Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Pendekatan Sosiologi dan Antropologi) Abid Abid; Edi Rohaedi; Nandang Kusnadi; Eka Ardianto Iskandar
PALAR (Pakuan Law review) Vol 10, No 3 (2024): Volume 10, Nomor 3 July-September 2024
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/palar.v10i3.10449

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakang adanya isu yang berkembang tentang ketidakadilan gender dalam kehidupan barmasyarakat, berbangsa dan bernegara. Isu ini berkembang baik di tingkat nasional maupun internasional. Penelitian tentang gender ini bertujuan untuk menganalisis peran perempuan dan laki-laki dari aspek sejarah, budaya dan hukum. Data diperoleh melalui studi literatur (library research) dengan pendekatan analisis kualitatif, yaitu penelitian yang bertolak dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan teori teori untuk memperjelas tujuan penelitian ini. Pendekatan sosiologi menjadi sangat penting ditautkan dalam penelitian ini, karena permasalahan gender sangat erat kaitannya dengan masalah kehidupan sosial, demikian juga dengan antropologi, dalam hal ini antropologi biologis dan antropologi sosial. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perempuan yang dianggap mahluk lemah hanya diberi peran sebagai pengatur dan pengelola sekitar urusan rumah tangga. Berbeda dengan peranan kaum laki-laki yang mendominasi hampir seluruh peranan yang penting dalam masyarakat. Al-Qur’an dan Hadits sebagai dua sumber hukum Islam yang utama memandang bahwa laki-laki maupun perempuan diberi kesempatan mengembangkan diri, bekerja dan mendayagunakan segala keahlian yang dimilikinya, karena Islam sangat menjunjung tinggi prinsip keadilan, yaitu persamaan derajat, kesetaraan mengenai kewajiban dan hak sesuai dengan masing-masing tanggung jawabnya. Kata kunci : kesetaraan, gender. Islam. Abstract This research is motivated by a growing issue of gender injustice in the life of the community, nation and state. This issue is developing both at the national and international levels. This research on gender aims to analyze the roles of women and men from historical, cultural and legal aspects. The data were obtained through a literature study (library research) with a qualitative analysis approach, namely research based on data collected using theoretical theories to clarify the purpose of this study. The sociological approach is very important to be linked in this study, because gender issues are closely related to problems of social life, as well as anthropology, in this case biological anthropology and social anthropology. This research resulted in the conclusion that women who were considered weak creatures were only given roles as regulators and managers around household affairs. In contrast to the role of men who dominate almost all important roles in society. Al-Qur’an and Hadith as two main sources of Islamic law view that men and women are given the opportunity to develop themselves, work and utilize all their skills, because Islam highly upholds the principle of justice, namely equality, equality regarding obligations and rights in accordance with their respective -Each responsibility. Key words : equality, gender. Islam.
Analisis Manfaat dari zingiber officinale Sebagai Pengobatan Alternatif dan Sebagai Tanaman Obat di Dalam Al-Qur’an dan Hadist Rohaedi, Edi; Majidi, Fathul; Mahtama, Reza Resky
Tadabbur: Jurnal Integrasi Keilmuan Vol 3, No 01 (2024): Tadabbur: Jurnal Integrasi Keilmuan
Publisher : Mahad Al Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tadabbur.v3i01.41479

