Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Analisa Susut Tegangan dan Rugi- Rugi Daya Pada SUTM 20 kV Pada Unit PT. PLN (Persero) ULP Lubuk Sikaping Pasaman Sumatera Barat Nilhusna; Rauf, R; Budiman
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v5i2.1129

Abstract

Energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam seiring berkembangan zaman sekarang ini. Perkembangan ini harus di iringi dengan penyedian energi listrik yang merata kepada konsumen baik yang berada dikota maupun dipelosok daerah terpencil sekalipun, seperti konsumen di kabupaten pasaman Sumatera Barat. Penyaluran energi listrik oleh PT. PLN (Persero) ULP Lubuk Sikaping terdapat 22 feeder yang aktif, diantaranya feeder 1 Kota yang memiliki tegangan kirim yaitu 20,45 kV dengan panjang penyulang 3,376 kms dan terdapat 22 titik trafo dan 6 titik percabangan, menggunakan kawat penghantar AAAC 70 mm² dengan arus beban maksimum 68,19 Ampere. Maka dalam penyaluran energi listrik ke konsumen memiliki beberapa kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa susut tegangan dan rugi-rugi daya. berdasarkan perhitungan feeder 1 Kota Susut tegangan yang paling besar terdapat pada titik trafo 100 kVA (2) yaitu 0,1 % dan yang terkecil terdapat pada titik trafo 200 kVA (13) yaitu 0,0009 %. Sehingga di dapatkan total rugi-rugi daya pada feeder 1 Kota yaitu 4.897,97 Watt. Dari 6 titik percabangan susut tegangan yang paling besar pada titik trafo 50 kVA (22) yaitu 0,24 % dan yang paling kecil adalah titik percabangan 1 yaitu 0,20%.
Evaluasi Sistem Kelistrikan (PLTMH) Di Desa Bayang Janiah Kecamatan Bayang Utara Pesisir Selatan Sumatera Barat Rivaldo, R; Rauf, R; Ridal, Y
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v5i2.1138

Abstract

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan air sebagai tenaga penggerak seperti saluran irigasi, sungai, atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjun (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air, turbin, dan generator. Penelitian skripsi ini dilakukan di PLTMH Bayang Janiah Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. PLTMH Bayang Janiah berkapasitas 30 kW, menggunakan turbin jenis croos flow, generator sinkron 3 fasa 30 kW dengan putaran 1500 rpm. Awalnya PLTMH di desa Bayang Janiah menggunakan generator sinkron 25 kW dikarenakan terjadinya konslet mengakibatkan generator 25 kW terbakar, maka dilakukan perbaikan dengan mengganti generator menjadi 30 kW. Beban yang dilayani 44 konsumen. Total beban konsumen yang terpasang 30.600 VA disalurkan melalui kabel TC AL 4×25 mm² sepanjang 659 m. Masing-masing arus beban fasa tidak seimbang, Ir = 10,19 A, Is = 11,99 A, It = 10,75 A. Berdasar hasil penghitungan drop tegangan masing-masing fasa adalah Vdr = 3,13 %, Vds = 3,66 %, Vdt = 3,31 %. Tegangan memenuhi syarat yaitu dibawah 5 %. Rugi-rugi daya total sepanjang saluran adalah 5,80 %.
Penjualan Dan Penurunan Susut Energi Distribusi Menggunakan Automatic Meter Reading Pada Pelanggan 3 Phasa di PT.PLN (Persero) UP3 Muara Bungo Sefrinalfi, R; Rauf, R; Ridal, Y
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v6i1.1149

