Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Early Warning Score System (EWSS) di RSUD dr. JUSUF SK Armanto, Armanto; Lesmana, Hendy; Ose, Maria Imaculata; Pujianto, Ahmat; Tukan, Ramdya Akbar; Hasriana, Hasriana
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14762

Abstract

ABSTRACT One of the strategies used to mortality in patients was to implement early warning score system (EWSS). EWSS is a scoring system for evaluating vital signs to detect changes or worsening in patients before emergencies occur. The purpose of the research was to determine the factors related to nurse compliance in documenting the early warning score system at RSUD dr. H. Jusuf SK. This research used a non-experimental method with an analytical obervasional design and employed cross sectional approach. The research is by means of probalility and the method used is random sampling. The population of the research were all nurses in-patient rooms, with a sample of 103 respondents. The results showed that nurses’ knowledge about EWSS was poor (66%), nurses’ attitude about EWSS was negative (88.3%), and nurses motivation about EWSS was low (86,4%). The results of the chi-square test showed that there was no significant relationship between nurses’ knowledge and compliance with EWSS documentation with a ρ value of 0.062, there was a relationship between attitude and nurses’ compliance in documenting EWSS showing that the ρ value was 0.015, and there was a relationship between motivation and nurses’ compliance in documenting EWSS showing a ρ value af 0.008. Training and socialization of EWSS filling needs tobe improved in order to rapidly detect changes or worsening in patients and to increase the quality of services at hospitals. Keywords: Compliance, Documentation, Early Warning Score System, EWSS  ABSTRAK  Salah satu strategi yang digunakan untuk menurunkan angka kematian pada pasien adalah dengan menerapkan early warning score system (EWSS). EWSS adalah sistem skoring untuk mengevaluasi tanda-tanda vital untuk mendeteksi perubahan atau perburukan pada pasien sebelum terjadi kegawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian early warning score system di RSUD dr. H. Jusuf SK. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen dengan desain obervasional analatik dan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini adalah dengan cara probability dan metode yang digunakan adalah random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat ruang rawat inap, dengan jumlah sampel 103 responden. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan perawat mengenai EWSS kurang (66%), sikap perawat mengenai EWSS negatif (88,3%), dan motivasi perawat mengenai EWSS rendah (86,4%). Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan kepatuhan pendokumentasian EWSS dengan p value sebesar 0,062, ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam mendokumentasikan EWSS menunjukkan bahwa ρ value sebesar 0,015, dan ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian EWSS menujukkan hasil ρ value sebesar 0,008. Pelatihan dan sosialisasi pengisian EWSS perlu ditingkatkan lagi agar dapat mendeteksi dengan cepat perubahan atau perburukan pada pasien dan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Kata Kunci: Early Warning Score System, EWSS, Kepatuhan, Pendokumentasian 
Analisis Faktor Kepatuhan Mobilisasi Dini Pasien Kritis Lesmana, Hendy; Tambunan, Santi; Pujianto, Ahmat; Ose, Maria Imaculata; Darni, Darni; Hasriana, Hasriana
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14603

