Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KUAT TEKAN DAN KUAT GESER BAMBU KOMPOSIT SETEMPAT BERPENGISI PLASTIK DAN SERBUK GERGAJI KAYU: Compressive Strength and Shear Strength of Local Composite Bamboo Filled Plastic and Wood Sawdust Sugiartha, I Wayan; Rofaida, Aryani; Handayani, Teti; Saptaningtyas, Rini S
Spektrum Sipil Vol 8 No 1 (2021): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v8i1.194

Abstract

Bambu merupakan salah satu alternatif bahan bangunan ramah lingkungan,yang dapat menggantikan kayu. Disamping memiliki banyak keunggulan, bambu juga memiliki kelemahan yaitu kuat geser sejajar seratnya rendah. Solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan memberikan bahan pengisi pada ruas bambu disekitar sambungan sehingga terjadi komposit setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik (kuat tekan dan kuat geser) bambu komposit setempat berpengisi plastik Polyethylane Terephthalate (PET) dan serbuk gergaji kayu. Lima variasi benda uji dibuat yaitu BK-0 (bambu tanpa pengisi sebagai kontrol), BK-1 (bambu berpengisi plastik PET), BK-2 (bambu berpengisi plastik PET + dilabur perekat), BK-3 (bambu berpengisi plastik PET + serbuk gergaji kayu), BK-4 (bambu berpengisi plastik PET + serbuk gergaji kayu dan dilabur perekat). Hasil pengujian memberikan nilai kuat tekan bambu dari BK-0 sampai dengan BK-4 berturut-turut sebesar 22.7 MPa, 29.4 MPa, 32.7 MPa, 33.2 MPa, 35.7 MPa atau terjadi peningkatan kuat tekan terhadap BK-0 berturut-turut sebesar 30%, 44%, 46%, dan 57%. Sedangkan nilai kuat geser bambu dari BK-0 sampai dengan BK-4 berturut-turut sebesar 4.55 MPa, 5.00 MPa, 5.05 MPa, 5.40 MPa, 5.50 MPa atau terjadi peningkatan kuat geser terhadap BK-0 berturut-turut sebesar 10%, 11%, 19%, dan 21%.
PENGARUH SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU PETUNG SETELAH PENGAWETAN: The effect of Salt as Preservation Material on Physical and Mechanical Properties of Petung Bamboo Rofaida, Aryani; Sugiartha, I Wayan; Pathurahman, Pathurahman; Widianty, Desi; Saputra, Lega Andi
Spektrum Sipil Vol 8 No 2 (2021): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v8i2.206

Abstract

Bambu sebagai bahan konstruksi sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia, namun bambu memiliki daya tahan yang kurang baik terhadap ganguan serangga perusak biologis, hal ini sangat berpengaruh terhadap kekuatan dari bambu itu sendiri. Pemakaian bahan kimia untuk pengawetan dapat dikatakan cukup efektif namun tidak ramah lingkungan. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan dan sangat melimpah di Indonesia adalah garam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam terhadap sifat fisik dan mekanik bambu petung setelah diawetkan. Pengujian diawali dengan pengujian kadar air dan berat jenis. Selanjutnya dilakukan pengawetan, uji moralitas dan pengurangan berat terhadap rayap kayu kering. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat mekanik berupa kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser bambu petung, baik yang tidak diawetkan dan diawetkan. Hasil pengujian kadar air, baik bagian pangkal, tengah dan ujung bambu berkisar 30%-33%, sehingga sudah terpenuhi untuk bambu umur di atas 3 tahun sebesar 18% - 35%, Bambu yang diawetkan memiliki pengurangan berat rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan bambu yang tidak diawetkan dengan nilai sebesar 1,00% sedangkan bambu yang tidak diawetkan memiliki nilai pengurangan berat rata-rata yang lebih besar dibandingkan bambu yang diawetkan dengan nilai sebesar 1,74%. Semakin besar nilai pengurangan berat maka bambu rentan terhadap rayap kayu kering dan semakin kecil nilai pengurangan berat maka efektivitas pengawet sangat berpegaruh terhadap daya makan rayap kayu kering. Kuat Tekan tanpa nodia mempunyai perbedaan 3,50% dengan nodia (tidak diawetkan dan diawetkan) mempunyai perbedaan sebesar 12,83% dan dengan nodia rata rata perbedaan sebesar 12,91% dan dengan nodia sebesar 43,62%, dan uji geser mempunyai perbedaan yang diawetkan berfluktuasi ada yang meningkat dan ada pula yang menurun, dengan presentase perbedan rata rata sebesar 8,05% pada bambu tanpa nodia dan prosentase perbedan rata-rata sebesar 19,93% pada bambu dengan nodia. Peningkatan dan penurunan kekuatan pada pengujian fisik dan mekanik bamboo dipengaruhi pengkristalan larutan garan pada saat pengeringan bambu setelah diawetkan.
KOMBINASI FILLER LIMESTONE DAN ABU BATU PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS MENGGUNAKAN METODE MARSHALL: Combination of Limestone and Stone Ash Filler on Asphalt Concrete Wearing Course using the Marshall Method Widianty, Desi; Mahli, Moh; Yuniarti, Ratna; Mahendra, Made; Rofaida, Aryani
Spektrum Sipil Vol 9 No 1 (2022): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v9i1.240

