Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Postoperative Nausea and Vomiting pada Pasien Anestesi Umum di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara Millizia, Anna; Sayuti, Muhammad; Nendes, Triana Putri; Rizaldy, Muhammad Bayu
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 2 (November, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i2.5391

Abstract

Anestesi umum adalah salah satu jenis anestesi yang sering digunakan dalam operasi. Salah satu komplikasi yang sering terjadi dengan penggunaan anestesi umum adalah mual muntah setelah operasi yang dikenal sebagai postoperative nausea and vomiting. Postoperative nausea and vomiting menyebabkan pasien menjalani perawatan di rumah sakit lebih lama sehingga biaya yang dikeluarkan pasien lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian postoperative nausea and vomiting pada pasien anestesi umum di Rumah Sakit Umum Cut meutia berupa jenis kelamin, usia, riwayat motion sickness dan/atau riwayat postoperative nausea and vomiting (PONV), riwayat merokok, jenis operasi, durasi operasi, teknik anestesi dan penggunaan opioid. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian berjumlah 86 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan teknik pengambilan accidental sampling. Analisis data yang dilakukan dengan uji Chi Square dan uji Fisher serta uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternative. Hasil analisis bivariat dari penelitian ini, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat motion sickness dan/atau riwayat postoperative nausea and vomiting, teknik anestesi dan durasi operasi mendapatkan nilai p<0,05, sedangkan faktor usia, penggunaan opioid mendapatkan nilai p>0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat motion sickness dan/atau riwayat postoperative nausea and vomiting, teknik anestesi, dan durasi operasi dengan postoperative nausea and vomiting pada pasien anestesi umum di RSU Cut Meutia dan tidak terdapat hubungan antara faktor usia dan penggunaan opioid dengan postoperative nausea and vomiting pada pasien anestesi umum di RSU Cut Meutia Aceh Utara.
General Anestesi pada Tindakan Esophagogastroduodenoscopy Millizia, Anna; Maghfirah, Phonna; Rizaldy, Muhammad Bayu
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 2 No. 4 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Agustus 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i4.10871

Abstract

Anestesi umum adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk menghilangkan rasa nyeri, membuat tidak sadarkan diri dan menimbulkan amnesia yang reversibel dan dapat diprediksi. Metode atau teknik anestesi umum terbagi menjadi 3 yaitu teknik anestesi umum inhalasi, anestesi umum intravena dan anestesi umum seimbang.
Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Pengetahuan PMO (Pengawas Menelan Obat) Pasien TB Paru di Puskesmas Kota Lhokseumawe Tahun 2022 Afifah, Silvi; Sofia, Rizka; Herlina, Nina; Rizaldy, Muhammad Bayu
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 2 No. 4 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Agustus 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i4.10642

Abstract

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia adalah negara ke-3 tertinggi dengan jumlah kasus TB paru terbesar di dunia. Kasus TB di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, termasuk di Provinsi Aceh. Pada tahun 2021 kasus tuberkulosis di Provinsi Aceh meningkat sebesar 32,69% dan Lhokseumawe termasuk salah satu daerah dengan peningkatan kasus TB yang tergolong tinggi. Pemerintah Indonesia telah membuat suatu program pemberantasan tuberkulosis dengan suatu regimen pengobatan yang akan diawasi oleh seorang PMO (Pengawas Menelan Obat). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan PMO pasien TB paru di Puskesmas Kota Lhokseumawe Tahun 2022. Penelitian ini melibatkan 60 orang PMO sebagai responden. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan rancangan one group pretest-posttest design. Data dikumpulkan menggunakan pengisian lembar kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan karakteristik responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki, mayoritas responden berada pada usia dewasa tengah (41-60 tahun), mayoritas berpendidikan SMA/MAN, pekerjaan terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dan hubungan kekerabatan dengan pasien terbanyak adalah seorang istri. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan responden dari yang semula 26,7% menjadi 88,3% dalam kategori baik setelah diberikan edukasi. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan PMO (Pengawas Menelan Obat) pasien TB paru di Puskesmas Kota Lhokseumawe Tahun 2022
Treatment of Chronic Prosthetic Joint Infection after Total Knee Arthroplasty with Two-stage Revision Rizaldy, Muhammad Bayu; Santoso, Asep; Mariyanto, Ismail; Sibarani, Tangkas; Anwar, Iwan Budi
The Hip and Knee Journal Vol 5, No 1 (2024): February
Publisher : Indonesian Hip and Knee Society (IHKS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46355/hipknee.v5i1.135

