Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Dampak Kerja Shift terhadap Kesehatan Reproduksi: Kajian Sistematis pada Tenaga Kesehatan Wanita Hapsari, Restiana Kartika Mantasti; Noor, Ihya Hazairin; Nisa, Mufatihatul Aziza; Fakhriyah, Fakhriyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 12 No 2 (2025): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55500/jikr.v12i2.292

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kerja shift terhadap kesehatan reproduksi tenaga kesehatan wanita, dengan fokus utama pada prevalensi gangguan siklus menstruasi. Tinjauan sistematis dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA dengan menelusuri artikel dari database PubMed, CINAHL, Embase, dan Scopus untuk periode 2020–2025. Sebanyak 14 studi observasional dan meta- analisis yang memenuhi kriteria inklusi dianalisis secara kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi gangguan menstruasi lebih tinggi pada tenaga kesehatan wanita yang bekerja shift dibandingkan dengan non-shift, yaitu berkisar antara 31,5% hingga 60,2%. Gangguan yang paling sering dilaporkan adalah siklus menstruasi tidak teratur, dismenore, dan menopause dini. Peningkatan prevalensi ini berkaitan erat dengan gangguan ritme sirkadian, stres kerja, dan perubahan hormonal akibat pola kerja yang tidak teratur. Temuan ini menunjukkan bahwa kerja shift merupakan faktor risiko signifikan terhadap gangguan siklus menstruasi pada pekerja wanita, sehingga diperlukan kebijakan dan intervensi preventif di lingkungan kerja.
Peduliloka: Edukasi Pengelolaan Sampah dan Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme di Desa Paku Alam, Kabupaten Banjar Fakhriyah, Fakhriyah; Annisa, Amanda; Fazila, Maudy Siti; Azizah, Nor; Munawaroh, Yuga Dwi; Noor, Ihya Hazairin
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v6i2.6453

Abstract

Permasalahan sampah merupakan isu lingkungan signifikan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2023 timbulan sampah di daerah ini mencapai 132.335,31 ton, dengan komposisi terbesar berasal dari rumah tangga (53,2%) dan plastik (17,92%). Survei terhadap 40 kepala keluarga menunjukkan 52,5% tidak memiliki tempat sampah di rumah, dan 45% masih menggunakan tempat sampah terbuka. Dari segi pengetahuan, 57,5% tergolong cukup dan 22,5% masih kurang dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga serta memperkenalkan cara pemanfaatan limbah organik rumah tangga. Metode yang digunakan mencakup edukasi pengelolaan sampah dan pelatihan pembuatan eco-enzyme. Kegiatan dilaksanakan di RT 03 Desa Paku Alam, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, dengan peserta sebanyak 20 orang. Evaluasi dilakukan menggunakan pre-test dan post-test berbentuk pilihan ganda berskala nominal, dengan materi mencakup pengertian, jenis, sifat, dampak, dan cara pengelolaan sampah, serta prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Selain itu, kuesioner monitoring disebarkan tiga kali selama tiga bulan. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata nilai 64,5 yang meningkat menjadi 81,5 pada post-test, menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 26,35%. Monitoring lanjutan menunjukkan peningkatan dari 84,2% menjadi 97,8% pada bulan ketiga. Dalam pelatihan pembuatan eco-enzyme, 95% peserta berhasil membuat produk berkualitas, 80% berencana terus menggunakannya, dan 55% rutin mengaplikasikannya. Sebanyak 5% gagal karena kesalahan penyimpanan. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, yang terlihat dari kemampuan peserta dalam memilah sampah dan menggunakan eco-enzyme hasil produksi sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.
ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN AGE, GENDER, AND LENGTH OF EMPLOYMENT WITH WORK-RELATED STRESS AMONG NURSES Hapsari, Restiana Kartika Mantasti; Noor, Ihya Hazairin; Nisa, Mufatihatul Aziza
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 16 No. 2, Juli 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v16i2.1780

