Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Kualitas Perairan Melalui Pendekatan Aktifitas di Perairan Sungai Teluk Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara Fitri Yanti; Winny Retna Melani
Akuatiklestari Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v1i1.2357

Abstract

Sungai Teluk terletak di Desa Teluk, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga. Adanya kegiatan disepanjang sungai Teluk, seperti industri sagu tradisional dan pemukiman warga menyebabkan meningkatnya buangan limbah ke perairan sungai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air dan indeks pencemaran perairan sungai Teluk.Metode yang digunakan yaitu purposive sampling terdiri dari 4 stasiun. Nilai kualitas perairan sungai dengan melakukan uji pada setiap parameter-parameter kualitas air yang dibandingkan dengan baku mutu air PP NO.82/2001 bagi air tawar (stasiun 1, 2, dan 3), KEPMEN LH No.51/2004 untuk air payau (stasiun 4) meliputi parameter fisika yaitu (suhu, TSS kecepatan arus, debit) dan parameter kimia yaitu (pH, DO, salinitas, BOD, COD, total-P, nitrat). Penentuan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran yang terlampir dalam KEPMEN LH No.115/2003 tentang Pedoman Penentuan Status Air. Kualitas perairan Sungai Teluk pada stasiun 1, 2, dan 3 beban pencemarannya semakin meningkat, tetapi beban pencemaran pada stasiun 4 mengalami penurunan karena, jaraknya lebih jauh mengakibatkan bahan organik dapat terdekomposisi dengan baik dan terjadinya pengenceran akibat adanya aktivitas pasang surut air laut terhadap bahan pencemar dari hulu. Berdasarkan nilai indeks pencemaran pada stasiun 1, 2, 3, dan 4 maka, kualitas perairan sungai Teluk tergolong cemar ringan.
Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroides pada Berbagai Kondisi Lingkungan di Perairan Pulau Penyengat, Kepulauan Riau Rani Fitmadiniyah; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 38, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mib.2021.38.2.1091

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan serta tingkat kerapatan dan laju pertumbuhan daun lamun Enhalus acoroides di perairan Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari–Maret 2019 di perairan Pulau Penyengat. Penentuan stasiun penelitian berdasarkan metode purposive sampling. Sebanyak 5 stasiun pengambilan sampel yaitu: wilayah yang dekat dengan pelabuhan, pemukiman penduduk, pembangunan taman di wilayah pesisir (reklamasi), ekosistem mangrove dan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS). Pengamatan laju pertumbuhan daun lamun melalui  metode penandaan pada daun yang muda dan tidak rusak menggunakan kabel ties disetiap titik pada tiap stasiun. Pengamatan pertumbuhan daun selama 30 hari dengan interval waktu 15 hari sekali. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu kualitas perairan di Pulau Penyengat memenuhi baku mutu kecuali pada nitrat dan fosfat. Nilai kerapatan lamun E. acoroides tertinggi berada pada tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) sebesar 50,33 ind/m². Laju pertumbuhan tertinggi setelah 30 hari pada daun lamun E. acoroides yaitu pada wilayah yang dekat dengan pelabuhan sebesar 5,74 mm/hari. 
Struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Tri Apriadi; Wahyu Muzammil; Winny Retna Melani; Aknes Safitri
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.469 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.1.14641

