Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MEMBANGUN KONSEP BERPIKIR MATEMATIKA SEDERHANA PADA SISWA SMA BUKIT ASAM TANJUNG ENIM Rahardi, Rustanto; Eni Lestari, Trianingsih; Hasanah, Dahliatul; Hidayah, Indriati Nurul; Slamet, Slamet
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 06 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tim Satuan Penyelenggara Kerjasama sebagai pengelola manajemen sekolah memandang penting untuk melakukan kerjasama dengan institusi luar guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) baik bagi siswanya ataupun guru sebagai tenaga pendidik yang dimiliki sekolah. Kerjasama Deperatemen Matematika FMIPA UM dengan SMA Bukit Asam Tanjung Enim menunjukkan manfaat yang sangat positif. Siswa SMA Bukit Asam Tanjung Enim memperoleh pengetahuan berharga matematika yang bermakna dan menyenangkan karena diberikan pendekatan konsep berpikir secara nalar dan logis. Mereka juga mendapat wawasan materi perkuliahan untuk memotivasi melanjutkan kuliah di perguruan tinggi khususnya di Departemen Matematika FMIPA UM. Manfaat bagi para guru diantaranya dapat menindaklanjuti kerjasama dalam bentuk Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) untuk meningkatkan keprofesionalan mereka.
Pengembangan LKPD Berbasis Kooperatif Tipe Make A Match untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Majas Metafora Kelas IV Sekolah Dasar Vijay, Mohamad; Hidayah, Indriati Nurul; Harsadi, Dolfi
Journal of Language Literature and Arts Vol. 4 No. 12 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v4i122024p1220-1228

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa kebutuhan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada materi majas metafora di kelas IV SD, sebagaimana diidentifikasi melalui hasil observasi dan wawancara di SDN Kauman 2 Malang. Pertama, tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih tergolong rendah, yang berdampak pada kurang optimalnya proses belajar. Kedua, kurangnya penggunaan LKPD yang inovatif dinilai menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk LKPD berbasis kooperatif tipe Make a Match untuk pembelajaran Bahasa Indonesia, materi majas metafora, yang tidak hanya valid berdasarkan validasi ahli, tetapi juga praktis berdasarkan respons guru dan siswa. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation), yang melibatkan berbagai tahap sistematis untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, angket, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKPD memiliki tingkat kevalidan yang tinggi berdasarkan hasil validasi ahli sebesar 88,37 persen, serta tingkat kepraktisan yang sangat baik berdasarkan angket respons guru sebesar 87,5 persen dan respons siswa sebesar 95,39 persen. Berdasarkan hasil tersebut, produk yang dikembangkan dikategorikan valid tanpa revisi signifikan dan sangat praktis untuk digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, LKPD berbasis kooperatif tipe Make a Match ini diharapkan dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman mereka terhadap materi majas metafora, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD.
Kesalahan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal AKM pada Level Kognitif Reasoning Berdasarkan Teori Newman Ashiddiqi, Hasbi; Sukoriyanto, Sukoriyanto; Hidayah, Indriati Nurul
FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Vol 10, No 2 (2024): FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/fbc.10.2.247-260

