Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Preferensi Rencana Penggunaan Angkutan Laut Kapal Cepat Padang - Kepulauan Mentawai Siswoyo, Bambang; Kurniawan, Abdy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 11 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.231 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v26i11.947

Abstract

Kepulauan Mentawai merupakan sebuah wilayah administratif yang kondisi geografisnya merupakanwilayah kepulauan sehingga peranan angkutan laut dalam menunjang mobilitas penduduk sangatpenting. Keterbatasan jumlah armada serta kondisi kapal yang memerlukan perawatan secara berkala menjadi penyebab terhambatnya angkutan laut Padang-Kepulauan Mentawai, salah satu alternatifnya penggunaan kapal cepat. Rencana penggunaan kapal cepat Padang-Kepulauan Mentawai, harus memperhitungkan secara cermat terkait dengan kondisi wilayah, kondisi kapal yang ada, harga tiket, jadwal operasi, kondisi cuaca yang kurang bersahabat, dan lain-lain. Selanjutnya untuk mengetahui preferensi pengguna jasa kapal dalam memberikan opini rencana penggunaan kapal cepat maka dilakukan Analitic Hierarkhi Proces (AHP), berdasarkan hasil analisis untuk preferensi pemilihan jenis kapal untuk waktu tempuh yang relatif singkat untuk penyeberangan Padang-Mentawai pengoperasian kapal cepat tetap diperlukan walaupun dari prioritas utama responden merujuk ke penggunaan kapal ferry. Pengoperasian kapal cepat dibutuhkan sebagai antisipasi terhadap kekosongan jadwal reguler kapal ferry, dan waktu tertentu serta sebagai antisipasi terhadap kondisi darurat, misalnya bencana alam. Kondisi jalur pelayaran antara Padang-Mentawai termasuk rawan, maka faktor keselamatan merupakan prioritas yang harus diutamakan oleh operator kapal cepat khususnya dari pihak swasta.
Desain Kapal Feeder Tol Laut Trayek T-5 Kurniawan, Abdy; Pramita, Dienda Rieski
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 5 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.237 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v28i5.298

Abstract

Perbandingan PDB antara Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Barat Indonesia, yaitu 18,6% berbanding 81,4% menunjukkan pemerataan ekonomi yang masih timpang antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang berdampak pada disparitas harga yang tinggi. Melalui program Tol Laut, pemerintah berupaya meningkatkan konektivitas antara KBI dan KTI sekaligus mengurangi disparitas harga melalui angkutan laut yang terjadwal dan bersubsidi. Trayek T-5 dengan Ternate sebagai salah satu pelabuhan singgahnya diharapkan menjadi sub-distributor lanjutan untuk daerah hinterlandnya yang berupa wilayah kepulauan yang ditunjang dengan kapal feeder. Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan desain kapal feeder yang optimal sesuai dengan karakteristik beberapa pelabuhan singgah yang dilakukan dengan beberapa metode seperti analisa operasi dan pra rancangan menggunakan metode kapal pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal feeder yang optimal memiliki payload 729 ton kecepatan dinas 8 knot dengan frekuensi pelayaran 32 voyage per tahun.
Pelabuhan Kuala Tanjung Sebagai Pelabuhan Hub Internasional Ditinjau dari Aspek Jaringan Pelayanan Siahaan, Wilmar Jonris; Humang, Windra Priatna; Kurniawan, Abdy; Sinaga, Rosita
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 31 No. 2 (2019): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.253 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v31i2.963

