Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH Amiany, Amiany
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) hadir sebagai sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat perkotaan yang setiap harinya kehidupannya dipenuhi dengan aktivitas rutin. Namun ketersediaan RTH kota yang dirasakan kurang, menjadikan RTH sebagai sesuatu yang langka, padahal terdapat berbagai macam peraturan yang dibuat pemerintah perihal keberadaan RTH tersebut. Publik merupakan sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja, dan space atau ruang merupakan suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya (Ching, 1992). Berdasarkan Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990, tentang pengelolaan kawasan lindung Bab I Pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa tepian sungai seharusnya memiliki sempadan sungai yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.  Namun pada kenyataan yang ada saat ini di lokasi penelitian di tepian Sungai Kahayan ini justru ditutupi oleh permukiman penduduk tanpa adanya Ruang Terbuka Hijau seperti yang diharuskan dalam peraturan tersebut. Penelitian ini pada hakekatnya akan mengkaji lebih mendalam terhadap aspek fisik keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang berada di sepanjang Sungai Kahayan tepatnya Flamboyan Bawah (dari arah belakang Aline Photo Studio hingga belakang Toko Swalayan Telaga Biru RT 01-RT 05/RW VIII) karena ternyata hampir seluruh rumah dikawasan permukiman tepian Sungai Kahayan khususnya Flamboyan bawah ini sudah tumbuh berkembang kawasan permukiman padat padahal sejak awalnya memang peruntukan tanah tepian Sungai Kahayan merupakan jalur hijau.  Kata Kunci: Pemanfaatan, Ruang Terbuka Hijau
SEJARAH DAN KEBERADAAN BANGUNAN RUMAH TOKO (RUKO) DI KOTA PALANGKA RAYA Amiany, Amiany
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Kemajuan jaman menuntut manusia kepada tuntutan kehidupan yang lebih efektif, efisien dan praktis. Hal ini mendorong berkembangnya ruko di seluruh penjuru dunia sebagai alternatif hunian yang dengan kesederhanaannya dan kepraktisannya dapat menampung segala aktifitas dengan skala ekonomi kecil, adanya efisiensi waktu dengan adanya percampuran fungsi hunian dan kerja, dengan efisiensi lahan dan kemudahan pembangunannya. Bangunan ruko atau rumah toko tampaknya makin menjadi kecenderungan orang dalam memiliki rumah pribadi di Indonesia akhir-akhir ini . Di segala penjuru bangunan yang bagi beberapa orang menimbulkan kesan “sesak napas” ini tampak makin banyak saja. Kebutuhan akan Ruko pada suatu wilayah berhubungan langsung dengan perkembangan ekonomi di wilayah itu yang terbilang cepat. Persamaan antara ruko-ruko yang ada di kota-kota Indonesia saat ini adalah sama-sama tidak punya halaman serta langsung lengket dengan tetangga di kiri dan kananya. Bisa dikatakan ruko adalah upaya menyiasati lahan sempit dengan mengorbankan kemungkinan memiliki halaman rumah. Penelitian ini pada hakekatnya penelitian ini adalah mengambarkan keberadaan Bangunan Ruko di Indonesia dan Palangka Raya agar memberi acuan/panduan  dalam perencanaan, penataan, perancangan Tata kota dan wilayah. Pembangunan rumah toko (ruko) di ibukota kabupaten/kota di Kalteng semakin tak terkendali. Tak hanya di pinggiran jalan protokol, di depan halaman rumah warga pun mulai bermunculan. Di satu sisi, ini menandakan perkembangan perekonomian yang semakin menggeliat. Tapi di sisi lain, tata kota dan keindahan wajah Kota Cantik menjadi semakin semrawut. Salah satunya di Kota Palangka Raya.Kata Kunci: Keberadaan, Bangunan Ruko, Wajah Kota
IDENTIFICATION OF POTENCY AND PROBLEM OF SLUMS AREA IN KAPUAS REGENCY Amiany
BALANGA: Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 5 No. 1 (2017): Journal Balanga Edisi Januari-Juni 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, FKIP, Universitas Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia as a developing country with an unstable demographic condition is reflected in an uncontrolled population growth rate. The severity of the large population is not accompanied by improvement and good economic growth. Impaired economic conditions further increase the poverty rates in Indonesia which impacts on the degradation of physical and non-physical conditions of life and livelihoods of the community which is clearly and clearly reflected in the declining quality of the environment in which people live. Even the worst is the formation of slums or slums. Slum areas in Kapuas Regency are dominant in the riverbanks. In accordance with the slum area criteria that the area has irregular, densely populated, unsuitable quality of buildings, and are not equipped with proper utilities (roads, clean water, waste water, drainage and waste disposal) with community income levels the low one. Handling the Problem of Slum Settlements is part of the anticipation of urban impacts from the improvement of the function of the region into a center of growth and to plan the space of more humane settlements in the future. Less-integrated and less targeted housing and settlements, and less attention to the completeness of basic infrastructure and facilities such as clean water, sanitation, waste management systems and rain drainage channels, will tend to degrade environmental quality or later be terminated as "Slums Area".
PENGEMBANGAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN PULANG PISAU Amiany
JURNAL TEKNIKA Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan semakin meningkatnya dan semakin berkembangnya aktivitas bisnis telekomunikasi seiring dengan pertumbuhan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur, penggunaan fasilitas telekomunikasi dan informatika di Provinsi Kalimantan Tengah telah mendorong pengembangan menara telekomunikasi dan berbagai fasilitas pendukung. Tingginya permintaan layanan telekomunikasi dan informasi yang diikuti dengan hadirnya fasilitas pendukung menara telekomunikasi dihadapkan pada masalah lokasi menara telekomunikasi yang berdampak negatif terhadap lingkungan, kualitas Ruang Visiual, dan keamanan dan keselamatan akibat ketidakberaturan lokasi menara, sehingga untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat dan untuk melestarikan lingkungan, perlu mengatur pembangunan infrastruktur menara telekomunikasi. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk menginventarisasi / mengumpulkan data mengenai pembangunan menara telekomunikasi untuk memaksimalkan sinyal dan meminimalkan titik-titik kosong dan lebih direncanakan untuk pembangunan menara telekomunikasi baru di Kabupaten Pulang Pisau.
