Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Perilaku Bullying pada remaja kelas XI SMAN 21 Surabaya: Bagaimana Kecenderungan Pola Asuh Otoriter dan Regulasi Emosi? Sari, Annisa Permata; Sukiatni, Dwi Sarwindah; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 2 No 2 (2024): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v2i2.10550

Abstract

Adolescence is a transition period in children's development. In fact, many teenagers are not yet able to undergo this stage of development, so many of them commit delinquency, such as bullying. This research aims to determine the relationship between authoritarian parenting and emotional regulation and the tendency to engage in bullying behavior in adolescents. The population in this study was 380 class XI students of SMA Negeri 21 Surabaya. The population in this study was 191 class XI students at SMA Negeri 21 using the Krejcie table. The method for analyzing correlational data was with the help of IBM SPSS version 25 for Windows and the simultaneous test results showed a significance of 0.000 (p<0.05). This means that authoritarian parenting and emotional regulation influence the tendency to carry out bullying behavior. In the partial test, there is a significant influence between bullying and authoritarian parenting with a significance value of <0.001 (p<0.05) and bullying and emotional regulation with a significance value of <0.001 (p<0.05), meaning there is a significant relationship between authoritarian parenting and emotional regulation. with a tendency to carry out bullying behavior in teenagers.
Analisis Konsep Diri dengan Sikap Remaja terhadap Penyalahgunaan Narkoba Awwalya, Siti Nabila; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 2 No 2 (2024): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v2i2.10567

Abstract

Konsep diri merupakan gambaran dan penilaian dari seluruh aspek kehidupan. Konsep dirimencakup seluruh aspek kepribadiannya dan dikembangkan oleh remaja berupa konsep diriyang positif dan negatif. Sikap remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba dilatarbelakangi karena krisis identitas, memiliki kontrol diri yang lemah, kurangnya kasih sayang, minimnya pemahaman tentang keagamaan, pengaruh lingkungan sekitar, dantempat pendidikan. Penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan jumlah penyalahgunaan narkoba kategori satu tahun pakai dikalangan pelajar mencapai 2.297.492 jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk menguji hubungan antara konsep diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan bantuan spss dalam bentuk regresi berganda melalui penyebaran kuesioner dengan 123 responden di Surabaya dan Sidoarjo yang berumur 12–24 tahun. Sikap remaja dengan konsep diri terutama dalam penyalahgunaan narkoba menunjukkan adanya keterkaitan berdasarkan hasil pengolahandata melalui spss adalah 0,744 dimana hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa memiliki hubungan linier diantara keduanya.
Peran Work-Life Balance dengan Burnout pada Karyawan PT X Wicaksono, Lugas; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 2 No 2 (2024): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v2i2.11504

