Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-FATIHAH UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGRAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA Kuatin Ramadani; Ririn Isma Sundari; Arni Nur Rahmawati
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.306

Abstract

Gangguan jiwa disebutkan sebagai bagian dari gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi pada umumnya adalah gangguan kesemasan dan gangguan depresi, menimbulkan gangguan jiwa seperti halusinasi. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan     internal dan rangsangan eksternal klien memberi persepsi atau pendapat  tentang lingkungan  tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Cara mengontrol halusinasi memerlukan penatalaksanaan non farmakologi yaitu terapi murottal. Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan terapi murottal Al-Fatihah pada pasien untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kepada 1 pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tinjauan literatur, dan demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan terapi mutottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi 19 dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi menjadi 11. Pasien juga mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi murottal surat Al-Fatihah. Kesimpulan studi kasus ini yaitu terapi murottal surat Al-Fatihah dapat mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien. Diharapkan perawat dapat memasukkan terapi murottal sebagai salah satu penatalaksanaan non farmakologis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien halusinasi pendengaran.Gangguan jiwa disebutkan sebagai bagian dari gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi pada umumnya adalah gangguan kesemasan dan gangguan depresi, menimbulkan gangguan jiwa seperti halusinasi. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal dan rangsangan eksternal klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Cara mengontrol halusinasi memerlukan penatalaksanaan non farmakologi yaitu terapi murottal.Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan terapi murottal Al-Fatihah pada pasien untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kepada 1 pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tinjauan literatur, dan demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan terapi mutottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi 19 dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi menjadi 11. Pasien juga mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi murottal surat Al-Fatihah. Kesimpulan studi kasus ini yaitu terapi murottal surat Al-Fatihah dapat mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien. Diharapkan perawat dapat memasukkan terapi murottal sebagai salah satu penatalaksanaan non farmakologis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien halusinasi pendengaran.
Pengaruh Terapi Tertawa terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Lansia Hipertensi Nuri Wulandari; Ririn Isma Sundari; Arni Nur Rahmawati
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 6 (2024): Desember 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i6.4237

Abstract

Masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada lansia adalah depresi dan dimensia. Lansia yang menderita hipertensi dituntut untuk lebih memperhatikan keadaannya dirinya. Ketika lansia menemui masalah keseharian dalam hidupnya akan rentan memunculkan skema negatif awal dan membentuk depresi. Upaya penanganan depresi dapat dilakukan secara nonfarmakologi yaitu dengan terapi tertawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia hipertensi di UPTD Puskesmas Karangkobar Banjarnegara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini termasuk penelitian pre-eksperimental dengan tipe one group pre-posttest design. Sampel berjumlah 18 sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji t-test. Terdapat pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia dengan hipertensi di UPTD Puskesmas Karangkobar dengan nilai p-value 0,000 <0,05. Terapi ini baik untuk diterapkan sebagai upaya perawatan penyakit hipertensi dan depresi secara non farmakologi.
Penerapan Relaksasi Hipnosis 5 Jari pada Pasien dengan Ansietas Indah Sulistiyani; Sumiarsih Sumiarsih; Arni Nur Rahmawati
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 1 (2025): Februari 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i1.5457

Abstract

Ansietas merupakan masalah kesehatan jiwa yang ditandai dengan rasa takut akan kondisi kesehatan yang dihadapi. Salah satu bentuk terapi nonfarmakologis untuk menurunkan ansietas adalah hipnosis 5 jari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi nonfarmakologi hipnosis 5 jari untuk menurunkan ansietas. Studi kasus melalui pengamatan, observasi, serta studi dokumentasi. Tn. P dengan ansietas di Puskesmas Padamara adalah peserta yang diterapkan untuk implementasi ini selama 3 hari mulai tanggal 18 November 2024 sampai 20 November 2024. Pasien mengatakan bahwa rasa cemas telah berkurang, dinilai dari observasi serta ungkapan pasien dengan nilai awal cukup meningkat, saat ini cukup menurun dan akhir cukup menurun. Perilaku gelisah awal cukup meningkat, saat ini cukup menurun dan akhir cukup menurun. Perilaku tegang awal cukup meningkat, saat ini cukup menurun dan akhir cukup menurun. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pasien bisa rileks setelah melakukan terapi relaksasi hypnosis 5 jari
Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Tersedak Pada Anak di Desa Ledug Purwokerto Sabna Meisya Lestari Sabna; Rahmaya Nova Handayani; Arni Nur Rahmawati
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 6 No. 2 (2024): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v6i2.6118

Abstract

Choking is a very dangerous emergency that often occurs in children under three years of age. Choking occurs when solid food that should pass through the digestive tract blocks the airway. Choking victims can lose consciousness, causing death. Treatment for choking in children is divided into three types, namely back blow, Heimlick maneuver and chest thrust. The aim of this Community Service is to identify the mother's level of knowledge and skills in handling choking emergencies in children. The method used is the lecture and demonstration method. There were 32 participants who attended and took part in the activity. The activity was carried out at RT.01/RW.05 Ledug Village, Purwokerto on Thursday, June 6 2024. The media used were powerpoint, leaflets and videos. Community Service Results showed that 19 participants (59.4%) had sufficient knowledge before the education was provided and after the education was provided, 29 participants (90.6%) were in the good category. The skill level before being given education and demonstration was that all participants were unskilled, 32 participants (100.0%), whereas after being given education and demonstration, 21 participants (65.6%) had skilled skills and 11 participants (34.4%) had less skilled skills. From the results of community service it can be concluded that there is an increase in knowledge and skills.