Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

EVALUASI KINERJA SISTEM KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA PERSIMPANGAN JALAN IMAM BONJOL-JALAN SUPRAPTO & BUNDARAN KECIL KOTA PALANGKA RAYA Robby; Salonten; Ina Elvina
JURNAL TEKNIKA Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan Persimpangan yang tidak dapat dihindari menjadi salah satu yang harus diperhatikan dalam rangka melancarkan arus transportasi perkotaan, hal ini pulalah yang terjadi pada kota Palangka Raya di ruas Jalan Suprapto dan Imam Bonjol. Terdapat dua simpang bersinyal dan yang berdekatan pada ruas tersebut, agar terciptanya suatu pengaturan simpang yang baik,perlu koordinasi simpang yang berhubungan dan memberikan pengaturan siklus lampu terbaik agar terjadi kinerja simpang yang terkoordinasi untuk dapat mengurangi waktu tundaan dan antrian. Metode yang digunakan untuk mendesain scenario pengembangan pengendalian simpang terkoordinaasi di ruas Jalan Suprapto (Imam Bonjol) di kota Palangka Raya simpang 1 dengan jalan Imam Bonjol simpang 2 dengan cara menghitung interval waktu antar hijau pada simpang yang terkoordinasi, agar memberikan siklus lampu terbaik untuk mengurangi waktu tundaan dan antrian. Berdasarkan hasil koordinasi kedua simpang bersinyal dijalan Suprapto (simpang 1) dan Jalan Imam Bonjol (simpang 2) yang berjarak 500 meter, sehingga interval waktu dari hijau ke hijau 45 detik, waktu siklus diikoordinasukan kedua simpang jalan dan Jalan Imam Bonjol 163 detik. Dimana pada simpang 1 setelah dikoordinasikan mendapat ITP E yang sebelumnya F. Begitu juga pad simpang 2 mendapat sinyal ITP C, yang sebelum nya F.
ANALISIS PERBANDINGAN PASIR SUNGAI TABALONG DAN PASIR SUNGAI BARITO UNTUK CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC) Rahmattulah; Robby; Desriantomy
JURNAL TEKNIKA Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi terluas di Indonesia, untuk membangun prasarana transportasi darat khususnya jalan di wilayah Kalimantan Tengah diperlukan material yang sangat banyak. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan material tersebut memanfaatkan material yang tersedia secara optimal sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknis yang telah ditetapkan perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan material tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasir dari Sungai Tabalong Kabupaten Tabalong dan Sungai Barito Kabupaten Barito Selatan memenuhi persyaratan atau spesifikasi yang telah ditentukan, sehingga dapat digunakan sebagai agregat dalam campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS-WC). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan sifat-sifat fisik agregat pasir dari Sungai Tabalong Kabupaten Tabalong dan Sungai Barito Kabupaten Barito Selatan dapat digunakan sebagai agregat pada campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS-WC). Untuk Penelitian ini dibuat 2 (dua) komposisi campuran dengan masing-masing 5 (lima) variasi kadar aspal. Komposisi I (Agregat Kasar 34%, Abu Batu 25%, Pasir 41%), Komposisi II (Agregat Kasar 34%, Abu Batu 25%, Pasir 41%).Berdasarkan hasil tes Marshall untuk Komposisi I diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 7,7% dan Komposisi II diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 7,15%.
KAJIAN PENGGUNAAN BATU HAMPANGEN, BATU TANGKILING DAN BATU AWANG BANGKAL SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN PADA HOT ROLLED SHEET-BASE (HRS-BASE) Robby; Desriantomy; Arief Tesalonika
JURNAL TEKNIKA Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan akan material yang besar seiring dengan banyaknya pembangunan jalan di Provinsi Kalimantan Tengah khususnya di Kota Palangka Raya dan sekitarnya, diharapkan adanya banyak sumber material alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan campuran pembentuk Lataston Lapis Pondasi (HRS-BASE). Material hendaknya memenuhi syarat-syarat standar mutu yang ditetapkan oleh Bina Marga dengan pertimbangan dari segi ekonomis, ketersedian sumber daya alam dan kelancaran distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penggunaan agregat yang berasal dari Desa Hampangen, Desa Tangkiling (Kalimantan Tengah) dan dari Desa Awang Bangkal (Kalimantan Selatan) ini dapat menghasilkan campuran yang optimum dan memenuhi spesifikasi standar sebagai agregat untuk campuran perkerasan Lataston Lapis Pondasi (HRS-BASE). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan sifat-sifat fisik agregat batu alam dari Desa Awang Bangkal Provinsi Kalimantan Selatan dapat digunakan sebagai agregat pada campuran Lataston (HRS-BASE). Untuk mengetahui pengaruh batu alam dari Desa Hampangen, Desa Awang Bangkal, dan Desa Tangkiling tersebut, maka dibuat 3 (tiga) komposisi campuran dengan masing-masing 5 (lima) variasi kadar aspal. Komposisi I (Batu Desa Hampangen) dengan Agregat Kasar 41%, Abu Batu 27%, dan Pasir 32%, Komposisi II (Batu Desa Awang Bangkal) dengan Agregat Kasar 41%, Abu Batu 27%, Pasir 32% dan Komposisi III (Batu Desa Tangkiling) dengan Agregat Kasar 41%, Abu Batu 27%, Pasir 32%. Berdasarkan hasil tes Marshall untuk Komposisi I diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 7,20%, Komposisi II diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 6,60% dan Komposisi III diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 6,95%.
