Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Optimalisasi Pengadaan Komponen Lokal PT. Keihin Indonesia dengan Penerapan Metode Milk Run Delivery Erdi, Erdi; Fiqri, Muhammad
JURNAL PELITA MANAJEMEN Vol. 1 No. 02 (2022): November 2022
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.576 KB)

Abstract

Proses transportasi dan distribusi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran pada sebuah perusahaan. Oleh sebab itu proses transportasi dan distribusi harus dirancang dengan baik agar proses tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien yang mempunyai dampak untuk meminimalkan biaya pengeluaran. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan perencanaan metode distribusi secara tepat seperti dengan metode milk run delivery. Yaitu dengan perencanaan rute dan pengurutan penjemputan komponen dari setiap pemasok. PT. KID (PT. Keihin Indonesia) adalah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif, khususnya pembuatan karburator dan fuel injection sepeda motor. PT. KID berlokasi di kawasan industri MM2100. PT. KID memiliki pemasok dari berbagai wilayah baik impor maupun lokal. Untuk pemasok lokal tersebar di beberapa wilayah seperti Bandung, Bekasi, Jakarta, Karawang dan Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-komparatif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan kepada 11 pemasok PT. KID yang berada di wilayah Cikarang dan Cibitung, Bekasi. Dimana difokuskan kepada pemasok yang memiliki biaya pengiriman dalam pembelian komponennya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan metode Saving Matrix didapatkan dua rute yang akan digunakan oleh untuk pengadaan barang di PT. KID. dimana rute pertama menempuh jarak 42,8 km dan rute kedua 20,2 km. Total jarak dari kedua rute tersebut bisa menghemat 65% jarak yang ditempuh yang mana sebelumnya adalah 183 km menjadi 63 km. Dan biaya yang bisa dihemat dengan penggunaan metode baru ini adalah Rp. 5,540,104, - dengan persentase mencapai 44%.
Accelerating Certification of Oil Palm Smallholders through Institutionalization of Various Incentives Wibowo, Lukas Rumboko; Erdi, Erdi; Hutabarat, Sakti; Nurfatriani, Fitri Nur; Utomo, Marcellinus; Nawireja , Iman Kasiman; Pramudya, Eusebius Pantja; Kurniasari , Dewi Ratna; Cahyono , Eko; Kurniadi, Rahman; Santosa , Andri; Fuad , Zainal; Satwiko , Aria Atyanto
Forest and Society Vol. 7 No. 2 (2023): NOVEMBER
Publisher : Forestry Faculty, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/fs.v7i2.24679

Abstract

Sustainable palm oil certification has become a global demand, particularly in the market. However, the implementation of both Roundtable of Sustainable Palm Oli (RSPO) and Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) certification schemes is relatively slow. This study aims to analyze to what extent incentives can accelerate sustainable palm oil certification, from what sources those incentives can be arranged, and types of incentives are appropriate for palm oil smallholders. The research uses quantitative and qualitative methods based on literature reviews, in-depth interviews with key stakeholders, and a survey of 455 farmers in two Indonesian provinces (Riau and West Kalimantan). Based on quantitative analysis, the reasons behind more progressive certification achievements in Riau remain unrevealed while in West Kalimantan, Fresh Fruit Bunches (FFB) price, easiness to obtaining loans with low interest, and easiness of selling FFB have a significant influence on accelerating certification. Using a qualitative approach, smallholders show their expectation of having incentives. In Riau, incentives expected are higher FFB prices and a simpler procedure to get the Environmental Management Statement (SPPL) document. In West Kalimantan, higher FFB prices and availability of low interest loans are expected to become incentives. These incentives can be mobilized from intergovernmental fiscal transfer mechanisms such as revenue-sharing mechanisms, export levies, and environmental funds. Smallholders also expect clarity of incentives generated from ISPO certification, particularly in price and market access, which requires the government’s initiative to develop synergy with various stakeholders. To be practical, incentives were not only for smallholders but also for the government officials at the province, district, and village levels, as the position of the local government is very important in preparing, encouraging, and mobilizing farmers, as well as in strengthening institutions for improving palm oil governance. In the implementation of RSPO certification, the collaboration between the Indonesian government (through the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises) and the RSPO becomes clear evidence of central government support. At the sub-national level, the Riau and West Kalimantan Provinces have developed the Regional Action Plans (RAD) for sustainable palm oil as a policy commitment to accelerate both RSPO and ISPO certification.
Evaluation of National Health Insurance Program Policies by Ketapang District Health Social Security Administration Body Sukamto, Sukamto; Rupita, Rupita; Herlan, Herlan; Arifin, Arifin; Erdi, Erdi
International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Том 2 № 02 (2024): International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/ijmars.v2i02.640

