Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Family Psychoeducation Therapy to Improve Family's Ability to Care for Victims of Sexual Abuse Iva Milia Hani Rahmawati; Inayatur Rosyidah
NurseLine Journal Vol 6 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/nlj.v6i2.23532

Abstract

Background: Sexual abuse is increasingly occurring but it is difficult to detect. Victims and their families usually do not want to reveal the sexual abuse clearly, complicates intervention efforts. The most incidents of sexual abuse occurred in children and adolescents, which is called child sexual abuse. Aim This study was conducted to analyze the effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on family’s ability to care for children who experienced sexual abuse (post sexual abuse) in the working area of Women's Crisis Center (WCC), Jombang Regency, East Java. Method: This study utilized pre-experimental design with one group pretest-posttest design; using one treatment group, with observations conducted to the group before and after treatment. The population in this study were all families with children who experienced sexual abuse with a total of 133 respondents. By using simple random sampling technique, 100 samples were obtained. The measuring instrument used was a questionnaire on both variables. Data processing was carried out by editing, coding, scoring, and tabulating, while data were analyzed using the Wilcoxon test. Results: Results obtained p value = 0.000 (<0.005), indicating that H1 was accepted. It means that there was an effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on the family's ability to care for children who experienced sexual abuse (post sexual abuse) in the working area of Women's Crisis Center, Jombang Regency. Conclusion: This study concludes that the most common case of sexual abuse is sexual violence. The results show that there is an effect of family psychoeducation (FPE) therapy on the family’s ability to care for children who experienced sexual abuse (post sexual abuse).
Pelatihan Cool, Cover, and Call bagi Siswa SMA Dharmawanita Kediri untuk Pertolongan Pertama Luka Bakar Muhammad Taukhid; Iva Milia Hani Rahmawati
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 2 No 3 (2022): JAMSI - Mei 2022
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.352

Abstract

Cara menangani luka bakar pada masyarakat sangat bervariasi, termasuk didalamnya ada pengaruh budaya. Teknik Cool, Cover and Call merupakan rangkaian cara perawatan luka bakar yang dapat dilakukan secara tepat dan cepat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam merawat luka bakar dengan baik, mencegah infeksi dan segera mendapatkan pertolongan lebih lanjut apabila diperlukan. Sasaran kegiatan ini adalah siswa di SMA Dharmawanita, Pare, Kab. Kediri sebanyak 25 orang yang dilaksanakan pada Maret 2022. Pelatihan dilakukan dengan dua tahap, tahap 1 penyampaian materi dengan pembimbingan praktek kelompok kecil, dilanjutkan tahap 2 dengan cara simulasi perawatan luka bakar setiap kelompok. Berdasarkan hasil evaluasi pre-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai wawasan siswa dalam penanganan luka bakar adalah 5,4 poin, sementara hasil post-test didapatkan peningkatan rata-rata nilai wawasan menjadi 9.16 poin. Hasil akhir didapatkan bahwa siswa dapat melakukan perawatan luka bakar sesuai dengan tahapan; mendinginkan pada air mengalir, melakukan balutan pada luka, dan menghubungi puskesmas terdekat bila luka bakar perlu pertolongan lebih lanjut. Kegiatan ini diharapkan menjadi panduan bagi siswa dalam merawat luka bakar baik yang terjadi pada diri sendiri, maupun bagi orang lain dilingkungan sehari-hari.
KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI PUSKESMAS REJOSO NGANJUK Endang Yuswatiningsih; Iva Milia Hani Rahmawati
Hospital Majapahit (JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO) Vol 12 No 2 (2020): HOSPITAL MAJAPAHIT
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.469 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4275130

Abstract

Pasien isolasi sosial mempunyai masalah yang serius terhadap kemampuan interaksi dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan masalah keperawatan jiwa dimana klien dalam keadaan kesendirian yang dialami oleh individu dan dipersepsikan sebagai kondisi yang negatif dan mengancam kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan interaksi sosial pada pasien dengan masalah isolasi social. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini semua pasien isolasi social yang ada di Puskesmas Rejoso dengan jumlah sampel 25 responden menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.. Pengolahan data dengan editing, koding, skoring dan tabulating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan interaksi social pada interaksi social kategori baik 3 responden (12%), kategori cukup 20 responden (80%) dan kategori kurang 2 responden (8%). Kemampuan interaksi sosial rata- rata yang di dapatkan melalui observasi yaitu terlihat pasien tampak menyendiri di dalam rungan atau di luar rungan, yang ke dua pasien tampak menunduk jika peneliti berkomunikasi dengam pasien, yang ke tiga pasien tampak menyendiri dan murung terlihat sedih, yang ke empat pasien terlihat berdiam diri dan memilih untuk menjawab seperlunya.i
Terapi Famili Psychoeducation Terhadap Kecemasan Ibu Pada Anak Yang Telah Mengalami Pelecehan Seksual Iva Milia Hani Rahmawati; Inayatur Rosyidah
Jurnal Abdi Medika Vol 2 No 01 (2022): Jurnal Abdi Medika Mei 2022
Publisher : INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.838 KB)

