Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Menghitung Luas dan Keliling Menggunakan Model STAD Kelas IV SD Muhammadiyah Ambarbinangun Angrian, Icsan; Rigianti, Henry Aditia
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.12464

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika menghitung luas dan keliling dengan model STAD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Pada penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan dimulai perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan belajar matematika menghitung luas dan keliling peserta didik mengalami peningkatan setelah diterapkan model STAD. Peningkatan terlihat dari hasil post-test serta pencapaian KKM peserta didik yang meningkat di atas 80%. Pembelajaran dengan model STAD mampu memotivasi peserta didik dan memberikan kesempatan berdiskusi dalam kelompok. Kerjasama antar anggota kelompok membantu peserta didik yang kesulitan. Model ini ternyata dapat untuk meningkatkan prestasi belajar dan keterampilan sosial peserta didik dalam matematika khususnya menghitung luas dan keliling. Kata Kunci: Model STAD, Kemampuan Belajar Abstract The aim of this research is to improve the ability to learn mathematics to calculate area and perimeter using the STAD model. This research uses a classroom action research method with two cycles. This research consists of 2 cyclus starting with planning, action, observation and reflection. The results of the research show that students' ability to learn mathematics to calculate area and perimeter has increased after implementing the STAD model. The improvement can be seen from the post-test results and the students' KKM achievement which increased above 80%. Learning with the STAD model is able to motivate students and provide opportunities for discussion in groups. Collaboration between group members helps students who are having difficulty. This model turns out to be able to improve students' learning achievement and social skills in mathematics, especially calculating area and perimeter. Keywords: STAD Model, Learning Ability
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Melalui Metode Pembelajaran Inquiri Mata Pelajaran IPAS Kelas V SDN 2 Padokan Kasihan Permadi, Dimas Arya; Rigianti, Henry Aditia
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.13673

Abstract

Tujuan dari proyek ini adalah untuk menciptakan metodologi penelitian yang akan meningkatkan peserta didik kelas V untuk berpikir lebih kritis tentang topik IPS dengan menggunakan kualitas cahaya. Penelitian akan dilaksanakan di SDN 2 Padokan, Kasihan Bantul, selama tahun ajaran 2023–2024. Penelitian Tindakan Kelas adalah metode yang digunakan dalam penyelidikan ini. Fase perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi semuanya termasuk dalam model Kemmis dan McTaggart, yang akan berfungsi sebagai dasar untuk desain penelitian. Alat pengumpulan data meliputi panduan observasi dan penilaian kemampuan berpikir kritis. Analisis data kualitatif dan kuantitatif adalah metode yang digunakan peneliti untuk analisis data. Temuan penelitian ini menunjukkan bagaimana menerapkan teknik penelitian inkuiri dapat membantu peserta didik menjadi pemikir kritis yang lebih mahir. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata tahap awal sebesar 57,57 untuk kemampuan berpikir kritis peserta didik. Rata-rata nilai berpikir kritis peserta didik meningkat sebesar 10,93% menjadi 68,5 ketika metode pembelajaran inkuiri diterapkan pada Siklus I. Selanjutnya, dengan mengasah teknik bertanya guru dan membina lingkungan yang menarik secara kognitif, tahap mengajukan pertanyaan mengenai konten ditingkatkan. Pada Siklus II, skor berpikir peserta didik meningkat sebesar 76,57, atau 8,07%, menempatkan mereka dalam kelompok yang baik.