Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pendidikan karakter anak usia dini pada keluarga tanpa ayah Nurlatifah, Novia Nusti; Rachmawati, Yeni; Yulindrasari, Hani
Edukids: Jurnal Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Prodi PGPAUD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edukid.v17i1.24213

Abstract

Abstrak : Penelitian ini menganalisis  pendidikan karakter anak usia dini yang hidup dengan orang tua tunggal, dalam penelitian ini konteks orang tua tunggal adalah keluarga tanpa ayah. Ketidakhadiran ayah dalam penelitian ini karena perceraian. Dimana ayahnya masih hidup, tetapi tidak berperan dalam pengasuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk memperoleh gambaran menyeluruh dan pemahaman terbaik mengenai tema tersebut. Pendekatan studi kasus ini digunakan oleh peneliti dilatarbelakangi karena maraknya kasus perceraian, yang mengakibatkan anak kehilangan salah satu peran orang tua. Orang tua menanamkan pendidikan karakter pada anak melalui contoh dan pembiasaan serta pemberian penjelasan atas tindakan. Dalam praktek pendidikan karakter dalam keluarga tanpa ayah, ibu melibatkan pihak lain, seperti kakek-nenek dan ustadz. Kendala yang dialami ibu dalam menjalankan peran sebaga ibu dan ayah yaitu pembagian waktu dan masalah finansial. Karakter anak yang terbentuk dari pendidikan dalam keluarga tanpa ayah ini yaitu anak yang mandiri, tidak manja, dan penurut.
PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN: STUDI PADA KELUARGA PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (PMP) DI KABUPATEN SUKABUMI Ajeng Teni Nur Afriliani; Vina Adriany; Hani Yulindrasari
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 14 No. 2 (2021): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 14.2
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.33 KB) | DOI: 10.24156/jikk.2021.14.2.164

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara pengirim Pekerja Migran Perempuan (PMP) terbesar di Asia Tenggara. Ibu yang memutuskan untuk menjadi PMP akan menyebabkan terjadinya perubahan peran dan fungsi ayah khususnya dalam aspek pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang peran pengasuhan ayah di keluarga PMP. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus melalui teknik wawancara terbuka yang dilakukan kepada 3 orang ayah yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ayah mampu bertukar peran dengan ibu untuk menjadi pengasuh anak usia dini. Hal ini menepis banyak pendapat bahwa ayah tidak mampu mengasuh anak yang masih berusia dini. Keterampilan pengasuhan merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari seiring dengan berjalannya waktu, bukan keterampilan yang selama ini sering dianggap sebagai tugas bawaan atau kodrati. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa peran gender merupakan sesuatu yang dapat dipertukarkan dan lebih cair terutama dalam keluarga pekerja migran perempuan. Meskipun demikian, idealisasi konstruksi gender tradisional pun masih cukup kuat. PMP masih dimaknai sebagai pencari nafkah sekunder meskipun sebetulnya mereka yang menjadi pencari nafkah utama. Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi kepada pengembangan materi pengasuhan bagi anak usia dini, terutama yang berhubungan dengan konsep pembinaan dan pembentukan karakter dalam diri seorang anak.
APA YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KEBERADAAN GURU LAKI-LAKI DI PAUD? Redi Awal Maulana; Euis Kurniati; Hani Yulindrasari
Jurnal Ilmiah Visi Vol 15 No 1 (2020): VISI : Jurnal Ilmiah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal
Publisher : Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.593 KB) | DOI: 10.21009/JIV.1501.3

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan keberadaan guru laki-laki dan perannya pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Faktor rendahnya keberadaan guru laki-laki di PAUD disebabkan oleh banyak hal, salah satunya dikarenakan adanya berbagai persepsi masyarakat yang berbeda terhadap pekerjaan laki-laki sebagai guru PAUD. Pada banyak negara termasuk di Indonesia, guru PAUD didominasi perempuan, yang mendorong beberapa negara untuk meningkatkan partisipasi laki-laki, karena munculnya kekhawatiran terhadap ketidakseimbangan gender di PAUD. Walau demikian, sampai saat ini khususnya di Indonesia, masih ada laki-laki yang bertahan dan memilih profesi tersebut. Metode penelitian menggunakan studi pustaka, dimana peneliti mencatat dan mengolah berbagai sumber, baik itu jurnal, buku, dan berbagai bentuk dokumen terkait guru laki-laki di PAUD. Adapun hasilnya, keberadaan dan peran guru laki-laki di PAUD sangat penting, utamanya dengan alasan agar adanya keseimbangan gender yang terjadi, serta memberikan interaksi pengalaman pembelajaran pada PAUD.
Stereotip gender lintas generasi: Eksplorasi konstruksi gender kontemporer generasi milenial (Y) dan generasi pascamilenial (Z) di Bandung Hani Yulindrasari; Vina Adriany
Jurnal Psikologi Sosial Vol 21 No 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2023.11