Abstract

Filler digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan kerapatan dari campuran aspal. Limestone dengan unsur utamanya kalsium dalam bentuk halus dapat meningkatkan viskositas campuran yang membuat daya lekat antar agregat menjadi tinggi. Penelitian ini menggunakan kombinasi filler antara limestone dan abu batu sebesar 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% serta kadar aspal optimum sebesar 6,75% pada campuran laston wearing course. Pengujian dan analisis menggunakan metode marshall berupa pemeriksaan volumetric dan mekanis. Pengaruh penambahan filler limestone lebih dari 50% pada abu batu menunjukkan penurunan nilai VIM dan VMA, sedangkan VFB semakin meningkat. Nilai stabilitas dan marshall quotient dengan penambahan limestone cenderung menurun, hal ini disebabkan karena interlocking antar agregat semakin berkurang dan banyak aspal yang bisa mengisi rongga campuran. Nilai marshall quotient mengalami penurunan berarti tingkat plastisitasnya tinggi maka campuran tidak akan mudah mengalami retak. Sebaliknya, semakin banyak aspal yang mengisi rongga nilai flow cenderung meningkat. Penggunaan filler limestone lebih dari 50% pada campuran laston wearing course tidak memenuhi persyaratan karena mempunyai nilai flow di luar interval 2-4%.
PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) DAN SERBUK BAMBU SEBAGAI BAHAN PENGISI PAPAN PARTIKEL: Utilization of Plastic Waste and Bamboo Powder as Particle Board Filling Materials Sugiartha, I Wayan; Rofaida, Aryani; Rawiana, Shofia; Pathurahman, Pathurahman; Suparjo, Suparjo
Spektrum Sipil Vol 9 No 2 (2022): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.248

Abstract

Kebutuhan papan kayu terus meningkat sehingga menyebabkan ketersediaan kayu hutan semakin menipis. Salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti kayu adalah bambu yaitu dengan memanfaatkan serbuknya untuk bahan pengisi papan partikel. Dalam pembuatan papan partikel dibutuhkan lem sebagai perekat dan salah satu alternatif untuk perekat ini dapat memanfaatkan plastik jenis Polyethlyne Terphtalate (PET). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi filler serbuk bambu dan plastik PET terhadap sifat fisik dan mekanis papan partikel.Pada penelitian ini di gunakan lima variasi proporsi berbeda antara filler serbuk bambu dan plastik PET yaitu 60:40, 50:50, 60:40, 70:30, dan 80:20. Pengujian sifat fisik meliputi uji kerapatan, uji kadar air, uji daya serap air, uji pengembangan tebal. Sedangkan pada pengujian sifat mekanis terdiri dari uji Modulus Of Repture (MOR), Modulus Of Elasticity (MOE), dan keteguhan rekat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi filler serbuk bambu yang digunakan maka semakin rendah nilai kerapatan, keteguhan patah (MOR), keteguhan lentur (MOE), dan keteguhan rekat. Sifat mekanik papan partikel dilihat dari nilai keteguhan lentur (MOE) tidak memenuhi standar sebagai papan partikel struktural berdasarkan SNI 03-2015-2006.
KUAT TARIK SAMBUNGAN BAMBU PADA BERBAGAI VARIASI UKURAN KLEM BERBAHAN LIMBAH PLASTIK PET DAN SERBUK BAMBU : Tensile Strength of Bamboo Joints in Various Sizes of Clamps Made from PET Plastic Waste and Bamboo Powder Sugiartha, I Wayan; Rofaida, Aryani; Rawiana, Shofia; Akmaluddin, Akmaluddin; Anshari, Buan
Spektrum Sipil Vol 10 No 1 (2023): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v10i1.292

