi syarat (74,5). Hasil analisis bivariat adalah usia (p=0,402), jenis kelamin (p=0,027), pendidikan (p=0,000), pekerjaan (p=0,009), komponen rumah (p=0,000), sarana sanitasi (p=0,214), perilaku penghuni (p=0,006). Dengan nilai OR sebesar 9,202, hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel komponen rumah (sig. 0,000) paling berkaitan dengan terjadinya TB paru di wilayah kerja Puskesmas Tatelu kab. Minahasa Utara. Hal ini memastikan bahwasanya variabel komponen rumah yang tidak memenuhi syarat terdapat risiko besarnya 9,202 kali lebih besar terhadap kejadian tuberkulosis. Kesimpulannya, terjadinya TB paru di wilayah kerja Puskesmas Tatelu Kab. Minahasa Utara berkorelasi secara signifikan dengan faktor-faktor seperti jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, komponen rumah, serta perilaku penghuni rumah.