Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perkembangan Fisik, Intelegensi, Emosi dan Bahasa AUD Khairiah, Dina
Al Athfal : Jurnal Kajian Perkembangan Anak dan Manajemen Pendidikan Usia Dini Vol 1 No 1 (2018): Al-Athfal, Vol. I, No. 1, Januari-Juni, 2018
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pada anak usia dini mencakup berbagai aspek. Secara umum, aspek perkembangan anak usia dini yang mencakup perkembangan fisik, sosial, emosi, bahasa, kognitif dan inteligensi. Perkembangan yang menjadi pembahasan disini bagaimana perkembangan fisik, inteligensi, emosi dan bahasa pada anak usia dini. Perkembangan fisik yang terlihat sebenarnya sesuai pada umur anak seperti pertumbuhan gigi,perkembangan tinggi dan berat badan anak, perkembangan inteligensi untuk melihat bagaimana kemampuan inteligensi (kecerdasan) dimasa anak, bagaimana emosi anak ketika lebih dominan atau berpengaruh pada orang yang dekat dengan anak, bagaimana perkembangan bahasa anak yang mengalami tahap-tahap sehingga menuju proses yang kompleks. Dimulai dari perkembangan dari segi postur tubuh, perkembangan inteligensi anak yang mengalami IQ diatas atau dibawah rata-rata, perkembangan emosi yang lebih dominan pada rasa senang, sedih, gelisah, dan terluka. Perkembangan bahasa yang pada awalnya mengalami keterlambatan dalam berbicara menuju proses sempurna dalam memahami bahasa orang disekitarnya. Dalam hal ini sebagai bahan renungan bagi guru bagaimana mengembangkan perkembangan-perkembangan tersebut.
Assesmen Perkembangan Sosio-emosional Anak usia Dini Khairiah, Dina
Al Athfal : Jurnal Kajian Perkembangan Anak dan Manajemen Pendidikan Usia Dini Vol 1 No 2 (2018): Al-Athfal, Vol. I, No. 2, Juli-Desember, 2018
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan sosio-emosional anak merupakan perkembangan yang menceritakan perkembangan sosial dan emosi anak. perkembangan sosial anak yakni perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan aturan-aturan yang berlaku dilingkungan anak berada. Perkembangan emosional anak diartikan sebuah keadaan yang kompleks dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Sehingga perkembangan sosial berkaitan erat dengan emosional anak karena ekspresi yang ditampilkan anak berkaitan dengan sikap sosial anak menjadikan sikap atau tingkah laku itu muncul. Assemen/penilaian dilakukan untuk melihat aspek perkembangan sosio-emosional anak apakah sudah tercapai atau belum. Proses penilaian ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua aspek perkembangan anak didik baik aspek sikap, ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Agar tujuan penilaian tersebut tercapai, guru hendaknya memiliki pengetahuan berbagai metode dan teknik penilaian seperti; teknik penilaian observasi, percakapan, catatn anekdot dan catatsn spesimen, sehingga memiliki keterampilan memilih dan menggunakan dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah ditetapkan.
Concept analysis of the independent learning curriculum in the mass of Covid-19 at early childhood education institutions Rahayu, Cucu; Warlizasusi, Jumira; Ifnaldi, Ifnaldi; Khairiah, Dina
Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2022): Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajipaud.v5i1.11459

Abstract

Independent learning (Merdeka Belajar) is the latest discovery in the field of Early Childhood Education. Institutions, teachers, and students have the flexibility to organize their learning activities when they have the freedom to learn. For PAUD teachers, the problem of learning independence is a matter of the ability to communicate and adapt to changes in the world of education. This study aimed to analyze the concept of an independent learning curriculum. This study uses qualitative methods, data sources from journals, research reports, scientific articles, etc. The data collection technique in this study uses source triangulation and technical triangulation. The data analysis technique in this study used SWOT analysis. The author's study results in the concept of Independent learning in PAUD is Freedom to Play. The idea is child-centered, and so far, learning is mostly teacher-centered. The characteristics of the curriculum are children. Teachers can develop their learning themes that will be implemented and efforts to increase creativity in learning based on their relationship with independent learning. Therefore, the learning process can provide free space for educators and students to be more creative in learning. This study found that independent learning gives schools the flexibility to determine learning materials that aim to develop better students.
Increasing kinesthetic intelligence through outbound kapla toys Noor, Fu'ad Arif; Indriani, Indah; Khairiah, Dina
Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 7 No. 2 (2024): Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/al-athfaal.v7i2.22569

Abstract

Background: Outbound Kapla Toys is an outdoor play activity that can develop children's gross motor skills by crawling, jumping, hopping and throwing according to the correct color. The kinesthetic intelligence of children at RA Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak has not developed optimally, this is evident from the fact that most children have difficulty in doing these basic movements. This activity stimulates their imagination and creativity, because there are no limits to what they can create.Aim: To determine the implementation of kinesthetic learning and its improvement at RA Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak through Outbound Kapla Toys. The novelty of this study compared to previous studies lies in a more holistic and multidimensional approach to developing children's skills, compared to previous studies that focused more on one aspect such as motor skills or creativity.Method: The subjects of this classroom action research (CAR) were children aged 5-6 years at RA Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak. The data collection instruments used observation, interviews and documentation.Results: Outbound Kapla can be used to build various shapes and designs, which support the development of children's fine motor skills and creativity. In the implementation of kinesthetic learning, it increases and develops very well.Conclusion: Kinesthetic Intelligence through Kapla Outbound Toys increases and is able to display basic movements that are easy for children to do so that it is effective to use.
Hubungan Kelekatan Anak Pada Ibu dengan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun Wahyuni, Sri; Ningsih, Rahmi Wardah; Yunisari, Dewi; Khairiah, Dina
BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v5i1.15016