Abstract

Dalam menyelesaikan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) numerasi, peserta didik masih melakukan kesalahan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik ketika menyelesaikan soal AKM pada level kognitif reasoning berdasarkan teori Newman. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dari penelitian ini berjumlah 5 peserta didik kelas VIII D di salah satu SMP yang ada di Banyuwangi. Pemilihan 5 peserta didik dipilih berdasarkan pertimbangan hasil pengerjaannya dalam menyelesaikan soal AKM pada level kognitif reasoning yang lengkap dan mengalami kesalahan (purposive sampling). Data pada penelitian ini didapatkan dari hasil analisis kesalahan pengerjaan peserta didik dan hasil wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif sesuai dengan indikator kesalahan teori Newman yang terdiri dari kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban akhir. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa 5 peserta didik melakukan kesalahan sesuai dengan indikator kesalahan teori Newman, yaitu sebanyak 2 peserta didik melakukan kesalahan dalam membaca dan memahami soal, 1 peserta didik melakukan kesalahan transformasi, 1 peserta didik melakukan kesalahan keterampilan proses, dan 2 peserta didik melakukan kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Penyebab peserta didik melakukan kesalahan dikarenakan kurang teliti, lupa, tidak fokus, waktu yang singkat, dan kurang terbiasa mengerjakan soal berjenis AKM.
KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SD MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI BERBASIS SMALL GROUP DISCUSSION Aini, Anniswatul Lathiifah; Vijay, Mohamad; Hidayah, Indriati Nurul; Harsadi, Dolfi
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada siswa kelas II di SDN Kauman 2 Malang, ditemukan kasus bahwa siswa belum bisa menulis cerita dalam bentuk paragraf sederhana. Beberapa siswa hanya mampu menulis dalam bentuk satu atau dua kalimat singkat, penggunaan huruf kapital dan tanda baca masih kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis cerita siswa Kelas II SD melalui pembelajaran berdiferensiasi berbasis Small Group Discussion. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan menganalisis secara deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu, observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil analisis tulisan setiap kelompok menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi berbasis small group discussion memiliki peran yang siginifikan terhadap perkembangan keterampilan menulis siswa kelas II. Ditunjukkan dari terpenuhinya sebagian besar unsur penilaian keterampilan menulis siswa seperti alur cerita mudah dipahami, isi paragraf saling berkaitan, dapat menyusun kalimat dengan kompleks dan pemotongan kalimat tepat, serta mampu menggunakan tanda baca sesuai dengan kebutuhan kalimat yang dipakai
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN STATION ROTATION PADA PEMBELAJARAN IPA DAN DAMPAKNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK Iriani, Ayu; Hidayah, Indriati Nurul
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minimnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA adalah tantangan yang harus diatasi. Strategi pembelajaran yang efektif, seperti station rotation, dapat mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SMPN 6 Malang dengan menggunakan metode station rotation. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan metode campuran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 6 Malang yang berjumlah 31 orang. Metode station rotation digunakan sebagai intervensi pembelajaran. Data dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa dan wawancara. Hasil analisis data menunjukkan persentase aktivitas belajar siswa sebagai berikut: Visual activities 87%, Oral activities 80%, Writing Activities 87%, Listening Activities 93%, Motor Activities 100%, Drawing Activities 90%, Emotional Activities 87%, dan Mental Activities 87%. Hasil ini telah memenuhi indikator aktivitas belajar siswa yang ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi station rotation melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPA. Dengan penerapan metode ini, siswa cenderung lebih aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran seperti percobaan, pengamatan, diskusi, dan analisis data
Students' Intuitiveness in Solving Mathematical Analogy Problems Yahdillah, Nawal; Nusantara, Toto; Hidayah, Indriati Nurul
PRISMA Vol 14, No 1 (2025): PRISMA
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jp.v14i1.4484

Abstract

This study aims to describe students' intuition in solving mathematical analogy problems, which is an essential aspect of analogical reasoning in 21st-century education. The research employed a descriptive qualitative approach. The population in this study was high school students from East Java, with the research subjects comprising students from SMAN 1 Ngoro Mojokerto and SMA Katolik St. Albertus Malang. A total of 31 students participated as samples. Data were collected using an analogy problem related to the system of equations with three variables and a validated interview guideline. The data were analyzed qualitatively by categorizing student responses and identifying intuition characteristics. The results showed that 16 out of 31 students used intuition in solving analogy problems. Their intuition was classified into two main categories: (1) catalytic inference and common sense, shown by 3 students who gave quick and concise answers using prior knowledge, and (2) the power of synthesis and common sense, found in 13 students who gave more elaborate answers based on their understanding and experience. The findings highlight the significant role of intuition in mathematical learning and suggest the need for instructional strategies that support intuitive reasoning.
Characteristics of students’ abductive reasoning in solving algebra problems Hidayah, Indriati Nurul; Sa’dijah, Cholis; Subanji; Sudirman
Journal on Mathematics Education Vol. 11 No. 3 (2020): Journal on Mathematics Education
Publisher : Universitas Sriwijaya in collaboration with Indonesian Mathematical Society (IndoMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