Abstract

Periprosthetic joint infection (PJI) is common among complications of knee arthroplasty. Treatment is based on many factors in each patient individually, especially the time onset of infection whether it is acute or chronic. Two stage revision is the best method in chronic PJI case under certain circumstances. There are few patients in three years period whom diagnosed with chronic PJI after Total Knee Arthroplasty (TKA). All patients diagnosed more than three months postoperatively, confirmed by clinically sinuses on the knee, and some patients have blood test and radiological sign of infection. All treated with two stage revision which is debridement, removal all implant put articulating knee spacer in the first operation, continue with arthroplasty with constrain implant in the second operation after infection confirmly eradicated and treated by one consultant surgeon in the same hospital. All patients treated with the same method have good results which are no pain, stable knee and satisfying knee Range of motion (ROM) following different recovery time. Two-stage revision have a good success rate in chronic PJI treatment as long as the patient fulfill the treatment criteria.
Studi Kasus Stunting pada Anak Usia 18 Bulan di Desa Kayee Panyang Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2022 Jannah, Jauza Raudhatul; Zara, Noviana; Mauliza, Mauliza; Surayya, Rahmi; Rizaldy, Muhammad Bayu; Siregar, Sarah Rahmayani; Fona, Tischa Rahayu; Al Muqsith, Al Muqsith; Fauzan, Ahmad; Syafridah, Anita
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 6 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i6.10041

Abstract

Stunting adalah masalah nutrisi kronis yang disebabkan oleh multifaktorial dan terjadi pada lintas generasi. Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidak cukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up growth) yang memadai. Selama 20 tahun terakhir, penanganan masalah stunting sangat lambat. Masyarakat di Indonesia sering menganggap tubuh pendek atau tinggi merupakan keturunan. Penelitian membuktikan bahwa faktor keturunan hanya berkontribusi 15%, sementara faktor yang paling besar berkaitan dengan nutrisi, hormon pertumbuhan, dan infeksi berulang. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus terhadap seorang anak balita An. F perempuan berusia 18 bulan di Desa Kayee Panyang Bayu tahun 2022. Studi kasus ini dilakukan dengan cara observasi pasien melalui pendekatan home visit. stunting ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah diagnosis ditegakkan pasien diberikan edukasi dan tatalaksana secara komprehensif. Dilakukan edukasi tentang stunting dan pemberian berupa nutrisi seperti PMT, susu, multivitamin untuk mempertahankan BB normal dan tumbuh kembang sesuai usia. Kesimpulan studi kasus ini didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak tersebut, diantaranya adalah tingkat pengetahuan, pola asuh ibu, ekonomi keluarga, dan kurangnya promosi kesehatan.
Acute Medical Response Lubis, Melcy Putri; Millizia, Anna; Zahrina, Zahrina; Rizaldy, Muhammad Bayu
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 6 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i6.19048

Abstract

Acute Medical Response adalah respon medis yang dilakukan untuk meminimalisir mortalitas dan morbiditas serta mempercepat pemulihan (recovery) dari korban, akibat dari suatu kejadian yang menimbulkan bencana. Kejadian dan usaha penanggulangan bencana mengikuti suatu siklus yang dimulai dari fase mitigasi - kesiagaan - kejadian - pananggulangan akut - pemulihan - rekonstruksi - pengembangan. Yang dimaksud dengan fase akut adalah fase kesiagaan (preparedness), fase kejadian (impact) dan penanggulangan akut (acute respon). Pada fase tanggap darurat keterlibatan komunitas akan semakin luas, salah satunya peran WHO. Emergency response framework oleh WHO, dijelaskan bahwa komitmen inti WHO dalam tanggap darurat adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan organisasi dan dapat dipertanggungjawabkan selama masa darurat dengan konsekuensi kesehatan masyarakat. Beberapa tindakan WHO untuk memastikan respons sektor kesehatan yang efektif dan tepat waktu pada fase tanggap darurat dijelaskan pada framework tersebut. Tujuan utama Acute Medical Response adalah menstabilkan pasien, memberikan intervensi yang menyelamatkan nyawa, dan memastikan transportasi yang aman ke fasilitas kesehatan untuk perawatan lebih lanjut.
Sirkumsisi Massal Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Anak di desa Keude Krueng Geukuh Fauzan, Ahmad; Chairunnisa; Ikhlas, Muhammad; Fathia, Tasya; Sayuti, Muhammad; Rizka, Adi; Akbar, Teuku Ilhami Surya; Rizal, Muhammad Ifani Syarkawi; Wahyuni, Hendra; Rizaldy, Muhammad Bayu; Iqbal, Teuku Yudhi; Millizia, Anna; Ikhsan, Maulana
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol. 3 No. 2: Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v3i2.23657

Abstract

Pendahuluan: Sirkumsisi merupakan tindakan bedah minor yang memiliki implikasi penting dalam pencegahan penyakit infeksi saluran kemih dan peningkatan kesehatan reproduksi anak laki-laki. Penelitian ini mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sirkumsisi massal di Desa Keude Krueng Geukuh sebagai upaya promotif dan preventif dalam meningkatkan derajat kesehatan reproduksi anak di wilayah dengan akses layanan kesehatan terbatas. Metode: Metode dorsumsisi dipilih untuk menjamin keamanan dan meminimalkan risiko komplikasi, dengan pelibatan lintas profesi medis dan partisipasi aktif masyarakat setempat. Hasil dan pembahasan: Hasil menunjukkan bahwa prosedur dapat dilaksanakan secara efektif dengan tingkat komplikasi minimal, disertai penerimaan yang baik dari peserta dan pendamping berkat edukasi yang komprehensif. Kegiatan ini juga berhasil mengintegrasikan aspek medis dan sosial budaya, yang menjadi faktor krusial dalam keberlanjutan intervensi kesehatan masyarakat. Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan holistik, kolaboratif, dan berbasis komunitas sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil intervensi kesehatan anak. Rekomendasi penelitian ini menekankan perlunya replikasi model serupa di wilayah lain guna memperkuat strategi nasional dalam penurunan morbiditas terkait infeksi saluran kemih dan peningkatan kesehatan reproduksi sejak usia dini. Kata kunci: sirkumsisi massal, dorsumsisi, kesehatan reproduksi anak, pencegahan infeksi, intervensi komunitas
Deteksi Dini Kejadian Shock Hipovolemia, What To Do Next? Pelatihan Tenaga Kesehatan RSUD Cut Meutia Millizia, Anna; Debbyousha, Maulina; Rizaldy, Muhammad Bayu; Moharry, Faiz Alwan; Pilson, Soni
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan - Januari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v2i1.13387

