Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Petrochemistry of Ultramafic Rock in Baula - Pomalaa Ophiolite Complex, Southeast Sulawesi, Indonesia Cendrajaya, Rio Irhan Mais; Juarsan, Laode Ihksan; Masri; Rubaiyn, Al; Syahrul; Neni; Ramadani, Suci; Hasria
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 1 (2024): JGEET Vol 09 No 01 : March (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.1.14491

Abstract

Baula and Pomalaa Ophiolitic Complexes are part of East Sulawesi Ophiolite (ESO). The ultramafic rocks in the Baula and Pomalaa Ophiolite Complex mainly is peridotite and consist of harzburgite, lherzolite and olivine websterite, mostly serpentinized. Chemical and petrological research has focused on minerals, such as olivine, pyroxene, and spinel. This study examines the tectonic setting and temperature of ultramafic rock formation. Twelve ultramafic rock samples were examined using geothermometers made of pyroxene, petrographic examination, and coexisting olivine and spinel analyses. SEM and petrographic analysis of pyroxene lamellae and mylonite-ultramylonite structures allowed for the measurement of the geothermometer of ultramafic rocks. Using SEM-EDS, the coexistence of olivine and spinel was analyzed to determine the type of ultramafic tectonic setting. In the coexistence of olivine and spinel, olivine and spinel oxide compounds as tectonic setting markers in the form of Fo and Cr# values. Ultramafic rocks have different temperature levels, based on pyroxene thermometer, and the first one starts at a high temperature of 1000-1200ºC. It is characterized by thin, elongated augite lamellae. Instead, large lamellae characterize augite at medium temperatures (800–1000ºC). Irregular, anhedral, and broader forms of enstatite lamellae are typical of low temperatures (500–800ºC). Different generations of exsolution lamellae indicate that magma cooling was gradual. The distribution of #Fo ranged from 0.87 to 0.92, and Cr# values ranged from 0.13-0.19. According to coexisting olivine and spinel analysis. On the Olivine-Spinel Mantle Array (OSMA), the Fo and Cr# plot indicates that the peridotites tectonic setting was from the ocean floor and the magmatism was from MORB (Mid Oceanic Ridge Basalt). The Al2O3 vs. TiO2 pattern in spinel lherzolite also similar with Ampana and Kabaena peridotites magmatism.
Petrogenesis of Metamorphic Rock in the Mukito Formation at Sorawolio Region, Bau-Bau City, Buton Island, Southeast Sulawesi Province, Indonesia Hasria; La Hamimu; Prawira, Andi Bhaskara; Arisona; Juarzan, Laode Ihksan; Sara Septiana
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 3 (2024): JGEET Vol 09 No 03 : September (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.3.14949

Abstract

The petrogenesis study of the metamorphic rocks of the Mukito Formation was carried out in the Sorawolio area, Bau-Bau City, Buton Island, Southeast Sulawesi Province, Indonesia. This research area is included in the southern part of the Buton sheet with coordinates S 5⁰23'40.8'' and E 122⁰43'44.9''. The aim of this research is to determine the petrogenesis of metamorphic rocks which includes determining the rock type, facies, type of metamorphism and protolith. The research methods used include megascopic and microscopic analysis of rocks in the form of petrographic analysis which includes identification of mineral content and rock texture and geochemical analysis in the form of XRF tests to determine the main oxide elements in metamorphic rock samples. Data obtained from the results of petrographic analysis show that the research area consists of several types of metamorphic rock, namely serpentinite, phyllite, chlorite schist, hornblende schist and amphibolite. The metamorphic rocks in the research area are included in the greenschist facies and amphibolite facies with regional metamorphism types as well as protoliths from igneous rocks in the form of basalt rock which were formed in the tholeiitic oceanic-island tectonic environment which is a convergent complex characterized by continental origin in the magma series in the form of the tholeiitic series and calc -alkaline series.
Studi paragenesis serpentin pada batuan utramafik Kompleks Ofiolit Daerah Baula dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara Masri; Irhan Mais Cendra Jaya, Rio; Ihksan Juarsan, Laode; Razak Haraty, Syamsul; Pramadana, Reza; Hasria
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 25 No. 2 (2024): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v25i2.761

