Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Israiliyyat Dalam Tafsir Al-Quran Yumni, Firda Aufa; Alwizar, Alwizar; Yusuf, Kadar M
Journal of Education Transportation and Business Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v2i1.6350

Abstract

Israiliyyat in Qur'anic exegesis refers to narratives and information derived from Jewish and Christian traditions that have entered into the interpretation of Qur'anic verses through the reports of early Muslim scholars, including companions and successors (tabi'in). This article critically examines the definition, classification, and position of Israiliyyat within the tradition of tafsir, as well as the methodologies adopted by scholars in dealing with such reports. Israiliyyat is categorized based on the authenticity of its transmission (sound or weak) and its compatibility with Islamic teachings (accepted, rejected, or suspended). While classical exegetes often used Israiliyyat to elaborate on historical accounts in the Qur'an, modern scholars tend to approach them with skepticism or outright rejection to preserve the purity of Islamic doctrine. The use of Israiliyyat presents a double-edged impact: it may enrich historical context but can also mislead the understanding of Islamic teachings if not critically verified. Therefore, caution in employing Israiliyyat is essential in Qur'anic interpretation to protect the integrity of Islamic beliefs and the accurate understanding of divine revelation.
Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur’an Ramdhani, Randy Pratama; Yusuf, Kadar M; Alwizar, Alwizar
Journal of Education Transportation and Business Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v2i1.6351

Abstract

Makalah ini mengkaji konsep ilmu dalam perspektif Al-Qur’an secara komprehensif dan kritis dengan membandingkannya dengan pandangan filsafat Barat. Dalam Islam, ilmu tidak hanya merupakan hasil rasionalitas manusia, tetapi juga cahaya ilahi yang bersumber dari wahyu. Al-Qur’an memberikan tempat yang sangat tinggi bagi ilmu, baik sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT maupun sebagai jalan untuk membangun peradaban yang beradab. Dalam makalah ini, dijelaskan perbedaan mendasar antara epistemologi Islam dan Barat, terutama dalam hal sumber, tujuan, klasifikasi, dan dimensi nilai dari ilmu. Al-Qur’an mengklasifikasikan ilmu menjadi ilmu laduni (ilmu ilahiah) dan ilmu kasbi (ilmu hasil usaha manusia), serta mengajarkan pentingnya keseimbangan antara akal, wahyu, dan etika dalam proses pencarian ilmu. Dengan pendekatan integratif dan transendental, Islam memandang ilmu sebagai amanah dan ibadah, bukan sekadar instrumen eksplorasi duniawi. Kajian ini diharapkan dapat memperkaya wacana epistemologi Islam dan menjadi pijakan konseptual bagi pengembangan ilmu yang holistik dan bernilai spiritual.
I’jazul Qur’an (Mukjizat Al-Qur’an) Jumiati, Dinda; Alwizar, Alwizar; Yusuf, Kadar M
Journal of Education Transportation and Business Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v2i1.6299

Abstract

Makalah ini membahas I’jazul Qur’an, yaitu kemukjizatan Al-Qur’an sebagai bukti kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan sebagai wahyu Allah SWT. I’jazul Qur’an menegaskan bahwa tidak ada satu pun makhluk, baik manusia maupun jin, yang mampu menandingi Al-Qur’an, bahkan hanya satu surat sekalipun. Pembahasan mencakup pengertian i’jaz secara bahasa dan istilah, unsur-unsur yang menyertai mukjizat, macam-macam mukjizat, tujuan dan manfaatnya, serta pembagian aspek kemukjizatannya seperti kebahasaan, ilmiah, syariat, dan pemberitaan gaib. Kajian ini juga mengemukakan pandangan ulama seperti Abdul Qahir Al-Jurjani dan menelaah bukti historis kegagalan para penantang Al-Qur’an. Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memperkuat keimanan umat Islam terhadap Al-Qur’an sebagai wahyu yang tidak tertandingi hingga akhir zaman.
Kaedah Tafsir: Kaedah Mutlaq dan Muqayyad Firmansyah, Mhd Yudha; Yusuf, Kadar M; Alwizar, Alwizar
AR-RUMMAN: Journal of Education and Learning Evaluation Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/arrumman.v2i1.6333