Abstract

Sistem penyambungan bambu dengan mempergunakan klem kayu telah dikembangkan. Namun demikian, perlu penelitian lebih lanjut dengan mempergunakan klem berbahan plastik yang dicampur serbuk bambu yang memiliki sifat ringan, kekuatan tinggi dan biaya lebih murah dengan tetap menjaga kealamian bentuk bambu yang disambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tarik dan pola kegagalan sambungan bambu pada berbagai variasi ukuran klem berbahan plastik dan serbuk bambu. Dalam penelitian ini dibuat empat variasi benda uji yaitu sambungan tanpa klem, klem 900, klem 1000, dan klem 1100 dan masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian tarik benda uji dilakukan dengan bantuan loading frame dan hydraulic jack. Pembebanan dilakukan secara bertahap setiap kenaikan 10 lbs sampai benda uji mengalami kegagalan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sambungan bambu dengan ukuran klem 100 menghasilkan kuat tarik tertinggi yaitu berkisar sebesar 11 MPa. Kinerja sambungan dengan klem meningkat sebesar 26.63 % dibandingkan sambungan tanpa klem. Kegagalan sambungan ditandai dengan bengkoknya baut dan pecahnya bambu disekitar lubang.
KUAT TEKAN SAMBUNGAN BAMBU DENGAN VARIASI SUDUT GAYA BATANG MENGGUNAKAN ALAT SAMBUNG BAUT DAN KLEM PLASTIK-SERAT : Compressive Strength of Bamboo Joints with Plastic-fiber Clamp and Bolt Passtener in Different Load Angle Members Sugiartha, I Wayan; Rofaida, Aryani; Rawiana, Shofia; Suparjo, Suparjo
Spektrum Sipil Vol 11 No 1 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i1.336

Abstract

Sambungan pada struktur rangka akan menerima besarnya gaya yang bervariasi tergantung sudut yang dibentuk oleh batang-batangnya. Sistem penyambungan bambu dengan mempergunakan klem berbahan plastik yang dicampur serbuk bambu telah dikembangkan. Namun dalam implementasinya pada struktur rangka belum pernah dilakukan, sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang kinerja sistem sambungan ini pada variasi sudut gaya batang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan dan pola kegagalan sambungan bambu pada variasi arah sudut gaya batang. Pada penelitian ini dibuat tiga variasi benda uji dengan sudut gaya batang 300, 450, dan 900. Pengujian dilakukan dengan beban statis jangka pendek secara bertahap setiap kenaikan 10 lbs sampai benda uji mengalami kegagalan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seiring bertambahnya sudut gaya batang maka kuat tekan sambungan mengalami penurunan. Adapun prosentase penurunan kekuatan sambungan pada sudut 45° dan 90° masing-masing berkisar sebesar 26% dan 35% dibandingkan dengan sudut 30°. Pola kegagalan sambungan ditandai dengan pecahnya bambu disekitar lubang dan bengkoknya baut.
KAPASITAS SAMBUNGAN BAMBU MENGGUNAKAN BAUT DENGAN VARIASI UKURAN KLEM PLASTIK SERAT : The Utilization of Pumice Powder and Rice Husk Ash as a Substitute for Portland Cement Rofaida, Aryani; Sugiartha, I Wayan; Pathurahman, Pathurahman; Widianty, Desi; Putri Nevintya, Adinda
Spektrum Sipil Vol 11 No 1 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i1.342

