Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Membangun Kesadaran Berliterasi Anak Usia Sekolah di Desa Cidahu Sukabumi Miftahulkhairah Anwar; Helvy Tiana Rosa; Venus Khasanah; Reni Nur Eriyani; Asep Supriyana; Syukron Ramadloni
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.937 KB) | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i1.687

Abstract

Desa Cidahu merupakan salah satu desa dari delapan desa yang ada di Kecamatan Cidahu. Desa ini berjarak 90 Kilometer dari Ibu kota Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan literasi yang berbasis pada kegiatan bermain, membaca, menulis, dan bercerita bagi anak-anak usia sekolah di Desa Cidahu, Sukabumi Jawa Barat. Jumlah anak usia sekolah di Desa Cidahu cukup banyak. Berdasarkan data statistik Sukabumi tahun 2020, jumlah anak usia sekolah dasar (SD) di Desa Cidahu sebanyak 584 orang. Banyaknya jumlah anak usia sekolah belum diimbangi dengan jumlah sekolah yang dapat dijangkau oleh seluruh anak yang ada di Desa tersebut, terutama Kampung Cikareo. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan penunjang yang mampu meningkatkan kecakapan literasi mereka. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ialah pendekatan interdisipliner dan pemberdayaan sumber daya lokal. Peserta kegiatan literasi adalah anak usia sekolah yang berasal dari kampung Cikareo, Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk kegiatan penunjang literasi. Kegiatan ini dilakukan sebanyak empat kali dalam sebulan di setiap Minggu. Kegiatan mingguan ini dibagi ke dalam pekan pertama, pekan kedua, pekan ketiga, dan pekan keempat.
MAKSIM KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA PADA KICAUAN TWITTER ANIES BASWEDAN DI MASA PANDEMIK COVID 19 Rika Safitri; Miftahulkhairah Anwar; Asep Supriyana
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini untuk bertujuan untuk mengetahui maksim kesantunan berbahasa Indonesia pada kicauan twitter Anies Baswedan bulan Maret-April 2020 saat awal Covid19 di Jakarta dengan menggunakan analisis kesantunan Leech. Manfaat penelitian ini meliputi dua hal, yaitu manfaat teoritis menjadi pengetahuan tambahan mengenai teori pragmatik mengenai kesantunan berbahasa untuk pembaca dan manfaat praktismelatih dan mengembangkan kesantunan berbahasa pembaca dalam kegiatan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun melalui media sosial. Selain itu, penelitian ini dapat turut membantu menanamkan karakter sopan, santun, bertutur kata yang baik untuk para pembaca.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Peneliti menentukan kicauan Anies selama 2 bulan terakhir dari bulan MaretApril 2020 terkait dengan pandemic Covid-19, membaca dan mengamati twiter milik Anies Baswedan berulang-ulang, melakukan tangkapan layar, mencatat tweet Anies Baswedan pada lembar data.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kicauan Anies Baswedan bulan maret-april 2020 mematuhi prinsip maksim kesantunan berbahasa Indonesia. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya maksim maksim kerendahan hati dan tidak dijumpai ketidaksantunan/pelanggaran maksim dalam kicauan twitter Anies Baswedan bulan maret- april 2020 selama awal Pandemi Covid19. Dapat dilihat bahwa Anies Baswedan banyak mematuhi maksim simpati, hal itu dikarenakan di masa Pandemi Covid19 ini, Anies Baswedan sangat peduli dan perhatian kepada keadaan seluruh warga Jakarta. Kata Kunci : kesantunan berbahasa, maksim kesantunan berbahasa, bentuk tindak tutur, skala kesantunan, penanda kesantunan, twitter Anies Baswedan.  AbstractThis study aims to determine the maxims of politeness of Bahasa Indonesia on Anies Baswedan's twitter tweets in March-April 2020 at the start of Covid-19 pandemic in Jakarta using Leech politeness analysis. This study brought theoretical and practical benefits; expanded knowledge about pragmatic theories regarding language politeness for readers for the former, and training and development of reader's language politeness in communication activities in everyday life either directly or through social media. In addition, this research could support the growth of verbally and behaviorally polite characters for the readers. This research used qualitative descriptive method. Data were collected by reading, selecting, and recording/ screen-capturing Anies's tweets related to the Covid-19 pandemic in two months from March to April 2020 on a data sheet. The results of this study indicated that Anies Baswedan's tweets in March-April 2020 adhere to the maxim of politeness of Bahasa Indonesia. In this study, there were no maxims of modesty and no impoliteness / violation of maxims in Anies Baswedan's twitter tweets during the time period. It could also be seen that Anies Baswedan obeyed sympathy maxims reflecting his great care and attention on all Jakarta residents' condition during the Covid-19 pandemic. Keywords: language politeness, language politeness maxims, speech act output, politeness scale, politeness marker, Anies Baswedan twitter.
A Mutual Language Policy: Facilitating Shared Interests between Foreign and Indigenous Workers Regarding Language, Socio-culture, Ideology and Identity Fathiaty Murtadho; Fernandes Arung; Endry Boeriswati; Reni Nur Eriyani; Miftahulkhairah Anwar; Asep Supriyana
Jurnal Gramatika Vol 10, No 1 (2024)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2024.v10i1.7457

