Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SEBAGAI GATEKEEPER DAN KEBIJAKAN DISKUSI PEER REVIEW: ANTARA KUALITAS DAN REALITAS UNTUK MENURUNKAN KASUS RUJUKAN NON SPESIALISTIK Zahrina, Zahrina; Ramadani, Royasia Viki; Hulwah, Khairun Nisa il; Nurlatifah, Siti; Andalan, Aldi; Gani, Ascobat; Kurniawaty, Golda; Setiawan, Ery
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol. 8, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Almost 80% of the source of funds is spent on hospital. This situation indicates the failure of the gatekeeper function in primary health care. Performance-based capitation is implemented to ensure the cost and quality of primary care, with non-specialist referral rate as one of the particular parameters. The peer review policy is a discussion between BPJS Health, District/City Health Services, IDI, provincial and branch Team of KMKB and other relevant stakeholders to determine which diagnoses must be handled at FKTP also to accommodate and improve the capacity of FKTP to handle patients and minimize referral cases. This study aims to evaluate the implementation of peer review discussions and analyze the obstacles, challenges and potential of peer review policies to optimize the FKTP gatekeeper function. The research method is qualitative, and it involves conducting in-depth interviews, FGDs, and literature reviews. In general, the peer review policy is quite good in controlling referral cases, especially RNS (Non-Specialist Referrals). In general, the peer review policy is entirely reasonable to control referral cases, especially RNS. Evaluation of the "peer review discussion" policy on the communication aspect is the lack of socialization regarding the management of tiered referrals. Resources, especially human resources, health equipment and drugs, still need to be increased in FKTP. Payment mechanisms such as capitation are essential to adjust the risk and capacity of FKTP or incentive mechanisms—determination of PPK on FKTP, clear boundaries and medical authority for FKTP and FKRTL. As well as, the role and coordination among stakeholders need to be improved to strengthen the prerequisites for FKTP infrastructure.
Upaya Pemecahan Masalah Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Laki-Laki Usia 64 Tahun di Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara Wahyuni, Hendra; Mustafavi, Farida; Zahrina, Zahrina
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 4 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Agustus 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i4.12878

Abstract

Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan global yang insidennya semakin meningkat. Sebanyak 346 juta orang di dunia menderita diabetes, dan diperkirakan mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat yang atau karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau kedua-duanya. Penatalaksanaan Diabetes Melitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi, diet, latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan Diabetes Melitus dengan pemantauan kadar gula darah.
Acute Medical Response Lubis, Melcy Putri; Millizia, Anna; Zahrina, Zahrina; Rizaldy, Muhammad Bayu
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 6 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i6.19048

Abstract

Acute Medical Response adalah respon medis yang dilakukan untuk meminimalisir mortalitas dan morbiditas serta mempercepat pemulihan (recovery) dari korban, akibat dari suatu kejadian yang menimbulkan bencana. Kejadian dan usaha penanggulangan bencana mengikuti suatu siklus yang dimulai dari fase mitigasi - kesiagaan - kejadian - pananggulangan akut - pemulihan - rekonstruksi - pengembangan. Yang dimaksud dengan fase akut adalah fase kesiagaan (preparedness), fase kejadian (impact) dan penanggulangan akut (acute respon). Pada fase tanggap darurat keterlibatan komunitas akan semakin luas, salah satunya peran WHO. Emergency response framework oleh WHO, dijelaskan bahwa komitmen inti WHO dalam tanggap darurat adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan organisasi dan dapat dipertanggungjawabkan selama masa darurat dengan konsekuensi kesehatan masyarakat. Beberapa tindakan WHO untuk memastikan respons sektor kesehatan yang efektif dan tepat waktu pada fase tanggap darurat dijelaskan pada framework tersebut. Tujuan utama Acute Medical Response adalah menstabilkan pasien, memberikan intervensi yang menyelamatkan nyawa, dan memastikan transportasi yang aman ke fasilitas kesehatan untuk perawatan lebih lanjut.
Integration of machine learning and climate data for enhanced dengue hemorrhagic fever (DHF) prediction: A case study in Banda Aceh Puspitasari, Rizka; Gan, Connie Cai Ru; Yani, Muhammad; Zahrina, Zahrina; Abidin, Taufik Fuadi
International Journal of Disaster Management Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : TDMRC, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/ijdm.v8i2.47069