Abstract

: Jahe telah lama dikenal memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan dan telah digunakan dalam berbagai praktik pengobatan tradisional di seluruh dunia. Artikel ini menyajikan pandangan jahe dari berbagai sudut pandang, termasuk kegunaan agama, ilmiah, dan pengobatan alternatif. Dari sudut pandang agama, Al-Qur'an mengakui jahe sebagai salah satu tanaman obat alami yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Hadits tersebut juga menggarisbawahi manfaat jahe sebagai obat yang mujarab, terutama dalam memperkuat lambung dan mengatasi gangguan pencernaan. Dalam pengobatan tradisional, jahe digunakan untuk meringankan berbagai penyakit seperti gerd, radang sendi, rematik, dan nyeri otot. Senyawa aktif dalam jahe seperti gingerol dan shogaol terbukti memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, bahkan antikanker. Dari segi ilmiah, jahe diketahui mengandung berbagai senyawa aktif seperti minyak atsiri, gingerol, dan shogaol yang memiliki efek farmakologis yang bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa inilah yang memberikan manfaat pada jahe seperti antiradang, analgesik, dan penambah sistem kekebalan tubuh. Penggunaan jahe sebagai imunomodulator juga telah diteliti dan hasilnya menunjukkan bahwa jahe dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi. Namun konsumsi jahe sebaiknya seimbang dan dalam jumlah yang tepat untuk menghindari efek samping negatif. Secara keseluruhan jahe mempunyai potensi besar sebagai obat yang dapat membantu dalam pengobatan berbagai penyakit dan menjaga kesehatan secara holistik. Dengan pemahaman menyeluruh mengenai manfaat dan risiko penggunaannya, jahe dapat menjadi tambahan yang berharga untuk layanan kesehatan berkelanjutan
Oligarchic Hegemony in Elections: A Criminal Offense Undermining Integrity and Threatening Democracy in Indonesia Hosnah, Asmak Ul; Antoni, Herli; Rohaedi, Edi; Nuraeny, Henny; Faturachman, Fauzan Azima
Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 18 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25041/fiatjustisia.v18no3.3640

Abstract

The election of the President and Vice President serves as a fundamental pillar of democracy and a crucial moment in the democratic process in Indonesia. However, in recent decades, the hegemony of oligarchs has posed a significant threat to the fairness and integrity of the electoral system. Oligarchs, wielding substantial power and influence, frequently manipulate the electoral process for personal and group interests, often resorting to criminal activities such as bribery, political intimidation, and the misuse of state resources. These actions undermine the legitimacy of elections and erode public trust in the democratic process. This research seeks to analyze the methods employed by oligarchs in the presidential election as criminal acts that damage the integrity of the electoral process in Indonesia. Using a normative legal approach, this research examines various written sources, including books, journals, and empirical data from past elections. The findings reveal a consistent pattern of legal violations by oligarchs that significantly compromise the electoral process. Based on these findings, the research recommends reforms aimed at strengthening the enforcement of criminal laws related to elections and enhancing the capacity of electoral oversight institutions to prevent oligarchic interference. These reforms are crucial for preserving an inclusive and fair democracy in Indonesia.
Nilai Budaya pada Upacara Adat Turun Bantayan di Desa Cikeléng Kecamatan Japara Rakhman, Fahmi; Yudiarti, Leida Sukma; Rohaedi, Edi
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 9, No 2 (2024): Metalingua, Edisi Oktober 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v9i2.27930

Abstract

Upacara Adat Turun Bantayan di Desa Cikeléng, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, adalah salah satu tradisi budaya yang sarat akan nilai-nilai kearifan lokal. Upacara ini diadakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah serta untuk memohon keberkahan di masa mendatang. Dalam upacara ini, terdapat berbagai prosesi yang penuh dengan makna simbolis, seperti Nincak Endog yang melambangkan kelahiran dan keberlanjutan kehidupan, serta Meuleum Harupat yang mencerminkan ketahanan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode hermeneutik untuk mengungkapkan dan menafsirkan makna yang terkandung dalam setiap prosesi upacara. Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan wawancara dengan para tokoh adat serta masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara ini tidak hanya berfungsi sebagai ritus keagamaan dan sosial, tetapi juga sebagai media pelestarian budaya yang memperkuat identitas komunitas. Nilai-nilai seperti kebersamaan, rasa syukur, dan spiritualitas yang terkandung dalam upacara ini memainkan peran penting dalam menjaga harmoni sosial serta menjaga hubungan manusia dengan alam. Pelestarian upacara ini penting untuk mempertahankan warisan budaya yang memiliki relevansi tinggi dalam kehidupan masyarakat modern.
ACCOUNTABILITY OF DISCRETION ACT BY GOVERNMENT OFFICIALS IN THE PERSPECTIVE OF STATE LAW OF WELFARE Hosnah, Asmak Ul; Rohaedi, Edi
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 4, No 1 (2020): JHSS (Journal of Humanities and Social Studies)
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jhss.v4i1.1904