Abstract

Pelayanan yang bermutu dan aman dilaksanakan pada semua pelayanan di rumah sakit. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat. Syok hipovolemik merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penangan cepat dan tepat untuk mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas. Hal tersebut tentunya memerlukan pengetahuan yang mumpuni untuk dapat memberikan terapi yang tepat pada pasien. Pada keadaan syok hipovolemik kondisi pasien sangat buruk dengan tingkat mortalitas sangat tinggi. Apabila keadaan ini tidak ditangani segera maka akan menimbulkan kerusakan permanen dan bahkan kematian. Untuk itu pengetahuan perawat disetiap tempat/ruangan sangat dibutuhkan untuk mengenal keadaan syok hipovolemik sehingga pasien bisa mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Adapun metode yang digunakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan memberikan edukasi dan pelatihan tentang deteksi dini syok hipovolemik dan keterampilan dalam melakukan resusitasi cairan yang cepat dan tepat. Target dari pelaksanaan program pelatihan dan edukasi ini adalah Tersedianya tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan  yang baik tentang syok hipovolemik yang terlihat dari peningkatan nilai pre test dan post test. Selain itu, pengabdian ini juga diharapkan mampu untuk menghasilkan luaran dalam bentuk publikasi di media cetak/elektronik dan jurnal pengabdian masyarakat.
Sirkumsisi Menjaga Kebersihan dan Mencegah Risiko Infeksi serta Keganasan Penis Ultsany, Mutia; Lubis, Putri Sabrina; Fauzan, Ahmad; Akbar, Teuku Ilhami Surya; Rizal, Muhammad Ifani Syarkawi; Wahyuni, Hendra; Rizaldy, Muhammad Bayu; Iqbal, Teuku Yudhi; Millizia, Anna
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v2i2.18345

Abstract

Pendahuluan: sirkumsisi dalam dunia medis bermakna pemotongan kulit pada ujung penis atau prepusium untuk mencegah penumpukan kuman atau kotoran yang dapat menyebab infeksi yang paling sering diderita anak adalah infeksi saluran kemih (ISK) dan dapat juga meningkatkan resiko Infeksi Menular Seksual (IMS). Tujuan: pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan membantu masyarakat dengan memberikan pelayanan sirkumsisi secara gratis kepada mereka yang membutuhkan. Metode: melakukan intervensi langsung berupa tindakan sirkumsisi kepada setiap peserta. Hasil: hasil kegiatan pengabdian ini mendapatkan jumlah peserta yang mendaftar 70 orang, dan memenuhi syarat semua untuk dilakukan sirkumsisi. Semua peserta yang telah dilakukan sirkumsisi diberikan obat antibiotik dan analgetik serta dilakukan pembukaan verban pada peserta terhitung 3 hari dari hari telah dilakukannya tindakan sirkumsisi tersebut.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Bahaya Stroke melalui Pemeriksaan Faktor Resiko Stroke pada Brain Awareness Week Ikhsan, Maulana; Maulina, Meutia; Z, Khairunnisa; Rizaldy, Muhammad Bayu; Rizka, Adi; Husna, Cut Asmaul
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Januari 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v1i1.20937

Abstract

Brain Awareness Week (BAW) adalah inisiatif internasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, keterlibatan, dan dukungan publik terhadap ilmu saraf dan kesehatan otak. Di Indonesia, rendahnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kondisi neurologis menjadi tantangan utama, terutama dengan bertambahnya populasi lansia. Melalui BAW 2024 di Lhokseumawe, kami bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan otak serta mendorong pencegahan dan intervensi dini terhadap kondisi seperti stroke dan degenerasi otak. Acara ini juga diharapkan menjadi platform untuk memperkuat kolaborasi antara peneliti, tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan,sekaligus meningkatkan dukungan pemerintah terhadap pendanaan penelitian ilmu saraf. Dengan menampilkan manfaat ilmu saraf bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi, BAW berupaya mendapatkan perhatian lebih besar dari berbagai pihak, termasuk lembaga internasional. Melalui edukasi dan kolaborasi, acara ini diharapkan memberikan dampak signifikan dalam memajukan kesadaran dan inovasi kesehatan otak di Indonesia.