Abstract

The increasing impact of climate change, including rising average temperatures and altered precipitation patterns, has led to changes in the prevalence and distribution of climate-sensitive diseases (CSDs), such as Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). DHF remains a significant public health concern in Indonesia, particularly in Banda Aceh, due to its high incidence. The burden on healthcare systems is substantial, contributing to increased morbidity and mortality, especially among vulnerable populations. This study aimed to integrate climate data with machine learning methods to develop predictive models for DHF incidence. Data from 2010 to 2023 included DHF case counts and monthly climate variables such as humidity, rainfall, temperature, and wind speed. The predictive models employed Gradient Boosting, Support Vector Regression (SVR), Random Forest, and Linear Regression algorithms. Model performance was evaluated by comparing prediction accuracy using Mean Absolute Error (MAE) and Root Mean Square Error (RMSE) metrics. The results demonstrated that the Linear Regression model predicted monthly DHF incidence with greater accuracy than the other models, as indicated by lower MAE and RMSE values. These findings suggest that integrating climate data with machine learning provides an effective tool for early warning systems for DHF, supporting public health planning and interventions in Banda Aceh City, particularly in anticipation of an increase in DHF cases.
Risiko Kesehatan pada Masyarakat Akibat dari Perubahan Iklim : Tinjauan Literatur Zahrina, Zahrina; Darwis, Aryandi; Rahma, Febriani
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 4 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Agustus 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i4.23457