Abstract

Abstract. The objective of this study was to determine the community structure of macrozoobenthic orgamism in Senggarang creek, Bintan island, Riau Islands. Samples were taken from four stations by purpossive method. Macrozoobenthic were collected by surber net, there were three replications in each station.  The result showed that  there were found six phylums and 17 genera  of macrozoobenthic. Macrobrachium sp. was the higest density. The higest density was found in third station (middle of river, no antropogenic influenced) about 140 ind m-2. The diversity and similarity indices were medium, with low dominance indice. Based on macrozoobenthic organism, the environmetal condition of Senggarang creek was stabile.Keywords: Bintan, creek, Macrobrachium sp., macrozoobenthic, Senggarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Kota Tanjungpinang. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun yang ditentukan secara purposive. Sampel diambil menggunakan surber net, sebanyak tiga kali ulangan pada masing-masing stasiun. Makrozoobenthos yang ditemukan di perairan aliran sungai Senggarang ditemukan  6 filum dan 17 spesies. Jenis makrozoobenthos yang paling tinggi kepadatannya dari semua setiap stasiun adalah Macrobrachium sp. Kepadatan makrozoobentos tertinggi yaitu pada stasiun 3 (bagian tengah sungai, tidak ada aktivitas manusia) dengan nilai kepadatan sebesar 140 ind/m2. Indeks keanekaragaman tergolong sedang, indeks keseragaman sedang, indeks dominansi rendah. Berdasarkan keberadaan makrozoobenthos, lingkungan perairan sungai di Senggarang relatif stabil.Kata kunci: Bintan, Macrobrachium sp., makrozoobenthos, Senggarang, sungai
Fitoplankton sebagai bioindikator kualitas perairan pada zona litoral waduk Sei Pulai, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Novi Fatmayanti; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.673 KB) | DOI: 10.13170/depik.8.3.14144

Abstract

Abstract. Sei Pulai reservoir is located on Bintan Island, Riau Islands Province. Water quality monitoring of Sei Pulai reservoir needs to be done considering that this reservoir is a source of raw water for the people of Tanjungpinang City and surrounding areas.The objective of this recent study were to determine the diversity and structure of phytoplankton community, also determine the water quality of litoral zone at Sei Pulai reservoir based on phytoplankton as bioindicator. Sampling points were chosen by purposive sampling method. Phtoplankton and water sample were collected in three parts namely inlet, middle, and outlet of the reservoir. Species richness of phytoplankton in littoral zone Sei Pulai reservoir consisted of 3 divisions and 18 species. Phytoplankton abundance in the inlet of reservoir showed moderate abundance. In theotehrs hand, the middle and outlet of the reservoir showed low abundance. Based on ecological index, phytoplankton community was categorized low diversity, moderate uniformity, and no dominance. The saprobic index value obtained from the analysis of the phytoplankton community more moderate organic matter or β/α-mesosaprobic. Keywords : bio-indicator, community structure, littoral zone, phytoplankton, saprobic index Abstrak. Waduk Sei Pulai terletak di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Monitoring terhadap kualitas perairan waduk Sei Pulai perlu dilakukan mengingat waduk ini menjadi merupakan sumber air baku masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya. Kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengkaji jenis dan struktur komunitas fitoplankton serta kualitas perairan di zona litoral waduk Sei Pulai berdasarkan fitoplankton sebagai bioindikator. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Sampel fitoplankton dan air diambil pada tiga bagian waduk yaitu masukan air (inlet), tengah, serta keluaran air (outlet). Fitoplankton yang ditemukan di perairan zona litoral waduk Sei Pulai terdiri dari tiga divisi dan 18 jenis fitoplankton. Nilai kelimpahan fitoplankton di bagian inlet menunjukkan kelimpahan sedang. Bagian tengah dan outlet waduk menunjukkan kelimpahan rendah. Hasil penilaian indeks ekologi menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman sedang, dan tidak ada yang mendominansi. Berdasarkan indeks saprobik diketahui bahwa di zona litoral Waduk Sei Pulai terjadi pencemaran bahan organik sedang (Kategori β/α-mesosaprobik). Kata kunci : bioindikator, fitoplankton, struktur komunitas, indeks saprobik, zona litoral
Komposisi dan Kepadatan Mikroplastik di Sedimen Perairan Pulau Los, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau Mita Hasteti; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Journal of Marine Research Vol 12, No 3 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i3.36691

