Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN Idrus, Misliah; Yusuf, Zulkifly A.
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara kepulauan sepertiIndonesia adalah pelabuhan. Lapangan penumpukan yang digunakan untuk melayani muatan petikemas merupakan salah satu fasilitas utama pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan petikemas yang berasal dari kapal atau yang akan ke kapal. Lapangan penumpukan diperlukan untukmencegah resiko delay kapal yang mengakibatkan produksi bongkar muat menurun dan waktukapal dan barang di pelabuhan menjadi lama. Terminal Petikemas Makassar merupakan salahsatu dari 25 pelabuhan strategis yang ada di Indonesia, dan merupakan pelabuhan yang akandikembangkan dengan prioritas tinggi (RPJP 2005-2025), berlokasi di kota Makassar PropinsiSulawesi Selatan. Meningkatnya arus petikemas saat ini, menuntut kesiapan Terminal PetikemasMakassar dalam memberikan pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan arus kunjungankapal petikemas tahun 2007 hingga 2012 dengan pertumbuhan rata-rata hingga 7,52%, danadanya rencana pengembangan pelabuhan Makassar yang ditetapkan dalam Keputusan MenteriPerhubungan Nomor: KM 2 Tahun 2004 yang menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Makassar(Master Plan).Tujuan penelitian menganalisis kapasitas lapangan penumpukan yang optimal baikbagi operator maupun pengguna. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagipengelola pelabuhan (operator) yang dapat memperkecil resiko delay bagi pemilik kapal danbarang (pengguna) di Terminal Petikemas Makassar. Hasil penelitian menunjukkan rata-ratatingkat pertumbuhan petikemas yang melewati lapangan penumpukan adalah 11 % denganpersentase jumlah petikemas yang dibongkar hampir sama dengan jumlah petikemas yang dimuat.Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan tahun 2010 sebesar 39,17% dengan kapasitas1.129.861 teus pertahun dengan lama penumpukan rata-rata 4,9 hari. Tingkat pemanfaatanlapangan penumpukan optimal berdasar biaya operator dan pengguna diperoleh sebesar 95,21%,dengan kapasitas lapangan penumpukan yang dibutuhkan sebesar 464.816 teus pertahun, hal iniberarti untuk tahun 2010 kapasitas tersedia masih cukup. Dengan pertumbuhan petikemas yangada diperoleh hasil tahun 2019 lapangan penumpukan sudah harus dikembangkan
ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN Bochary, Lukman; Idrus, Misliah
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.022 KB)

Abstract

Pembangunan ekonomi sebuah daerah sangat ditentukan oleh sistem transportasi atau jasa angkutan yang memadai, baik angkutan darat, laut, maupun udara. Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan mengangkut penumpang atau barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan pembangunan nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang keluar masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan itu berada. Pelabuhan Paotere adalah pelabuhan rakyat yang terletak di bagian Utara Kota Makassar. Pelabuhan ini sebagai salah satu pintu gerbang pembangunan kota Makassar yang melayani tidak hanya pelayaran nasional tetapi juga internasional akan tetapi utilitas pelabuhan yang terbatas sehingga permasalahan yang muncul beberapa tahun yang akan datang adalah bagaimana dermaga pelabuhan Paotere dalam menangani pelayanan kapal pada tahun 2025. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejauh mana dermaga Pelabuhan Paotere menangani pelayanan kapal hingga tahun 2025. Sehingga diperoleh Manfaat yaitu sebagai bahan rujukan bagi perencanaan Pelabuhan Paotere dalam pengembangannya, khususnya kinerja dermaganya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada tahun 2025 jumlah Call kapal di Pelabuhan Paotere menurun. Penurunan jumlah Call kapal tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya, kecelakaan kapal tidak mendapat penggantian asuransi, proses pembuatan kapal yang relatif lama dan kapal yang berkunjung ke pelabuhan tidak terus menerus. Persentase BOR di Pelabuhan Paotere pada tahun 2025 sebesar 8.50%. Nilai ini berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh UNCTAD untuk 6-10 dermaga yang identik nilai maksimal BOR yang diijinkan adalah 70 %. Sehingga nilai ini tidak mengharuskan Pelabuhan Paotere untuk menambah panjang dermaganya.
Analisa Kapasitas Pelayanan Kegiatan Bongkar Muat Kapal Barang di Pelabuhan Maccini Baji Firmansyah, Rahmat; Idrus, Misliah; Chaerunnisa, Andi Sitti
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 23 No 2 (2019)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.417 KB) | DOI: 10.25042/jpe.112019.09