Abstract

Perubahan iklim yang semakin cepat akibat aktivitas manusia membawa dampak besar terhadap sektor kesehatan masyarakat. Artikel ini merupakan tinjauan literatur yang menganalisis hubungan antara perubahan iklim dengan risiko kesehatan masyarakat berdasarkan studi dari berbagai jurnal dan dokumen kebijakan antara tahun 2015 hingga 2025. Hasil kajian menunjukkan bahwa dampak kesehatan akibat perubahan iklim mencakup peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular, penyakit tular vektor seperti malaria dan dengue, gangguan pernapasan akibat polusi udara, masalah nutrisi dan malnutrisi, serta gangguan kesehatan mental. Selain itu, analisis ini juga menyoroti pentingnya kebijakan adaptasi di sektor kesehatan untuk menghadapi risiko tersebut, seperti yang telah dirumuskan oleh Kementerian Kesehatan. Temuan ini memperkuat urgensi tindakan mitigasi dan adaptasi yang terstruktur untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Dry Eye Disease (DED) dengan Relevansi Kondisi Lingkungan dan Populasi di Indonesia: Literature Review Nasution, Muhammad Husni Fansury; Nabiilah, Anis En; Zahrina, Zahrina; Rahma, Febriani
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 2 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dry Eye Disease (DED) merupakan gangguan multifaktorial pada permukaan okular yang semakin banyak dikaitkan dengan faktor iklim dan lingkungan. Literature review ini bertujuan menganalisis hubungan antara perubahan iklim dan insidensi DED dengan fokus pada relevansi di Indonesia. Pencarian literatur dilakukan pada PubMed, Scopus, Web of Science, dan Google Scholar menggunakan kombinasi kata kunci dalam bahasa Inggris dan Indonesia, mencakup artikel 15 tahun terakhir yang menilai pengaruh suhu, kelembaban, polusi udara, paparan debu, dan radiasi ultraviolet terhadap DED. Dari 12 penelitian yang dianalisis, ditemukan bahwa kelembaban rendah, suhu ekstrem, polusi udara, debu, serta paparan UV berkontribusi signifikan terhadap instabilitas tear film, peningkatan osmolaritas, dan inflamasi permukaan okular. Kondisi iklim tropis, musim kemarau panjang, urbanisasi cepat, dan kualitas udara yang bervariasi menempatkan masyarakat Indonesia pada risiko tinggi. Disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan determinan penting DED, sehingga diperlukan penelitian lokal berbasis populasi, edukasi publik, serta kebijakan kesehatan yang adaptif untuk mencegah dan mengurangi beban penyakit ini. Abstract Dry Eye Disease (DED) is a multifactorial ocular surface disorder increasingly linked to environmental and climatic factors. This literature review aimed to analyze the association between climate change and DED, with a particular focus on Indonesia. A comprehensive search was conducted in PubMed, Scopus, Web of Science, and Google Scholar using English and Indonesian keywords, covering studies published within the last 15 years. Twelve relevant studies were included, showing that low humidity, extreme temperatures, air pollution, dust exposure, and ultraviolet (UV) radiation significantly contribute to tear film instability, increased osmolarity, ocular surface inflammation, and worsening DED symptoms. These findings are highly relevant to Indonesia, where tropical climate, prolonged dry seasons, rapid urbanization, and declining air quality increase population risk. In conclusion, environmental and climatic factors are key determinants of DED, highlighting the need for local population-based research, public education, clinical screening, and adaptive health policies to reduce the burden of this disease.
Studi Case Control : Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian HIV di Aceh Tahun 2024 Darwis, Aryandi; Murahman, Iman; Zahrina, Zahrina
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 2 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human Immunodeficiency Virus/ Acquiered Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) isu penting yang berdampak pada banyak negara, baik yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. HIV/AIDS tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat di tingkat internasional. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian HIV di Aceh pada tahun 2024. Penelitian ini merupakan analisis terhadap data sekunder SIHA (Sistem Informasi HIV dan AIDS) tahun 2024. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain case control study dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel secara 1 case banding 1 control. Case adalah hasil tes HIV positif berjumlah 373 orang dan Control adalah hasil tes HIV negatif berjumlah 373 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian HIV diperoleh nilai p 0,0001, hal ini juga didukung dari perolehan nilai (OR: 21,23; 95% CI: 14,60 – 30,90) artinya responden yang berjenis kelamin laki-laki berisiko terkena HIV lebih besar dibandingkan dengan perempuan sebesar 21,23 kali lipat. Temuan bahwa laki-laki memiliki risiko sangat tinggi harus menjadi landasan dilakukan kampanye "Test HIV" yang mendorong laki-laki untuk mengetahui status kesehatannya. Buat layanan testing yang mudah diakses, ramah, dan menjamin kerahasiaan untuk mengurangi stigma dan fokuskan edukasi pada pencegahan perilaku berisiko yang umum pada laki-laki.
The Effect of Profitability, Managerial Ownership and Dividend Policy on Company Value on Property Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Marzuki, Marzuki; Akhyar, Chairil; Zahrina, Zahrina
Zona Manajerial: Program Studi Manajemen (S1) Vol 10 No 3 (2020): Zona Manajerial: Program Studi Manajemen
Publisher : Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.935 KB) | DOI: 10.37776/manajerial.v10i3.720

Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of profitability, managerial ownership and dividend policy on company value on property companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The data used in this research were ROE, KM, DPR and PBV data on property companies in Indonesia Stock Exchange during 2016-2021. The data of this study were accessed on www.idx.co.id and www.bi.go.id. The method of data analysis in this study was multiple linear regression analysis. The results of the study found that Profitability (ROE) and Dividend Policy (DPR) had a positive and significant effect on company value, while managerial ownership had a negative effect on company value. The simultaneous test results found that profitability, managerial ownership, and dividend policy had a significant effect on company value.