Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL THROUGH THE JIGSAW METHOD ON CRITICAL THINGKING ABILITY AND INCREASING STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT IN LEARNING OF CIVICS AT SMAN 4 MADIUN ACADEMI YEARS 2022/2023 Panca Budi Yati; Nuswantari Nuswantari; Indriyana Dwi Mustakarini; Yuni Harmawati
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Setia Pancasila, September 2023
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v4i1.412

Abstract

This study aims to determine the effect of the cooperative learning model through the jigsaw method on critical thinking skills and increasing student achievement in Civics learning at SMAN 4 Madiun City. The data used is primary data in the form of lesson plans; tests of critical thinking skills and increased student achievement. The population of this study were all students of class XI.2 as a class with the jigsaw cooperative learning model and X1.4 as the ordinary learning mode class, which totaled 60 students. The sampling technique used random sampling technique. Data analysis technique using independent sample t test. Data is processed using IBM SPSS Statistics v.18. The results showed that the cooperative learning model through the jigsaw method had an effect on critical thinking skills in Civics learning at SMAN 4 Madiun City, and the cooperative learning model through the jigsaw method had an effect on increasing student achievement in Civics learning at SMAN 4 Madiun City.
Implementasi Sikap Tenggang Rasa Dalam Menggunakan Media Sosial WhatsApp Rahmadhanyaty, Dea; Nugraha, Nurhadji; Harmawati, Yuni
JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 7, No 2 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jpk.v7.n2.2022.pp15-22

Abstract

Sikap tenggang rasa ialah salah satu butir-butir dari pengamalan sila kedua. Sikap tenggang rasa harus menjadi suatu kebiasaan bagi kesadaran pribadi diri seseorang agar dalam berinteraksi sosial dengan orang lain tidak timbul perselisihan. Penggunaan media sosial WhatsApp mampu digunakan secara positif jika penggunanya juga menggunakan sarana komunikasi tersebut secara positif. Namun, jika penggunaan media sosial WhatsApp digunakan secara negatif maka penggunannya juga akan menimbulkan kepribadian yang buruk. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena masih dijumpai siswa tidak menghargai teman dan menghormati gurunya, serta bersikap masa bodoh. Hal tersebut terlihat dari bagaimana siswa menerapkan rasa toleransi, peduli, dan pengendalian diri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sikap tenggang rasa dalam menggunakan media sosial WhatsApp. Adapun metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Informan yang menjadi sumber penelitian ini terdiri dari guru dan siswa-siswi kelas 8 SMP Negeri 2 Geger tahun ajaran 2021/2022. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah komponen analisis data model Miles dan Huberman, dengan dilakukan secara interaktif melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap tenggang rasa dapat dinilai dari toleransi, peduli, dan pengendalian diri. Adapun proses mengimplementasikan sikap tenggang rasa. Kemudian, adanya kendala siswa dan guru dalam mengimplementasikan sikap tenggang rasa. Selain itu, penggunaan media sosial WhatsApp siswa yang aktif menimbulkan dampak negatif dan dampak positif terkait perilaku siswa.
Efektivitas Media Pembelajaran Digital Berbasis E-comic dalam Pembelajaran PPKn untuk Menumbuhkan Karakter Siswa SMPN 3 Magetan Hanni Handayani; Nuswantari Nuswantari; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 3, No 3 (2024): Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Digital Dunia Pendidikan: Perspe
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mata Pelajaran PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk peserta didik menjadi seorang warga negara yang baik, salah satunya adalah dalam menumbuhkan karakter. Tidak banyak peserta didik yang menyukai mata pelajaran PPKn karena mata pelajaran PPKn bersifat membosankan dan sulit untuk dipahami. Adapun kendala yang didapat pada proses pembelajaran PPKn yaitu guru belum menerapkan media pembelajaran yang variatif karena guru lebih banyak menggunakan media PPT dan sumber referensi dari buku. Guru perlu mengkombinasikan suatu media yang menarik sebagai bahan ajar yang dapat mendorong terbentuknya karakter pada diri peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk mengimplementasikan media pembelajaran digital berbasis e-comic dalam pembelajaran PPKn. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Peneliti menggunakan rumus skor N-Gain sebagai acuan untuk menentukan keefektifan media pembelajaran e-comic. Hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah bahwa media pembelajaran e-comic sangat efektif digunakan dalam pembelajaran PPKn.hal ini diperoleh bahwa setelah melakukan eksperimen, peneliti memperoleh hasil skor rata-rata pada angket penumbuhan karakter sebesar 84,59% dengan kategori sangat praktis dan sangat efektif. Hasil tes yang diperoleh peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran e-comic adalah 63%. dengan kategori cukup efektif.