Abstract

Serpentinisasi merupakan proses hidrasi pada batuan ultramafik yang mengubah komposisi mineral primer. Pembentukan mineral serpentin pada batuan ultramafik dapat menunjukkan proses pengalihtempatan dan karakteristik profil nikel laterit yang dapat dihasilkan. Studi paragenesis mineral serpentin telah dilakukan pada batuan ultramafik kompleks ofiolit daerah baula – pomalaa. Studi paragenesis mencakup kebutuhan jenis mineral serpentin dan asosiasi mineral ubahan lain yang hadir. Tekstur dan struktur khas pada serpentin juga dianalisis menggunakan analisis petrografi pada 10 sampel sayatan tipis. Daerah penelitian tersusun atas harzburgite dan lherzolite terserpentinisasi dengan kandungan serpentin berkisar antara 22%-62%. Serpentin yang hadir berupa lizardit, antigorite, dan krisotil bersama mineral ubahan lain seperti talk, klorit, magnesit, dan hematit. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Kata Kunci : Serpentinisasi, lerzolit, granular lizardit, ultramafik, retrograde, Kolaka
Pemanfaatan Metode Kemagnetan Batuan di Indonesia Hasria; Fiqriawan, M. Ridho; Astuti, Silfia; Harisma
Einstein's: Research Journal of Applied Physics Vol. 2 No. 1 (2024): Einstein's: Research Journal of Applied Physics
Publisher : Magister Fisika Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/einsteins.v2i1.435

Abstract

Penelitian tentang pemanfaatan metode kemagnetan batuan di Indonesia bertujuan untuk menentukan manfaat dari metode kemagnetan batuan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur dimana peneliti mencari berbagai penelitian di wilayah indonesia yang menggunakan metode kemagnetan batuan sebagai metode penelitian utama. Metode kemagnetan batuan memiliki manfaat yang luas dalam berbagai bidang penelitian. Dalam konteks karakterisasi mineral magnetik, metode ini telah digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi berbagai jenis mineral dalam batuan, seperti magnetit, hematit, maghemite, dan ilmenit. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk mengukur konsentrasi mineral magnetik dalam batuan serta untuk mempelajari sifat-sifat magnetik seperti afinitas dengan magma seri kalk-alkali, ukuran kristal, dan tipe domain magnetik. Penerapan metode kemagnetan batuan tidak hanya terbatas pada penelitian geologi, tetapi juga telah dimanfaatkan dalam analisis pencemaran lingkungan, seperti mengidentifikasi dan memantau polutan dalam aliran sungai serta mengkaji residu pemupukan dan kesuburan tanah. Kelebihan metode ini terletak pada kemampuannya yang relatif cepat, mudah dilakukan, dan dapat mengungkap perubahan lingkungan dalam jangka waktu yang lebih panjang, sehingga memberikan informasi yang berharga dalam pemahaman dan pengelolaan sumber daya alam.
Studi Kajian Literatur Mengenai Suseptibilitas Mineral Batuan Hasria; Hasir, Muhammad; Tian Agustina; Ngkoimani , La Ode
Einstein's: Research Journal of Applied Physics Vol. 2 No. 1 (2024): Einstein's: Research Journal of Applied Physics
Publisher : Magister Fisika Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/einsteins.v2i1.444