Abstract

Accountability of government officials' actions is strongly related to the exercise of government authority. In carrying out duties to realize the general welfare, the authority used by organs or government officials is based on the provisions of the laws and regulations (the principle of legality). However, it is not uncommon for the task to be carried out based on discretionary authority. The freedom of government officials to make decisions based on discretionary authority has a great potential to be abused which results in consequences from both point of view of administrative law as well as of criminal law. In the practice, there is discrepancy among law enforcers on the understanding of the principles related to the accountability of discretionary authority held by government officials.
The Transformation of Indonesia's Criminal Law System: Comprehensive Comparison between the Old and New Penal Codes Nugraha, Roby Satya; Rohaedi, Edi; Kusnadi, Nandang; Abid, Abid
Reformasi Hukum Vol 29 No 1 (2025): April Edition
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46257/jrh.v29i1.1169

Abstract

The old Indonesian Penal Code (KUHP), inherited from the Dutch Penal Code (Wetboek van Strafrecht), is considered no longer relevant to the values of justice and the needs of contemporary Indonesian society. This study aims to compare the criminal law system and the criminal justice system under the new Penal Code, as well as to conduct an in-depth analysis of the fundamental legal principles embedded in both the old and new KUHP. The research employs a normative juridical method with comparative legal approach, analyzing the legal norms within both codes to identify substantial changes. The result indicate that the new KUHP reflects a paradigm shift from a repressive legal system to a more humanistic and restorative model, emphasizing human rights protection, gender-based justice, and the recognition of modern crimes such as sexual violence and organized crime. It also introduces alternative sanctions, including community service and rehabilitation, as efforts to support social reintegration. In conclusion, the new KUHP is not merely a replacement of the old KUHP but a progressive step toward a more inclusive and contextually appropriate criminal law system. Comprehensive implementing regulations and ongoing evaluation are essential to ensure its effective application and real impact on society.
Upacara Seren Taun Dalam Perspektif Etnopedagogi Rohaedi, Edi; Nurjanah, Nunuy
JALADRI : Jurnal Ilmiah Program Studi Bahasa Sunda Vol 9 No 1 (2023): Jaladri
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/jaladri.v9i1.2489

Abstract

Upacara seren taun memiliki fungsi dan tujuan untuk menjaga dan mewarisi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal sebagai identitas bangsa, serta ungkapan syukur dan do’a masyarakat Sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama ini. Etnopedagogi merupakan pendidikan berbasis budaya lokal yang memiliki fungsi dan tujuan sebagai pemertahanan dan pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal sebagai identitas jati diri bangsa. Etnopedagogi Sunda memiliki tujuan untuk menghasilkan manusia yang unggul atau jalma nu masagi. Kebudayaan Sunda memiliki nilai-nilai yang meliputi (1) Perilaku Nyunda Tri-silas; (2); Catur Jati Diri Insan; (3) Panca Rawayan (Gapura Panca Waluya); jeung (4) Moral Kemanusiaan. Berdasarkan hasil kajian terhadap setiap rangkaian upacara seren taun, setiap gerak yang dihadirkan dalam upacara seren taun itu memiliki makna yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Nilai kehidupan itu tergambar jelas dengan apa yang disebut dengan etnopedagogi kesundaan (tri silas, gapura panca waluya, jati diri insan, gapura panca waluya, dan moral kemanusiaan. Dengan adanya nilai etnopedagogi Sunda dapat juga mengangkat citra Sunda itu sendiri tidak hanya di lingkup Jawa Barat namun di lingkup nasional dan juga internasional.
UPACARA SEREN TAUN DALAM PERSPEKTIF ETNOPEDAGOGI Rohaedi, Edi; Nurjanah, Nunuy
JALADRI : Jurnal Ilmiah Program Studi Bahasa Sunda Vol 8 No 2 (2022): Jaladri
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/jaladri.v8i2.2493