Abstract

Kajian ini mengkaji asas-asas penafsiran yang terkait dengan konsep mutlaq dan muqayyad dalam Al-Qur'an. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami definisi, kaidah, dan pentingnya asas-asas mutlaq dan muqayyad dalam penafsiran Al-Qur'an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, dengan menganalisis sumber-sumber primer dan sekunder yang terkait dengan asas-asas penafsiran Al-Qur'an. Teknik pengumpulan data meliputi dokumentasi dan analisis isi kitab-kitab tafsir klasik dan kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutlaq merujuk pada ungkapan-ungkapan umum tanpa batasan-batasan khusus, sedangkan muqayyad merujuk pada ungkapan-ungkapan dengan batasan-batasan khusus. Penerapan asas-asas ini bergantung pada empat syarat: (1) sebab yang sama dan hukum yang sama - mutlaq mengikuti muqayyad; (2) sebab yang sama tetapi hukum yang berbeda - masing-masing tetap terpisah; (3) sebab yang berbeda tetapi hukum yang sama - para ulama berbeda pendapat; (4) sebab yang berbeda dan hukum yang berbeda - masing-masing tetap independen. Memahami asas-asas ini sangat penting untuk penafsiran Al-Qur'an yang akurat dan derivasi hukum Islam yang tepat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penguasaan kaidah mutlaq dan muqayyad sangat penting bagi para ulama dan mahasiswa studi Islam untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dan penerapan hukum.
Kaidah Tafsir Al-Qur’an Mantuq dan Mafhum Rahman, Luthfi Anshori; Yusuf, Kadar M; Alwizar, Alwizar
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji kaidah tafsir mantuq dan mafhum sebagai instrumen metodologis dalam penafsiran Al-Qur'an. Mantuq merujuk pada makna tersurat yang terkandung dalam Al-Qur'an, sementara mafhum mengacu pada makna tersirat yang diperoleh melalui indikasi kontekstual dan struktural bahasa. Kajian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis tipologi kedua kaidah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mantuq terbagi menjadi mantuq sharih dan ghair sharih, sedangkan mafhum terdiri dari mafhum muwafaqah dan mukhalafah dengan berbagai subkategorinya. Penerapan kedua kaidah ini terbukti efektif dalam penetapan hukum (istinbat ahkam) dari nash-nash Al-Qur'an, khususnya dalam merespons isu-isu kontemporer yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam nash. Temuan ini memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan metodologi tafsir yang lebih komprehensif dan responsif terhadap dinamika zaman.
Israiliyyat Dalam Tafsir Al-Quran Yumni, Firda Aufa; Alwizar, Alwizar; Yusuf, Kadar M
Journal of Education Transportation and Business Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v2i1.6350

Abstract

Israiliyyat in Qur'anic exegesis refers to narratives and information derived from Jewish and Christian traditions that have entered into the interpretation of Qur'anic verses through the reports of early Muslim scholars, including companions and successors (tabi'in). This article critically examines the definition, classification, and position of Israiliyyat within the tradition of tafsir, as well as the methodologies adopted by scholars in dealing with such reports. Israiliyyat is categorized based on the authenticity of its transmission (sound or weak) and its compatibility with Islamic teachings (accepted, rejected, or suspended). While classical exegetes often used Israiliyyat to elaborate on historical accounts in the Qur'an, modern scholars tend to approach them with skepticism or outright rejection to preserve the purity of Islamic doctrine. The use of Israiliyyat presents a double-edged impact: it may enrich historical context but can also mislead the understanding of Islamic teachings if not critically verified. Therefore, caution in employing Israiliyyat is essential in Qur'anic interpretation to protect the integrity of Islamic beliefs and the accurate understanding of divine revelation.
Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur’an Ramdhani, Randy Pratama; Yusuf, Kadar M; Alwizar, Alwizar
Journal of Education Transportation and Business Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v2i1.6351

Abstract

Makalah ini mengkaji konsep ilmu dalam perspektif Al-Qur’an secara komprehensif dan kritis dengan membandingkannya dengan pandangan filsafat Barat. Dalam Islam, ilmu tidak hanya merupakan hasil rasionalitas manusia, tetapi juga cahaya ilahi yang bersumber dari wahyu. Al-Qur’an memberikan tempat yang sangat tinggi bagi ilmu, baik sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT maupun sebagai jalan untuk membangun peradaban yang beradab. Dalam makalah ini, dijelaskan perbedaan mendasar antara epistemologi Islam dan Barat, terutama dalam hal sumber, tujuan, klasifikasi, dan dimensi nilai dari ilmu. Al-Qur’an mengklasifikasikan ilmu menjadi ilmu laduni (ilmu ilahiah) dan ilmu kasbi (ilmu hasil usaha manusia), serta mengajarkan pentingnya keseimbangan antara akal, wahyu, dan etika dalam proses pencarian ilmu. Dengan pendekatan integratif dan transendental, Islam memandang ilmu sebagai amanah dan ibadah, bukan sekadar instrumen eksplorasi duniawi. Kajian ini diharapkan dapat memperkaya wacana epistemologi Islam dan menjadi pijakan konseptual bagi pengembangan ilmu yang holistik dan bernilai spiritual.
I’jazul Qur’an (Mukjizat Al-Qur’an) Jumiati, Dinda; Alwizar, Alwizar; Yusuf, Kadar M
Journal of Education Transportation and Business Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v2i1.6299

