Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PRODUKSI OLAHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA) DI DESA BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO Martina Kurnia Rohmah; Yani Ambari; Khurin In Wahyuni
Jurnal KARINOV Vol 2, No 3 (2019): September
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.807 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i3p167-170

Abstract

Keberadaan Rosella belum dimanfaatkan secara optimal padahal tanaman ini memiliki manfaat yang sangat luas dalam bidang pangan dan kesehatan melalui berbagai produk olahan (diversifikasi) karena minimnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat khususny dalam hal pengolahan. Tujuan program ini adalah memberikan pengetahuan, bimbingan, serta pendampingan dalam memanfaatkan bunga rosella menjadi berbagai produk olahan sehingga memiliki nilai ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Balongbendo. Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam program ini adalah penyuluhan, penanaman tanaman Rosella, pelatihan pembuatan produk olahan bunga rosella, pelatihan pengemasan dan pemasaran produk bunga rosella, serta pendampingan pada pameran produk olahan di Kabupaten Sidoarjo. Hasil dari kegiatan ini adalah: (1) Meningkatnya pengetahuan mitra tentang manfaat, budidaya tanaman, dan diversifikasi produk olahan Rosella (2) Meningkatnya keterampilan mitra dalam mengolah bunga Rosella dengan berbagai produk, (3) Terciptanya produk-produk olahan bunga rosella yang telah dipasarkan dalam bentuk Teh Rosella, Sirup Rosella dan Es Krim Rosella (4) Meningkatnya daya saing msyarakat Desa Balongbendo se-kebupaten Sidoarjo.Kata kunci—Produk Rosella, Teh Rosella, Sirup Rosella, Es Krim Rosella Abstract The existence of Rosella has not been optimally utilized even though this plant has very broad benefits in the field of food and health through a variety of processed products (diversification) because of the lack of knowledge and skills of the community specifically in terms of processing. The purpose of this program is to provide knowledge, guidance, and assistance in utilizing roselle flowers into various processed products so that they have economic value in order to improve the welfare of the people of Balongbendo Village. The method of implementation carried out in this program are: counseling, planting Rosella plants, training in making processed Rosella flower products, training in packaging and marketing of rosella flower products, and assisting at the exhibition of processed products in Sidoarjo Regency. The results of this activity are: (1) Increased knowledge of partners about the benefits, cultivation of plants, and diversification of processed Rosella products (2) Increased partner's skills in processing Rosella flowers with various products, (3) Creation of processed rosella flower products that have been marketed in the form of Rosella Tea, Rosella Syrup and Rosella Ice Cream (4) Increasing the competitiveness of Balongbendo Villages throughout the Sidoarjo Regency.Keywords—Rosella Products, Rosella Tea, Rosella Syrup, Rosella Ice Cream
Pengembangan Desa Wisata dengan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Desa Jembul Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur Yani Ambari; Khurin In Wahyuni; Zanu Rama Lehana; Muhammad Syamsudin; Syafiatul Fitri
Jurnal KARINOV Vol 3, No 1 (2020): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v3i1p22-26