Abstract

Abstrak Pelecehan seksual merupakan kejadian yang banyak terjadi pada anak anak sampai dengan remaja. Terapi family Psycoeducation efektif untuk mengurangi kecemasan pada ibu yang merawat anak yang telah mengalami pelecehan seksual. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengurangi kecemasan yang terjadi pada ibu yang mempunyai anak yang telah mengalami pelecehan seksual. Di Wilayah kerja women crisis center (WCC) Kabupaten Jombang. Pengabdian ini dilakukan menggunakan metode Pre dan Post Tes design yang dilakukan ke ibu yang mempunyai anak yang telah mengalami pelecehan seksual untuk mengetahui kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi family psycoeducation pada ibu yang mempunyai anak yang telah mengalami pelecehan seksual. Sampelnya adalah 25 responden. Hasil sebelum dilakukan Terapi family Psycoeducation kecemasan sebanyak 19 Ibu (76%) yang mmempunyai anak yang telah mengalami pelecehan seksual mengalami kecemasan, dan setelah diberikan Terapi family Psycoeducation kecemasan ibu yang mempunyai anak yang telah mengalami pelecehan seksual menjadi berkurang sejumlah 16 (67%). Saran yang dapat diberikan adalah Terapi family Psycoeducation efektif menurunkan kecemasan pada ibu yang mempunyai masalah psikososial, sehingga dapat dilakukan sebagai upaya preventif tersebut utuk pencegahan masalah psikososial yang ada di masyarakat. Kata kunci: Terapi family Psycoeducation, pelecehan seksual, Anak Abstract Sexual harassment is a common occurrence in children and adolescents. Psychoeducation family therapy is effective for reducing anxiety in mothers who care for children who have experienced sexual experiences. The purpose of this Community Service Program (PKM) is to reduce anxiety that occurs in mothers who have experienced sexual experiences. In the Work Area of ​​the Women Crisis Center (WCC) Jombang Regency. This service is carried out using the Pre and Post Test design methods that are carried out on mothers who have experienced children to find out their fears before and before family psychoeducation therapy is carried out on mothers who have experienced sexual experiences. The sample is 25 respondents. The results that were carried out before psychoeducation family therapy anxiety were 19 mothers (76%) who had experienced anxiety, and after psychoeducation family therapy the anxiety experienced by children who had difficulties was reduced by 16 (67%). The advice that can be given is Psychoeducation family therapy is effective in reducing anxiety in mothers who have psychosocial problems, so that it can be done as an effort to prevent psychosocial problems that exist in the community. Keywords: Family Psychoeducation Therapy, sexual abuse, Children
Effect of Toothbrushing Simulation Method with Bass Technique on the Dental and Oral Hygiene Inayatur Rosyidah; Iva Milia Hani Rahmawati
Babali Nursing Research Vol 2 No 2 (2021): July
Publisher : Babali Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.265 KB) | DOI: 10.37363/bnr.2021.2250

Abstract

Introduction: Toothbrushing practice is a common problem encountered in maintaining children's dental and oral hygiene. The Bass Technique introduces to improve the practice of toothbrushing and promotes dental/oral hygiene among school-aged students. This study aimed to know the effect of the toothbrushing simulation method with bass technique on the dental and oral hygiene practice in Pulo Lor III Elementary School. Methods: This was a pre-experimental study with one group pretest-posttest design. The study population was 49 students aged between 7 to 10 years old in Pulo Lor III Elementary School. Thirty students selected for the study by the purposive sampling technique. The independent variable was the toothbrushing method with the bass technique, while the dependent variable was dental and oral hygiene. An observation sheet and OHI-S questionnaire were employed to collect the study data. The Wilcoxon signed-rank test used to analyze the study data collected. Results: The result revealed after the implementation of the bass technique, the number of participants with poor practice of dental and oral hygiene was increasing by a total of 0 (0%), followed by good and moderate practice of oral hygiene with a percentage of 13 (43.3%) and 17 (56.7%), respectively (p=0.000). The dental and oral hygiene observed after and before the implementation of the bass technique was also significant, with the value of p of 0.000. Conclusion: Toothbrushing with bass technique significantly affected the dental and oral hygiene among students aged between 7 to 10 years old in Pulo Lor III Elementary School, Jombang District.
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KEPERAWATAN JIWA PADA PECANDU NAPZA DI PUSAT REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KARESIDENAN KEDIRI Iva Milia Hani Rahmawati; Retty Ratnawati; Septi Dewi Rachmawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.074 KB)