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keberadaan sampah plastik di sedimen perairan Pulau Los, Kota Tanjungpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kepadatan jenis mikroplastik serta perbedaan antara nilai rata-rata kepadatan mikroplastik pada setiap jenis sedimen di Pulau Los, Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2022. Pengambilan sampel menggunakan metode Random Sampling di 30 titik dengan satu kali pengambilan sampel. Sampel sedimen diambil menggunakan transek kuadran ukuran 0,5x0,5 m pada kedalaman 5 cm. Sampel sedimen kemudian dikeringkan dengan oven, setelah kering sampel diberi larutan H2O2 30% untuk menghancurkan bahan organik serta larutan ZnCl2 untuk memisahkan partikel mikroplastik dengan non-plastik. Selanjutnya sampel diidentifikasi di laboratorium menggunakan mikroskop stereo. Komposisi mikroplastik di sedimen berpasir dan pasir berlumpur terdiri dari jenis fiber, fragmen, dan film sedangkan untuk jenis foam dan pelet tidak dijumpai dalam penelitian ini. Kepadatan mikroplastik jenis fiber mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi di sedimen pasir berlumpur yaitu sebesar 6,75 partikel/25 gram sedimen kering dibandingkan dengan sedimen berpasir yang hanya sebesar 5,83 partikel/25 gram sedimen kering. Fragmen merupakan jenis mikroplastik yang nilai rata-rata kepadatannya hampir mendekati antara sedimen pasir berlumpur yang memperoleh nilai sebesar 5,58 partikel/25 gram sedimen kering dengan sedimen berpasir sebesar 5,22 partikel/25 gram sedimen kering. Mikroplastik jenis film mempunyai nilai rata-rata kepadatan yang lebih tinggi di sedimen pasir berlumpur yaitu sebesar 5,08 partikel/25 gram sedimen kering dibandingkan dengan sedimen berpasir yang hanya sebesar 3,83 partikel/25 gram sedimen kering. Hasil uji Kruskal Wallis dan uji ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara nyata antara kepadatan jenis mikroplastik pada sedimen berpasir dan pasir berlumpur di Pulau Los, Kota Tanjungpinang.  This research is based on the presence of plastic waste in the sediments of the waters of Los Island, Tanjungpinang City. The objective of this study was to determine the composition and density of microplastics along the differences between the average values of microplastic density in each type of sediment on Los Island, Tanjungpinang City.This research was conducted in May-July 2022. Sampling used the Random Sampling method at 30 points with one sampling. Sediment samples were taken using a 0,5x0,5 m quadrant transect at a depth of 5 cm. The sediment sample was then dried in an oven, after drying the sample was given a 30% H2O2 solution to destroy organic matter and a ZnCl2 solution to separate microplastic particles from non-microplastics. The samples were then identified in the laboratory using a stereo microscope. The composition of microplastics in sandy and muddy sand sediments consisted of fiber, fragments, and films, while foam and pellet types were not found in this study. The density of fiber-type microplastics has a higher average value in muddy sand sediments, which is 6,75 particles/25 grams of dry sediment compared to sandy sediments which are only 5,83 particles/25 grams of dry sediment. Fragments are a type of microplastic with an average density value close to that of silty sand sediments with a value of 5,58 particles/25 grams of dry sediment and sandy sediments of 5,22 particles/25 grams of dry sediment. Film-type microplastics have a higher average density value in muddy sand sediments namely 5,08 particles/25 grams of dry sediment compared to sandy sediments which are only 3,83 particles/25 grams of dry sediment. The results of the Kruskal Wallis test and the ANOVA test showed that there was no significant difference between the densities of microplastic species in sandy and muddy sand sediments on Los Island, Tanjungpinang City.
Struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Tri Apriadi; Wahyu Muzammil; Winny Retna Melani; Aknes Safitri
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.14641

Abstract

Abstract. The objective of this study was to determine the community structure of macrozoobenthic orgamism in Senggarang creek, Bintan island, Riau Islands. Samples were taken from four stations by purpossive method. Macrozoobenthic were collected by surber net, there were three replications in each station.  The result showed that  there were found six phylums and 17 genera  of macrozoobenthic. Macrobrachium sp. was the higest density. The higest density was found in third station (middle of river, no antropogenic influenced) about 140 ind m-2. The diversity and similarity indices were medium, with low dominance indice. Based on macrozoobenthic organism, the environmetal condition of Senggarang creek was stabile.Keywords: Bintan, creek, Macrobrachium sp., macrozoobenthic, Senggarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Kota Tanjungpinang. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun yang ditentukan secara purposive. Sampel diambil menggunakan surber net, sebanyak tiga kali ulangan pada masing-masing stasiun. Makrozoobenthos yang ditemukan di perairan aliran sungai Senggarang ditemukan  6 filum dan 17 spesies. Jenis makrozoobenthos yang paling tinggi kepadatannya dari semua setiap stasiun adalah Macrobrachium sp. Kepadatan makrozoobentos tertinggi yaitu pada stasiun 3 (bagian tengah sungai, tidak ada aktivitas manusia) dengan nilai kepadatan sebesar 140 ind/m2. Indeks keanekaragaman tergolong sedang, indeks keseragaman sedang, indeks dominansi rendah. Berdasarkan keberadaan makrozoobenthos, lingkungan perairan sungai di Senggarang relatif stabil.Kata kunci: Bintan, Macrobrachium sp., makrozoobenthos, Senggarang, sungai
Fitoplankton sebagai bioindikator kualitas perairan pada zona litoral waduk Sei Pulai, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Novi Fatmayanti; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.3.14144