Abstract

ABSTRACT Due to prolonged bed rest brought on by disruptions in one or more organ functions, the majority of patients receiving treatment in the Intensive Care Unit (ICU) have muscle weakness that is unrelated to their primary condition and prevents them from mobilization. In the ICU room of RSUD dr.H. Jusuf SK, this study intended to identify the variables associated with nurse compliance in carrying out early mobilization. This quantitative study adopted a cross-sectional methodology and a non-experimental descriptive design. The ICU nurses at RSUD dr.H. Jusuf SK made up the entire sample of 39 responders, using the total sampling methodology. Utilizing observation sheets of nurse compliance with early mobilization as well as a questionnaire about nurses' knowledge, attitudes, and behavior to gather data. The Spearman correlation test was used to analyze the data. Both univariate and bivariate analysis were used in this study. According to this survey, nurses' education was good (74.4%), their attitude was adequate (76.9%), but their domineering behavior was poor (51.3%), and they were disobedient (43.6%). The correlation between the three parameters and nurse compliance yielded ap value of less than 0.05. In the ICU room of RSUD dr.H. Jusuf SK, this study demonstrated a good relationship between nurse compliance and knowledge, attitudes, and conducted in regards to early mobilization of critical patients. It was intended that this research would be used to further investigate the reasons that hindered nurse compliance with mobilization. Keywords: ICU, Nurse Compliance, and Early Mobilization.  ABSTRAK Pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) hampir seluruhnya mengalami kelemahan otot yang tidak terkait dengan diagnosis utamanya karena tirah baring lama yang disebabkan gangguan satu atau lebih fungsi organ tubuh, sehingga tidak mampu untuk melakukan mobilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pemenuhan mobilisasi dini di ruang ICU RSUD dr.H. Jusuf SK. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain deskriptif non-eksperimental dengan pendekatan cros sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 39 responden, yakni seluruh perawat ICU RSUD dr.H. Jusuf SK. Pengumpulan data menggunakan kuisioner pengetahuan, sikap dan perilaku perawat, serta lembar observasi kepatuhan perawat dalam mobilisasi dini. Data diolah dengan uji korelasi Spearmen. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perawat sudah baik (74,4 %), sikap perawat cukup (76,9%), sedangkan perilaku perawat dominan buruk (51,3 %) dan perawat tidak patuh (43,6 %). Hasil korelasi ketiga faktor terhadap kepatuhan perawat didapatkan nilai p < 0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan kepatuhan perawat dalam pemenuhan mobilisasi dini pada pasien kritis di ruang ICU RSUD dr.H. Jusuf SK. Diharapkan penelitian ini bisa diteliti lebih lanjut untuk faktor hambatan yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pemenuhan mobilisasi. Kata Kunci: ICU, Kepatuhan Perawat, & Mobilisasi Dini.
Analisis Tingkat Pengetahuan tentang Covid-19 Terhadap Kepatuhan Mahasiswa Menerapkan Protokol Kesehatan di Laboratorium Keperawatan Lukita, Ardi Rama; Wijayanti, Dewi; Pujianto, Ahmat; Lesmana, Hendy; Wahyudi, Donny Tri
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 9 (2024): Volume 4 Nomor 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i9.15042

Abstract

ABSTRACT Tarakan City reported 16,988 confirmed cases with 371 deaths. Health protocols compliance Implementation of lectures during the Covid-19 pandemic must requires the correct basic knowledge about the disease itself. To determine the correlation between level of Covid-19 knowledge and student’s Health protocols compliance at the Nursing Laboratory at the University of Borneo, Tarakan. Cross-sectional (cross-sectional study) involving 100 respondents who were Diploma III Nursing students at the University of Borneo Tarakan using the consecutive sampling. Chi Square Test  shows the results of statistical tests with a significance value of 0.000 < 0.05, thus indicating there is a significant relationship between the level of knowledge and compliance. The higher the level of knowledge about Covid-19, the higher the student's compliance in implementing health protocols or the lower the level of knowledge, the lower the compliance. Keywords: Compliance, Covid-19, Knowledge   ABSTRAK Tercatat 16.988 kasus angka kejadian Covid-19 dan 371 meninggal di kota Tarakan. Kepatuhan pengaplikasian protokol kesehatan pada pelaksanaan perkuliahan di masa pandemi Covid-19 harus memperhatikan prinsip kesehatan dan keselamatan sehingga memerlukan dasar pengetahuan yang benar tentang penyakit itu sendiri. Tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang Covid-19 terhadap kepatuhan mahasiswa dalam menerapkan protokol Kesehatan di Laboratorium Keperawatan Universitas Borneo Tarakan. Cross-sectional (studi potong lintang) yang melibatkan 100 responden yang merupakan mahasiswa Diploma III Keperawatan di Universitas Borneo Tarakan dengan metode consecutive sampling. Uji Chi Square menunjukkan hasil uji statistik dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang Covid-19, maka semakin tinggi kepatuhan mahasiswa dalam menerapkan protokol kesehatan atau semakin rendah tingkat pengetahuan maka semakin rendah kepatuhan. Kata Kunci: Covid-19, Kepatuhan, Pengetahuan 
Penerimaan Keluarga pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Choiriyah, Choiriyah; Pujianto, Ahmat; Ose, Maria Imaculata; Wahyudi, Donny Tri; Paridah, Paridah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 12 (2024): Volume 4 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i12.15232