Abstract

Kasus penyalahgunaan zat yang dialami oleh masyarakat mengalami peningkatan tiap tahunnya khususnya pada dewasa dan remaja. Penyalahgunaan zat dapat menimbulkan perasaan gelisah, cemas, depresi, dan bahkan gangguan kejiwaan. Perawat memiliki peran untuk rehabilitasi dalam bentuk asuhan keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam memberikan layanan keperawatan jiwa pada pecandu NAPZA dipusat rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi intepretif. Wawancara mendalam dengan mengunakan pertanyaan semiterstruktur yang melibatkan 6 orang perawat yang bekerja di Badan Narkotika Nasional Kabupaten. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan analisis data tematik berdasarkan pendekatan Braun & Clarke. Penelitian ini menghasilkan 6 tema yaitu kompleksitas peran, dominan menjadi perantara dan observer, kolaborasi dalam pemberian layanan tidak optimal dari berbagai profesi, dinamika respon emosi, pencetus ketidakberhasilan layanan, dan kebutuhan akan keilmuan, skill dan realisasi perijinan. Keseluruhan partisipan menunjukkan bahwa kompleksitas peran yang dialami perawat dalam bekerja sebagai perawat di Badan Narkotika Nasional Kabupaten menjadi pencetus layanan tidak optimal bagi pecandu NAPZA. Menjadi perantara dan sebagai observer tidak cukup digunakan perawat dalam berkolaborasi dengan tim dari profesi lain untuk menyelenggarakan layanan yang optimal sehingga disarankan kepada perawat untuk meningkatkan keilmuan, skill dan merealisasikan perijinan klinik untuk pengembangan layanan yang lebih maksimal.Kata Kunci : Pengalaman perawat, layanan keperawatan jiwa, pecandu NAPZA
KEBIASAAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK KELAS 5-6 DI SEKOLAH DASAR Inayatur Rosyidah; Iva Milia Hani Rahmawati; Ucik Indrawati
Journal of Nursing and Health Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v8i2.254