Implemetasi Model Value Clarification Technique (VCT) dalam mata pelajaran PPKn Ferra Novita Sari; Nuswantari Nuswantari; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 2, No 1 (2023): Implementasi kurikulum merdeka menuju transformasi pendidikan dalam mempersiapka
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembelajaran merupakan aspek penting dalam kehidupan, dan penggunaan model pembelajaran merupakan salah satu strateginya. Paradigma Teknik Klarifikasi Nilai (VCT) digunakan dalam penelitian ini sebagai strategi pembelajaran untuk mencapai pendidikan nilai. Memahami dan mendeskripsikan bagaimana Teknik Klarifikasi Nilai (VCT) digunakan dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan langkah-langkah awal dalam penerapan Teknik Klarifikasi Nilai (VCT) pada pembelajaran PPKn. Pertama, melalui model kebebasan memilih kasus, siswa dapat berpartisipasi aktif dalam menerapkan Teknik Klarifikasi Nilai (VCT) dalam mata pelajaran PPKn. Mereka menjadi berani memberikan tanggapan, aktif mengajukan pertanyaan, atau menjawab pertanyaan, dan tidak mudah menyerah. Mereka juga berani mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas.Kedua, pada langkah kedua Teknik Klarifikasi Nilai (VCT), yaitu menghargai, siswa mampu menghargai siswa lain dan guru. Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam berdiskusi, sehingga suasana kelas menjadi hidup. Mereka dapat menghormati perintah guru, menghargai pendapat dari teman sekelas, dan saling membantu dalam diskusi. Ketiga, pada langkah-langkah Teknik Klarifikasi Nilai (VCT) level 3, siswa mampu bekerja sama dengan aktif dalam kelompok, mendorong orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang ditetapkan.
Penanaman Nilai Kesetaraan Gender pada Siswa melalui Peran Guru di SMK Gamaliel 1 Madiun Diah Ayu Novita Sari; Teja Insyaf Sukariyadi; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 3, No 2 (2024): Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Digital Dunia Pendidikan: Perspe
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hak memperoleh pendidikan haruslah diperhatikan mengingat pentingnya pendidikan, terutamanya bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rentan memunculkan ketimpangan gender.  Pada penelitian ini masalah terfokus pada ketimpangan jumlah siswa dan siswi SMK Gamalile 1 Madiun, yang menempatkan siswi perempuan menjadi minoritas. Hal ini rentan akan memunculnya sikap diskriminasi disekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak guru dalam menjalankan perannya sebagai sumber belajar dan pembimbing dalam menanamkan nilai kesetaraan gender pada siswa, yakni berupa nilai kesetaraan, nilai keadilan dan nilai kebebasan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif study kasus, dengan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan guru menjalankan perannya sebagai sumber belajar dan pembimbing dalam menanamkan nilai kesetaraan gender, yakni nilai kesetaraan, keadilan dan kebebasan, telah tertanam nilai kesetaraan pada diri siswa dan berdampak pada terwujudnya iklim belajar yang toleran terhadap perbedaan gender.    
Penanaman Nilai Kesetaraan Gender pada Siswa melalui Peran Guru di SMK Gamaliel 1 Madiun Diah Ayu Novita Sari; Teja Insyaf Sukaryadi; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 3, No 2 (2024): Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Digital Dunia Pendidikan: Perspe
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hak memperoleh pendidikan haruslah diperhatikan mengingat pentingnya pendidikan, terutamanya bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rentan memunculkan ketimpangan gender.  Pada penelitian ini masalah terfokus pada ketimpangan jumlah siswa dan siswi SMK Gamalile 1 Madiun, yang menempatkan siswi perempuan menjadi minoritas. Hal ini rentan akan memunculnya sikap diskriminasi disekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak guru dalam menjalankan perannya sebagai sumber belajar dan pembimbing dalam menanamkan nilai kesetaraan gender pada siswa, yakni berupa nilai kesetaraan, nilai keadilan dan nilai kebebasan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif study kasus, dengan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan guru menjalankan perannya sebagai sumber belajar dan pembimbing dalam menanamkan nilai kesetaraan gender, yakni nilai kesetaraan, keadilan dan kebebasan, telah tertanam nilai kesetaraan pada diri siswa dan berdampak pada terwujudnya iklim belajar yang toleran terhadap perbedaan gender.
Strategi Sekolah Dalam Pembinaan Karakter Peserta Didik Sebagai Upaya Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Ilham Bayu Ludiansyah; Nurhadji Nugraha; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 2, No 2 (2023): Implementasi kurikulum merdeka menuju transformasi pendidikan dalam mempersiapka
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelajar Pancasila adalah cerminan dari pelajar Indonesia sebagai peserta didik sepanjang hayat yang mempunyai kemampuan global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila, dengan enam ciri utama yaitu : berikan dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif. Maka untuk mewujudkan karakter profil pelajar Pancasila dapat melalui pembinaan karakter yang terencana. Oleh karena itu sekolah dapat melakukan strategi-strategi yang tepat dalam mewujudkan karakter profil pelajar Pancasila tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi literatur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan strategi sekolah dalam pembinaan karakter peserta didik sebagai upaya mewujudkan profil pelajar Pancasila. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil penelitian bahwa strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam pembinaan karakter peserta didik sebagai upaya mewujudkan profil pelajar Pancasila adalah dengan cara kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan terprogram dan kegiatan teladan. Adapun strategi dan pendekatan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, yaitu: 1) mengintegrasikan nilai-nilai dan moral ke dalam mata pelajaran, 2) mengasimilasi sifat-sifat positif yang ditanamkan pada semua individu sekolah (kepala, pendidik dan wali), 3) presentasi dan persiapan, 4) pemberian teladan dan contoh yang baik, 5) membuat iklim karakter di sekolah dan 6) membudayakan.