Abstract

Penelitian ini menganalisis pengaruh pemasangan Automatic Meter Reading (AMR) januari tahun 2023 pada pelanggan 3 phase Base Transceiver Station (BTS) di PT PLN (Persero) UP3 Muara Bungo di ULP Rimbo Bujang terhadap pemakaian kwh dan penjualan tenaga listrik dengan data dari tahun 2022 hingga 2024. Penelitian ini berfokus pada 35 pelanggan BTS di UP3 Muara Bungo ULP Rimbo Bujang dengan menganalisis pemakaian kWh meter sebelum pemasangan AMR yang sangat fluktuatif akan tetapi menjadi lebih stabil yaitu interval 100-110 JT meskipun secara rata-rata total penjualan tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2023 terjadi penurunan sebesar Rp. 2.471.476. Dengan data yang lebih stabil dan akurat setelah dilakukan pemasangan AMR maka dapat diperoleh prognosa yang lebih baik serta mitigasi yang lebih tepat. Analisa juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemasangan AMR terhadap susut distribusi terjadi penurunan pemakaian kWh pada pelanggan 3 Phase BTS setelah dilakukan pemasangan AMR pada bulan januari tahun 2023 terjadi penurunan trend pemakaian sebesar 12% dengan rata-rata pemakaian 35 pelanggan sampling pada tahun 2022 adalah 73.448 kWh menjadi 64.901 kWh pada tahun 2023, terdapat selisih 8547 kWh lebih kecil yang setara dengan 0.59% susut bulanan tahun 2022 dan 0.52% susut bulanan tahun 2023. Setelah dilakukan analisa lebih lanjut terhadap data penelitian maka dapat diketahui bahwa terdapat 3 kemungkinan yang terjadi pada pelanggan setelah dilakukan pemasangan AMR yaitu, normal/sesuai, lebih tagih dan kurang tagih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemasangan AMR pada pelanggan 3 phase BTS di PT PLN (Persero) UP3 Muara Bungo memberikan manfaat signifikan dalam stabilisasi pemakaian energi listrik, kendali penjualan yang lebih baik, dan pemantauan susut distribusi yang lebih akurat. Meskipun terjadi penurunan dalam rata-rata penjualan, manfaat jangka panjang dari AMR dalam mengoptimalkan efisiensi operasional dan pengelolaan sumber daya energi listrik menjadi sangat jelas. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pentingnya penggunaan teknologi AMR dalam meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan listrik dalam era digital ini.
Studi Analisa Sistem Keandalan Jaringan Tegangan Menengah Pada Feeder 2 Lima Kaum di PT PLN (Persero) ULP Batusangkar Saputra, A; Rauf, R; Anshar, C N
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v6i1.1219

Abstract

Di PT. PLN (Persero) ULP Batusangkar feeder 2 Lima Kaum merupakan feeder yang sering terjadi gangguan JTM pada tahun 2024 yaitu 9 kali. Dalam penelitian ini dibahas pengaruh pemeliharaan preventif bagi mutu dan keandalan pada feeder 2 Lima Kaum di PT. PLN (Persero) ULP Batusangkar guna penekanan angka gangguan JTM, SAIDI, SAIFI, CAIDI dan CAIFI pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2023. Pemeliharaan preventif yang dilakukan antara lain inspeksi jaringan dan tindak lanjut dari hasil inspeksi. Gangguan Feeder 2 Lima Kaum pada tahun 2023 terjadi sebanyak 48 kali dalam rentang waktu 1 tahun dan pada tahun 2024 terjadi sebanyak 9 kali dalam rentang waktu dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2024. Sedangkan secara keseluruhan feeder pada tahun 2023 terjadi gangguan sebanyak 148 kali dalam rentang waktu 1 tahun dan 35 kali gangguan pada tahun 2024 dalam rentang waktu dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2024. Gangguan tersebut disebabkan oleh faktor eksternal yaitu gangguan alam atau bencana alam. Indeks keandalan Seluruh feeder pada tahun 2023 sebagai berikut ; SAIDI 2,58 SAIFI 25,68 CAIDI 1,33 CAIFI 198,54 dan pada tahun 2024 SAIDI 3,64 SAIFI 5,76 CAIDI 3,20 CAIFI 57,97. Sedangkan pada feeder 2 lima kaum pada tahun 2023 adalah ; SAIDI 0,27 SAIFI 13,17 CAIDI 0,21 CAIFI 690,95 dan pada tahun 2024 SAIDI 1,17 SAIFI 2,45 CAIDI 0,58 CAIFI 24,63. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa pemeliharaan preventif sangat berpengaruh terhadap keandalan sistem distribusi.
Study of Electrical System Analysis of Instructor Dormitory Type 54 of West Sumatera Shipping Polytechnic Hanafi, Raka Putra; Ridal, Yani; Rauf, Rosnita
Dinasti International Journal of Digital Business Management Vol. 6 No. 4 (2025): Dinasti International Journal of Digital Business Management (June - July 2025)
Publisher : Dinasti Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/dijdbm.v6i4.5161

