Fibryanto, Eko
Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Pengaruh Ekstrak Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Officinarum) Terhadap Streptococcus mutans (in vitro)The effect of elephant ginger (Zingiber officinale var. Officinarum) extract on Streptococcus mutans (in vitro) Eko Fibryanto; Rosita Stefani; Brandon Winaldy
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 34, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v34i2.37554

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Karies merupakan penyakit yang mengenai jaringan keras gigi. Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan karies karena memfermentasi karbohidrat menjadi asam. Zingiber officinale var. Officinarum merupakan tanaman rimpang yang banyak tumbuh di Indonesia dan memiliki daya antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, dan 100% ekstrak Zingiber officinale var. Officinarum terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni yang terdiri dari 7 kelompok, yaitu: konsentrasi 6,25; 12,5; 25, 50; 100%, kontrol positif, dan negatif. Kontrol positif adalah klorheksidin glukonat 0,2% dan kontrol negatif adalah dimetilsulfoksida (DMSO) 20%. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan etanol 96%. Uji daya hambat pertumbuhan Streptococcus mutans (ATCC 25175, USA) dilakukan dengan metode dilusi menggunakan media Brain Heart Infusion (BHI) dan perhitungan jumlah koloni menggunakan metode hitung cawan. Data dianalisis dengan uji One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey (p<0,05). Hasil: Ekstrak Zingiber officinale var. Officinarum mempengaruhi pertumbuhan jumlah koloni Streptococcus mutans. Konsentrasi 100% (0 CFU/mL) berbeda bermakna (p<0,05) terhadap konsentrasi 6,25% (2,42±0,19x108 CFU/mL); 12,5% (2,06±0,19x108 CFU/mL), dan 25% (1,46±0,11x108 CFU/mL). Tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara ekstrak 100% terhadap konsentrasi 50% (0,81±0,50.108 CFU/ml) dan klorheksidin glukonat (0 CFU/mL). Simpulan: Terdapat pengaruh ekstrak Z. officinale var. Officinarum terhadap jumlah koloni S. mutans. Konsentrasi ekstrak 100% mampu mengeliminasi S.mutans (minimum bactericidal concetration). Konsentrasi 100% sama efektifnya dengan 0,2% klorheksidin glukonat.Kata kunci: streptococcus mutans; zingiber officinale var. officinarum; karies; konsentrasi hambat minimal; konsentrasi bunuh minimalABSTRACTIntroduction: Caries is a disease that affects the hard tissue of the teeth. Streptococcus mutans is one of the microorganisms that can cause caries because it ferments carbohydrates into acids. Zingiber officinale var. Officinarum is a rhizome plant that is widely grown in Indonesia and has antibacterial properties. This study aimed to analyze the effects of 6.25%, 12.5; 25; 50; and 100% Zingiber Officinale Var Officinarum extract against the growth of Streptococcus mutans. Methods: This was a true experimental study consisting of 7 groups, concentration 6.25; 12.5; 25, 50; 100%, positive control, and negative. The Zingiber officinale var. Officinarum extract was prepared with the maceration method using 96% ethanol. The positive control was 0.2% chlorhexidine gluconate and the negative control was 20% dimethylsulfoxide (DMSO). The growth inhibition test of Streptococcus mutans (ATCC 25175, USA) was carried out by dilution method using Brain Heart Infusion (BHI) media and the number of colonies were measured using the plate count method. Data was analyzed by One-way ANOVA and post-hoc Tukey test (p<0.05). Results: Different concentrations of Z. officinale var. Officinarum extract had various effects on the growth of Streptococcus mutans. The 100% extract differed significantly (p<0.05) compared to 6.25% extract (2.42±0.19x108 CFU/mL), 12.5% (2.06±0.19x108 CFU/mL), and 25% (1.46±0.11x108 CFU/mL). There was no difference between 100%, 50% extract (0.81±0.50x108 CFU/ml) and chlorhexidine gluconate (p>0.05). Conclusion:  Zingiber officinale var. Officinarum 50% is able to inhibit the growth of S. mutans (minimum inhibitory concentration). In addition, the extract concentration of 100% is able to eliminate S. mutans (minimum bactericidal concentration) and as effective as 0.2% chlorhexidine gluconate.Keywords: streptococcus mutans; zingiber officinale var. officinarum; caries; minimum inhibitory concetration; minimum bactericidal concentration
Perawatan saluran akar J-shaped pada premolar pertama mandibula: laporan kasus Farasdhita, Felly; Fibryanto, Eko; Widyastuti, Wiena
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 37, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v37i1.49843