ANALISIS GEOMETRIK JALAN RAYA PADA DAERAH RAWAN KECELAKAAN (STUDI KASUS RUAS JALAN KASONGAN – PUNDU Km 86,000 – Km 87,200) Robby; Desi Riani; Rachmatdani Widiyatmiko
JURNAL TEKNIKA Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas jalan Kasongan - Pundu berkarakter daerah dataran rendah berkelok-kelok memungkinkan sering terjadi kecelakaan di ruas jalan tersebut. Titik kecelakaan yang paling tinggi (black spot) terletak di ruas jalan Kasongan - Pundu pada Km 86,000 – Km 87,200 karena itulah perlu dilakukan peninjauan terhadap geometrik pada ruas jalan tersebut, sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. Untuk pengambilan data dilakukan langsung di lapangan dimana lokasi penelitian dilakukan dengan bantuan alat berupa data primer, data tersebut meliputi data kecepatan rata-rata, data geometrik jalan, dan perlengkapan jalan. Kemudian Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dalam format yang sudah tersusun atau terstruktur yang berasal dari instansi terkait yang berwenang, berupa data Data LHR selama 5 (lima) tahun terakhir yang berasal dari dinas P2JN (Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional) Provinsi Kalimantan Tengah dan data Kecelakaan selama 5 (lima) tahun, dari tahun 2010-2015. Data kecelakaan yang diperoleh hanya mencakup informasi jumlah kecelakaan. Berdasarkan hasil studi Analisis Hubungan Geometrik Jalan Raya dengan Tingkat Kecelakaan Jari- jari tikungan ( R ) Ruas Jalan Kasongan – Pundu Km 86,000 – Km 87,200 dari hasil analisis diperoleh yaitu: R1= 188 m >160,76 m (Standar TPGJAK) -> Memenuhi syarat. R2= 196 m >160,76m Standar TPGJAK) -> Memenuhi syarat. R3= 175 m >160,76 m (Standar TPGJAK) -> Memenuhi syarat. R4= 160 m <160,76m (Standar TPGJAK) -> Tidak Memenuhi syarat. Hubungan Kecepatan Eksisting (VEksisting), Jarak Pandang Henti (Jh), dan Kebebasan samping (E), pada tikungan 2,3,dan 4 ketersedian daerah kebebasan samping tidak memenuhi, itu artinya pengguna kendaraan yang melintas di harapkan berhati-hati karena tikungan tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan akibat ketersedian kebebasan samping yang tidak memenuhi. Hubungan Kecepatan Rencana (VRencana), Jarak Pandang Henti (Jh), dan Kebebasan samping (E), serta Hubungan Kecepatan Eksisting (VEksisting), Jarak Pandang Mendahului (Jd), dan Kebebasan samping (E), ketersediaan daerah kebebasan jarak pandang samping, untuk lengkung Horizontal 1,2,3, dan 4 jika kendaraan ingin mendahului, yang dibutuhkan sangat besar sehingga tidak diperbolehkan untuk mendahului pada tikungan ini, sebab sangat berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan maka garis marka dibuat menerus tidak putus-putus.
ANALISIS KEBUTUHAN AREAL PARKIR MOBIL BANDAR UDARA TJILIK RIWUT PALANGKA RAYA DENGAN METODE JICA Nitta Rahayu; Robby; Murniati
JURNAL TEKNIKA Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar udara Tjilik Riwut adalah Bandar udara terbesar di Kalimantan Tengah. Jumlah penumpang Bandara Tjilik Riwut pada tahun 2018 mencapai 1.025.590 penumpang. Angka tersebut meningkat sekitar 10 persen dibanding tahun 2017 yakni 934.002 orang. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan pergerakan penumpang, maka diperlukan kajian lebih lanjut guna mengetahui kebutuhan dan permintaan terhadap penyediaan areal parkir. Tujuan penelitian adalah menganalisis kebutuhan areal parkir mobil Bandara Tjilik Riwut. Metode yang digunakan untuk memperoleh data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui survei lapangan berupa survei lahan parkir dan survei jenis/tipe kendaraan. Data sekunder diambil dari PT. Angkasa Pura II (Persero) KC Bandara Tjilik Riwut berupa layout eksisting parkir bandara, data jumlah kendaraan parkir, data jumlah keberangkatan dan kedatangan penumpang, dan luas lahan parkir dan kapasitasnya (jumlah petak parkir). Berdasarkan data yang diperoleh dianalisis kebutuhan parkir menggunakan metode JICA (Japan International Cooperation Agency). Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan perhitungan kebutuhan parkir dengan metode JICA adalah sebesar 13.024 m2 dan berdasarkan hasil penelitian dibutuhkan luas areal parkir sebesar 4070 m2. Berdasarkan analisis kebutuhan parkir dengan metode JICA untuk areal parkir mobil diperlukan penambahan luasan areal parkir sebesar 8734 m2, dan berdasarkan hasil penelitian, areal parkir yang ada masih dapat memenuhi kebutuhan parkir untuk kondisi saat ini.
ANALISIS KECELAKAAN DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA PADA JALAN RTA MILONO DENGAN METODE AEK DAN UCL Siti Aziza Kurnia; Ina Elvina; Robby
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, Oktober 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v6i1.7742