Abstract

Electrical installation is a vital component in supporting the function and operation of a building, especially in residential facilities such as dormitories. Installations that do not meet standards can cause various problems such as power outages, overloading, and potential fire hazards. This study aims to analyze the electrical system in the Type 54 Dormitory Instructor of the West Sumatra Shipping Polytechnic based on the Indonesian National Standard (SNI) and General Requirements for Electrical Installations (PUIL) 2011. The results of the analysis show that the total installed power is 106,992 Watts using a 3-phase MCCB 224-320A with an incoming cable size from LVMDP NYY 4 x 120 mm². The incoming electrical power from PLN is 82.5 kVA (125A). DP.PLT 1 total load is 35,664 Watts using a 3-phase MCCB 100A with a cable size of NYY 4 x 25 mm². DP.PLT 2 total load of 35,664 Watts using 3-phase 100A MCCB with NYY cable size 4 x 25 mm². DP.PLT 3 total load of 35,664 Watts using 3-phase 100A MCCB with NYY cable size 4 x 25 mm². Although the installation has been running, the results of the study show that the electrical system has not fully met the criteria for reliability, safety, and energy efficiency. Therefore, evaluation and improvement of the system are needed to ensure safe and sustainable operational continuity.
Study of Electrical System Analysis of the Cadet Dorm Building of the West Sumatra Snailing Polytechnic Muchtar, Niko Zainudin; Rauf, Rosnita; Anshar, Chairul Nazalul
Dinasti International Journal of Digital Business Management Vol. 6 No. 5 (2025): Dinasti International Journal of Digital Business Management (August - Septembe
Publisher : Dinasti Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/dijdbm.v6i5.5238

Abstract

The quality of electrical installations is highly dependent on the implementation and application of electrical installation standards, namely PUIL 2011 (General Requirements for Electrical Installations) and other supporting regulations. The implementation is to ensure the safety of humans, tools, and buildings, as well as the main requirement for electrical installations to be carried out safely, reliably, and environmentally friendly. So it is necessary to conduct an evaluation of the electrical system to ensure the safety, reliability, and efficiency of the system are in accordance with electrical installation standards. In the cadet dormitory building, there are several rooms that function as bedrooms, living rooms, pantries, warehouses, and toilets with an electrical system consisting of power outlets, lighting installations, and air conditioning. Based on the results of the study, the total installed load of LVMDP is 104,134 Watts using a 3-phase 250A MCCB with a cable size of 4x240 mm2 NYFGbY. The 1st floor AC panel has a total load of 27,360 Watts using a 3-phase 80A MCCB using a cable of 4x35 mm2 NYY. Lighting Panel & Socket on the 1st floor total load of 9,762 Watts using 3 phase 40A MCB using 4x16 mm2 NYY cable. AC Panel on the 2nd floor total load of 27,360 Watts using 3 phase 80A MCCB using 4x35 mm2 NYY cable. Lighting Panel & Socket on the 2nd floor total load of 5,473 Watts using 3 phase 20A MCB using 4x4 mm2 NYY cable. AC Panel on the 3rd floor total load of 27,360 Watts using 3 phase 80A MCCB using 4x35 mm2 NYY cable. Lighting Panel & Socket on the 3rd floor total load of 6,819 Watts using 3 phase 32A MCB using 4x6 mm2 NYY cable
Analisa Perbandingan Performa Lampu LED Merek Philips Eyecomfort Untuk Beberapa Tingkat Daya Dalam Upaya Efisiensi Penggunaan Energi Listrik Aulia, T; Rauf, R; Anshar, C N
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v6i2.1363