KAJIAN STRATEGI PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN BERBASIS PROGRAM KOTAKU (KOTA TANPA KUMUH) DI KOTA KUALA KAPUAS Harin Tiawon; Titiani Widati; Amiany
JURNAL TEKNIKA Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Kuala Kapuas sebagai Ibukota Kabupaten Kapuas merupakan sebuah kawasan permukiman dengan jalur transportasi utama menggunakan sungai sebelum kehadiran jalan trans Kalimantan. Dalam usia Kabupaten Kapuas yang memasuki 210 tahun, daerah tepian sungai yang semula merupakan pusat kegiatan kota mengalami degradasi serta penurunan kualitas lingkungan fisik serta air sungai. Permukiman kumuh disepanjang kawasan tepi atau bantaran sungai berpotensi menimbulkan masalah, seperti kepadatan bangunan yang tinggi, prasarana dan sarana yang masih minim, rawan terhadap bahaya banjir, longsor, kebakaran serta pembuangan sampah dan limbah rumah tangga yang sangat mencemari sumber daya air Sungai Kapuas. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan strategi penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan berbasis program KOTAKU di Kota Kuala Kapuas untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan timbulnya kumuh baru. Program KOTAKU di Kelurahan Selat Hilir sebagai gambaran dari dua wilayah pelaksanaan NUSP. Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, untuk menggambarkan hasil kegiatan KOTAKU sebagai program yang bergulir untuk mencapai efektivitas dalam perencanaan program KOTAKU sebagai kelanjutan proses pengentasan kawasan kumuh dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan pemerintah daerah sebagai nahkoda sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan. Strategi penanganan permukiman kumuh ini merupakan bagian dari antisipasi dampak perkotaan dari peningkatan fungsi kawasan menjadi pusat pertumbuhan dan guna merencanakan ruang kawasan permukiman yang lebih manusiawi kedepannya. Perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, kurang terarah dan terencana, serta kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi, sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh.
PENANGANAN FISIK PERMUKIMAN KAWASAN DI KOTA KUALA KAPUAS Amiany
JURNAL TEKNIKA Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara berkembang dengan kondisi demografi yang tidak stabil tercermin pada angka pertumbuhan penduduk yang tak terkendali. Parahnya jumlah penduduk yang cukup besar tidak dibarengi dengan perbaikan dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Kondisi perekonomian yang morat-marit semakin menambah angka kemiskinan di Indonesia yang berdampak pada degradasi kondisi fisik dan non fisik kehidupan dan penghidupan masyarakat yang secara nyata dan jelas tercermin pada menurunnya kualitas lingkungan tempat tinggal masyarakatnya.bahkan yang paling buruk adalah terbentuknya permukiman kumuh atau kawasan kumuh.Kawasan permukiman kumuh di Kota Kuala Kapuas yaitu dominan terletak di kawasan bantaran sungai. Sesuai dengan kriteria kawasan kumuh bahwa kawasan tersebut memiliki pola permukiman yang tidak teratur, padat, kualitas bangunan tidak layak huni, serta tidak dilengkapi sarana dan prasarna utilitas (jalan, air bersih, air limbah, drainase dan sisten persampahan) yang baik dengan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah.Penanganan fisik Masalah Permukiman Kumuh ini merupakan bagian dari antisipasi dampak perkotaan dari peningkatan fungsi kawasan menjadi pusat pertumbuhan dan guna merencanakan ruang kawasan permukimanyang lebih manusiawi kedepannya. Perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, kurang terarah dan terencana, serta kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi, sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh”
KAJIAN STRATEGI PENINGKATAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PERKOTAAN BERBASIS GOOD GOVERNANCE DI KOTA PALANGKA RAYA Harin Tiawon; Amiany; Titiani Widati
JURNAL TEKNIKA Vol. 3 No. 2 (2020): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) hadir sebagai sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat perkotaan yang setiap harinya kehidupannya dipenuhi dengan aktivitas rutin. Namun ketersediaan RTH kota yang dirasakan kurang, menjadikan RTH sebagai sesuatu yang langka, padahal terdapat berbagai macam peraturan yang dibuat pemerintah perihal keberadaan RTH tersebut. Publik merupakan sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja, dan space atau ruang merupakan suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya. Berdasarkan Keputusan Presiden No.32 tahun 1990, tentang pengelolaan kawasan lindung Bab I Pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa tepian sungai seharusnya memiliki sempadan sungai yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai , termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Namun pada kenyataan yang ada saat ini di lokasi penelitian di tepian Sungai Kahayan (DAS) Kahayan ini justru ditutupi oleh permukiman penduduk tanpa adanya Ruang Terbuka Hijau seperti yang diharuskan dalam peraturan tersebut. Metode maka penelitian ini menggunakan penelitian secara kualitatif. Dalam penelitian ini pada hakekatnya dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi lebih mendalam terhadap aspek fisik keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang berada di Kota palangka Raya karena ternyata kota ini sudah tumbuh berkembang kawasan permukiman padat padahal sejak awalnya memang peruntukan tanah tepian sungai Kahayan merupakan jalur hijau. Kajian Strategi Peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Berbasis Good Governance di Kota Palangka Raya menggunakan sinergi platform kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka mewujudkan ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka diberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka publik, khususnya RTH di perkotaan.
PEMANFAATAN APLIKASI GIS DALAM PENATAAN RUANG Amiany, Amiany
Jurnal Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik Informatika Vol. 11 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Informasi Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik Informat
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47111/jti.v11i2.538