Abstract

Kajian literature suseptibilitas magnetic terhadap frekuensi pada mineral batuan. Tujuan kajian lieratur ini adalah mengidentifikasi mineral magnetik yang dominan berdasarkan data suseptibilitas magnetik dan menganalisis sumber mineral magnetic berdasarkan suseptibilitas magnetik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi literature dimana peneliti mencari berbagai penelitian di wilayah Indonesia yang menggunakan metode suseptibilitas batuan sebagai metode penelitian primer. Metode suseptibitas batuan memiliki manfaat yang luas dalam berbagai bidang penelitian dan mengkarakterisasi berbagai jenis mineral dalam batuan. Penerapan metode suseptibitas batuan tidak hanya terbatas pada penelitian geologi, tetapi juga telah dimanfaatkan dalam analisis perubahan morfologi lingkungan, seperti mengidentifikasi dan memantau pencemaran air tanah, intrusi air laut dan perubahan lingkungan lainnya. Keunggulan metode ini dalam pelaksanaan akuisisi datanya yang relative cepat dan sederhana serta tidak bersifat merusak sampel yang diukur.
Literature Review: Pemanfaatan Decision Tree Pada Berbagai Bidang Chintya Mei; Hasria; Irwan Hardi Kusuma; Lulu Kaoniah; Novariman; Zhaki Apriyan Zhodik
Buletin Ilmiah Ilmu Komputer dan Multimedia Vol 2 No 4 (2024): Buletin Ilmiah Ilmu Komputer dan Multimedia (BIIKMA)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Algoritma Decision Tree adalah metode pembelajaran mesin yang populer dan banyak diterapkan dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, keuangan, dan pengelolaan sumber daya alam. Keunggulan utama algoritma ini terletak pada kemampuannya untuk memvisualisasikan proses pengambilan keputusan dalam bentuk hierarki yang mudah dipahami. Meskipun sederhana, algoritma ini memiliki berbagai varian dan metode pengoptimalan, seperti Random Forest, Gradient Boosting, dan Ensemble Learning, yang dirancang untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi risiko overfitting. Artikel ini bertujuan untuk meninjau literatur mengenai implementasi dan pengembangan algoritma Decision Tree dalam berbagai aplikasi praktis. Melalui pendekatan tinjauan literatur sistematis, penelitian ini menganalisis penerapan Decision Tree dalam bidang perbankan, kesehatan, dan manajemen, dengan hasil yang menunjukkan bahwa algoritma ini efektif untuk tugas klasifikasi dan prediksi. Dalam sektor perbankan, Decision Tree berhasil mengidentifikasi faktor faktor penting dalam klasifikasi pelanggan aktif dan tidak aktif. Dalam bidang kesehatan, model ini juga terbukti dapat memprediksi faktor-faktor penyebab penyakit dengan akurasi yang tinggi. Dengan mengidentifikasi pola dalam data, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya algoritma Decision Tree dalam meningkatkan pemahaman dan pengambilan keputusan berbasis data yang lebih efektif.
Perancangan Aplikasi Absensi Siswa Berbasis Web pada SMPI Ashhabul Maimanah Ahmad Rudiyansyah; Hasria; Hafizh Agil Musyaffa; Achmad Lutfi Fuadi
Jurnal Riset Informatika dan Inovasi Vol 2 No 12 (2025): JRIIN: Jurnal Riset Informatika dan Inovasi
Publisher : shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Absensi siswa merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan akademik sekolah. Di SMPI Ashhabul Maimanah, pencatatan absensi masih dilakukan secara manual menggunakan kertas, yang berisiko tinggi terhadap kehilangan data, manipulasi, dan keterlambatan proses pelaporan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem absensi siswa berbasis web guna meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi. Metodologi yang digunakan adalah SDLC dengan model Waterfall yang terdiri dari tahap analisis, desain, implementasi, dan pengujian. Sistem dikembangkan menggunakan PHP, MySQL, dan didukung dengan XAMPP sebagai server lokal. Hasil implementasi menunjukkan bahwa aplikasi absensi web ini mempermudah guru dalam mengisi absensi, admin dalam mengelola data, serta orang tua dalam memantau kehadiran siswa. Sistem ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam digitalisasi administrasi akademik di sekolah-sekolah berbasis Islam.
Mikrofasies batugamping Formasi Tokala Daerah Ululere dan Sekitarnya, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah Arisona; Praja, Nia Kurnia; Eldin; Masri; Muliddin; Ali Okto; Hasria; Bahdad
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 25 No. 1 (2024): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v25i1.786