Abstract

Kota Palangka Raya adalah ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar mengakibatkan bertambah pula pengguna transportasi darat dan pertambahan kepemilikan kendaraan, pada gilirannya berdampak pada kecelakaan. Dengan adanya hal tersebut perlu dilkukan penelitian untuk mengetahui tingkat kecelakaan di jalan RTA Milono. Lokasi ruas jalan yang akan diteliti adalah jalan RTA Milono km 0+000 s.d km 10+000 Kota Palangka Raya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis data kecelakaan yang ada di jalan RTA Milono, mengidentifikasi lokasi dan penyebab utama kecelakaan yang terjadi di jalan RTA Milono agar dapat memberikan solusi alternatif untuk menurunkan tingkat kecelakaan. Kasus kecelakkaan yang terjadi di jalan RTA Milono selama 5 tahun terakhir dalam kurun waktu (2017-2021) sebanyak 76 kecelakaan dan penyebab utama kecelakaan dikarenakan oleh faktor manusia, selain faktor manusia ada faktor lain penyebab kecelakaan yaitu faktor jalan dan juga faktor cuaca. Berdasarkan metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) dan metode Upper Control Limit (UCL) menunjukkan bahwa pada segmen 1 (Km 0+000 – 5+000) adalah daerah rawan kecelakaan. Dengan demikian alternatif pencegahan dan penanggulangan daerah rawan kecelakaan dengan memberikan penyuluhan keselamatan berkendara bagi pengguna jalan, perbaikan jalan yang rusak, dan penambahan marka jalan. Alternatif ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas dan jatuhnya korban di jalan RTA Milono Kota Palangka Raya
PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE MDP 2017 DAN AASHTO 1993 PADA JALAN MASUK KAHUI Hisar Rajasonang Malau; Salonten; Robby
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v7i1.9049