Abstract

Upacara seren taun memiliki fungsi dan tujuan untuk menjaga dan mewarisi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal sebagai identitas bangsa, serta ungkapan syukur dan do’a masyarakat Sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama ini. Etnopedagogi merupakan pendidikan berbasis budaya lokal yang memiliki fungsi dan tujuan sebagai pemertahanan dan pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal sebagai identitas jati diri bangsa. Etnopedagogi Sunda memiliki tujuan untuk menghasilkan manusia yang unggul atau jalma nu masagi. Kebudayaan Sunda memiliki nilai-nilai yang meliputi (1) Perilaku Nyunda Tri-silas; (2); Catur Jati Diri Insan; (3) Panca Rawayan (Gapura Panca Waluya); jeung (4) Moral Kemanusiaan. Berdasarkan hasil kajian terhadap setiap rangkaian upacara seren taun, setiap gerak yang dihadirkan dalam upacara seren taun itu memiliki makna yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Nilai kehidupan itu tergambar jelas dengan apa yang disebut dengan etnopedagogi kesundaan (tri silas, gapura panca waluya, jati diri insan, gapura panca waluya, dan moral kemanusiaan. Dengan adanya nilai etnopedagogi Sunda dapat juga mengangkat citra Sunda itu sendiri tidak hanya di lingkup Jawa Barat namun di lingkup nasional dan juga internasional.
Urgensi Penggunaan Bahasa Sunda dalam Proses Pendidikan di Pesantren Modern sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa Daerah Gandaresmi, Tri Agustini Gandaresmi; Rohaedi, Edi
JALADRI : Jurnal Ilmiah Program Studi Bahasa Sunda Vol 9 No 2 (2023): Jaladri
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/.v9i2.3415

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang urgensi penggunaan bahasa sunda dalam proses pendidikan di pesantren modern sebagai upaya pemertahanan bahasa daerah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kajian pustaka. Hasil penelitian yang ditemukan antara lain menjelaskan bahwa pada dasarnya penggunaan bahasa sunda dalam proses pendidikan di pesantren modern memiliki tingkat urgensi yang tinggi sebagai upaya pemertahanan bahasa daerah. Selain itu, urgensi penggunaan bahasa Sunda juga menjadi penting sebagai bentuk menjaga kekayaan budaya daerah dan pemertahanan identitas kultural. Oleh sebab itu, maka urgensi penggunaan bahasa sunda dalam proses pendidikan di pesantren modern menjadi hal yang vital.bahasa sunda; pendidikan;pondok pesantren;
CHALLENGES AND IMPLICATIONS OF THE SINGLE BAR SYSTEM ON LEGAL PROTECTION FOR ADVOCATES IN INDONESIA Jevis, Weldy; Hosnah, Asmak; rohaedi, Edi
NOMOI Law Review Vol 6, No 1 (2025): May Edition
Publisher : NOMOI Law Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/nomoi.v6i1.24109

Abstract

The large number of advocates in Indonesia requires every advocate to be registered and joined in an association or organization. With the many advocate organizations in Indonesia, PERADI as an organization recognized by the state as a forum for advocate organizations to gather. PERADI is also a manifestation of the adoption of the single bar system in Indonesia. In the context of Indonesian law, advocate organizations must be registered with the Indonesian Advocates Association (PERADI) to obtain legal protection. However, many advocate organizations choose not to join Peradi, thus creating uncertainty regarding legal protection for their members. This study uses a normative juridical approach with a literature study to examine the legal norms governing the advocate profession, especially those related to the legal position of non-Peradi organizations, as well as the single bar system implemented in Indonesia. The research findings show that although non-Peradi organizations have temporary authority to carry out certain functions, their legal status is still ambiguous and affects the legal protection provided to their members. In addition, the implementation of the single bar system in Indonesia provides advantages in terms of supervision and professional development, but also faces major challenges in terms of accessibility of advocates in remote areas to services provided by PERADI.