Abstract

Penelitian mikrofasies batugamping telah dilakukan pada Formasi Tokala Daerah Ululere. Formasi Tokala terendapkan pada lingkungan laut dalam hingga laut dangkal. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk menentukan lingkungan pengendapan batugamping dengan pendekatan zona mikrofasies. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan secara analisis kualitatif dengan menggunakan data lapangan dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium. Penentuan mikrofasies batugamping pada lokasi penelitian menggunakan analisis standar mikrofasies dengan sayatan tipis. Analisis petrografi terhadap sepuluh sampel batugamping menunjukan beberapa litologi meliputi mudstone, wackestone, packstone dan batugamping kristalin dengan kelimpahan foraminifera planktonik. Berdasarkan hasil analisis petrografi memperlihatkan beberapa tipe mikrofasies batugamping yaitu wackestone bioklastika dengan foraminifera planktonik globigerinids, mudstone pelagis dengan foraminifera planktonik globigerinid, mudstone dengan mikrit dan mikrosparit, dan peloidal packstone. Mikrofasies ini terendapkan di beberapa lingkungan pengendapan yaitu lingkungan dangkalan dalam, tepi dangkalan dalam dan paparan terbatas. Ketiga lingkungan pengendapan ini memiliki energi yang rendah dan memiliki komposisi mikrit yang sangat banyak serta kelimpahan foraminifera plantonik. Kata kunci: mikrofasies, batu gamping, foraminifera plantonik, Formasi Tokala, kristalin
EDUKASI TENTANG BAHAYA GEMPA BUMI DAN MITIGASINYA PADA MAHASISWA TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA Nur Firdaus, Amritzal; Harisma; Hasria; Ngkoimani, La Ode; Al Firman; Saleh, Isman
PEDAMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol. 3 No. 06 (2025): NOVEMBER 2025
Publisher : MEDIA INOVASI PENDIDIKAN DAN PUBLIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki kerentanan tinggi terhadap gempa bumi karena berada pada pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Sulawesi Tenggara termasuk wilayah yang memiliki potensi gempa bumi cukup tinggi akibat adanya sesar aktif, seperti sesar Lawanopo dan Kendari. Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat, termasuk mahasiswa, terhadap bahaya gempa bumi dan upaya mitigasinya menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko bencana. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan literasi kebencanaan mahasiswa Teknik Geologi Universitas Sulawesi Tenggara melalui edukasi bahaya gempa bumi dan mitigasinya. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif dengan tahapan persiapan, pelaksanaan, diskusi interaktif, dan pendampingan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman mahasiswa mengenai penyebab, jenis, dan dampak gempa bumi, serta langkah-langkah mitigasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa juga menunjukkan sikap kritis dan kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya kesiapsiagaan bencana. Kegiatan ini membentuk peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam mendukung pengurangan risiko bencana di lingkungannya
Application of Audio Frequency Magnetotelluric (AMT) Method for Nickel Mineral Exploration in Area Laeya District, South Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province, Indonesia Hasria; P. Ramba, Jeremy Patrio; Safani, Jamhir; Arisona; Junursyah, G.M. Lucki
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 10 No. 3 (2025): JGEET Vol 10 No 03 : September (2025)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2025.10.3.23200

Abstract

The AMT (Audio Frequency Magnetotelluric) method is a geophysical method that uses natural sources (passive method) so it does not require artificial sources and is very effective in mapping the resistivity contrast of subsurface rocks. The AMT (Audio Frequency Magnetotelluric) method is a geophysical method that uses natural sources (passive method) so it does not require artificial sources and is very effective in mapping the contrast of subsurface rock resistivity. This study aims to determine the coherence and nickel mineralization zones in the Laeya District area, South Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province using the AMT method and supported by using drill data. The coherence of AMT data in the Laeya District area, South Konawe Regency based on the magnitude and phase curves of apparent resistivity after the XPR selection process experienced a significant increase in data quality at all points indicated at point LY02 from 49.09% coherence to 78.32%. Nickel mineralization zone based on 2D cross-section data of AMT resistivity and Drilling data in Laeya District, South Konawe Regency shows the distribution of nickel enrichment areas which are qualitatively marked by light blue color with resistivity values of 11 to 21 Ohm m located at points LY03, LY04, LY06, LY07 and LY08. Drilling data shows the presence of limonite layers at drill points DHB15 and DHB16. The presence of Sulawesi Molasa which is a feature of nickel deposits in the South Konawe area is also detected in the 2D cross-section.