Abstract

Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian, sosial budaya, pengembangan wilayah pariwisata, dan pertahanan keamanan untuk menunjang pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan pembangunan jaringan jalan yang memadai agar mampu memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan kapasitas yang diperlukan. Dalam perencanaan tebal perkerasan banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk perencanaan tersebut. Tetapi dalam perencanaan ini yang digunakan adalah metode AASHTO 1993 dan MDP 2017. Penelitian ini membutuhkan data CBR lapangan dan juga Lalu Lintas Harian (LHR). Diperoleh CBR sebesar 6% dari hasil pengujian DCP pada lokasi penelitian. Tetapi, karena lokasi penelitian masih tergolong memiliki lalu lintas rendah, maka digunakan data yang telah ditentukan pada MDP 2017. Dari hasil analisis dan perhitungan, diperoleh tebal perkerasan dengan metode MDP 2017 adalah 500 mm dengan rincian lapis permukaan 100 mm, lapis pondasi atas 400 mm. Sedangkan tebal perkerasan dengan metode AASHTO 1993 adalah 285 mm dengan rincian lapis permukaan 75 mm, lapis pondasi atas 105 mm, dan lapis pondasi bawah 105 mm.
MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM TRAVEL DAN BUS TRAYEK PALANGKA RAYA–SAMPIT Aldo Ipantri; Supiyan; Robby
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v7i1.9050

Abstract

Transportasi sudah menjadi minat bagi manusia modern khususnya transportasi angkutan umum. Penentuan moda transportasi berbeda–beda sesuai dengan tingkat kenyamanan yang dirawarkan. Observasi ini dipakai ialah populasi masyarakat Kota Palangka Raya yaitu 299,000 jiwa. Untuk mengetahui pengguna transportasi trayek Palangka Raya Sampit maka diperlukan survei dan wawancara dan pengambilan data mendasar dengan membagikan formulir kuesioner kepada pengguna angkutan bus dan angkutan travel, setelah di dapat akan dianalisis dengan menggunakan aplikasi yaitu aplikasi SPSS Microsoft Excell. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi pemilihan moda travel dan bus bagi pelaksana perjalanan, menganalisis model pemilihan moda transportasi travel dan bus, menganalisis bagaimana moda angkutan umum bus menjadi pemilihan utama pelaku perjalanan. Model pemilihan moda memakai model regresi binomial logit. Dari penelitian diperoleh, faktor mempengaruhi penetapan moda travel dan bus faktor usia diperoleh nilai signifikan yaitu 0,029 dan nilai odd ratio sebesar 2,351, faktor biaya perjalanan diperoleh nilai signifikan yaitu 0,000 dan nilai odd ratio sebesar 6,550, faktor fasilitas diperoleh nilai signifikan 0,021 dan nilai odd ratio 4,928, faktor keamanan perjalanan diperoleh nilai signifikan 0,007 dan nilai odd ratio 0,372. Model pilihan moda antara travel dan bus yaitu: X2 adalah usia, X7 adalah biaya perjalanan, X9 adalah fasilitas, dan X11 adalah keamanan perjalanan.
ANALISIS PENGGUNAAN PASIR LIMBAH TAMBANG DARI DESA MANEN PADURAN SEBAGAI AGREGAT PADA CAMPURAN HRS-BASE Dicki Melson; Robby; Salonten
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v7i1.9052