Abstract

AbstractThe COVID-19 pandemic had a significant impact on the manufacturing industry, reducing demand for goods and causing production instability. Many companies experienced losses and were unable to pay employees, resulting in layoffs. Now, as COVID-19 has become endemic, companies are striving to recover and ambitiously cover the losses caused by the pandemic by increasing overtime and demanding employees work outside their usual roles due to staff shortages from previous layoffs. On the other hand, companies are neglecting employees' Work-Life Balance, causing excessive pressure and stress as personal time is consumed by work. Prolonged stress can ultimately lead to Burnout. This study aims to examine the relationship between Work-Life Balance and Burnout among employees at PT X. This is a correlational quantitative study involving all 52 employees of PT X, selected using saturated sampling techniques. Data collection was carried out by distributing online questionnaires via Google Forms. The study used two instruments: the Work-Life Balance scale and the Burnout scale. Data were analyzed using the Spearman rank correlation test. The results showed a significant negative relationship between Work-Life Balance and Burnout. Thus, the higher the employees' Work-Life Balance, the lower the Burnout experienced, and vice versa. AbstrakPandemi COVID-19 berdampak besar pada industri manufaktur, menurunkan permintaan barang dan menyebabkan ketidakstabilan produksi. Banyak perusahaan mengalami kerugian, tidak bisa memenuhi gaji karyawan akhirnya perusahaan melakukan PHK. Kini, saat COVID-19 menjadi endemi, perusahaan berusaha bangkit hingga berambisi menutup kerugian yang disebabkan pandemi covid-19 dengan menambah jam lembur dan menuntut karyawan bekerja di luar bidangnya imbas dari perusahaan kekurangan karyawan karena PHK yang dilakukan. Di sisi lain, perusahaan mengabaikan Work-Life Balance karyawan, menyebabkan tekanan berlebih dan stres pada karyawan karena waktu pribadinya terkuras habis untuk bekerja. Pada akhirnya stres berkepanjangan dapat mengakibatkan Burnout. Penelitian ini bertujuang untuk mengetahui hubungan antara Work-Life Balance dengan Burnout pada karyawan PT X. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Subjek penelitian menggunakan seluruh karyawan PT X berjumlah 52 karyawan yang dipilih melalui teknik sampling jenuh. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuisioner online menggunakan google form. Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu skala Work-Life Balance dan Burnout. Data dianalisis menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara Work-Life Balance dan Burnout. Maka dari itu, semakin tinggi Work-Life Balance karyawan, maka semakin rendah Burnout yang akan dialami karyawan, dan sebaliknya.
Peran Persepsi Kepemimpinan Transformasional Dengan Burnout Pada Karyawan PT X Amin, Abd Rozaqqil; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 2 No 2 (2024): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v2i2.11505

Abstract

Abstract The rapid development in the current era of globalization in the industrial sector. causing companies to face increasingly serious problems due to increasing work demands. Employees often experience mental health problems and prolonged stress (burnout) which will have an impact on their lives and work. The success or failure experienced by an organization is largely determined by the quality of leadership it possesses. Transformational leadership style is considered a leadership model that is able to overcome problems that occur in an organization or company. This research aims to determine the relationship between perceptions of transformational leadership and burnout among employees at PT. X. The method applied in this research is a correlational design with a quantitative approach, involving all 62 employees of PT. The instruments used were the transformational leadership scale and the burnout scale by applying the Spearman Brown correlation test analysis technique. The results of the analysis show that both variables have a significant negative relationship between perceptions of transformational leadership and burnout, meaning that the higher the perception of transformational leadership, the lower the burnout experienced by employees. Conversely, the lower the perception of transformational leadership, the higher the burnout experienced by employees. Abstrak Pesatnya perkembangan di era globalisasi bidang industri masa kini. menyebabkan perusahaan menghadapi masalah yang semakin berat karena tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat.Seringkali karyawan mengalami gangguan kesehatan mental dan stress berkepanjangan (burnout) yang akan berdampak pada kehidupannya maupun pekerjaannya. Kesuksesan ataupun kegagalan yang dialami organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki. Gaya kepemimpinan transformasional dianggap sebagai model kepemimpinan yang mampu mengatasi masalah yang terjadi di suatu organisasi atau perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi kepemimpinan transformasional dengan burnout pada karyawan di PT. X.Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah desain korelasional dengan pendekaataan kuantitatif, yang melibatkan seluruh karyawan PT.X sebanyak 62 karyawan. Instrumen yang digunakan yaitu dengan skala kepemimpinan transformasional dan skala burnout dengan menerapkan teknik analisis uji korelasi spearman brown. Hasil analisis menunjukkan kedua variabel memiliki hubungan negatif signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional dengan burnout, artinya semakin tinggi persepsi kepemimpinan transformasional maka akan semakin rendah burnout yang dialami karyawan. Sebaliknya, apabila semakin rendah persepsi kepemimpinan transformasional maka akan semakin tinggi burnout yang dialami karyawan.
Hubungan antara strategi koping dengan kontrol diri ilustrator Marceline, Azka; Noviekayati, I Gusti Ayu Agung; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 2 No 03 (2024): September
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v2i03.11769