Abstract

Pendahuluan kebiasaan tidak sarapan pada anak–anak akan menyebabkan badan menjadi lemas, mengantuk, sulit menerima pelajaran, sulit berkonsentrasiturunnya gairah belajar dan kemampuan merespon. Tujuan penelitian untuk Menganalisis hubungan kebiasaan sarapan dengan konsentrasi belajar anak kelas 5–6 di SDNCandi Mulyo Jombang. Metode penelitian ini menggunakan analitik cross sectional, penelitian ini dilakukan di SDN SDN Candi Mulyo Jombang, populasinya yaitu semua anak kelas 5-6 SDN Candi Mulyo Jombang sejumlah 50 anak, sampel pada penelitian ini 44 responden dengan menggunakan cluster random sampling. Alat ukur yaitu kuesioner dan dianalisis menggunakan korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden sebagian besar yaitu 24 responden (54,5%) memiliki kebiasaan sarapan yang negatif. Sedangkan konsentrasi belajar bahwa dari 44 responden hampir setengah responden mempunyai konsentrasi sangat kurang yaitu 16 orang (36,4%). Tabulasi silang menunjukkan hampir setengahnya yaitu 12 responden (27,3%) memiliki kebiasaan sarapan yang negatif dan konsentrasi sangat kurang. Kesimpulan ada hubungan kebiasaan sarapan terhadap konsentrasi belajar anak di SDN Candi Mulyo Kabupaten Jombang.
PENGARUH PEMBERIAN TEH HIJAU TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA AWAL (46-55) TAHUN (Di Dusun Ngudirejo Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) Ni Made Sinta Novi Astari; Marxis Udaya; Iva Milia Hani Rahmawati
Jurnal Insan Cendekia Vol 5 No 2, Septemb (2018): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lemak yang berlebihan atau hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penyakit jantung koroner yang banyak terjadi pada lansia awal. Salah satu pengobatan non farmakologi untuk mengurangi kadar kolesterol yaitu dengan teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan kadar kolesterol pada lansia awal (46-55) tahun di Dusun Ngudirejo Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Desain penelitian pra eskperimen dengan one group pre test-post test design. Jumlah sampel sebanyak 10 orang menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi pengukuran kadar kolesterol sebelum dan sesudah pemberian teh hijau dilanjutkan analisa data menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 10 responden sebagian besar memiliki kadar kolesterol cukup (200-239 mg/dL) sebanyak 6 orang (60 %) dan nilai p= 0,002 < 0,05, terdapat pengaruh pemberian teh hijau terhadap kadar kolesterol pada lansia awal. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan kadar kolesterol pada lansia awal (46-55) tahun.
HUBUNGAN PERSEPSI VISUAL GAMBAR KESEHATAN PADA KEMASAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA (Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Dwija Bhakti 1 Jombang Kelas X Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan) Yusup Robiansyah; Marxis Udaya; Iva Milia Hani Rahmawati
Jurnal Insan Cendekia Vol 5 No 1, Maret (2018): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebiasaan merokok menjadi salah satu permasalahan yang dialami remaja. Kapan saja dan dimana saja kita sering menjumpai remaja yang merokok. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan persepsi visual gambar kesehatan pada kemasan rokok dengan perilaku merokok remaja di SMK Dwija Bhakti 1 Jombang Kelas X Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Desain penelitian analitik survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SMK Dwija Bhakti 1 Jombang kelas X program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang merokok dengan jumlah 34 siswa dan jumlah sampel sebanyak 31 siswa yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independen persepsi visual dan variabel dependen perilaku merokok remaja. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner, pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating, analisa data dengan uji statistik spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar memiliki persepsi yang negatif sebanyak 18 siswa (58,1%) dan sebagian besar responden memiliki perilaku merokok ringan sebanyak 21 siswa (67,7%). Nilai p = 0,03 < α 0,05 yang berarti H1 diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan persepsi visual gambar kesehatan pada kemasan rokok dengan perilaku merokok remaja
Kemampuan Keluarga Merawat Anak yang Telah Mengalami Pelecehan Seksual (Post Sexual Abuse) Iva Milia Hani Rahmawati; Inayatur Rosyidah
Jurnal Insan Cendekia Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v8i2.931

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Kejadian pelecehan seksual sulit dideteksi. Pelecehan seksual ini oleh korban dan keluarga masih dirahasiakan karena dianggap sebagai aib keluarga. Selain malu keluarga juga tidak mengetahui bagaimana cara merawat anak yang telah mengalami pelecehan seksual. Kejadian pelecehan seksual paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja sebagai korban atau yang sering disebut Child sexual abuse. Tujuan : Tujuan Penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan keluarga merawat anak yang telah mengalami pelecehan seksual (post sexual abuse) di Wilayah Kerja Women Crisis Center (WCC) Jombang. Metode : Desain penelitian Deskriptif Analitik, yaitu suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul. Populasi adalah keluarga yang mempunyai anak yang telah mengalami pelecehan seksual sejumlah 133 orang, sampel sejumlah 100 orang dengan teknik simple random sampling. alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Pengelolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating, dan analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil : kemampuan keluarga merawat anak yang telah mengalami pelecehan seksual (post sexual abuse) di Wilayah Kerja Women’s Crisis Center Jombang adalah kurang. Kesimpulan : kemampuan keluarga merawat anak yang telah mengalami pelecehan seksual adalah kurang. ABSTRACT Introduction: Incidents of sexual harassment are difficult to detect. This sexual harassment by the victim and family is still kept secret because it is considered a family disgrace. Apart from being embarrassed, the family also doesn't know how to take care of a child who has been sexually abused. Most cases of sexual harassment occur in children and adolescents as victims or what is often called Child sexual abuse. Objective: The aim of the study was to describe the ability of families to care for children who have experienced post-sexual abuse in the Jombang Women Crisis Center (WCC) Work Area. Method: Analytical Descriptive research design, which is a method that serves to describe or provide an overview of the object under study through data or samples that have been collected. The population is families who have children who have experienced sexual harassment as many as 133 people, a sample of 100 people with a simple random sampling technique. the measuring instrument used is a questionnaire. Data processing by editing, coding, scoring, tabulating, and data analysis using the Wilcoxon Test. Results: the ability of families to care for children who have experienced post-sexual abuse in the Jombang Women's Crisis Center Working Area is less. Conclusion: the ability of families to care for children who have experienced sexual abuse is less.