Abstract

This research aims to evaluate the process of implementing the National Health Insurance program policy by the Ketapang District Health Social Security Administering Agency, based on a compliance perspective relating to compliance with implementing agents, implementation of policies and facilities and resources, and based on what happening Perspective, which is related to factors that influence implementation and short-term outcomes. The results of this research show that the Evaluation of the National Health Insurance program policy implementation process by the Ketapang District Health Social Security Administration Agency has yet to be implemented optimally. This can be seen from the following indicators: Compliance perspective, which includes compliance by policy implementing agents, has not been carried out objectively according to regulations and is not by standards and procedures established by policy. Policy implementationNational Health Insurance Program by the Ketapang District Health Social Security Administering Agency has not been able to improve the quality of health services in Ketapang Regency, the availability of health facilities and resources has not met the criteria for capitation payment norms, and there is a lack of health workers both in terms of quality and quality. Meanwhile, the What is Happening Perspective includes factors that influence the implementation of policies, namely the actors involved, clarity of policy objectives, program complexity, support from all units involved, and other factors such as human resources, which include the quality and quantity and weak authority and legitimacy of health workers and short-term results have not been achieved due to contact data on the online application of the Social Security Administering Agency for Health.
Penerapan Lean Manufacturing Untuk Meningkatkan Produktivitas Dengan Mengurangi Waste Pada Line X-Arm Regulator Dengan Metode Value Stream Mapping Erdi, Erdi
Jurnal Tadbir Peradaban Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Tadbir Peradaban
Publisher : Prodi Manajemen STIE Hidayatullah Depok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55182/jtp.v5i1.533

Abstract

Perkembangan industri saat ini sudah sangat pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk melakukan efisiensi disetiap lini untuk meningkatkan produktivitas agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dengan meningkatnya permintaan produk baru, PT Shiroki Indonesia mempunyai permasalahan dimana produktivitas Line X-Arm Regulator belum mencapai target, sehingga perusahan meminta untuk melakukan perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan area kerja yang optimal, mengurangi total lead time dan meningkatkan produktifitas dengan cara mengurangi atau menghilangkan waste. Metode yang digunakan yaitu value stream mapping dan kaizen blitz. Temuan pada current state map yaitu adanya pemborosan (waste) persediaan part finish good pada PC store sebanyak 3 hari sehingga jumlah persediaan finish good besar (4 hari), dan adanya pemborosan (waste) transportasi pada proses produksi X-Arm Regulator yaitu sebesar 90 detik per 1 kali dorong, sehingga menyebabkan produktivitas tidak tercapai. Setelah dilakukan perbaikan, persedian part finish good pada PC store menjadi “0”, sehingga persedian part finish good turun menjadi 1 hari dan produktivitas meningkat sebesar 8,1%, dari 89,5% menjadi 97,6%.
Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Pengaruh Quality Work of Life terhadap Kinerja Karyawan Suwandi, Suwandi; Erdi, Erdi
SEIKO : Journal of Management & Business Vol 6, No 2.1 (2023)
Publisher : Program Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/sejaman.v6i2.5190

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara Quality Work of Life (QWL) dan Organizational Citizenship Behavior (OCB), serta dampaknya terhadap kinerja karyawan. QWL mencerminkan tingkat kepuasan dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja, sementara OCB mengacu pada perilaku sukarela yang melebihi tugas-tugas formal yang diharapkan dari karyawan. Kinerja karyawan, di sisi lain, mencerminkan sejauh mana karyawan mencapai target kinerja yang ditetapkan oleh organisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada karyawan dari berbagai perusahaan di Kawasan industry Cikarang, dengan jumlah sample berjumlah 82. Responden diminta untuk menilai tingkat QWL yang mereka alami, tingkat OCB yang mereka tunjukkan, dan kinerja mereka dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan bantuan program smart PLS. Hasil penelitian diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara QWL, OCB, dan kinerja karyawan. Diharapkan bahwa QWL yang tinggi akan berkontribusi positif terhadap peningkatan tingkat OCB yang ditunjukkan oleh karyawan. Selain itu, diharapkan bahwa OCB yang tinggi akan berdampak positif pada kinerja karyawan. Implikasi penelitian ini dapat membantu organisasi dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan dan kinerja organisasi secara keseluruhan.
EVALUASI PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DALAM KERANGKA GOOD GOVERNANCE PADA MAL PELAYANAN PUBLIK KOTA SINGKAWANG Erdi, Erdi; Rohilie, Haunan Fachry
JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah) Vol 9, No 1 (2023): Journal Of Government: Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Publisher : Program Studi Ilmu Pemeritahan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/gov.v9i1.7218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi penyelenggaraan pelayanan publik melalui Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Singkawang. Dalam penerapan Mal Pelayanan Publik MPP sebagaimana yang disampaikan oleh Mardiasmo tentang prinsip-prinsip good governance, pengelolaan sektor layanan publik harus dilakukan dengan baik dan bertanggung jawab serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Evaluasi pelaksanaan good governance di Mal Pelayanan Publik (MPP) dilakukan dengan menggunakan prinsip yang dikemukakan oleh Mardiasmo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksploritif. Dari hasil penelitian, secara keseluruhan penyelenggaraan pelayanan publik pada Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Singkawang sudah berjalan maksimal. Beberapa catatan yang ditemukan yakni kurangnya sosialisasi program pelayanan melalui media sosial, dan masih kurangnya antusias masyarakat karena lebih banyak memilih untuk datang ke kantor OPD maupun Lembaga vertikal.