Abstract

We propose a Mutual Language Policy to mediate shared interests between Chinese and indigenous workers in minimalizing frictions related to language attitudes, socio-cultural attitudes, ideologies and identities. So far, language policy has only sided with indigenous interests initiated by the government and has not involved foreign interests. By using multiple case study, we analyzed language attitudes, socio-cultural attitudes, as well as ideologies and identities of Chinese and indigenous workers to understand the frictions that occurred. We found that the language attitude of the Chinese workers was considered positive while the dominant use of Mandarin was only caused by the lack of mastery of both Indonesian and English. Next, the socio-cultural attitude of Chinese workers that seemed exclusive was basically caused by two main things,firstly, their concern about counterculture and contra behavior towards indigenous people.Secondly, the social class in employment context. Finally, the defense of the ideology and identity of the indigenous community seemed so strong was because of the collective defense system. Shared interests among them in a mutual language policy concept are also discussed.
PENGAJARAN BAHASA DAN BUDAYA INDONESIA UNTUK MAHASISWA KANDA UNIVERSITY JAPAN Komara Mulya; Frida Philiyanti; Viana Meilani Prasetio; Nia Setyawati; Eva Jeniar Noverisa; Asep Supriyana; Dian Herdiati; Muhammad Ali Hamdi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.41032

Abstract

Pengabadian pada Masyarakat (P2M) ini mengangkat judul: Pengajaran Bahasa dan Budaya Indonesia untuk Mahasiswa Kanda University Japan. Pelaksana kegiatan pengabdian ini adalah kolaborasi antara staf pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia dan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta yang bekerja sama dengan staf pengajar di Kanda University International Studies (KUIS), khususnya yang mengajar pada program keahlian bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari P2M ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan dan dinamika bahasa Indonesia serta perkembangan budaya Indonesia. Metode yang digunakan dalam P2M ini adalah seminar online dan pembelajaran tatap muka langsung dengan mahasiswa Kanda University. Hasil yang didapat dari P2M ini adalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, para mahasiswa Kanda University terlihat antusian mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, namun masih terlihat kesulitan memahami materi Bahasa Indonesia dalam sebuah lagu. Hal ini terlihat dari masih banyak yang belum bisa mengisi atau menjawab soal rumpang yang diberikan. Sementara itu, saat diperkenalkan alat musik tradisional angklung, para mahasiswa pun sangat antusias memperagakannya dan berhasil memainkan beberapa lagu dengan angklung. Pada saat lagu pertama, mereka belum bisa menyadari bunyi angklung yang dimainkannya karena lagu berbahasa daerah di Indonesia. Akan tetapi, pada saat memainkan lagu Jepang, mereka mulai menyadari bahwa angklung dapat dimainkan untuk lagu Jepang.
PENGAJARAN BAHASA DAN BUDAYA INDONESIA UNTUK MAHASISWA KANDA UNIVERSITY JAPAN Komara Mulya; Frida Philiyanti; Viana Meilani Prasetio; Nia Setiawati; Eva Jeniar Noverisa; Asep Supriyana; Dian Herdiati; Muhammad Ali Hamdi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This Community Service (P2M) has the title: Teaching Indonesian Language and Culture for Kanda University Japan Students. The implementation of this service activity is a collaboration between the teaching staff of the Japanese Language, Indonesian Language and Music Education Study Program, Faculty of Languages ​​and Arts, Jakarta State University who collaborate with teaching staff at Kanda University International Studies (KUIS), especially those who teach in the expertise program Indonesian. The aim of P2M is to provide an understanding of the development and dynamics of the Indonesian language as well as the development of Indonesian culture. The methods used in this PPM are online seminars and direct face-to-face learning with Kanda University students. The results obtained from P2M are that in learning Indonesian, Kanda University students seem enthusiastic about learning Indonesian, but still seem to have difficulty understanding Indonesian language material in a song. This can be seen from the fact that there are still many who have not been able to fill in or answer the gap questions given. Meanwhile, when the traditional musical instrument angklung was introduced, the students were very enthusiastic about playing it and managed to play several songs with the angklung. During the first song, they couldn't realize the sound of the angklung he was playing because the song was in regional Indonesian. However, when playing Japanese songs, they began to realize that angklung could be played for Japanese songs. Abstrak Pengabadian pada Masyarakat (P2M) ini mengangkat judul: Pengajaran Bahasa dan Budaya Indonesia untuk Mahasiswa Kanda University Japan. Pelaksana kegiatan pengabdian ini adalah kolaborasi antara staf pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia dan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta yang bekerja sama dengan staf pengajar di Kanda University International Studies (KUIS), khususnya yang mengajar pada program keahlian bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari P2M ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan dan dinamika bahasa Indonesia serta perkembangan budaya Indonesia. Metode yang digunakan dalam P2M ini adalah seminar online dan pembelajaran tatap muka langsung dengan mahasiswa Kanda University. Hasil yang didapat dari P2M ini adalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, para mahasiswa Kanda University terlihat antusian mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, namun masih terlihat kesulitan memahami materi Bahasa Indonesia dalam sebuah lagu. Hal ini terlihat dari masih banyak yang belum bisa mengisi atau menjawab soal rumpang yang diberikan. Sementara itu, saat diperkenalkan alat musik tradisional angklung, para mahasiswa pun sangat antusias memperagakannya dan berhasil memainkan beberapa lagu dengan angklung. Pada saat lagu pertama, mereka belum bisa menyadari bunyi angklung yang dimainkannya karena lagu berbahasa daerah di Indonesia. Akan tetapi, pada saat memainkan lagu Jepang, mereka mulai menyadari bahwa angklung dapat dimainkan untuk lagu Jepang.