When students solve an algebra problem, students try to deduce the facts in the problem. This step is imperative, students can draw conclusions from the facts and devise a plan to solve the problem. Drawing conclusions from facts is called reasoning. Some kinds of reasoning are deductive, inductive, and abductive. This article explores the characteristics of some types of abductive reasoning used by mathematics education students in problem-solving related to using facts on the problems. Fifty-eight students were asked to solve an algebra problem. It was found that the student’s solutions could be grouped into four types of abductive reasoning. From each group, one student was interviewed to have more details on the types. First, the creative conjectures type, the students can solve the problems and develop new ideas related to the problems; second, fact optimization type, the students make conjecture of the answer, then confirm it by deductive reasoning; third, factual error type, students use facts outside of the problems to solve it, but the facts are wrong; and fourth, mistaken fact type, the students assume the questionable thing as a given fact. Therefore, teachers should encourage the students to use creative conjectures and fact optimization when learning mathematics.
Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal AKM Pola Bilangan Serupa PISA Shofa, Oktavia Jauharotus; Hidayah, Indriati Nurul
Jurnal Tadris Matematika Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/jtm.2024.7.2.269-290

Abstract

Mathematical reasoning is an essential competency assessed in the Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) and PISA because it supports students in understanding and solving problems. However, studies have shown that Indonesian students’ mathematical reasoning ability is not optimal. This study employs a qualitative descriptive approach using a phenomenological framework to describe the mathematical reasoning abilities of grade VIII students in solving AKM problems related to number patterns, similar to those found in PISA, with data analysis conducted using Miles and Huberman's method. The research instruments were researchers, AKM problems of number patterns similar to PISA, and interview guidelines. Subjects were taken from each level of reasoning ability, namely the extending, consolidating, developing, beginning, and not evident levels. The results showed that students at the extended level can connect number patterns with the area of flat shapes, write patterns, use two methods, create new ideas, and show generalizations. Consolidating students are able to connect number patterns with the area of ​​flat shapes, to write properties, to find differences in patterns, to conclude, to use two methods, and to show examples of counterexamples of conjectures. Developing students can expand patterns, convert images, prove conjectures, and identify differences in patterns, but are not yet able to draw conclusions. Beginning students cannot write conjectures and patterns, make errors in writing, using, and converting units, and perform calculations. Students at the not evident level cannot convert images, are not aware of the relationship between number patterns and the area of ​​flat shapes, as well as rows and columns, and cannot make conjectures about number patterns.
Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal AKM Pola Bilangan Serupa PISA Shofa, Oktavia Jauharotus; Hidayah, Indriati Nurul
Jurnal Tadris Matematika Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/jtm.2024.7.2.269-290

Abstract

Mathematical reasoning is an essential competency assessed in the Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) and PISA because it supports students in understanding and solving problems. However, studies have shown that Indonesian students’ mathematical reasoning ability is not optimal. This study employs a qualitative descriptive approach using a phenomenological framework to describe the mathematical reasoning abilities of grade VIII students in solving AKM problems related to number patterns, similar to those found in PISA, with data analysis conducted using Miles and Huberman's method. The research instruments were researchers, AKM problems of number patterns similar to PISA, and interview guidelines. Subjects were taken from each level of reasoning ability, namely the extending, consolidating, developing, beginning, and not evident levels. The results showed that students at the extended level can connect number patterns with the area of flat shapes, write patterns, use two methods, create new ideas, and show generalizations. Consolidating students are able to connect number patterns with the area of ​​flat shapes, to write properties, to find differences in patterns, to conclude, to use two methods, and to show examples of counterexamples of conjectures. Developing students can expand patterns, convert images, prove conjectures, and identify differences in patterns, but are not yet able to draw conclusions. Beginning students cannot write conjectures and patterns, make errors in writing, using, and converting units, and perform calculations. Students at the not evident level cannot convert images, are not aware of the relationship between number patterns and the area of ​​flat shapes, as well as rows and columns, and cannot make conjectures about number patterns.