Abstract

AbstrakPelabuhan Kuala Tanjung berpotensi menjadi hub logistik untuk kawasan Asia Pasifik. Dari posisi geografis, letaknya sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan berpotensi sebagai pelabuhan penunjang bagi Pelabuhan Belawan.Tujuan penelitian ini adalah menyusuan rekomendasi pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan hub internasional ditinjau dari aspek jaringan pelayanan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif, regresi berganda dan SWOT. Besarnya demand dan posisi yang strategis di alur pelayaran internasional serta didukung oleh kedalaman kolam pelabuhan 16-17 mLWS mampu disandari kapal-kapal dengan kapasitas lebih besar 50.000 DWT. Pelabuhan Kuala Tanjung dititikberatkan untuk dapat menarik demand dari rute-rute strategis yang dilalui oleh shipping line utama di Selat Malaka, seperti MAERSK, CMA, EVERGREEN, dan lain-lain. Menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai satu-satunya pelabuhan di Indonesia Bagian Barat untuk melakukan Ekspor Impor berdasarkan Port Centrality Index. Pembangunan konektivitas jaringan transportasi global antar pulau secara terintegrasi dengan mengembangkan jalur pelayaran dan operasional short sea shipping secara terjadwal serta revitalisasi pelabuhan pengumpul dan utama guna menjamin muatan di Kuala Tanjung.Kata kunci: Kuala Tanjung, Hub Internasional, Jaringan Pelayanan. AbstractKuala Tanjung Port as an International Hub Port Review from The Service Network Aspect: Kuala Tanjung Port has the potential to become a logistics hub for the Asia Pacific region. From the geographical position, the location is very strategic because it deals directly with the Malacca Strait and has potential as a supporting port for Belawan Harbor. The purpose of this research is to develop recommendation of Kuala Tanjung Port development as international hub port in terms of network service aspect. The research approach used is a combination of qualitative and quantitative research. The analytical method used is descriptive, multiple regression and SWOT. The magnitude of demand and strategic position in the international shipping lanes and supported by the depth of harbor pool 16-17 mLWS capable of in transit ships with a capacity of lebih besar 50,000 DWT. Kuala Tanjung Port is focused on being able to attract demand from strategic routes through major shipping line in the Malacca Strait, such as MAERSK, CMA, EVERGREEN, and others. Making Port of Kuala Tanjung as the only port in Western Indonesia to conduct Import Export by Port Centrality Index. Development of integrated inter-island transport network connectivity by developing shipping lanes and scheduled short sea shipping operations as well as revitalization of main and collecting ports to ensure cargo at Kuala Tanjung.Keywords: Kuala Tanjung, International Hub, Service Network.
Desain Kapal Landing Craft Utility Ideal untuk Trayek Perintis dan Tol Laut [Design Solution Ideal for Landing Craft Utility Ship for Pioneer Routes and Sea Toll] Kurniawan, Abdy; Malisan, Johny; Aznur, Muhammad Kadhafi
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 30 No. 2 (2018): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.427 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v30i2.831

Abstract

AbstractThe condition of the open sea such as the area of Natuna becomes the challenge for the continuation of the service ship which causes the risky waves at certain times. Generally, it is known as North Monsoon. North Monsoon impacts on the cessation of the shipping activities for several months. In this condition, several small islands are in the isolated condition. This study aims to determine the ideal and adequate ship type based on the route serving for the isolated areas on the pioneer ship route and the sea toll route. The result in this research shows that the ship type which is suitable for the market share of 30% is landing craft utility type with 1000 DWT, service speed of 8 knots with the shipping frequency of 23 voyage per year.Keywords: North mansoon, landing craft utility, pioneer route, sea toll route, ship design. AbstrakKondisi perairan terbuka seperti wilayah Natuna, menjadi sebuah tantangan tersendiri terhadap kontinuitas pelayanan kapal yang disebabkan oleh kondisi gelombang yang rawan pada waktu tertentu. Umumnya hal ini dikenal dengan Angin Musim Utara. Angin Musim Utara berdampak pada berhentinya sebagian kegiatan pelayaran selama beberapa bulan. Dalam kondisi ini, beberapa pulau kecil berada dalam kondisi terisolasi. Kajian ini bertujuan untuk menentukan tipe kapal yang ideal dan sesuai dengan rute untuk melayani daerah terisolasi pada trayek kapal perintis dan trayek kapal tol laut. Hasil kajian menunjukkan bahwa tipe kapal yang sesuai dengan skenario market share 30% adalah tipe landing craft utility dengan ukuran 1000 DWT, kecepatan dinas 8 knot dengan frekuensi pelayaran sebanyak 23 voyage per-tahun.Kata kunci: Desain kapal, landing craft utility, trayek perintis, trayek tol laut, angin musim utara.
PENGEMBANGAN FASILITAS PENUNJANG KESELAMATAN PELAYARAN DI PELABUHAN BIAK Siswoyo, Bambang; Kurniawan, Abdy
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i2.40