Abstract

Millennials (Y), born between 1981-2000, and post-millennial (Z), born in 2000 and after, grew up in two very different socio-economic-political contexts. The Gen Ys were born and grew up in Soeharto's authoritarian era, and Gen Zs were born after the fall of Soeharto, but both grew up in the democratic era with the massive development of information technology. Both Millennials and post-millennials face different gender issues from previous generations. Even for similar gender issues, different context demands a different approach in understanding the issues. This research explores the construction of masculinity and femininity that is understood and believed by the Bandung’s millennials (Y) and post-millennials (Z) generation. Data collection was carried out in two stages. The first stage used the photo-interviewing method with 20 participants. The second stage was conducted with an online survey method of 184 respondents. The results show that millennial and post-millennial generations have an understanding of gender that tends to be non-stereotyping, not many signifiers are categorized as feminine or masculine.
Application of Early Childhood Learning Model with Gender Justice Adriany, Vina; Widaningsih, Lilis; Yulindrasari, Hani; Aryanti, Tutin; Shantini, Yanti
Indonesian Journal of Adult and Community Education Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijace.v5i1.64271

Abstract

This community service program is a follow-up to the programs and activities carried out in Batu Karut Hamlet, Cibeureum Wetan Village, Cimalaka District, Sumedang Regency. This program was created to maintain the sustainability of community empowerment activities through activities to strengthen the competence of ECCE practitioners as an effort to optimize the delivery of community education services, especially early childhood education. The target in this service is to increase the competence of ECCE practitioners in Cibeureum Wetan Village, especially the professional competence of ECCE practitioners related to the realization of gender-equitable ECCE education. The method used in community service for this Assisted Village is the Participatory Rural Appraisal (PRA) method based on local partnerships and potential. This method has an emphasis on community involvement in the overall activity. This model is carried out by identifying community problems and needs, planning activities with the community through FGD (Focus Group Discussion), preparing training activities, carrying out training activities for ECCE practitioners, implementing gender-sensitive ECCE learning models carried out by ECCE practitioners who have received training, evaluation and monitoring carried out by the service team by listening to the reflections of ECCE practitioners related to implementation The learning model in question.
Navigating Stress in the School Environment: Challenges, Coping Strategies and Students’ Well-being Ningrum, Wa Ode Nirmala; Kusumawardhani, Anita; Yulindrasari, Hani; Budiman, Nandang; Sardin
International Journal of Science and Society Vol 7 No 1 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i1.1365

Abstract

Stress can seriously affect the mental health and academic performance of students, especially when they have to face various pressures at school. Effective stress management and strong social support from their environment may help students reduce the negative effects of stress and improve their well-being. This study aims to explore the sources and impacts of stress, the coping strategies of high school students and their implications for education. The research employs a qualitative approach that emphasises the collection of descriptive and narrative data and efforts to understand the context and meaning behind the collected data. In terms of data collection, the researchers gathered important information using various techniques, such as participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. The subjects of this study consisted of four students: two students from Madrasah Tsanawiyah (MTs) Grade VIII (one female and one male) and two students from Madrasah Aliyah (MA) Grade X (one female and one male), located in Bandung City, Indonesia. The study found that stress was a common experience among students, influenced by personal, school, and family contexts, making it essential to design appropriate support strategies. Interview results indicated that while students coped with stress in different ways, there was an urgent need to create a sensitive educational environment and improve access to professional support to help them achieve well-being. Therefore, it is crucial for schools to provide resources and create a positive learning environment to support students' mental health and academic performance.
Peran Literasi Digital dalam Mendukung Perkembangan Anak Usia Dini melalui Pemanfaatan Teknologi Mauluddia, Yulia; Yulindrasari, Hani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 8 No. 5 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i5.6166

