Permasalahan sampah merupakan isu lingkungan signifikan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2023 timbulan sampah di daerah ini mencapai 132.335,31 ton, dengan komposisi terbesar berasal dari rumah tangga (53,2%) dan plastik (17,92%). Survei terhadap 40 kepala keluarga menunjukkan 52,5% tidak memiliki tempat sampah di rumah, dan 45% masih menggunakan tempat sampah terbuka. Dari segi pengetahuan, 57,5% tergolong cukup dan 22,5% masih kurang dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga serta memperkenalkan cara pemanfaatan limbah organik rumah tangga. Metode yang digunakan mencakup edukasi pengelolaan sampah dan pelatihan pembuatan eco-enzyme. Kegiatan dilaksanakan di RT 03 Desa Paku Alam, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, dengan peserta sebanyak 20 orang. Evaluasi dilakukan menggunakan pre-test dan post-test berbentuk pilihan ganda berskala nominal, dengan materi mencakup pengertian, jenis, sifat, dampak, dan cara pengelolaan sampah, serta prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Selain itu, kuesioner monitoring disebarkan tiga kali selama tiga bulan. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata nilai 64,5 yang meningkat menjadi 81,5 pada post-test, menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 26,35%. Monitoring lanjutan menunjukkan peningkatan dari 84,2% menjadi 97,8% pada bulan ketiga. Dalam pelatihan pembuatan eco-enzyme, 95% peserta berhasil membuat produk berkualitas, 80% berencana terus menggunakannya, dan 55% rutin mengaplikasikannya. Sebanyak 5% gagal karena kesalahan penyimpanan. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, yang terlihat dari kemampuan peserta dalam memilah sampah dan menggunakan eco-enzyme hasil produksi sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.