Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Risk Factors for Breast Cancer: Hormonal Contraception Yuniastini, Yuniastini; Murhan, Al; Purwati, Purwati; Pratiwi, Mutia Diah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S1 (2022): Suplement 1
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.724 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS1.1307

Abstract

By the end of 2020, there were 7.8 million living women, who were diagnosed with breast cancer in the last 5 years, and it makes breast cancer as the most common cancer in women in the world. There are many breast cancer risk factors, and hormonal contraception is one of them.  The purpose of this research is to analyze risk factors for breast cancers, which are associated with the duration of contraceptive use. Its benefits are to evaluate the usage of hormonal contraception and to get the data used by the government in order to make health policy in preventing breast cancer. This observational research used case control for its study design. There were 150 women, as samples involved in the research, who were suffering from breast cancers and were registered as patients at Abdul Moeloek General Hospital and Jenderal Ahmad Yani Hospital, and other 150 women who had never been diagnosed with breast cancer.  Data were collected by having a direct and telephone interview. The result showed that the number of breast cancer patients who used hormonal contraception was higher than those who use non-hormonal contraception (ratio 55%: 36%). The number of breast cancer patients who used hormonal contraception for 5 years or more was higher than those who used hormonal contraception for less than 5 years (ratio 63% : 29%). Logistic regression analysis showed that there were no associated impacts on the usage of hormonal contraception (p=0,406). There were associated impacts on the duration of hormonal contraception with breast cancers (p=0,00).In conclusion, hormonal contraceptive use increased the risk of breast cancers, and further discussion and individual riskbenefit analysis were needed to be conducted for hormonal contraception users. Abstrack: Hingga akhir tahun 2020,ada 7,8 juta wanita hidup yang didiagnosis kanker payudara dalam 5 tahun terakhir, sehingga menjadikannya sebagai  kanker paling umumdi dunia. Salah satu faktor resiko kanker payudara adalah kontrasepsi hormonal. Tujuan penelitian ini, menganalisis faktor resiko kanker payudara yang berhubungan dengan penggunaan serta lama penggunaan kontrasepsi hormonal. Manfaat penelitian yakni mengevaluasi penggunaan KB hormonal, serta mendapatkan data yang dapat digunakan pemerintah untuk membuat kebijakan kesehatan dalam pencegahan kanker payudara. Jenis penelitian observasi. Desain case control.  Jumlah sampel sebanyak 150 wanita penderita kanker payudara yang terdaftar di RSAM dan RSAY Metro tahun 2019 serta 150 wanita tidak pernah menderita kanker payudara. Teknik pengumpulan data dokumentasi dan wawancara langsung atau pertelepon. Hasil yang didapat, penderita kanker payudara lebih banyak yang menggunakan kontrasepsi hormonal dibandingkan non hormonal (rasio 55%: 36%). Penderita kanker payudara lebih banyak yang menggunakan kontrasepsi hormonal (lebih dari 5 tahun) dibandingkan (kurang dari 5 tahun) (rasio 63%: 29%). Hasil uji regresi logistik, tidak ada pengaruh penggunaan KB hormonal (p=0,406). Ada pengaruh lama pemakaian KB hormonal terhadap kejadian kanker payudara (p=0,00,).  Kesimpulan, lama penggunaan kontrasepsi hormonal diindikasikan meningkatkan risiko kanker payudara, sehingga untuk pencegahan kanker payudara, perludilakukan diskusi dan analisis risiko-manfaat secara individual bagi pengguna kontrasepsi hormonal.
RINTISAN PROGRAM POSYANDU PRIMA DI KAMPUNG NOTOHARJO KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Yuniastini, Yuniastini; Fithri, Yulida; Mulyono, Rifai Agung; S, Suryani Catur
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15159