Abstract

Abstract. Sei Pulai reservoir is located on Bintan Island, Riau Islands Province. Water quality monitoring of Sei Pulai reservoir needs to be done considering that this reservoir is a source of raw water for the people of Tanjungpinang City and surrounding areas.The objective of this recent study were to determine the diversity and structure of phytoplankton community, also determine the water quality of litoral zone at Sei Pulai reservoir based on phytoplankton as bioindicator. Sampling points were chosen by purposive sampling method. Phtoplankton and water sample were collected in three parts namely inlet, middle, and outlet of the reservoir. Species richness of phytoplankton in littoral zone Sei Pulai reservoir consisted of 3 divisions and 18 species. Phytoplankton abundance in the inlet of reservoir showed moderate abundance. In theotehrs hand, the middle and outlet of the reservoir showed low abundance. Based on ecological index, phytoplankton community was categorized low diversity, moderate uniformity, and no dominance. The saprobic index value obtained from the analysis of the phytoplankton community more moderate organic matter or β/α-mesosaprobic. Keywords : bio-indicator, community structure, littoral zone, phytoplankton, saprobic index Abstrak. Waduk Sei Pulai terletak di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Monitoring terhadap kualitas perairan waduk Sei Pulai perlu dilakukan mengingat waduk ini menjadi merupakan sumber air baku masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya. Kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengkaji jenis dan struktur komunitas fitoplankton serta kualitas perairan di zona litoral waduk Sei Pulai berdasarkan fitoplankton sebagai bioindikator. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Sampel fitoplankton dan air diambil pada tiga bagian waduk yaitu masukan air (inlet), tengah, serta keluaran air (outlet). Fitoplankton yang ditemukan di perairan zona litoral waduk Sei Pulai terdiri dari tiga divisi dan 18 jenis fitoplankton. Nilai kelimpahan fitoplankton di bagian inlet menunjukkan kelimpahan sedang. Bagian tengah dan outlet waduk menunjukkan kelimpahan rendah. Hasil penilaian indeks ekologi menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman sedang, dan tidak ada yang mendominansi. Berdasarkan indeks saprobik diketahui bahwa di zona litoral Waduk Sei Pulai terjadi pencemaran bahan organik sedang (Kategori β/α-mesosaprobik). Kata kunci : bioindikator, fitoplankton, struktur komunitas, indeks saprobik, zona litoral
Struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Tri Apriadi; Wahyu Muzammil; Winny Retna Melani; Aknes Safitri
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.14641