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memaksimalkan potensi desa wisata yang berada di Desa Jembul. Desa terkecil di Kecamatan Jatirejo dengan luas kurang lebih 50 hektar yang terletak dalam satu gugusan pegunungan Arjuno-Welirang-Semar sebagai desa wisata. Desa Jembul memiliki wisata air terjun coban kabejan, kolam renang di atas awan, dan taman pelangi. Untuk mengoptimalkan tanah Jembul yang subur, maka dilakukan pengembangan desa wisata dengan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai salah satu taman Edukasi. Taman Edukasi TOGA ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait manfaat penggunaan TOGA dan pengolahannya secara sederhana. Hasil penanaman TOGA dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan secara sederhana. Kegiatan dilakukan melalui empat tahap, yaitu mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk penanaman TOGA (membersihkan sampah dan rumputan liar, pemupukan serta penyiraman tanah agar menjadi lebih subur), pembelian TOGA, penanaman TOGA, dan pembuatan pagar serta plakat nama tanaman. 70% lahan telah ditanami oleh TOGA, perlu ditambahkan lagi jenis TOGA sehingga menjadi lebih bervariasi. Kata kunci— Tanaman, Obat, Desa Wisata, Taman Edukasi. AbstractThe purpose of this community service activity is to maximize the potential of tourism villages located in Jembul Village. The smallest village in Jatirejo Subdistrict with an area of approximately 50 hectares located in one group of Arjuno-Welirang-Semar mountains as a tourist village. Jembul village has a coban kabejan waterfall tour, swimming pool above the clouds, and a rainbow garden. To optimize the fertile land of Jembul, the development of tourism villages is carried out by planting family medicinal plants (TOGA) as one of the Education parks. The TOGA Education Park aims to provide information related to the benefits of using TOGA and its simple processing. The results of TOGA planting can be used as a simple alternative treatment. The activity was carried out through four stages, namely preparing land to be used for planting TOGA (clearing rubbish and wild grasses, fertilizing and watering the soil to make it more fertile), purchasing TOGA, planting TOGA, and making fences and plant name plaques. 70 percent of the land has been planted by TOGA, it is necessary to add more types of TOGA so that it becomes more varied.Keywords— Plants, Medicine, Tourism Village, Educational Park
Pemanfaatan Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Bl) Sebagai Bahan Baku Keripik Khurin In Wahyuni; Martina Kurnia Rohmah; Yani Ambari; Bagus Kurniawan Romadhon
Jurnal KARINOV Vol 3, No 1 (2020): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v3i1p1-4

Abstract

Pemanfaatan porang lebih lanjut membutuhkan teknologi untuk menghilangkan senyawa kalsium oksalat sehingga pemanfaatan porang kedepannya dapat lebih maksimal. Masyarakat Desa Rejosari mengharapkan umbi porang dapat dikelola sendiri menjadi suatu produk makanan karena selama ini masyarakat rejosari hanya menjual porang dalam bentuk umbi mentah. Dengan adanya pelatihan pembuatan kripik dari umbi porang diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Rejosari. Kegiatan dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengolahan umbi porang agar tidak menghasilkan rasa gatal sampai menajdi bahan baku keripik (pengumpulan bahan, perendaman bahan, proses pengeringan dan pengukusan) dan tahap kedua, pengolahan umbi porang menjadi keripik. Dari kegiatan ini diperoleh hasil 85 persen masyarakat Desa Rejosari telah berhasil membuat keripik dari Umbi Porang dan tidak merasakan efek gatal. Kata kunci—Keripik, Porang, Pangan, Umbi.Abstract The use of porang further requires technology to remove iron oxalate so that future utilization of porang can be maximized. The people of Rejosari Village hope that porang tubers can be managed themselves into food products because so far the Rejosari community only sells porang in the form of raw tubers. With training on making chips from porang tubers, they are expected to be able to help the people of Rejosari Village. Activities carried out through two cups, namely processing porang tubers so as not to cause fear until they become raw material for chips (collecting materials, soaking, digging and steaming) and the second process, processing porang tubers into chips. From this activity, 85 percent of Rejosari Village residents have succeeded in making chips from the Porang Bulbs and did not experience any adverse effects.Keywords—Bulbs, Chips, Food, Porang
Evaluasi Edukasi Personal Dalam Pemahaman, HBA1c dan Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 di Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Martina Kurnia Rohmah; Herni Setyawati
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i1.9720