Abstract

This research aims to examine the relationship between coping strategies and self-control among illustrators. In the analysis, self-control is treated as the independent variable, while coping strategies are considered the dependent variable. The research method used is quantitative correlational. The sampling technique applied is purposive sampling with a minimum of 234 members of the Ilustrasee community aged 15–25 years. This study uses two instruments: the self-control scale and the coping strategy scale. The data were analyzed using the Pearson correlation test with the assistance of SPSS software version 25 for Windows. The analysis results showed a correlation coefficient of 0.537, indicating a positive relationship between self-control and coping strategies at a significance level of 0.000 (p = 0.05). Therefore, the higher someone’s self-control, the higher their coping strategies, and vice versa. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara strategi koping dan kontrol diri pada ilustrator. Dalam analisisnya, kontrol diri dijadikan variabel independen sedangkan strategi koping sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Teknik sampel yang diterapkan adalah purposive sampling dengan jumlah minimal 234 anggota komunitas Ilustrasee yang berusia 15-25 tahun. Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu skala kontrol diri dan strategi koping. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 25 for Windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,537, yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara kontrol diri dan strategi koping pada tingkat signifikansi 0,000 (p=<0,05). Maka dari itu, semakin tinggi kontrol diri seseorang, semakin tinggi pula strategi koping yang dimiliki dan sebaliknya.
Dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat quarter life crisis pada individu dewasa awal Hariyanto, Dandy Putra; Rina, Amherstia Pasca; Sukiatni, Dwi Sarwindah
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 2 No 03 (2024): September
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v2i03.11923

Abstract

Abstract This research aims to determine the relationship between peer social support and the level of quarter life crisis in early adult individuals. The subjects of this research were vulnerable individuals aged 19-29 years in the city of Surabaya with a total of 100 respondents. Based on analytical calculations using Spearman Rho, a correlation score of 0.225 was obtained with a significance level of 0.000 (p<0.05), meaning that there was no negative relationship between social support and the quarter life crisis. The result is that the higher the social support an individual has, it has no effect on the level of quarter life crisis experienced by that individual. Keywords: social support, Quarter life crisis, adult individuals Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat quarter life crisis pada individu dewasa awal. Subjek penelitian ini adalah individu di rentan usia 19-29 tahun yang ada di kota Surabaya dengan jumlah responden 100 orang. Berdasarkan perhitungan analisis menggunakan Spearman Rho diperoleh skor korelasi Sebesar 0.225 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05) artinya tidak terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan quarter life crisis. Hasilnya semakin tinggi dukungan sosial yang dimiliki individu tidak berpengaruh terhadap tingkat quarter life crisis yang dialami oleh individu tersebut. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Quarter life crisis, Remaja Awal
Kecemasan Sosial Korban Bullying: Bagaimana Peran Perilaku Asertif dan Regulasi Diri? Azzahra, Aninditha; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 3 No 01 (2025): Maret
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v3i01.12703

Abstract

Kecemasan sosial dapat diartikan sebagai pengalaman rasa takut, cemas atau khawatir terhadap situasi sosial dan takut dievaluasi oleh teman sebaya maupun orang lain. Faktor internal seperti perilaku asertif dan regulasi diri diduga berperan dalam menurunkan kecemasan sosial korban bullying pada siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku asertif dan regulasi diri dengan kecemasan sosial korban bullying pada siswa SMA. Populasi penelitian ini sebanyak 127 dengan sampel 101 siswa salah satu SMA Muhammadiyah Surabaya yang dipilih menggunakan Quota Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan jika tidak adanya hubungan yang signifikan antara perilaku asertif dan regulasi diri dengan kecemasan sosial (F= 0.553 dengan signifikansi 0,577 (p > 0.05)). Temuan ini menunjukkan jika masih ada kesempatan untuk peneliti lain untuk mengeksplor hubungan variabel antar ini. Kata kunci: Kecemasan Sosial, Korban Bullying, Perilaku Asertif, Regulasi Diri siswa SMA
Penerimaan Diri dan Resiliensi pada Kebahagiaan Remaja Fatherless di Surabaya Kusuma, Putri Varadhiva Adi; Noviekayati, I Gusti Ayu Agung; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 3 No 02 (2025): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v3i02.12731