Abstract

Kabupaten Biak Numfor merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua, terdiri dari 2 (dua) pulau kecil yaitu pulau Biak dan pulau Numfor, serta lebih dari 42 buah pulau sangat kecil yang berada di sebelah utara daratan papua dan berseberangan langsung dengan Samudera Pasifik. Posisi ini menjadikan Kabupaten Biak Numfor sebagai salah satu tempat yang strategis dan penting untuk berhubungan dengan dunia luar terutama negara-negara di kawasan Pasifik, Australia atau Philipina. Letak geografis ini memberikan kenyataan bahwa posisinya sangat strategis untuk membangun kawasan industri, termasuk industri pariwisata. Pelabuhan Biak menjadi sarana bangkitnya perdagangan antar pulau bahkan perdagangan antar negara. Pelabuhan ini dapat menggerakkan roda perekonomian, berbagai jenis usaha akan tumbuh mulai dari skala kecil sampai dengan usaha skala besar, harga-harga berbagai jenis produk akan lebih terjangkau mulai dari produksi dalam negeri sampai dengan luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi ketersediaan fasilitas penunjang keselamatan pelayaran di pelabuhan Biak saat ini untuk memberikan rekomendasi terkait pengembangan kebutuhan fasilitas penunjang keselamatan pelayaran di Pelabuhan Biak ke depan. Metode analisis data dalam penelitian adalah analisis gap. Gap analysis atau analisis kesenjangan merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. 
Analisis Risiko Tubrukan Kapal pada Wilayah Sekitar Ibukota Nusantara dengan Menggunakan Data Automatic Identification System Djajasasana, Egbert Edward; Rima, Alberto; Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Kurniawan, Abdy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 37 No. 1 (2025): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v37i1.2403

Abstract

Pembangunan dan pengembangan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagai program prioritas pemerintah akan berdampak kepada peningkatan lalu lintas kapal di Selat Makassar yang juga akan meningkatkan kemungkinan terjadinya tubrukan kapal. Penelitian ini akan menganalisis risiko terjadinya tubrukan kapal sebagai dampak dari kepadatan lalu lintas kapal pada wilayah perairan IKN khususnya di wilayah antara Balikpapan dan Samarinda. Proses analisis menggunakan pendekatan simulasi data Automatic Identification System (AIS) dan menerapkan nilai risiko berdasarkan situasi kapal dengan kapal (encounter situation) dengan Potential Assessment of Risk (PARK) Model. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapal akan bergerak pada area dengan kepadatan yang tinggi sehingga interaksi kapal dengan kapal lainnya yang saling berdekatan tidak dapat dihindari. Keterbatasan ruang olah gerak kapal pada situasi ini diinterpretasikan pada kategori 5 atau “sedikit berbahaya”. Rekomendasi untuk menurunkan risiko terjadinya tubrukan kapal dapat diawali dengan membenahi human error melalui peningkatan kompetensi dan awareness kru kapal terkait navigasi dan potensi bahaya tubrukan, serta dilanjutkan dengan peningkatan pengawasan, pembenahan infrastruktur dan zonasi perairan.
Evaluasi Sistem Sirkulasi Udara Kapal Penumpang PELNI pada Masa Pandemi Covid-19 Lestari, Erna Mei; Kurniawan, Abdy; Chairunnisa, Chairunnisa; Hidayat, Kamarul
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 33 No. 2 (2021): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v33i2.1965