Abstract

Capacity Analysis of cargo ship loading and unloading services activities at the Maccini Baji Port. This study aimed to describe the Capacity Analysis of cargo ship loading and unloading services activities at the Maccini Baji Port, (1) How Baji Maccini port productivity based on number of loading and unloading cargo, (2) Factors that affect the productivity at the port Maccini Baji, and (3) What advice and recommendations on productivity Maccini port Baji. Stages of the data analysis are: (a) Identify the relationship between the amount of cargo and truck fleet size, the amount of cargo and service time, the amount of cargo and the number of workers unloading; (b) Perform forecasting the amount of cargo to medium term; (c) Count the number of truck fleet needs, service time, and the number of workers unloading based on the equation in the first step, based on the results of load forecasting; (d) Compare the service charge using the launch system and by using a mobile crane. The results showed that, the amount of service time available for 5,610 hours/year, truck payload capacity of 49,500 tons/year, and the number of loading and unloading labor (labor) of 9,900 people/year. Projections charge in 2020 amounted to 106,632 tonnes, for the medium term (2024) amounted to 292,291, and for the long term (2029) amounted to 858,913. Total fleet needs (truck) for a long term (10 years) as many as 28,764 trucks / year.
ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN Lukman Bochary; Misliah Idrus
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol. 14 No. 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.022 KB)

Abstract

Pembangunan ekonomi sebuah daerah sangat ditentukan oleh sistem transportasi atau jasa angkutan yang memadai, baik angkutan darat, laut, maupun udara. Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan mengangkut penumpang atau barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan pembangunan nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang keluar masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan itu berada. Pelabuhan Paotere adalah pelabuhan rakyat yang terletak di bagian Utara Kota Makassar. Pelabuhan ini sebagai salah satu pintu gerbang pembangunan kota Makassar yang melayani tidak hanya pelayaran nasional tetapi juga internasional akan tetapi utilitas pelabuhan yang terbatas sehingga permasalahan yang muncul beberapa tahun yang akan datang adalah bagaimana dermaga pelabuhan Paotere dalam menangani pelayanan kapal pada tahun 2025. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejauh mana dermaga Pelabuhan Paotere menangani pelayanan kapal hingga tahun 2025. Sehingga diperoleh Manfaat yaitu sebagai bahan rujukan bagi perencanaan Pelabuhan Paotere dalam pengembangannya, khususnya kinerja dermaganya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada tahun 2025 jumlah Call kapal di Pelabuhan Paotere menurun. Penurunan jumlah Call kapal tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya, kecelakaan kapal tidak mendapat penggantian asuransi, proses pembuatan kapal yang relatif lama dan kapal yang berkunjung ke pelabuhan tidak terus menerus. Persentase BOR di Pelabuhan Paotere pada tahun 2025 sebesar 8.50%. Nilai ini berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh UNCTAD untuk 6-10 dermaga yang identik nilai maksimal BOR yang diijinkan adalah 70 %. Sehingga nilai ini tidak mengharuskan Pelabuhan Paotere untuk menambah panjang dermaganya.
Penggunaan Kobalt-Aerosil Komponen Fiberglass Pada Pelapisan Lambung Perahu Nelayan Rumput Laut Dusun Pattontongan Jeneponto Farianto Fachruddin; Syamul Asri; M. Risal Firmansyah; Wahyuddin Mustafa; Zulkifli Yusuf; Lukman Bochary; Misliah Idrus; Abdul Haris Djalante; Fadhil Riski Clausthaldi
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Community Empowerment through Health Awareness in the New Normal
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i2.211

Abstract

Seven sub-districts in Jeneponto Regency are located in coastal areas and are producers of seaweed. Binamu District is the largest producer of seaweed in Jeneponto Regency (14% of total seaweed production). “Cahaya Laut” consists of ten members from a group of fishermen and seaweed farmers in Binamu District, (Pattontongan village). Small boats are the operational means of seaweed cultivation which often experience hull damage due to landings. These boats are generally made of wood or fiberglass. This activity aims to introduce fiberglass material components as reinforcement for the outer layer and function as a substitute for boat hull paint. This component can be a solution to the problem of fishermen/cultivators. The component is cobalt-aerosil or known as HDK (trade namely). This material serves to increase the viscosity and strength of the resin polymer as a fiberglass-forming matrix. The implementation of this service consists of two activities, namely: first, providing counseling and explanations related to the function, purpose, showing the form of Cobalt-Aerosil (HDK) and the theory of its use. Second, materials are implementing on the damaged boat hull as an exercise. From this activity, the participants seemed very enthusiastic and just understood that so far in the use of fiberglass material, they have never used HDK components. From the results of the repair of the boat's hull, it can be seen that they are happy because the hull layer has been colored as desired without needing to be painted and has a fairly high hardness. As a follow-up to this service activity, fishermen/cultivators will repair their boats by using HDK components together with resin and coloration as the hull lining.
Sosialisasi Standar dan Prosedur Keselamatan Pelayaran Penyeberangan Rute Kera Kera – Lakkang Misliah Idrus; Fadhil Rizki Clausthaldi; Wihdat Djafar; Farianto Fachruddin; Andi Sitti Chairunnisa; Abd. Haris Djalante; Hamzah A.; Andi Dian Eka Anggriani; Rifkah Fitriah
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2022): Kebersamaan dalam Membangun Masyarakat Tangguh dan Gesit
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v5i1.222