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara penerimaan diri dan resiliensi terhadap kebahagiaan remaja yang mengalami kehilangan sosok ayah. Penerimaan diri merupakan kemampuan individu untuk menerima keadaan diri dan situasi hidup, sementara resiliensi mencerminkan kemampuan untuk bangkit dari kesulitan. Remaja fatherless sering menghadapi tantangan emosional yang dapat mempengaruhi kebahagiaan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan diri dan resiliensi terhadap kebahagiaan remaja fatherless. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan 200 partisipan berusia 16 hingga 18 tahun, yang dipilih melalui teknik snowball sampling dengan kriteria khusus kehilangan figur ayah. Hasil analisis menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara penerimaan diri dan resiliensi terhadap kebahagiaan remaja fatherless. Artinya, semakin tinggi tingkat penerimaan diri dan resiliensi, semakin tinggi pula tingkat kebahagiaan yang dirasakan. Kesimpulannya, penerimaan diri dan resiliensi memiliki peran penting dalam meningkatkan kebahagiaan remaja fatherless, tekanan perlunya dukungan psikologis untuk membantu remaja menghadapi tantangan hidup.
Membangun Subjective Well-Being: Impact Optimisme dan Dukungan Sosial pada Polisi Lalu Lintas Prawinda, Salsabila Balqis; Noviekayati, I Gusti Ayu Agung; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 3 No 02 (2025): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v3i02.12772

Abstract

Kesejahteraan subjektif mencakup kepuasan hidup, emosi positif, dan rendahnya emosi negatif. Polisi lalu lintas menghadapi tuntutan pekerjaan yang tinggi yang dapat memengaruhi kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara optimisme dan dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada polisi lalu lintas di Jawa Timur. Sampel terdiri dari 111 polisi yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan skala optimisme, dukungan sosial, dan kesejahteraan subjektif yang telah divalidasi. Analisis menunjukkan bahwa optimisme berhubungan positif dengan kesejahteraan subjektif, sementara dukungan sosial berhubungan negatif dengan kesejahteraan subjektif, yang menunjukkan bahwa dukungan sosial yang tinggi mungkin berhubungan dengan kesejahteraan yang lebih rendah. Hasil ini menyoroti pentingnya optimisme dan kompleksitas dukungan sosial dalam kesejahteraan polisi lalu lintas.
TERAPI BERMAIN UNTUK MENGATASI TRAUMA SISWA MTS PASCA BENCANA TANAH LONGSOR JOMBANG Dewa, Reysha Zhulfirda Anggara; Rini, Amanda Pasca; Rina, Amherstia Pasca
Ekalaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 3 (2023): Ekalaya Journal
Publisher : Nindikayla Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57254/eka.v2i3.102

Abstract

Disasters have quite fatal consequences for humans, one of which is the psychological impact, especially trauma. Trauma can occur anytime, anywhere and in any form. Trauma can affect physical and psychological conditions. The method used in this community service activity is the application of psychological trauma healing interventions through play therapy to overcome the trauma of MTS Anjasmoro students after the landslide disaster. The results of psychological trauma healing intervention through play therapy to overcome the trauma of MTS Anjasmoro students after the landslide disaster went smoothly with every participant present enthusiastically following the activity from start to finish. Students also understand what trauma is, what the signs and symptoms are, what the causes are, and what to do when experiencing trauma. Apart from that, psychological trauma healing interventions through play therapy have been proven to be able to reduce the level of trauma experienced by students after disasters in areas prone to landslides