Penanaman Nilai Kesetaraan Gender pada Siswa melalui Peran Guru di SMK Gamaliel 1 Madiun Diah Ayu Novita Sari; Teja Insyaf Sukariyadi; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 3, No 3 (2024): Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Digital Dunia Pendidikan: Perspe
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hak memperoleh pendidikan haruslah diperhatikan mengingat pentingnya pendidikan, terutamanya bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rentan memunculkan ketimpangan gender.  Pada penelitian ini masalah terfokus pada ketimpangan jumlah siswa dan siswi SMK Gamalile 1 Madiun, yang menempatkan siswi perempuan menjadi minoritas. Hal ini rentan akan memunculnya sikap diskriminasi disekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak guru dalam menjalankan perannya sebagai sumber belajar dan pembimbing dalam menanamkan nilai kesetaraan gender pada siswa, yakni berupa nilai kesetaraan, nilai keadilan dan nilai kebebasan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif study kasus, dengan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan guru menjalankan perannya sebagai sumber belajar dan pembimbing dalam menanamkan nilai kesetaraan gender, yakni nilai kesetaraan, keadilan dan kebebasan, telah tertanam nilai kesetaraan pada diri siswa dan berdampak pada terwujudnya iklim belajar yang toleran terhadap perbedaan gender.
Implementasi nilai toleransi dalam pembelajaran PKn kelas 8A SMPN 2 Geger Faniatul Ragil Oktaviana; Teja Insyaf Sukariyadi; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 1 (2022)
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Pendidikan karakter terdapat banyak karakter-karakter salah satunya toleransi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa implementasi nilai toleransi dalam pembelajaran PKN kelas 8A SMPN 2 Geger. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada guru mata pelajaran PKN dan siswa kelas 8A SMPN 2 Geger. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi,wawancara dan dokumentasi. Serta teknik analisis data yaitu menggunakan metode reduksi data,display data dan penarikan kesimpulan. Nilai toleransi banyak dikehidupan siswa baik dilingkungan masyarakat,keluarga bahkan di sekolah. Siswa tahu betul apa itu tentang definisi nilai toleransi namun untuk implementasinya masih sangat minim karena tidak ada yang menerapkannya di sekitar. Peran guru sebagai suri tauladan khususnya guru pelajaran PKN berperan andil dalam pembentukan karakter siswa seperti halnya nilai toleransi, implementasi di sekitar sangat banyak untuk itu perlu adanya gencatan lebih dalam mengimplementasikannya. Pembelajaran PKN sangat berpengaruh dalam Pendidikan karakter siswa, bukan hanya dalam materi namun guru juga menyampaikan serta membentuk karakter siswa yang masing-masing anak sangatlah berbeda. Guru harus berperan aktif serta harus kreatif dalam menyampaikan maksud dari pembelajaran materi khususnya sub bab materi nilai toleransi. Dengan begitu siswa akan berpacu untuk melakukannya karena mudah dipahami serta mengimplementasikannya.
Strategi guru dalam penegakan tata tertib sekolah di MTSN 3 Magetan tahun ajaran 2021/2022 Fitri Ani Nurlatifah; Nurhadji Nugraha; Yuni Harmawati
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 1 (2022)
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata tertib atau peraturan sekolah berisi tentag  apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh siswa selama berada di lingkungan sekolah, untuk menumbuhkan iklim yang mendukung kelancaran, ketertiban, dan lingkungan belajar yang menyenangkan. Walaupun  di setiap sekolah sudah terdapat tata tertib sekolah, akan tetapi masih terdapat siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Pelanggaran tata tertib ini menunjukkan pentingnya strategi guru untuk menerapkan peraturan sekolah. Guru memegang peranan penting Untuk menciptakan lingkungan yang sesuai, tertib, dan disiplin. Berikut ini adalah tujuan dari penelitian ini: (1) mendeskripsikan berbagai jenis pelanggaran tata tertib sekolah (2) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan anak melanggar peraturan sekolah (3) mendeskripsikan strategi guru dalam menegakkan peraturan. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data. Berdasarkan temuan peneliti, jenis pelanggaran yang paling banyak dilakukan oleh siswa MTSN 3 Magetan adalah datang terlambat, membolos, berkelahi, tidak mengenakan seragam sekolah secara lengkap, dan tidak menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah. Faktor yang mendorong siswa untuk melanggar peraturan sekolah Di MTSN 3 Magetan  yaitu ada dua;  faktor internal dan faktor eksternal. Strategi guru dalam menegakkan peraturan sekolah adalah dengan mensosialisasikan, penyadaran atau mengingatkan siswa, kemudian melakukan bimbingan dan konseling, serta upaya tambahan yang melibatkan sistem poin dan sanksi, dan keterlibatan dengan orang tua.