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif tertinggi ke-enam di dunia, dimana prevalensi diabetes semakin meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif dan minim aktifitas fisik. Diabetes Mellitus ditandai dengan kenaikan gula darah karena kelainan insulin, resistensi insulin atau bisa juga keduanya. Salah satu upaya untuk penanganan dan pencegahan timbulnya peningkatan DM tipe 2 adalah dengan pemberian edukasi menggunakan media booklet. Edukasi merupakan penyampaian pesan kesehatan kepada kelompok atau individu dengan tujuan memperoleh pemahaman dan peningkatan kualitas hidup yang ditandai dengan penurunan HBA1c yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman, kualitas hidup dan perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan media booklet terhadap pasien DM tipe 2 di Sidoarjo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Random Control Trial Design. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Oktober 2020 dengan sampel 60 pasien. Pengukuran pemahaman menggunakan kuesioner DKQ Quessioner, perubahan perilaku menggunakan kuesioner DQOL sedangkan penetapan kadar HBA1c dengan alat tes gula darah. Hasil analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann Whitney dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara, pemahaman, kualitas hidup serta kadar gula darah HBA1c sebelum dan sesudah edukasi.  Pada hasil uji Spearman’Rank’s kelompok intervensi diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,586 dengan signifikansi 0,001 untuk pemahaman dengan HBA1c, hasil pemahaman dengan kualitas hidup diperoleh korelasi dengan nilai 0,552 dan p= 0,002. Pada uji korelasi antara HBA1c dengan kualitas hidup diperoleh nilai -0,434, sedangkan signifikansi diperoleh p=0,017, Hal ini menunjukan hubungan antara variable didapat korelasi sedang. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulan bahwa terdapat efektivitas edukasi terhadap pemahaman, A1c dan kualitas hidup. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pemahaman, Kualitas Hidup, Kadar HBA1C, Kualitas Hidup  Diabetes Mellitus (DM) is one of the sixth highest degenerative diseases in the world, the prevalence of diabetes is increasing in line with changes in people's lifestyles that tend to be consuming and minimal physical activity. DM is characterized by an increase in blood sugar due to insulin disorders, insulin resistance or both. One of the efforts to handle and prevent an increase in type 2 diabetes is trough education using booklet media. Education is the delivery of health messages to groups or individuals to gain understanding and improve the quality of life, marked by a better decrease in HBA1c. This study used a Random Control Trial Design. This study aims to determine the understanding, quality of life and differences in blood sugar levels before and after giving education with booklet media to type 2 DM patients in Sidoarjo. This study was conducted from June-October 2020 with a sample of 60 patients. Measurement of understanding using the DKQ Quessioner questionnaire, behavior change using the DQOL questionnaire while HBA1c levels using a blood sugar test kit. The results of quantitative analysis were carried out using the Wilcoxon Signed Rank Test and the Mann Whitney test, from these results there were significant differences between, understanding, quality of life and blood sugar levels of HBA1c before and after education. While the results of the Spearman 'Ranks test for the intervention group obtained a correlation coefficient of -0.586 with a significance of 0.001 for understanding with HBA1c, the results of understanding with quality of life obtained a correlation with a value of 0.552 and p = 0.002. In the correlation test between HBA1c and quality of life, the value -0.434, while the significance was p = 0.017, and this shows the relationship between variables obtained moderate correlation. From this research, there is educational effectiveness on understanding, A1c and quality of life.
Efektivitas Edukasi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Terhadap Pengetahuan dan Kontrol Glikemik Rawat Jalan di RS Anwar Medika Khurin In Wahyuni; Antonius Adji Prayitno; Yosi Irawati Wibowo
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6069

Abstract

ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja insulin atau kedua-duanya. Semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan pada dekade terakhir di bidang DM maka edukasi dianggap sebagai cara yang terpenting dalam perawatan pasien DM. Edukasi merupakan salah satu pilar pengelolaan DM yang bertujuan memberikan pengetahuan mengenai penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan diabetes kepada pasien dan keluarga. Farmasis merupakan salah satu tenaga kesehatan yang turut memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan pasien terhadap pengobatan salah satunya melalui pemberian edukasi. Penelitian ini menggunakan One – Group Pre test-Post test Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi dari perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol sebelum dan sesudah pemberian edukasi pada pasien rawat jalan RS Anwar Medika dari Januari-Maret 2018 dengan sampel 117 pasien Pengukuran peningkatan skor pengetahuan diukur dengan kuesioner pengetahuan, glikemik kontrol diukur dengan penurunan nilai GDA. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank menunjukkan terdapat perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,005) sehingga dalam hal ini edukasi dapat berperan penting dalam peningktan pengetahuan dan glikemik kontrol Kata kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pengetahuan, Glikemik kontrol, Pasien Rawat Jalan   ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristics of hyperglycemia that occur due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. The more dvanced technology and science in the last decade in the field of DM, education is considered as the most important way in the care of DM patients. Education is one of the pillars of DM management which aims to provide knowledge about disease,prevention,complication and management of diabetes to patients and families. Pharmacist is one of the health workers who has responsibility in increasing the patient’s knowledge of treatment, one of which is through the provision of education. This research uses One – Group Pre Test Post Test Design. This study aims to determine the effectiveness of education from differences in the value of knowledge and glycemic control before and after giving education to outpatients in Anwar Medika Hospital from January to March 2018 with a sample of 117 patients. With a decrease in GDA value. Quantitative analysis carried out using the Wilcoxon signed rank test showed there were differences in the value of knowledge and glycemic control with a significance of 0.000 (p < 0.005) so that in this case education could play an important role in increasing knowledge and glycemic control. Keywords: Diabetes Mellitus, Education, Knowledge, Glycemic control, Outpatient 
Evaluasi Pelayanan Swamedikasi Di Apotek Wilayah Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Nanda Erika Permatasari; Djelang Zainuddin Fickri; Adinugraha Amarullah
Jurnal Pharmascience Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i1.8083