Abstract

Spatial planning has an important role in the implementation of development in order toachieve a sustainable development that is the form of factual contribution in the sustainabledevelopment of regional and city, thus justice and welfare to all Indonesian can be achieved.The application of GIS is not everything in spatial development. However, the spatial planningwill be easier by the assistance of GIS as a tool to collect spatial data and analysis. GIS applicationbecomes important since spatial development manages spatial and non-spatial data.GIS uses as a tool to analysis the spatial data based on desired accuracy. It allows themonitoring and evaluation of the implementation of spatial planning. It uses to support decisionmaking in the implementation of development.
Industri Seni Patchwork dan Quilting Motif Batik Dayak sebagai Produk Desain Interior yang Inovatif Amiany, Amiany; Widati, Titiani; Tiawon, Harin
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 6, No 1 (2021): February 2021
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v1i1.5041

Abstract

Selat Hilir Sub-district is one of crowded areas (slums) located near the market and riverside. In several crowded areas many stay-home mothers’ ages of 30-46 who went to school up to Junior High School (SMP) have much spare time. One of these groups is the group of RT.017 Selat Hilir Sub-district who generally manage their household without adequate skills. The potency of Home Industry Patchwork Art and Quilting of Dayak Batik as innovative interior design product can become a solution in an effort to increase family income and to increase the people’s prosperity in Selat Hilir Sub-district, by making products from wasted fabrics into a high end and high-priced products in Kuala Kapuas. Also, making such artworks and products is still something new which people of Central Borneo aren’t familiar yet. Therefore, a training is required. The training is as followed: (1) preparation of module of basic knowledge of patchwork art and quilting and try out; (2) excecution, making patterns, printing patternts to fabrics, cutting and sewing; (3) evaluation, some products from training are tablecloths, pillow cover, flower pot base, doormats and face masks. DOI: https://doi.org/10.26905/abdimas.v6i1.5041
PEMANFAATAN APLIKASI GIS DALAM PENATAAN RUANG Amiany Amiany
Jurnal Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik Informatika Vol. 11 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Informasi Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik Informat
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47111/jti.v11i2.538

Abstract

Spatial planning has an important role in the implementation of development in order toachieve a sustainable development that is the form of factual contribution in the sustainabledevelopment of regional and city, thus justice and welfare to all Indonesian can be achieved.The application of GIS is not everything in spatial development. However, the spatial planningwill be easier by the assistance of GIS as a tool to collect spatial data and analysis. GIS applicationbecomes important since spatial development manages spatial and non-spatial data.GIS uses as a tool to analysis the spatial data based on desired accuracy. It allows themonitoring and evaluation of the implementation of spatial planning. It uses to support decisionmaking in the implementation of development.