Abstract

Penghematan penggunaan energi listrik salah satunya yaitu dengan cara mengurangi konsumsi energi listrik yang digunakan untuk penerangan tanpa mengurangi intensitas cahaya yang diperlukan, sebab sebagaian besar dari total beban listrik di Indonesia adalah untuk lampu penerangan. Pada penelitian ini merek lampu LED yang digunakan adalah merek Philips. Salah satu pengembangan produk merek Philips yaitu Philips EyeComfort. Pada penelitian ini juga melakukan perbandingan efisiensi lampu LED dengan lampu TL merek Philips pada lumen yang sama, sehingga hal ini juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam melakukan pemilihan penggunaan lampu untuk membantu penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian bahwa lampu LED Philips Eyecomfort yang di uji memiliki kecenderungan nilai efisiensi nya meningkat seiring dengan naik nya daya lampu. Nilai efisiensi terbesar adalah lampu LED Philips EyeComfort 12w dengan nilai efisiensi sebesar 109,1 lm/watt dan lampu dengan nilai efisiensi terkecil adalah lampu LED Philips EyeComfort 3w dengan nilai efisiensi sebesar 83,54 lm/watt. Nilai perbandingan efisiensi lampu LED merek Philips sebesar 124,13 lm/watt dengan daya sebesar 14,5watt dan lumen sebesar 1800 lm sedangkan nilai efisiensi lampu TL merek Philips sebesar 100 lm/watt dengan daya sebesar 18watt dan lumen sebesar 1800 lm. Hal ini terlihat bahwa nilai perbandingan efisiensi lampu LED (124,13 lm/watt) lebih besar dibandingkan dengan nilai efisiensi lampu TL merek Philips (100 lm/watt).
Analisa Sistem Kelistrikan Pada Gedung STO di Kota Bukittinggi Mulia, L; Rauf, R; Ridal, Y
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v6i2.1364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem kelistrikan pada gedung STO di Kota Bukittinggi yang handal, aman dan ramah lingkungan dan mengetahui perhitungan Kemampuan Hantar Arus (KHA) yang digunakan pada gedung STO di Kota Bukittinggi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sistem kelistrikan Gedung STO di Kota Bukittinggi telah dirancang dengan prinsip keandalan, keamanan, dan efisiensi yang terbukti dari perhitungan KHA yang memenuhi standar dan margin cadangan daya yang besar. Pada keandalan desain sistem menggunakan jalur paralel dengan 2 jalur untuk trafo-MDP dan 3 jalur untuk genset-MDP dapat memastikan redundansi. Pada keamanan untuk pemilihan kabel NYY 2x4x1x240 mm2 (KHA 640 A/jalur) dan kabel NYFGbY ukuran 4x35 mm² untuk SDP Rect sudah sesuai dengan standar PUIL. Pada ramah lingkungan bahwa efisiensi energi tercapai melalui pembagian beban seimbang dan penggunaan kabel berinsulasi PVC (NYFGbY). Perhitungan Kemampuan Hantar Arus (KHA) menurut metode perhitungan bahwa KHA dihitung berdasarkan standar PUIL dan katalog pabrikan, dengan mempertimbangkan arus beban maksimal dan faktor koreksi (suhu, jarak). Trafo-MDP: 2 jalur NYY 2x4x1x240 mm² (KHA 640 A/jalur) dengan Total 1.280 A (aman untuk beban 958 A). SDP Ruang Rect dengan Kabel NYFGbY 4x35 mm² (KHA 138 A) untuk beban 125 A. Semua kabel memenuhi syarat KHA > arus beban, dengan margin keamanan yang cukup dengan KHA 69 A untuk beban 60 A pada SDP Sentral. Beban rata-rata jauh di bawah KHA pada SDP Infratel hanya menggunakan 2,33 A dari KHA 69 A yang menunjukkan desain yang konservatif dan aman. Kata Kunci: Sistem Kelistrikan, Kemampuan Hantar Arus, Gedung STO Kota Bukittinggi
Studi Analisa Kelayakan Sistem Grounding Tower BTS (Base Transceiver Station) Tower Bersama Group di Kelurahan Guguk Malintang, Kecamatan Padang Panjang Timur Sumatera Barat Aprillian, R; Rauf, R; Anshar, C N
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v6i2.1365