Abstract

Kemandirian anak usia 5–6 tahun merupakan salah satu indikator penting dalam perkembangan sosial-emosional yang mendukung kesiapan sekolah. Namun, masih banyak anak yang menunjukkan ketergantungan tinggi terhadap ibu dalam berbagai aktivitas harian. Permasalahan ini mendorong pentingnya kajian terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kemandirian, salah satunya adalah kualitas kelekatan anak dengan ibunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kelekatan anak pada ibu dengan kemandirian anak usia 5–6 tahun melalui studi kepustakaan. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur terhadap berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pola kelekatan yang aman (secure attachment) antara anak dan ibu berkontribusi positif terhadap perkembangan kemandirian anak, ditandai dengan kemampuan anak dalam mengambil keputusan, menyelesaikan tugas sendiri, serta berani menghadapi situasi baru. Sebaliknya, kelekatan yang tidak aman (insecure attachment) cenderung menghambat perkembangan aspek tersebut. Dengan demikian, membangun kelekatan yang aman sejak dini menjadi dasar penting dalam menumbuhkan kemandirian anak.
Hubungan Kelekatan Anak Pada Ibu dengan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun Wahyuni, Sri; Ningsih, Rahmi Wardah; Yunisari, Dewi; Khairiah, Dina
BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v5i1.15016

Abstract

Kemandirian anak usia 5–6 tahun merupakan salah satu indikator penting dalam perkembangan sosial-emosional yang mendukung kesiapan sekolah. Namun, masih banyak anak yang menunjukkan ketergantungan tinggi terhadap ibu dalam berbagai aktivitas harian. Permasalahan ini mendorong pentingnya kajian terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kemandirian, salah satunya adalah kualitas kelekatan anak dengan ibunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kelekatan anak pada ibu dengan kemandirian anak usia 5–6 tahun melalui studi kepustakaan. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur terhadap berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pola kelekatan yang aman (secure attachment) antara anak dan ibu berkontribusi positif terhadap perkembangan kemandirian anak, ditandai dengan kemampuan anak dalam mengambil keputusan, menyelesaikan tugas sendiri, serta berani menghadapi situasi baru. Sebaliknya, kelekatan yang tidak aman (insecure attachment) cenderung menghambat perkembangan aspek tersebut. Dengan demikian, membangun kelekatan yang aman sejak dini menjadi dasar penting dalam menumbuhkan kemandirian anak.
Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain Peran Khairiah, Dina; Putri, Anisa; Arifin, Darul; Asrima, Nur; Manalu, Ali Wardhana
BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v4i1.5991

Abstract

This study aims to determine the effect in depth and examine the relationship between role playing and the development of linguistic intelligence of early childhood in RA Al-Huda. This research was conducted using a descriptive method using a qualitative approach. The results of this study indicate: 1) role playing is a method that is widely used and is considered capable of developing children's linguistic intelligence because it will stimulate empathy and understand and appreciate  whatever professions do other people, 2) teachers have a big role in assisting children to help shape children's character through role playing activities, and 3) linguistic intelligence can develop better if the right methods are continuously applied. This study concludes that role playing can affect the linguistic intelligence of early childhood.
Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain Peran Khairiah, Dina; Putri, Anisa; Arifin, Darul; Asrima, Nur; Manalu, Ali Wardhana
BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v4i1.5991

Abstract

This study aims to determine the effect in depth and examine the relationship between role playing and the development of linguistic intelligence of early childhood in RA Al-Huda. This research was conducted using a descriptive method using a qualitative approach. The results of this study indicate: 1) role playing is a method that is widely used and is considered capable of developing children's linguistic intelligence because it will stimulate empathy and understand and appreciate  whatever professions do other people, 2) teachers have a big role in assisting children to help shape children's character through role playing activities, and 3) linguistic intelligence can develop better if the right methods are continuously applied. This study concludes that role playing can affect the linguistic intelligence of early childhood.
Pembelajaran Doa Harian Sebagai Upaya Membentuk Kebiasaan Islami Yuris, Evicenna; Khairiah, Dina
AUD Cendekia: Journal of Islamic Early Childhood Education Vol. 5 No. 3 (2025): Desember (2025)
Publisher : Prodi PIAUD STAI Sumatera Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53802/audcendekia.v5i3.581

Abstract

This study aims to describe the daily prayer learning process, the formation of Islamic habits, and the challenges faced by early childhood children in the Magrib Mengaji program at Al-Khairi Mosque. The study employed a qualitative case study approach, involving ten children, two instructors, and two parents as informants. Data were collected through in-depth interviews, participatory observation, and documentation, then analyzed using Miles and Huberman’s interactive model. The results indicate that daily prayer learning is conducted systematically using participatory, multisensory, and contextual approaches. Children actively engage through repetition, independent practice, and real-life application, supported by the roles of teachers and parents in reinforcing Islamic values. This habituation contributes to religious behavior, discipline, responsibility, empathy, and the internalization of gratitude and mutual respect. Challenges identified include limited attention span, the need for more creative teaching methods, inconsistent parental support, environmental distractions at the mosque, and variations in children’s intrinsic motivation. The study confirms that daily prayer habituation is an effective strategy for developing the religious character of early childhood children, requiring collaboration among mosques, instructors, and families, along with creative and contextualized learning methods