Abstract

Kebutuhan material pasir alternatif sebagai bahan pencampur yang diperlukan untuk permukaan aspal Latasto (HRS Base) base course semakin meningkat untuk menunjang pembangunan. Material harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bina Marga. Material yang digunakan adalah limbah tambang emas dari Desa Manen Paduran, Kecamatan Banama Tingang, Kota Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Pengujian sifat campuran pendukung hot plate (HRS) dilakukan di Laboratorium Jalan Raya dan Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Pengujian meliputi uji sifat fisik agregat dan uji sifat Marshall campuran dengan menggunakan alat uji Marshall. Nilai stabilitas tertinggi adalah aspal 7,0%, yaitu 975.522 kg. Nilai leleh (aliran) semua campuran variasi kadar aspal memenuhi semua persyaratan yang dipersyaratkan. Persentase kadar aspal 5,5% 3,30mm, 6,0% 3,17mm, 6,5% 3,10mm, 7% 3,03mm dan 7,5% 3,13mm. Campuran pasir limbah tambang (VIM) Manen Paduran yang memenuhi persyaratan teknis memiliki nilai rongga udara 7,5% dan kadar aspal 3,68%. Rongga Terisi Aspal (VFB) Ada 2 varian pasir limbah tambang Manen Paduran yang memenuhi syarat. Yaitu aspal 7% persentase 72,29 dan 7,5% 82,16%. Nilai flow Marshall (Marshall quotient) memenuhi syarat yang dipersyaratkan untuk semua fluktuasi kadar aspal pasir limbah tambang Manen Paduran. Nilai Marshall quotient tertinggi1 terdapat pada kadar aspal 6,5%, yaitu1 1sebesar 324,258 kg/mm. Hasil 1studi Parameter1 Marshall1 dengan 1lima variasi1 kadar aspal1 antara1 lain 15,5%, 16%, 6,5%, 17,5% 7,5%, memberikan kadar aspal optimal (KAO) 7,3%, stabilitas (kg) 930,00, daya alir (mm) sebesar 3,10, rongga dalam campuran (%) sebesar 4,50, rongga1 terisi aspal1 (%) sebesar 78,00, dan Marshall1 Quotient1 (kg/mm) 1sebesar 300,00.
Collaborative Governance: Trust Building Indicators in The “Fish Apartment” Community Empowerment Area Development (Cead) : Program in Malili District Hidayat, Muhammad Hidayat Djabbari; Jeri M; Robby
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol. 20 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v20i2.965

Abstract

The trust-building indicator is one of the stages in the collaboration process that considers collaboration to be more than just negotiations among various stakeholders. Beyond that, it is an effort to mutually build trust. Building trust is crucial and should be done as early as possible when the collaboration process begins to prevent egoism among the various institutions or organizations involved. The purpose of this research is to understand the collaborative governance process by analyzing the trust-building indicator in the implementation of the Community Empowerment Area Development Program through the "Apartemen Ikan" program in Malili sub-district. The research method used a qualitative approach, with data collected through interviews, field observations, and document reviews. The data obtained were analyzed through several stages: data reduction, data display, and conclusion drawing and verification. The informant determination technique used purposive sampling, with informants in this study being: 1) Regional Secretary of East Luwu Regency; 2) Head of Community and Village Empowerment Office of East Luwu Regency; 3) Director of Communications and External Relations of PT. Vale Indonesia, Tbk; and 4) Coastal Communities. The research results indicate that the trust-building indicator in the implementation of the Community Empowerment Area Development Program through the "Apartemen Ikan" program in Malili sub-district, East Luwu Regency, is influenced by several factors, namely: 1) The "Apartemen Ikan" program is discussed collectively by all parties in meetings and deliberations; 2) awareness of the initial collaboration goals; 3) the existence of jealousy among villages and communities (sectoral ego); 4) conflict of interest in providing assistance; 5) insufficient quality of human resources; 6) joint commitment to completing the program is lacking; 7) responsiveness of the budget from PT. Vale; and 8) lack of transparency in CSR budgeting. Therefore, the trust established among stakeholders is considered insufficient.