Abstract

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab langsung kepada pasien yang saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada Pharmaceutical care. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan swamedikasi. Menurut Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993, swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala atau penyakit yang dideritanya tanpa terlebih dahulu konsultasi kepada dokter. Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan berupa nasehat dan petunjuk kepada yang melakukan swamedikasi agar pasien dapat melakukan swamedikasi secara bertanggungjawab. Apoteker juga harus menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error). Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan swamedikasi di beberapa apotek wilayah Sidoarjo yang sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014. Teknik penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode sampling yaitu purposive sampling, dengan kriteria apoteker yang bekerja di apotek wilayah Sidoarjo yang bersedia mengisi kuisioner. Dari kriteria tersebut didapatkan 34 sampel apotek yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Sidoarjo. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuisioner yang telah diuji menggunakan uji validitas rupa dan isi, serta uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 belum dilaksanakan secara menyeluruh di apotek-apotek wilayah Sidoarjo dengan rata-rata persentase pelaksanaan pelayanan sesuai Standar masih 75,83 %. Kata kunci: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Swamedikasi.    ABSTRACT Pharmaceutical care is integral part of care health responsible directly to patients who currently have its orientation shifts from drug oriented to patient oriented refer to Pharmaceutical care. One of the pharmaceutical care at a pharmacy is a self-medication care. According to the Minister of Health No. 919 Minister of Health/Per/X/1993, self medication is one of the frequent efforts done by someone in treating the symptoms or illnesses they suffer without first consulting a doctor. Pharmacists have a role very important in providing assistance in the form of advice and guidance to who do swamedication so that patients can do swamedication to be responsible. Pharmacists must also be aware of the possibility of this happening medication error. Therefore the pharmacist in practice must be in accordance with standards. This research aimed at knowing the description of the implementation of self-medication care in several pharmacies Sidoarjo region in accordance with Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014. Research technique the method used is descriptive with a sampling method that is purposive sampling with criteria for pharmacists who work in the Sidoarjo region pharmacies willing to fill in the questionnaire. From these criteria, 34 pharmacy samples were obtained which is spread in 10 sub-districts in the Sidoarjo region. The instrument used for date collection is a questionnaire that has been tested using the test the validity of appearance and content, as well as the reliability test using the Cronbach’s Alpha method. Results research shows that Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014 has not been implemented as a whole in the pharmacies in the Sidoarjo region with an average percentage care delivery according to the Standards is still 75.83%. Keywords: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Self-medication care.
Socio-Demografi Dalam Pengendalian HBA1C Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Martina Kurnia Rohmah Rohmah; Herni Setyawati
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.9506

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolit yang disebabkan oleh kurangnya insulin atau insulin yang resisten. Penurunan 1 persen HbA1c menurunkan 30-40% risiko komplikasi, Faktor-faktor ini mungkin berbeda dari satu populasi kepada orang lain berdasarkan Jenis kelamin, Lama menderita, Umur, Tingkat pendidikan, dan Riwayat DM, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan socio demografi terhadap pengendalian HbA1c di Sidoarjo. Penelitian menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan instrument kuesioner dan HbA1c kit, hasil didapatkan bahwa Jenis Kelamin, lama menderita, umur, tingkat pendidikan dan riwayat DM tidak memiliki hubungan dengan pengendalian HbA1c (P>0,05) namun edukasi dan pengecekan HbA1c memiliki hasil signifikan terkait pengontrolan HbA1c (P<0.05).Kata Kunci: HbA1c, Socio Demografi, DM Tipe 2, Kontrol Glikemik, Pengendalian Gula DarahDiabetes Mrllitus is a metabolic disease caused by a lack of insulin or insulin resistance. Reduction of 1 % HbA1c could reduces 30-40% risk of complications. These factors may differ from one population to another based on gender, long-suffering, ages, level of education and historical of the disease, therefore this research aims to assess the relationship between the socio demographic and HBA1C control in Sidoarjo. The study used an observational analytic method with a cross sectional approach with a questionnaire instrument and HbA1c kit, the results showed that gender, long-suffering , ages, level of education and historical of the disease did not have a relationship with HbA1c control (P> 0.05) but education and HbA1c checking had significant results regarding HbA1c control (P <0.05).
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA Khurin In Wahyuni
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v4i1.6794