Abstract

Abstract. The objective of this study was to determine the community structure of macrozoobenthic orgamism in Senggarang creek, Bintan island, Riau Islands. Samples were taken from four stations by purpossive method. Macrozoobenthic were collected by surber net, there were three replications in each station.  The result showed that  there were found six phylums and 17 genera  of macrozoobenthic. Macrobrachium sp. was the higest density. The higest density was found in third station (middle of river, no antropogenic influenced) about 140 ind m-2. The diversity and similarity indices were medium, with low dominance indice. Based on macrozoobenthic organism, the environmetal condition of Senggarang creek was stabile.Keywords: Bintan, creek, Macrobrachium sp., macrozoobenthic, Senggarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Kota Tanjungpinang. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun yang ditentukan secara purposive. Sampel diambil menggunakan surber net, sebanyak tiga kali ulangan pada masing-masing stasiun. Makrozoobenthos yang ditemukan di perairan aliran sungai Senggarang ditemukan  6 filum dan 17 spesies. Jenis makrozoobenthos yang paling tinggi kepadatannya dari semua setiap stasiun adalah Macrobrachium sp. Kepadatan makrozoobentos tertinggi yaitu pada stasiun 3 (bagian tengah sungai, tidak ada aktivitas manusia) dengan nilai kepadatan sebesar 140 ind/m2. Indeks keanekaragaman tergolong sedang, indeks keseragaman sedang, indeks dominansi rendah. Berdasarkan keberadaan makrozoobenthos, lingkungan perairan sungai di Senggarang relatif stabil.Kata kunci: Bintan, Macrobrachium sp., makrozoobenthos, Senggarang, sungai
Fitoplankton sebagai bioindikator kualitas perairan pada zona litoral waduk Sei Pulai, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Novi Fatmayanti; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.3.14144

Abstract

Abstract. Sei Pulai reservoir is located on Bintan Island, Riau Islands Province. Water quality monitoring of Sei Pulai reservoir needs to be done considering that this reservoir is a source of raw water for the people of Tanjungpinang City and surrounding areas.The objective of this recent study were to determine the diversity and structure of phytoplankton community, also determine the water quality of litoral zone at Sei Pulai reservoir based on phytoplankton as bioindicator. Sampling points were chosen by purposive sampling method. Phtoplankton and water sample were collected in three parts namely inlet, middle, and outlet of the reservoir. Species richness of phytoplankton in littoral zone Sei Pulai reservoir consisted of 3 divisions and 18 species. Phytoplankton abundance in the inlet of reservoir showed moderate abundance. In theotehrs hand, the middle and outlet of the reservoir showed low abundance. Based on ecological index, phytoplankton community was categorized low diversity, moderate uniformity, and no dominance. The saprobic index value obtained from the analysis of the phytoplankton community more moderate organic matter or β/α-mesosaprobic. Keywords : bio-indicator, community structure, littoral zone, phytoplankton, saprobic index Abstrak. Waduk Sei Pulai terletak di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Monitoring terhadap kualitas perairan waduk Sei Pulai perlu dilakukan mengingat waduk ini menjadi merupakan sumber air baku masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya. Kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengkaji jenis dan struktur komunitas fitoplankton serta kualitas perairan di zona litoral waduk Sei Pulai berdasarkan fitoplankton sebagai bioindikator. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Sampel fitoplankton dan air diambil pada tiga bagian waduk yaitu masukan air (inlet), tengah, serta keluaran air (outlet). Fitoplankton yang ditemukan di perairan zona litoral waduk Sei Pulai terdiri dari tiga divisi dan 18 jenis fitoplankton. Nilai kelimpahan fitoplankton di bagian inlet menunjukkan kelimpahan sedang. Bagian tengah dan outlet waduk menunjukkan kelimpahan rendah. Hasil penilaian indeks ekologi menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman sedang, dan tidak ada yang mendominansi. Berdasarkan indeks saprobik diketahui bahwa di zona litoral Waduk Sei Pulai terjadi pencemaran bahan organik sedang (Kategori β/α-mesosaprobik). Kata kunci : bioindikator, fitoplankton, struktur komunitas, indeks saprobik, zona litoral
PENINGKATAN KESADARAN LINGKUNGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI KONDISI TERKINI EKOSISTEM PERAIRAN DI KELURAHAN SENGGARANG, KOTA TANJUNGPINANG Deni Sabriyati; Tri Apriadi; Winny Retna Melani; Andi Zulfikar
Abdi Panca Marga Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Abdi Panca Marga Edisi Mei 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Panca Marga Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51747/abdipancamarga.v5i1.1904