Abstract

BTS (Base Transceiver Station) merupakan sebuah instrumen dalam jaringan telekomunikasi seluler yang berbentuk tower yang memiliki antena pemancar dan berfungsi sebagai penguat sinyal daya yang dapat menghubungkan antara jaringan sebuah operator telekomunikasi seluler dengan pelanggannya. BTS pada umumnya mempunyai ketinggian 40 hingga 75 meter. Tower adalah sebuah struktur buatan manusia dan tingginya lebih dari lebarnya. Grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan beda potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang kebumi. Penangkal petir jenis spitzen merupakan jenis penangkal petir yang memiliki sistem kerja proteksi pasif, air terminal tidak menarik sambaran petir tetapi menunggu kilat petir mengenai ujung tombak splitzen. Nilai tahanan jenis tanah pada tower 1,37, nilai tahanan jenis tanah pada panel 1,37, nilai tahanan jenis tanah pada pagar 1,37, nilai tahanan jenis tanah pada penangkal petir 1,38 nilai ini sudah memenuhi standar PUIL 2011 dengan nilai dibawah 5 Tegangan sentuh dan tegangan langkah berat badan 50 kg dengan waktu 0,1 detik sampai 0,3 detik dengan masing-masing nilai masih dalam batas yang diizinkan dan dikategorikan aman bagi peralatan dan manusia yang berada disekitar tower. Sedangkan tegangan sentuh dan tegangan langkah berat badan 70 kg dengan waktu 0,1 detik sampai 0,3 detik juga masih dalam batas yang diizinkan dan dikategorikan aman bagi peralatan dan manusia yang berada disekitar tower. Kata Kunci: BTS, Grounding, Tower, Penangkal Petir Splitzen
Studi Analisa Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Tegangan Satu Fasa: Analysis Study of a Three-Phase Induction Motor with a Single-Phase Voltage Source Arsel, Sandy Permana; Rauf, Rosnita; Budiman, Budiman
Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro Vol. 15 No. 02 (2025): Artikel Riset Edisi Oktober 2025
Publisher : Yayasan Cita Cendekiawan Al Khwarizmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/elektriese.v15i02.7045

Abstract

Three-phase induction motors are generally operated using a three-phase power source. To overcome problems in a three-phase power system, a single-phase power source can be used to drive a three-phase induction motor. Operating a three-phase induction motor with a single-phase power source can be done by creating a circuit similar to that of a single-phase capacitor induction motor. The primary coils are known as the (V-Y) and (W-Z) coils, while the secondary coils are called the (U-X) coils. The purpose of this study is to understand the working principle of a three-phase induction motor, to be able to analyze the experimental results of induction motors connected to a three-phase source or connected to a single-phase source, and to compare the operation of a three-phase induction motor with a three-phase source or with a single-phase source. The study employed a quantitative research method, utilizing observational and descriptive data collection techniques. The research methodology is systematic and directed, following the flowchart diagram. The description of the equivalent circuit is the same as the equivalent circuit of a single-phase capacitor-running induction motor. So the equation used in the analysis is the equation of a capacitor-running induction motor. In this study, a three-phase induction motor with a 220/380 ?/Y Voltage, 4.7/2.7 Amperes, 50 Hz, and 1000 watts is used, featuring a cos ? value of 0.76. From the results of research conducted on a three-phase induction motor with a single-phase source at a load condition of 180 watts. The torque value is 0.88 N · m, the input current is 2.90 A, the input power is 421.08 W, cos ? is 0.66, and the resulting efficiency is 37%.