Abstract

Bambu sebagai bahan konstruksi masih terbatas karena bambu memiliki kuat geser sejajar serat yang lemah, apabila bambu disambung menggunakan alat sambung baut, paku atau pasak akan mudah pecah. Salah satu alternatif untuk meningkatkan sambungan bambu adalah dengan menambahkan klem dan plat buhul kayu. Pengaruh variasi ukuran klem kayu terhadap kekuatan sambungan bambu telah dilakukan sebelumnya. Namun, harga kayu relatif lebih mahal, sehigga diperlukan bahan pengganti dengan harga yang lebih murah dan memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda. Papan partikel berbahan serat bambu dan plastik PET dapat menjadi alternatif pengganti klem kayu. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi ukuran klem plastik serat terhadap kekuatan sambungan bambu. Penelitian ini menggunakan bambu Galah, klem plastik serat, dan plat buhul yang disambung menggunakan baut berdiameter 12 mm dan dikencangkan menggunakan torsimeter dengan kekencangan 0,8 kgf atau setara dengan gaya pengencangan 2830 N. Dibuat 3 variasi ukuran klem, yaitu 90◦, 100◦, dan 110◦ serta 1 variasi tanpa klem sebagai pembanding, tiap variasi terdiri dari 3 benda uji. Selanjutnya benda uji sambungan bambu diuji menggunakan bantuan loading frame dan diberi beban secara bertahap menggunakan hydraulic jack hingga sambungan mengalami kegagalan. Hasil pengujian menunjukkan kuat tarik rata-rata sambungan bambu dengan variasi ukuran klem 90◦, 100◦, 110◦ dan tanpa klem sebesar 10,72 MPa, 11,08 MPa, 10,01 MPa dan 8,75 MPa. Kekuatan tarik yang paling optimal terdapat pada sambungan bambu dengan variasi ukuran klem 100◦ dengan peningkatan kekuatan yang tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 26,63%. Sambungan bambu dengan klem plastik serat mampu menghasilkan kekuatan sambungan yang setara dengan sambungan bambu dengan klem kayu.
Sosialisasi Metode Perkuatan Bangunan Tahan Gempa Dengan Ferrocement Pada Kelompok Tukang Di Desa Kekalek Jaya Mahmud, Fathmah; Merdana, I Nyoman; Anshari, Buan; Akmaluddin; Rofaida, Aryani; Rawiana, Shofia; Suparjo; Pathurahman
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4876

Abstract

Di Pulau Lombok sering terjadi gempa besar akibat pergerakan Flores Back Art Thrust yang banyak menimbulkan beberapa kerusakan bangunan di sekitar Desa Kekalik Jaya. Selain itu Desa Kekalek Jaya memiliki jumlah penduduk sangat padat yaitu 14800 jiwa/km2, rumah dan bangunan yang berhimpitan, dan kurangnya tanah lapang untuk tempat penyelamatan diri jika terjadi bencana gempa. Untuk itu perlu memberikan pengetahuan tambahan kepada para tukang tentang perkuatan bangunan dengan ferrocement sehinga lebih tahan terhadap beban gempa. Pelaksanaan diawali dengan survey untuk berkoordinasi dengan pihak aparat desa, kelompol tukang serta pengumpulan data-data permasalahan yang ada dari masyarakat di Desa Kekalik Jaya. Selanjutnya dilakukan sosialisasi tentang metode perkuatan bangunan rumah sederhana dengan ferrocement. Hasil survey awal menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil para tukang yang pernah mengetahui tentang dinding ferrocement bahkan ada beberapa tukang belum pernah mendengar sama sekali. Hasil kegiatan sosialisasi ini juga menunjukkan tingkat antusias dan respon peserta atas pertanyaan-pertanyaan tim pengabdian setelah usai pemaparan materi