Abstract

Inovasi layanan posyandu sesuai dengan transformasi layanan kesehatan primer melahirkan wadah baru yang dikenal dengan Posyandu Prima. Layanan kesehatan posyandu prima menjangkau semua masyarakat karena setiap fase kehidupan selalu ada permasalahan kesehatan tersendiri. Mewujudkan posyandu prima membutuhkan persiapan yang tidak mudah karena melibatkan pembiayaan tinggi, SDM dan kerjasama lintas sektor. Namun selalu ada jalan untuk mewujudkan hal baik. Untuk menyiasatinya Pengabdian Masyarakat Dosen Poltekkes Tanjungkarang difokuskan pada persiapan yang dapat dilakukan sejak dini yaitu mempersiapkan SDM kader. Rintisan Posyandu Prima di Desa Notoharjo mulai berjalan dengan membekali dan menyiapkan kader terlebih dahulu. Metode kegiatan dimulai dengan advokasi, sosialisasi, pelatihan posyandu prima untuk kader, praktik kunjungan rumah, penguatan keterampilan kunjungan rumah dan survey kesehatan masyarakat. Hasilnya diperoleh responden usia produktif sebanyak 95 orang. Kesehatan masyarakat Desa Notoharjo termasuk dalam keadaan baik. Masalah kesehatan usia produktif yang muncul adalah kebiasaan merokok (37,9%) hipertensi (4,2%) dan gangguan penglihatan (9,5%), Ini masih menjadi fenomena karena sebagian besar warga tidak tahu keadaan kesehatan dirinya sendiri karena minimnya pemeriksaan/deteksi dini penyakit. Kata Kunci: Posyandu prima, rintisan 
Mengontrol Kecemasan dengan Dukungan Spiritual Prasetyo, Roni; Sulastri, Sulastri; Yuniastini, Yuniastini; Amperaningsih, Yuliati; Purwati, Purwati
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 8, No 2 (2023): Desember
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v8i2.529

Abstract

Pembedahan merupakan ancaman potensial atau aktual terhadap integritas seseorang yang dapat menimbulkan reaksi stres fisiologis dan psikologis, dan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Kecemasan merupakan keluhan yang umum dialami oleh individu yang akan menghadapi operasi. Respon emosional yang dialami akibat rasa takut disebabkan oleh paparan fisik atau psikologis terhadap situasi yang mengancam seperti pembedahan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dukungan Spiritual terhadap tingkat kecemasan pasien saat menghadapi operasi dan mendeskripsikan respon kecemasan pasien pra operasi sebelum dan sesudah diberikan terapi Dukungan Spiritual. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian berjumlah 32 responden yang mengalami kecemasan saat menghadapi operasi. Variabel penelitiannya adalah kecemasan pre operasi sebelum dan sesudah diberikan dukungan spiritual. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZS-RAS) dan dianalisis secara statistik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil rata-rata yang diperoleh adalah tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi Dukungan Spiritual sebesar 46,03 dengan standar deviasi sebesar 4,381, sedangkan nilai rata-rata pengukuran kecemasan setelah diberikan terapi Dukungan Spiritual sebesar 40,78 dengan standar deviasi sebesar 3,850. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank diperoleh nilai p value sebesar 0,000. Pembedahan adalah situasi yang mengancam secara fisik dan psikologis. Respon yang umum dialami adalah kecemasan. Terapi yang efektif dapat dilakukan yaitu dukungan spiritual. Seseorang akan merasa tenang dengan berserah diri kepada sang pencipta.
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI GIZI DAN SUMBER PANGAN LOKAL UNTUK PENCEGAHAN STUNTING DI KAMPUNG NOTOHARJO KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Yuniastini, Yuniastini; Yulida Fithri; Rifai Agung Mulyono; Suryani Catur S
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 9: Februari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pregnant women's knowledge about nutritional needs during pregnancy is very important to improve maternal and fetal health and prevent stunting. This will be even more meaningful if it is complemented by the mother's skills in utilizing local food sources as an affordable nutritional solution. Therefore, combining activities to educate mothers while providing direct practice is a good choice and suits the needs of pregnant women. This is the background to the community service activities of lecturers and students at the Tanjungkarang Health Polytechnic in Notoharjo village, Trimurjo district, Central Lampung. This activity involves direct practice in the form of introducing local food sources, using the KIA Book as a source of knowledge, and making soy milk as an alternative source of protein. The results of the activity showed an increase in pregnant women's understanding of daily nutritional needs and skills in practicing nutritional knowledge. This activity shows that community-based education involving local food sources has the potential to increase pregnant women's awareness of the importance of balanced and affordable nutrition to prevent stunting
Deteksi dini status kesehatan balita dan status kesehatan ibu balita resiko stunting pada anak balita Yunani, Yunani; Yuniastini, Yuniastini; Purwati, Purwati; Sulastri, Sulastri
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 4 No. 5 (2025): June Edition 2025
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v4i5.1066