Abstract

Background: Work-related stress is a common issue among nurses and can affect their performance, quality of care, and psychological well-being. This study aimed to analyze the relationship between age, gender, and length of service with work-related stress levels among nurses at a hospital in Banjarbaru City.Methods: A quantitative approach with a cross-sectional design was used. The sample consisted of 120 nurses at a hospital in Banjarbaru City selected through proportional stratified random sampling. Data were collected using a demographic questionnaire and the Perceived Stress Scale (PSS), which has been validated in previous studies with a Cronbach’s alpha of 0.82. Data were analysed using the Chi-Square test with a significance level of 0.05.Results: The results showed no significant relationship between age (p=0.298), gender (p=0.397), and length of service (p=0.581) and the level of work-related stress. However, descriptive results indicated a higher proportion of stress among nurses who were female, younger, and had longer work experience.Conclusion: It is recommended that hospital management focus more on workload, work environment, and psychosocial support rather than individual demographic factors in managing work stress.
Malaria Prevention Strategies in Kalimantan, Indonesia: A Secondary Analysis of 2018 Basic Health Research Data Ridha, Muhammad Rasyid; Andiarsa, Dicky; Noor, Ihya Hazairin; Wiliyani, Erni; Ramadhani, Tri; Yudhastuti, Ririh
Nurse Media Journal of Nursing Vol 14, No 2 (2024): (August 2024)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nmjn.v14i2.56285

Abstract

Background:  Kalimantan remains malaria-endemic, particularly in rural areas, where prevention efforts face challenges such as insecticide resistance and limited healthcare access. Despite available measures like insecticide-treated nets, gaps in understanding individual and household prevention practices persist, especially in relation to demographics and effectiveness in reducing malaria transmission.Purpose: This study aimed to examine the individual and household-level malaria prevention strategies utilized in rural Kalimantan and evaluate their effectiveness in reducing malaria incidence.Methods: The study was a secondary analysis of the 2018 Indonesian basic health research (Riskesdas). A total of 67,155 respondents in Kalimantan were analyzed including respondent characteristics, memories of malaria infection, and individual and household malaria prevention efforts. The data were collected through the result of the 2018 Riskesdas survey. Bivariate regression and multivariable logistic regression were used in data analysis.Results:  Self-reported malaria rates were higher among older respondents compared to younger ones. Women reported lower malaria rates than men, especially in South Kalimantan. In West Kalimantan, the use of bed nets was associated with higher self-reported malaria rates (OR=1.838, 95%CI 1.147–2.943). Short-term use of insecticide-treated nets (ITNs) showed varying odds across provinces: Central Kalimantan (OR=3.659, 95%CI 1.378–9.717), South Kalimantan (OR=10.811, 95%CI 3.649–32.030), East Kalimantan (OR=2.615, 95%CI 1.041–6.567), and West Kalimantan (OR=2.428, 95%CI 1.446–4.078). In all provinces, preventive measures such as coils or electric mats reduced self-reported malaria cases. The use of mosquito screens was effective in South Kalimantan (OR=0.208, 95%CI 0.027–1.598), Central Kalimantan (OR=0.365, 95%CI 0.120–2.181), and North Kalimantan (OR=0.000, 95%CI 0.000–0.000). The multivariate model highlighted mosquito nets as the most effective household-scale prevention in nearly all Kalimantan provinces except North Kalimantan.Conclusion:  This study showed that individuals aged 25 and over, women, non-farmers, and those using ITNs and other preventive measures, especially in rural areas, were less likely to report malaria, emphasizing the need for targeted interventions from local health authorities.
ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN AGE, GENDER, AND LENGTH OF EMPLOYMENT WITHWORK-RELATED STRESS AMONG NURSES Hapsari, Restiana Kartika Mantasti; Noor, Ihya Hazairin; Nisa, Mufatihatul Aziza
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 16 No. 2, Juli 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v16i2.1780

Abstract

Background: Work-related stress is a common issue among nurses and can affect their performance, quality of care, and psychological well-being. This study aimed to analyze the relationship between age, gender, and length of service with work-related stress levels among nurses at a hospital in Banjarbaru City.Methods: A quantitative approach with a cross-sectional design was used. The sample consisted of 120 nurses at a hospital in Banjarbaru City selected through proportional stratified random sampling. Data were collected using a demographic questionnaire and the Perceived Stress Scale (PSS), which has been validated in previous studies with a Cronbach's alpha of 0.82. Data were analysed using the Chi-Square test with a significance level of 0.05.Results: The results showed no significant relationship between age (p=0.298), gender (p=0.397), and length of service (p=0.581) and the level of work-related stress. However, descriptive results indicated a higher proportion of stress among nurses who were female, younger, and had longer work experience.Conclusion: It is recommended that hospital management focus more on workload, work environment, and psychosocial support rather than individual demographic factors in managing work stress.