Abstract

Perawatan saluran akar J-shaped pada premolar pertama mandibula: laporan kasus ABSTRAKPendahuluan: Klinisi harus waspada dengan adanya kelainan pada anatomi internal saluran akar. Pemilihan instrumentasi yang tepat diperlukan untuk preparasi saluran akar melengkung. Kesalahan iatrogenik pada saluran akar melengkung dapat terjadi seperti ledge, separasi instrumen, penyumbatan saluran akar, perforasi, dan transportasi apikal tear-drop. Laporan kasus ini bertujuan untuk menyajikan perawatan endodontik dengan bentuk anatomi saluran akar berbentuk J-shaped. Laporan kasus: Pasien perempuan berusia 52 tahun memiliki keluhan tidak nyaman saat makan. Gigi #34 didiagnosis sebagai nekrosis pulpa. Radiografi awal mengungkapkan lengkungan akar (J-shaped). Preparasi saluran akar dimulai dengan file #8 yang telah dilengkungkan sebagai file awal dan dilanjutkan dengan file rotari gold NiTi (M3-Pro Gold, UDG, Cina) hingga #25/.06 mengikuti kelengkungan saluran akar. Saluran akar J-Shaped dalam klasifikasi Schneider menunjukkan severly curve (29°). Manajemennya dimulai dengan akses lurus ke saluran akar, preparasi dengan k-file kecil dan precurved #08, #10, #15 dengan gerakan push and pull, dilanjutkan dengan file rotary berurutan, bahan kelasi (Ethylenediaminetetraacetic acid/EDTA) digunakan, dan irigasi berulang dengan Natrium hipoklorit (NaOCl). Apikal patensi dilakukan selama cleaning dan shaping untuk menjaga panjang kerja dan mencegah penyumbatan saluran akar. Simpulan: Variasi anatomi saluran akar, teknik instrumentasi, dan obturasi saluran akar penting dipahami guna mencapai keberhasilan perawatan saluran akar pada saluran akar J-Shaped. Kata kunciJ-shaped canal, perawatan saluran akar, glide path, gold nickel-titanium Root canal treatment of a J-shaped canal mandibular first premolar: a case report ABSTRACTIntroduction: Clinicians should be aware of internal anatomical variations. Appropriate selection of instrumentation is essential for preparing curved canals. Iatrogenic errors in curved canals may occur, such as ledge formation, instrument separation, canal blockage, perforation, and tear-shaped apical transportation. The aim of this case report is to present the challenging endodontic management of a mandibular first premolar with a J-shaped canal. Case report: A 52 year-old female patient presented with discomfort while eating. Tooth #34 was diagnosed with pulp necrosis. A pre-operative radiograph revealed root curvature consistent with a J-shaped configuration. Root canal preparation was initiated with precurved file #8 (Dentsply, Switzerland) as initial file, followed by gold NiTi rotary instrumentation (M3-Pro Gold, UDG, China) up to #25/.06, respecting the canal curvature. According to Schneider’s classification, the J-shaped canal showed a severe curvature (29°). Management began with straight access into the canal then prepared with small and precurved k-file #08, #10, #15 with push and pull motion. This was followed by rotary file sequencing. A chelating agent (EDTA) and copious irrigation with sodium hypochlorite were employed. Apical patency was maintained throughout cleaning and shaping to preserve the working length and prevent canal blockage. Conclusion: Knowledge of root canal anatomy, together with appropriate instrumentation materials and techniques, is crucial to achieving successful root canal treatment.  KeywordsJ-shaped canal, endodontic treatment, glide path, gold nickel-titanium
Successful regenerative approach with direct pulp capping using mineral trioxide aggregate after pulpal injury 2 years follow-up: Case report Andriani, Poppy; Dwisaptarini, Ade Prijanti; Fibryanto, Eko; Mohd Noh, Nur Zety
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 4 (2024): Januari 2024 (Suplemen 4)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i4.49194

Abstract