Abstract

  Background: Stunting is a form of growth failure in a child, where the child's height is lower than other children of the same age. The Asian Development Bank reported that the prevalence of stunting in toddlers in Indonesia is the second highest in Southeast Asia. The prevalence reached 31.8% in 2020. According to the Indonesian Nutritional Status Study (SSGI, 2021), 1 in 4 Indonesian children experience stunting, approximately 5 million Indonesian children experience stunting. Meanwhile, in 2021 the stunting rate reached 24%. Indonesia targets the stunting rate to drop to 14% by 2024. Purpose: To determine the distribution of stunting risk factors in toddlers. Method: The design of this study is a quantitative research design with a survey design. The population and sample are all toddlers in Noto Harjo sub-district, totaling 224 people and a sample of 112. Data collection techniques are observation (height measurement), interviews with toddlers' parents, and documentation studies (KIA Book). Data analysis is descriptive. Results: The results of this study showed that the number of stunting was 21.4%. This data is almost the same as the prevalence of stunting in Indonesia, which is 21.6%. While the target to be achieved by the government is 14%. For this reason, various joint efforts are needed to achieve the targets that have been set. Conclusion: Based on the results of research and statistical test results, the prevalence of stunting in toddlers in Notoharjo Village reached 21.4%. These results show a figure that is almost comparable to the national stunting prevalence in Indonesia, which is 21.6%, this figure is still far above the target set by the government, which is 14% in 2024. This emphasizes the need for more intensive efforts in handling stunting, including nutritional interventions, increasing public awareness, and more effective policy support. With collaboration between various parties, it is hoped that the target of reducing stunting can be achieved, so that children in Indonesia can grow healthily and optimally.
Perbedaan Kesiapan Belajar Mandiri Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan 2021 Dan 2024 Nazwa, Syifa Salmatun; Anggraini, Marisa; Yuniastini, Yuniastini; Farich, Ahmad
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.19948

Abstract

Belajar mandiri atau dikenal dengan Self-Directed Learning (SDL) merupakan suatu proses yang melibatkan inisiatif individu untuk belajar secara aktif, tanpa tergantung pada arahan dari pihak lain. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan kesiapan belajar mandiri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2021 dan 2024. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2024 sampai dengan Januari 2025. Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah 253. Yang terdiri dari 126 mahasiswa angkatan 2021 dan 127 mahasiswa angkatan 2024 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Sampel yang digunakan sebanyak 77 mahasiswa untuk setiap angkatan. Pengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner SDLRS dan analisis menggunakan uji T-test independent. Hasil uji statistik menunjukan asymp.sig<0,5 dengan skor rerata SDLRS pada mahasiswa angkatan 2021 66,00 dan pada mahasiswa angkatan 2024 63,16. Kesimpulan terdapat perbedaan kesiapan belajar mandiri pada mahasiswa angkatan 2021 dan 2024.
Hubungan Indeks Massa Tubuh Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Retinopati Diabetik Di Rumah Sakit Bintang Amin Andriawan, Kadek; Prasetia, Toni; Yuniastini, Yuniastini; Mihardja, Laurentia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 9 (2025): Volume 12 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i9.20363

Abstract

Retinopati diabetik (RD) adalah Penyakit penyerta mikrovaskular umumnya ditemukan di penderita diabetes tipe 2 (DMT2) dan menjadi faktor pemicu utama hilangnya kemampuan melihat yang sebenarnya bisa dihindari. Peningkatan kejadian RD di Indonesia berbanding lurus dengan meningkatnya prevalensi DMT2. Salah satu faktor risiko penting dalam terjadinya penyakit penyerta tersebut adalah indeks massa tubuh (BMI). Studi ini dirancang untuk menganalisis korelasi antara BMI dengan penyakit penyerta retinopati diabetik pada pasien DMT2 Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan analisis statistik berbasis cross-sectional yang dilaksanakan di Rumah Sakit Bintang Amin. Sampel terdiri dari 106 pasien DMT2 dengan komplikasi RD yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Dianalisis dengan uji chi-square dan tingkat signifikansi 5%. Hasil studi menunjukkan bahwa pasien didominasi oleh usia >55 tahun (67,9%), laki-laki (54,7%), dan memiliki BMI normal (43,4%). Penyakit penyerta retinopati diabetik yang paling umum adalah tahap proliferatif (PDR) sebesar 52,8%. Ditemukan bahwa pasien kegemukan yang tidak sehat dan obesitas tingkat lanjut memiliki tingkat insiden PDR yang lebih tinggi daripada NPDR, yaitu 81,2% pada pasien kelebihan berat badan dan 66,7% pada pasien obesitas. Hasil tes statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara komplikasi BMI dan RD (p = 0,015). Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan BMI berkontribusi pada tingkat keparahan retinopati diabetik pada pasien DMT2.