Abstract

Penggunaan teknologi digital pada anak usia dini tidak dapat dihindari, tetapi perlu dimanfaatkan dengan bijak untuk mendukung perkembangan anak melalui pemahaman literasi digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran literasi digital dalam mendukung perkembangan anak usia dini melalui pemanfaatan teknologi. Metode yang digunakan adalah systematic literature review, penelitian ini mengkaji berbagai sumber yang membahas teknologi dalam mendukung perkembangan anak. Terdapat 16 artikel yang dipilih dan dianalisis dari rentang waktu antara 2017-2023 yang berasal dari jurnal terakreditasi sinta 1-5 dan konferensi Internasional. Penelitian ini menemukan bahwa literasi digital melalui teknologi memiliki manfaat dalam mendukung setiap aspek perkembangan anak, yaitu memahami perilaku baik dan buruk, melatih kemampuan berpikir anak secara analitis dan kreatif, berdampak positif pada perkembangan motorik, mendukung kemampuan bilingual sejak dini, mengajarkan anak-anak pentingnya kerjasama dan mampu mengekspresikan hal yang sedang dirasakan. Pendampingan dan keterlibatan orang dewasa berperan penting dalam penggunaan media agar anak berada dalam pengawasan dan pengarahan dalam aktivitas penggunaan media digital.
Peran dan Kontribusi Guru Laki-laki dalam Pengembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Sephiana, Rahma Shifa; Yulindrasari, Hani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 8 No. 6 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i6.6203

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji peran dan kontribusi guru laki-laki dalam pengembangan keterampilan sosial anak usia dini melalui metode Systematic Literature Review/SLR. Dengan menganalisis sejumlah artikel, penelitian ini mengidentifikasi peran spesifik yang dimainkan guru laki-laki dalam mendukung keterampilan sosial anak, terutama dalam aspek keberanian, disiplin, dan tanggung jawab. Kehadiran guru laki-laki tidak hanya melengkapi peran guru perempuan, tetapi juga membawa pendekatan pengajaran yang berbeda, seperti aktivitas berbasis fisik dan kepemimpianan, yang memperkaya pengalaman belajar anak di PAUD. Pendekatan ini terbukti memberikan variasi dalam metode pembelajaran yang membentuk karakter anak. Temuan ini menegaskan pentingnya keterlibatan guru laki-laki di PAUD untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih holistik dan beragam, dimana anak dapat memperoleh pengalaman sosial yang komprehensif. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur mengenai pendidikan anak usia dini dengan menyoroti manfaat dan damapk positif guru laki-laki terhadap perkembangan sosial anak.
Pandangan Orang Tua Mengenai Peran Ayah dalam Pengasuhan Pasca Partisipasi di Program Sekolah Ayah Karmila, Mila; Adriany, Vina; Yulindrasari, Hani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v9i1.6741

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi peran ayah dalam pengasuhan pasca partisipasi dalam program Sekolah Ayah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 3 ayah peserta program beserta istri mereka. Analisis tematik menunjukkan perubahan pandangan dan pendekatan ayah terhadap pengasuhan. Sebelum program, peran ayah cenderung otoriter dan terbatas pada penyedia finansial, dengan keterlibatan emosional yang minim. Setelah program, ayah mulai mengadopsi pendekatan yang lebih responsif, menyadari pentingnya komunikasi, dan berkontribusi dalam perkembangan psikologis serta emosional anak. Ibu mencatat peningkatan keterlibatan ayah, termasuk partisipasi dalam kegiatan sehari-hari anak, berbagi tanggung jawab rumah tangga, dan pengambilan keputusan bersama, menciptakan dinamika keluarga yang lebih harmonis. Temuan ini menunjukkan program Sekolah Ayah efektif dalam meningkatkan keterlibatan ayah. Penelitian lanjutan disarankan untuk membandingkan ayah peserta program dengan yang tidak, guna mengevaluasi perbedaan dampak pengasuhan terhadap anak.
Counseling Stigma: A Gender Analysis of Mental Health Access in Higher Education Irawan, Andi Wahyu; Yulindrasari, Hani; Dwisona, Dwisona
Bulletin of Counseling and Psychotherapy Vol. 6 No. 2 (2024): Bulletin of Counseling and Psychotherapy
Publisher : Kuras Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/00202406837000

Abstract

Traditional gender roles have put psychological pressure on college students. The lack of gender-sensitive counseling services and studies in universities reinforces traditional gender roles. With this basis, this study aims to determine students' views on gender-sensitive counseling services. Qualitative research using semi-structured interviews was used to understand their perspectives deeply. Focus is given to formulating questions, aiming to address potential social biases that may hinder participants from providing honest information. Participants consisted of 4 guidance and counseling students (2 men and two women) who had not received lecture material on gender-sensitive counseling in a multicultural counseling course at one of the State Universities in Samarinda City. The results showed that there is an understanding of traditional gender roles, masculinity discourse in counseling services, and gender bias occurring in counselors can be obstacles in providing access to gender-sensitive mental health services. This research confirms the need to study and design gender-sensitive counseling services to access more inclusive mental health services in higher education.