Abstract

Coastal and small island ecosystems play a central role in the development and well-being of communities. In Senggarang Subdistrict, Tanjungpinang City, the condition of coastal ecosystems is a crucial focus for maintaining balance and productivity. Through community engagement activities, this initiative aims to enhance environmental awareness and knowledge among residents regarding the monitoring of the current conditions of the aquatic ecosystem in the area. The partners in this endeavor are the residents of Senggarang Subdistrict, living in proximity to the aquatic environment. The methods employed include Mapping waters condition, socialization (commencing with pre-tests and concluding with post-tests), dissemination of information through an e-catalog, and focus group discussions (FGDs). The outcomes of this initiative are mapping the potential of coastal and aquatic ecosystems, creating an e-catalog containing up-to-date information on water conditions, upgrading of community knowledge about it and identifying issues faced by the community. Through active communication with the community, challenges such as coastal cleanliness and flood disasters have been identified, requiring special attention. The significance of these engagement outcomes lies in the effort to enhance community awareness and knowledge of their environment for further actions in sustaining and managing aquatic ecosystems effectively. References Ginting, R.J., Apriadi, T. & Zulfikar, A. (2023). Kepadatan Perifiton Epifitik dan Kaitannya dengan Kualitas Perairan di Perairan Senggarang Besar Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Skripsi. UMRAH. Hanifah, P. N., Nugraha, A.H. & Zulfikar, A. (2023). Laju Pertumbuhan dan Produksi Biomassa Daun Lamun di Perairan Senggarang Besar, Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau.. Melani, W. R., Apriadi, T., Muzammil, W., Zulfikar, A., & Sabriyati, D. (2021). Penjaringan Isu Startegis Permasalahan Pengelolaan Waduk Sumber Air Baku di Pulau Bintan. Urnal Panrita Abdi, 5(3), 365–372. http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi. Melani, W. R., Zulfikar, A., Apriadi, T., Muzammil, W., & Sabriyati, D. (2022). Characterization of hydrological aspects in Kolong Enam Retention Basin, Kijang, Bintan Island, Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol. 339, p. 02010). EDP Sciences. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202233902010. Muftadi, A., Melani, W. R. & Zulfikar, A. (2023). Tingkat Kesuburan Perairan di Senggarang Besar, Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Skripsi. UMRAH. Murray, N.J., Bunting, P., Canto, R.F., Hilarides, L., Kennedy, E.V., Lucas, R.M., Lyons, M.B., Navarro, A., Roelfsema, C.M., Rosenqvist, A., 2022. coastTrain: A Global Reference Library for Coastal Ecosystems. Remote Sens. 14, 5766. https://doi.org/10.3390/rs14225766. Muzammil, W., Apriadi, T., Melani, W. R., Oktavia, Y., Zahra, A., Ma'mun, A. & Zulfikar, A. (2022). Pengenalan Biota Laut Dilindungi melalui e-Book “Dugong & Friends” dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Kelestarian Sumber Daya Perikanan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maritim, 5(1), 11-19. Muzammil, W., Apriadi, T., Melani, W. R., Zulfikar, A.(2021). Pengenalan Biota Akuatik Aliran Sungai Senggarang dengan E-Katalog melalui pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan Covid-19. Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat, 2021–2032. https://doi.org/10.31258/unricsce.3.324-332. Nevertari, S. P. & Arumsari, R. Y., 2017. Perancangan Video Sosialisasi Taman-taman Tematik di Kota Bandung. E-proceeding of art & design. Vol 4(3) 547. Nurjannah, M., & Irawan, H. (2013). Keanekaragaman Gastropoda Di Padang Lamun Perairan Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Repository UMRAH. Putra, R.A., Melani, R.M., & Suryanti, A. (2020). Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Senggarang Besar Kota Tanjungpinang. Jurnal Akuatiklestari, 4(1): 20-27. DOI: https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v4i1.2486. Rasip, A., Apriadi, T. & Azizah, D. (2023). Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Waktu dan Kedalaman di Perairan Senggarang Besar Tanjungpinang. Skripsi. UMRAH. Sinaga, M.V., Melani, W. R. & Zulfikar, A. (2023). Sampah Laut dan Kaitannya dengan Kepadatan Gastropoda di Perairan Senggarang Besar Kota Tanjungpinang. Skripsi. UMRAH. Skripsi. UMRAH. Undang-undang No 2 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Yanti, E., Apriadi, T. & Zulfikar, A. (2023). Keanekaragaman Fitoplankton dan Kaitannya dengan Kondisi Perairan di Senggarang Besar Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Skripsi. UMRAH