Abstract

Kesadaran dan Pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah, padahal angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Kepatuhan dan ketidak patuhan dapat digunakan sebagai parameter tingkat pengetahuan pasien hipertensi. Kepatuhan minum obat sangatlah penting karena dengan patuh tekanan darah dapat dikontrol. Ketidak patuhan diakibatkan adanya ketidak pahaman  dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pasien hipertensi di Rumah Sakit Anwar Medika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 106 dengan menggunakan Teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan februari sampai maret 2020 dengan menggunakan kuisioner. Penelitian ini mendapatkan hasil persentase tingkat pengetahuan yaitu  pengetahuan rendah 24%, pengetahuan sedang 46% dan pengetahuan tinggi 30%. Hasil persentase tingkat kepatuhan yaitu kepatuhan rendah 8%, kepatuhan sedang 63%, dan kepatuhan tinggi 28%. Berdasarkan analisis Chi Square antara pendidikan dengan pengetahuan didapatkan p value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan. Berdasarkan analisis Chi Square hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan didapatkan p value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan. Berdasarkan analisis Korelasi Pearson Product Moment antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat didapatkan p value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pasien hipertensi di Rumah Sakit Anwar Medika.
Pelayanan Swamedikasi Metampiron di Beberapa Apotek Kabupaten Jombang (Studi Dengan Metode Simulasi Pasien) Sifa Nisa; Adinugraha Amarullah; Khurin In Wahyuni
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 2 No 2 (2021): Farmasis : Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v2i2.4398

Abstract

Pharmaceutical services are activities carried out by pharmacists for patients in improving the quality of life of patients. There are many pharmaceutical services, one of which is self-medication. . One of the drugs that can be used for self-medication is metampirone. The stages of self-medication are patient assessment, determination of recommendations, drug delivery and information provision. This study aims to determine a self-medication service for methampyrone in several pharmacies in Jombang district using the patient simulation method. The technique in this research is descriptive using purposive sampling method, with a population of 82 pharmacies obtained a sample of 45 pharmacies. The instruments used are research protocols, scenarios and checklists. Results obtained at the patient assessment only 4 (8.89%) pharmacy do,stage of determining the recommendations there are 45 (100%) pharmacy do. And on results of providing information there are 1 (2.22%) pharmacy do.
Efektivitas Edukasi Media Booklet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Kualitas Hidup Rawat Jalan di RS Anwar Medika Khurin In Wahyuni; Antonius Adji Prayitno Setiadi; Yosi Irawati Wibowo
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 18 No 1 (2020): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.328 KB) | DOI: 10.35814/jifi.v18i1.709

Abstract

DM management is expected to improve the quality of life of patients because the quality of life is the fi nal result of each medical intervention; therefore, it becomes a standard of every succesful therapy. One of the improvements in quality of life can be done through education. In providing education, booklet method can be an effective way to deliver information about the activities problem. This study used one-group pre-test post-test design. This study aims to determine the quality of life before and after giving education to outpatients in Anwar Medika Hospital from November 2017 to January 2018 with sample of 109 patients. The measurement of quality of life improvement was measured by the Diabetes Quality of Life (DQOL) score which has 4 domains: satisfaction domain, the impact of DM concerns due to DM and physical, psychological and social concerns. Quantitative analysis carried out by the Wilcoxon signed rank test and showed that there are differences in quality of life with significance of 0.000 (p <0.005) from each domain. Therefore, it can be concluded that, education could impact an important role on improving quality of life.