Abstract

Covid-19 merupakan wabah penyakit yang telah menyebar secara cepat dalam skala global dan berdampak pada berbagai sektor termasuk transportasi laut. Dibutuhkan kesiapan dari subsektor di bidang transportasi laut untuk pencegahan ataupun meminimalisir penyebarannya mulai dari kesiapan penanganan di pelabuhan termasuk kesiapan dari moda transportasi itu sendiri. Covid-19 memiliki karakteristik yang mudah untuk menyebar dalam ruangan yang tertutup dan sirkulasi udara yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengevaluasi sistem sirkulasi udara diatas kapal agar sesuai dengan kriteria udara sehat dan nyaman khususnya pada kabin penumpang kelas ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehandalan sistem ventilasi udara diatas kapal penumpang KM Kelud sudah mengalami penurunan dimana kemampuan sirkulasi udaranya berada dibawah standar yang ditetapkan, sehingga termasuk rawan untuk penyebaran penyakit. Untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 direkomendasikan untuk maintenance sistem ventilasi udara, penambahan kapasitas sistem ventilasi udara, penggunaan filter udara dengan standar medis, dan memperketat penerapan protokol kesehatan di atas kapal.Kata Kunci : Covid 19, Kapal penumpang, Sirkulasi udara.
Kebutuhan Kapal pada Lintasan Penyeberangan Ketapang – Lembar sebagai Alternatif Distribusi Logistik Jawa Timur – Pulau Lombok Kurniawan, Abdy; Marpaung, Edward; Putra, Teguh Pairunan; Paramita, Kadek Irma; Idrus, Misliah; Mappangara, Andi Chairunnisa
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 34 No. 2 (2022): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v34i2.2063

Abstract

Pulau Lombok dan Jawa Timur memiliki hubungan perdagangan yang membutuhkan dukungan transportasi untuk distribusi logistik antar kedua wilayah. Dukungan transportasi yang umum digunakan adalah angkutan penyeberangan Ferry Ro-Ro (Roll-on/Roll-off) pada lintasan existing Ketapang - Gilimanuk - Padangbai - Lembar. Muatan kendaraan barang berukuran besar mayoritas akan melalui Pulau Bali dan sangat berpotensi menimbulkan kerusakan jalan dan biaya trucking yang tinggi. Sebagai tindak lanjut pemecahan permasalahan tersebut diinstruksikan untuk mengoperasikan lintasan penyeberangan Ketapang – Lembar melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 308 tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan jumlah kapal yang ideal untuk beroperasi di lintasan penyeberangan Ketapang – Lembar untuk memenuhi demand logistik masyarakat Pulau Lombok. Sebuah trayek lintasan baru membutuhkan beberapa input terkait kebutuhan demand dan kebutuhan armada penyeberangan. Analisis penentuan demand dan kebutuhan armada dilakukan pada beberapa rangkaian analisis dengan data dukung dari potensi hinterland dan kinerja simpul transportasi existing. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan tahapan yang diawali dengan analisis indeks konsumsi, forecasting potensi demand konsumsi masyarakat, analisis produksi simpul transportasi, dan analisis operasi kapal. Hasil analisis menunjukkan selisih nilai antara kebutuhan demand Pulau Lombok dengan throughput cargo dari masing-masing simpul transportasi sebagai potensi demand sebesar 170.766 per tahun yang belum terlayani sehingga bisa diskenariokan sebagai market tersendiri untuk lintasan Ketapang - Lembar tanpa mengintervensi lintasan penyeberangan existing. Hal ini juga sinkron dengan opini responden pengguna jasa (operator truk) yang menyatakan bahwa lintasan Ketapang - Lembar lebih efektif dan efisien dibandingkan lintasan penyeberangan existing. Analisis kebutuhan armada dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek waktu operasional kapal yang terkait dengan pelayaran dan aktifitas di pelabuhan. Rekomendasi kebutuhan armada optimal untuk lintasan penyeberangan Ketapang - Lembar adalah maksimal 5 unit dengan tonase 2000 GT. Untuk mengoptimalkan pemenuhan demand melalui distribusi cargo, maka lintasan Ketapang - Lembar dapat difokuskan untuk muatan kendaraan barang dan armada yang dibutuhkan pada lintasan ini dapat menggunakan kapal Ferry Ro-Ro dari lintasan lain. 
Desain Kapal Feeder Tol Laut Trayek T-5 Kurniawan, Abdy; Pramita, Dienda Rieski
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 5 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v28i5.298