Abstract

Lakkang is an island surrounded by rivers and has a regular mode of transportation that is used by the community to meet their daily needs in the city of Makassar. The ferry transportation (boat) used has two hulls (catamaran) with a carrying capacity of 20 passengers and 8 two-wheeled vehicles. The number of boats operating as many as 5 units of ships from the Kera-Kera pier to Kampung Lakkang with an average number of trips 4 trips per unit per day. The principle of shipping safety states that a ship that wants to sail must be in a seaworthy condition. In addition, the ship is worthy of receiving the cargo and its transportation and protecting the safety of the cargo, passengers and crew (ABK). This activity was carried out with a total of 30 participants which included boat transportation service operators, the most common being coastal communities and island communities, as well as transportation user services. Submission of service material is done by means of individual interviews. The interview process was also supported by the procurement of pocket books and pamphlets to facilitate participants' understanding of the safety materials presented. Public awareness and understanding of safety during travel during service. It is hoped that in the future the community will be able to implement shipping safety procedures on these ferry transportation services to reduce the risk of shipping accidents.
Sosialisasi Standar dan Prosedur Keselamatan Pelayaran Wilayah Gugus Kepulauan Sangkarrang Kota Makassar Andi Chairunnisa Mappangara; Misliah Idrus; Mansyur Hasbullah; Suandar Baso; Abd Haris Djalante; Wihdat Djafar; Andi Mursid Nugraha; Andi Dian Eka Anggriani
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2021): Kesadaran Sosial dalam Memperkuat Kehidupan Masyarakat dalam Era Pandemi
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i1.169

Abstract

The safety guarantee for passengers and goods on local inter-island shipping has been overlooked, particularly in the Sangkarrang island group, Makassar City. The following conditions can be seen: the loading process that neglected ship capacity, the position of passengers and goods, fewer safety equipment pieces, the poor state of the pier, and ship worthiness. The government has issued a regulation on traditional shipping safety to protect ship operation activities, such as the requirement of conventional passenger ships, which is regulated the Regulation of the Director-General of Sea Transportation Number HK.103 / 2/8 / DJPL-17 dated 18 April 2017. The program socialization is expected to give awareness of shipping safety for users and operators. This activity's output is the increasing awareness of the community, especially service users and owners of sea transportation fleets who live in the Sangkarrang archipelago, Makassar City. Through this service community program, there will be a higher awareness of the importance of shipping safety. Hence, the operators must prepare minimal safety equipment such as life jackets, buoys, and fire extinguishers on the ship. Besides, service users and ship owners can consider the risk of shipping circumstances.
Analisis Produktivitas Bongkar Muat pada Pelabuhan Soekarno Yusuf, Yusrifah Indahsari; Idrus, Misliah; Chairunnisa, Andi
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052020.09

Abstract

Abstrak Jumlah arus bongkar muat di pelabuhan Makassar mengalami kecenderungan peningkatan volume setiap tahunnya. Dari data arus bongkar muat barang di pelabuhan Soekarno (2007 – 2015) berkembang secara fluktuatif (tidak Stabil) dari tahun 2011 hingga 2013 terjadi peningkatan pesat hingga mencapai 1.631.895 namun tidak di dukung oleh fasilitas bongkar muat sehingga kemacetan truk di sekitar dermaga baik dalam maupun luar dermaga. Penelitian ini bertujuan menentukan produktivitas dan kebutuhan alat bongkar muat dimasa yang akan datang dengan menggunakan metode efektivtas dan time series. Analisis kenaikan/penurunan poduktivitas bongkar dalam tiga tahun terakhir pada pelabuhan Soekarno dengan data ditahun 2017 sebesar 30287,46 ton, 2018 mengalami kenaikan barang yang dibongkar sebesar 61662,59 ton dan 2020 barang yang dibongkar mengalami penurunan sebesar 45686,57 ton. Dari data di atas dapat dilihat bahwa produktivitas bongkar di pelabuhan Soekrano tahun 2017, 2018, 2020 beruturut-turut yaitu sebesar 4,509 TGJ, 15,241 TGJ, 14,642 TGJ. Sedangkan produktivitas muat pada tiga tahun terakhir sebesar 32603 ton ditahun 2017, 2018 terjadi peningkatan muatan sebesar 61485,4 ton dan 2020 jumlah muatan sebesar 87133,6 ton. Dari data diatas dapat dilihat bahwa produktivitas muat di Pelabuhan Soekarno tahun 2017, 2018, 2020 berturut-turut adalah 32,860 TGJ, 61,980 TGJ, 84,560 TGJ. Metode peramalan untuk Arus barang dari tahun 2020 – 2035 (Jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang), dari hasil peramalan arus barang didapatkan pada tahun 2025 arus barang di pelabuhan Soekarno sebesar 404368 Ton, tahun 2030 sebesar 657098 Ton, dan tahun 2035 sebesar 909828 Ton . Berdasarkan hasil peramalan jumlah arus barang yang dibongkar dan dimuat di Pelabuhan Soekarno, mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kebutuhan bongkar muat di pelabuhan Soekarno menunjukkan bahwa 1 Unit Crane Kapasitas 25 Ton masih mencukupi untuk melayani barang umum sampai pada Tahun 2035, dengan arus barang sebesar 758190 Ton, Akan tetapi pada tahun 2033,2034,2035 kapasitas bongkar muat sudah tidak mencukupi yaitu lebih besar dari 804000 Ton. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan penambahan alat bongkar muat pada tahun 2035.
Analisis Kinerja Pelayanan Angkutan Perintis di Wilayah Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Latumahina, Glen Jimmy; Idrus, Misliah; Chairunnisa, Andi
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052020.08

