Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

GAMBARAN KEJADIAN ASFIKSIA DENGAN LILITAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI UPTD PUSKESMAS LAMURUKUNG TAHUN 2017 Mustar
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 14 No. 2 (2019): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lilitan tali pusat dapat menyebabkan asfiksia dimana asfiksia pada Bayi Baru lahir merupakan masalah yang penting karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Lilitan tali pusat ini sendiri dapat mengakibatkan suatu kejadian fatal yaitu kematian bayi, karena puntiran tali pusat yang berulang-ulang ke satu arah tersebut mengakibatkan atus darah dari ibu ke janin tersumbat total. Tujuan : Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Asfiksia dengan Lilitan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir . Metode : Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan data sekunder UPTD Puskesmas Lamurukung. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UPTD Puskesmas Lamurukung dengan data sekunder pada tahun 2017 mengenai gambaran kejadian asfiksia dengan lilitan tali pusat di UPTD Puskesmas Lamurukung dengan variabel umur ibu, paritas dan umur kehamilan dapat disimpulkan bahwa dari 26 bayi yang mengalami asfiksia terdapat 12 bayi asfiksia karena lilitan tali pusat. Karakteristik responden kejadian asfiksia dengan lilitan tali pusat paling banyak pada kelompok umur dibawah 20 tahun yaitu sebesar 41,7% dan umur 20-35 tahun sebesar 41,7%, variabel paritas terbanyak pada persalinan primipara yaitu sebesar 50% dan variabel umur kehamilan terbesar yaitu bayi prematur sebesar 66,7%. Kesimpulan : Dari 26 bayi yang mengalami asfiksia 12 bayi (46,2%) disebabkan oleh lilitan tali pusat.
Implementasi Kurikulum Internasional Baccalaureate Pada Tingkat PYP Sebagai Kurikulum Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Uluum, Dina Chabib; Hikmatuddiniah; Musli; Mustar; Prihartini, Yogia
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/japendi.v6i4.7650

Abstract

Penelitian ini mengkaji implementasi kurikulum International Baccalaureate (IB) Primary Years Programme (PYP) dalam konteks pembelajaran bahasa Arab. Mengingat pembelajaran bahasa Arab menghadapi tantangan dalam hal relevansi dan keterlibatan siswa, penelitian ini menyoroti bagaimana pendekatan transdisipliner dan berbasis inkuiri dari IB PYP menawarkan solusi inovatif yang selaras dengan tuntutan pendidikan global. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana prinsip-prinsip IB dapat meningkatkan pengajaran bahasa Arab dengan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemahaman lintas budaya. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui studi pustaka, penelitian ini mensintesis berbagai sumber ilmiah untuk memberikan gambaran sistematis dan analitis tentang penerapan IB PYP dalam pembelajaran bahasa Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan IB PYP, ketika diintegrasikan dalam pengajaran bahasa Arab, memperkaya keterlibatan siswa dan apresiasi budaya, serta secara signifikan meningkatkan kompetensi berbahasa melalui pembelajaran berbasis proyek, inkuiri kolaboratif, dan integrasi teknologi. Temuan ini menunjukkan efektivitas program dalam mengaitkan pembelajaran bahasa dengan keterampilan global. Namun demikian, masih terdapat tantangan dalam kesiapan guru, pengembangan kurikulum, dan dukungan institusional. Penelitian ini menyarankan adanya studi empiris lanjutan untuk mengevaluasi hasil implementasi di berbagai konteks pendidikan. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi para pendidik dan pembuat kebijakan yang ingin menyelaraskan pendidikan bahasa Arab dengan standar internasional, sambil tetap menjaga relevansi budaya dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
The Urgency of Legal Pluralism in Addressing Early Marriage in Indonesia Pertiwi, Endah Mustika; Surya Sukti; Mustar
Medina-te : Jurnal Studi Islam Vol 21 No 1 (2025): Medina-Te: Jurnal Studi Islam
Publisher : Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/medinate.v21i1.27710

Abstract

Legal pluralism lives in the midst of Indonesian society to this day, this condition is because Indonesian society still upholds customary norms and religious norms. This diversity has an impact on the benchmark for a person's maturity to enter into marriage. Each region has a different interpretation of the age and conditions for marriage. This research aims to see the urgency of legal pluralism to address the phenomenon of early marriage that still occurs due to various aspects of life. This research uses normative juridical method, which is a research method of principles and theories with data obtained from various data in the form of books, journals, documents, and relevant information to support the scientificity of this research. The results of this study are, 1) The high rate of early marriage is caused by hereditary conditions, low education, passive parents, and the influence of the local environment. 2) The urgency of legal pluralism is very important to address this phenomenon, because Indonesia is filled with three pillars of law, custom, religion, and law. In order to reach an agreement, legal pluralism is enforced.
Bridging Traditional Language Pedagogy and AI: Lessons from Arabic Language Programs in Indonesia Mustar; Raswan; Chabib Uluum, Dina; Tamami, Keysa; Bin Mohamad, Muhammad Ramdhan
Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jba.v9i2.13708

Abstract

This article examines the integration of traditional pedagogical approaches in Arabic language teaching with emerging artificial intelligence (AI) technologies within Islamic higher education institutions in Indonesia. The study was conducted at two state Islamic universities using a descriptive qualitative approach, with lecturers serving as the primary participants. The findings revealed that conventional learning methods, such as nahwu-sharf and qirā’ah al-kutub, remained the core instructional foundation. However, an increasing number of lecturers had begun incorporating AI-based tools, including chatbots, speech-recognition applications, and adaptive online learning platforms. Overall, lecturers perceived AI as a supportive complement rather than a substitute, one that could enhance students’ learning experiences. At the same time, concerns persisted regarding the accuracy of AI-generated content and its alignment with Islamic values. This study highlights the need for an integrative instructional model that leverages the strengths of classical methods while harnessing AI’s potential to create contextual, moderate, and responsive learning experiences suited to contemporary educational demands. With adequate policy support and ongoing lecturer capacity building, the synergy between traditional pedagogy and AI is expected to accelerate the transformation of Arabic language education in Islamic higher education settings.