Abstract

Perbandingan PDB antara Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Barat Indonesia, yaitu 18,6% berbanding 81,4% menunjukkan pemerataan ekonomi yang masih timpang antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang berdampak pada disparitas harga yang tinggi. Melalui program Tol Laut, pemerintah berupaya meningkatkan konektivitas antara KBI dan KTI sekaligus mengurangi disparitas harga melalui angkutan laut yang terjadwal dan bersubsidi. Trayek T-5 dengan Ternate sebagai salah satu pelabuhan singgahnya diharapkan menjadi sub-distributor lanjutan untuk daerah hinterlandnya yang berupa wilayah kepulauan yang ditunjang dengan kapal feeder. Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan desain kapal feeder yang optimal sesuai dengan karakteristik beberapa pelabuhan singgah yang dilakukan dengan beberapa metode seperti analisa operasi dan pra rancangan menggunakan metode kapal pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal feeder yang optimal memiliki payload 729 ton kecepatan dinas 8 knot dengan frekuensi pelayaran 32 voyage per tahun.
Desain Kapal Landing Craft Utility Ideal untuk Trayek Perintis dan Tol Laut [Design Solution Ideal for Landing Craft Utility Ship for Pioneer Routes and Sea Toll] Kurniawan, Abdy; Malisan, Johny; Aznur, Muhammad Kadhafi
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 30 No. 2 (2018): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v30i2.831

Abstract

AbstractThe condition of the open sea such as the area of Natuna becomes the challenge for the continuation of the service ship which causes the risky waves at certain times. Generally, it is known as North Monsoon. North Monsoon impacts on the cessation of the shipping activities for several months. In this condition, several small islands are in the isolated condition. This study aims to determine the ideal and adequate ship type based on the route serving for the isolated areas on the pioneer ship route and the sea toll route. The result in this research shows that the ship type which is suitable for the market share of 30% is landing craft utility type with 1000 DWT, service speed of 8 knots with the shipping frequency of 23 voyage per year.Keywords: North mansoon, landing craft utility, pioneer route, sea toll route, ship design. AbstrakKondisi perairan terbuka seperti wilayah Natuna, menjadi sebuah tantangan tersendiri terhadap kontinuitas pelayanan kapal yang disebabkan oleh kondisi gelombang yang rawan pada waktu tertentu. Umumnya hal ini dikenal dengan Angin Musim Utara. Angin Musim Utara berdampak pada berhentinya sebagian kegiatan pelayaran selama beberapa bulan. Dalam kondisi ini, beberapa pulau kecil berada dalam kondisi terisolasi. Kajian ini bertujuan untuk menentukan tipe kapal yang ideal dan sesuai dengan rute untuk melayani daerah terisolasi pada trayek kapal perintis dan trayek kapal tol laut. Hasil kajian menunjukkan bahwa tipe kapal yang sesuai dengan skenario market share 30% adalah tipe landing craft utility dengan ukuran 1000 DWT, kecepatan dinas 8 knot dengan frekuensi pelayaran sebanyak 23 voyage per-tahun.Kata kunci: Desain kapal, landing craft utility, trayek perintis, trayek tol laut, angin musim utara.