Abstract

Analyze Service Performance of Pioneer Transportation in Liukang Tangaya Sub-district Area, Pangkajene and Islands District. The aim of this study was to find out efficiency of the pioneer transportation performance in Liukang Tangaya Sub-district Area and the variables that affect to it, and to formulate the development strategies in the future also.The approach of this study was quantitative. Data collection performed by direct observation. Total load data processed to obtain load factor as benchmark to determine efficiency and continued by analyzing the influence variables to formulate the development strategies by using SWOT analysis. The result showed that the pioneer transportation route R-44 was efficient, where passenger load factor for line Liukang Tangaya – Maccini Baji more than 100% and cargo below 6%, with realized frequency also as much 89%. The affecting variables are the amount of cargo quantity and the amenities of load space. The development strategies that suggested are: (i) Increase the quality of passenger’s service on board as well as when in harbor, (ii) Intensify socialization related to schedule information departure of the ship either by print media or by government web sites to stimulate more cargo quantity, (iii) fleet regenerate with more greater passenger’s capacity and load space equipped with cooler, (iv) increase shipping frequency numbers so that passenger buildup would never happen.
Impact of Pulau Balang Bridge Operations on Kariangau – Penajam Ferry Service Agusty, Cindy Lionita; Sitepu, Ganding; Idrus, Misliah
EPI International Journal of Engineering Vol 6 No 1 (2023): Volume 6 Number 1, February 2023
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Engineering Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/epi-ije.022023.06

Abstract

Pulau Balang Bridge is access to the Indonesia’s Capital City of IKN and connects Balikpapan to Penajam. So far, there are several alternative transportations, from the Balikpapan area to Penajam and vice versa, one of which is using a ferry, which takes 1.5 hours and added time to the queue. Another alternative is to use a speed boat, the travel time is about 15 minutes. Speed boats are only for passenger purposes and substandard safety. Currently, the number of passengers is quite significant for the Balikpapan - Penajam Ferry Service, after the Pulau Balang Bridge operation, must significantly impact the shipping industry in the Balikpapan - Penajam area. Several alternatives for transportation to connect Balikpapan - Penajam Paser Utara, which has a high annual demand for many ships. This study aims to predict the demand for the Kariangau - Penajam Ferry Service after operating the Pulau Balang bridge and determine the optimization of ships on demand for the Kariangau - Penajam Paser Utara Ferry service after the Pulau Balang bridge operates. The method used in this study is forecasting with linear regression and descriptive or survey research. Assuming there is no Pulau Balang bridge, demand for the Kariangau – Penajam ferry service for passengers grows 2% per year, two-wheeled vehicles grow 4% per year, and four-wheeled vehicles grow 1% per year. Projections of passenger demand in 2026 and 2031 are likely to be optimistic that the demand will decrease to 77% and possibly 20% pessimistic. From the distance and time of ferry service users, 7 routes (49%) of ferry service users still use the ferry line, and 5 routes (51%) of ferry service users switch to the bridge if it is already in operation. Meanwhile, from the results of direct interviews, the demand for the Kariangau - Penajam Ferry service was 23%. They would switch, 33% of respondents would take turns using ships and bridges, 20% would still use ferries, and 24% had yet needed to choose. Currently, 19 ships are operating at the Kariangau - Penajam Ferry service. For an optimistic possibility in 2026 and 2031 the demand for ships if the Pulau Balang bridge operates is 16 ships. However, for a pessimistic possibility, the ships needed to operate are only 4 ships per day.