Abstract

Makalah ini membahas I’jazul Qur’an, yaitu kemukjizatan Al-Qur’an sebagai bukti kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan sebagai wahyu Allah SWT. I’jazul Qur’an menegaskan bahwa tidak ada satu pun makhluk, baik manusia maupun jin, yang mampu menandingi Al-Qur’an, bahkan hanya satu surat sekalipun. Pembahasan mencakup pengertian i’jaz secara bahasa dan istilah, unsur-unsur yang menyertai mukjizat, macam-macam mukjizat, tujuan dan manfaatnya, serta pembagian aspek kemukjizatannya seperti kebahasaan, ilmiah, syariat, dan pemberitaan gaib. Kajian ini juga mengemukakan pandangan ulama seperti Abdul Qahir Al-Jurjani dan menelaah bukti historis kegagalan para penantang Al-Qur’an. Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memperkuat keimanan umat Islam terhadap Al-Qur’an sebagai wahyu yang tidak tertandingi hingga akhir zaman.
Kaedah Tafsir: Kaedah Mutlaq dan Muqayyad Firmansyah, Mhd Yudha; Yusuf, Kadar M; Alwizar, Alwizar
AR-RUMMAN: Journal of Education and Learning Evaluation Vol 2, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/arrumman.v2i1.6333

Abstract

Kajian ini mengkaji asas-asas penafsiran yang terkait dengan konsep mutlaq dan muqayyad dalam Al-Qur'an. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami definisi, kaidah, dan pentingnya asas-asas mutlaq dan muqayyad dalam penafsiran Al-Qur'an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, dengan menganalisis sumber-sumber primer dan sekunder yang terkait dengan asas-asas penafsiran Al-Qur'an. Teknik pengumpulan data meliputi dokumentasi dan analisis isi kitab-kitab tafsir klasik dan kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutlaq merujuk pada ungkapan-ungkapan umum tanpa batasan-batasan khusus, sedangkan muqayyad merujuk pada ungkapan-ungkapan dengan batasan-batasan khusus. Penerapan asas-asas ini bergantung pada empat syarat: (1) sebab yang sama dan hukum yang sama - mutlaq mengikuti muqayyad; (2) sebab yang sama tetapi hukum yang berbeda - masing-masing tetap terpisah; (3) sebab yang berbeda tetapi hukum yang sama - para ulama berbeda pendapat; (4) sebab yang berbeda dan hukum yang berbeda - masing-masing tetap independen. Memahami asas-asas ini sangat penting untuk penafsiran Al-Qur'an yang akurat dan derivasi hukum Islam yang tepat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penguasaan kaidah mutlaq dan muqayyad sangat penting bagi para ulama dan mahasiswa studi Islam untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dan penerapan hukum.
Tafsir Ditinjau dari Sumbernya (Tafsir Bi Al Ma’tsur, Tafsir Bi Ar-Ra’yi, dan Tafsir Bi Al- Isyari) Syahrani, Amellia Putri; Alwizar, Alwizar; Yusuf, Kadar M
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 4, No 1 (2025): June 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v4i1.6285

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan tiga sumber utama dalam ilmu tafsir Al-Qur’an, yaitu Tafsir bi al-Ma’tsur, Tafsir bi Ar-Ra’yi, dan Tafsir bi Al-Isyari. Masing-masing metode memiliki pendekatan, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Kajian ini penting untuk memahami bagaimana Al-Qur’an ditafsirkan oleh para ulama dari berbagai pendekatan keilmuan, dan untuk menilai keakuratan serta relevansi tafsir dalam konteks kehidupan modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan tertulis seperti manuskrip, buku, majalah, surat kabar dan dokumen lainnya. Sumber data merupakan penjelasan mengenai sumber-sumber untuk memperoleh artikel relevan yang akan direview, sumber data pada penelitian ini bersumber dari jurnal dan buku.