Abstract

ABSTRACT HIV/AIDS is still being a problem that threatens the Indonesian people. The incidence rate in 2019 was 50,282 cases and it increased by 543,100 cases in 2022. People who are HIV positive, of course, will have problems both physically and psychologically. The problem that is currently being highlighted is family acceptance of people living with HIV/AIDS (PLWHA). Since the family is the first social environment that has an emotional attachment to one another, family support is a form of family acceptance of PLWHA. This research aimed to identify the description of family acceptance of people living with HIV/AIDS. Method: A descriptive quantitative research method with univariate analysis was employed on a sample sure of 105 respondents to describe the family acceptance. The result of the analysis showed that mean of the respondents had a low level of family acceptance. It could be concluded that PLWHA still got stigma and discrimination from that families. It is expected that health personal can be more active in providing education and socialization regarding HIV/AIDS and PLWHA to families and societer to reduce stigma and discrimination on order to improve the quality of life of PLWHA. Keywords: HIV/AIDS, PLWHA, Family Acceptance   ABSTRAK HIV/AIDS masih menjadi masalah yang mengancam Indonesia. Angka kejadian tahun 2019 sebanyak 50.282 kasus dan tahun 2022 meningkat sebanyak 543.100 kasus. Bagi orang–orang yang divonis positif HIV, tentu akan memiliki masalah baik itu fisik, maupun psikologis. Permasalahan yang saat ini terus menerus disorot adalah penerimaan keluarga pada ODHA. Mengingat keluarga adalah lingkungan sosial pertama yang memiliki keterikatan emosional antar satu sama lain. Dukungan keluarga menjadi salah bentuk penerimaan keluarga terhadap ODHA. Sehingga penelitian ini bertujuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran penerimaan keluarga orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang melibatkan 105 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan tingkat penerimaan keluarga rendah. ODHA masih mendapatkan stigma dan diskriminasi dari keluarga. Diharapkan petugas kesehatan untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi dan sosialisasi terkait HIV/AIDS dan ODHA kepada keluarga dan masyarakat umum untuk menurunkan angka stigma dan diskriminasi agar meningkatkan kualitas hidup ODHA. Kata Kunci: HIV/AIDS, ODHA, Penerimaan Keluarga
Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pasien yang Akan Menghadapi Operasi Farida, Ida; Najihah, Najihah; Tukan, Ramdya Akbar; Pujianto, Ahmat; Damayanti, Ana; Darni, Darni
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 11 (2024): Volume 4 Nomor 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i11.15194

Abstract

ABSTRACT Children and parents might suffer various psychological reactions during pre-operative, including anxiety. Additionally, children tend to be more susceptible to receiving anxiety from their parents in an indirect manner, which makes them apprehensive. This study aimed to identify the factors influencing the anxiety level of parents of patients undergoing surgery. A cross-sectional research methodology was used in this study. The population in this study is 100 participants-a sample of 80 respondents using random sampling. The analysis used was bivariate analysis with the Chi-Square test. The results showed that the patient's parents were dominated by 71.3% women, 60% high school education, 38.3% working as housewives, 71.3% Muslim and 88% married. The anxiety level of most parents was in the moderate category of 60%. The results of the data analysis obtained B value>0.05 for all research variables. Therefore, it can be concluded that there was no relationship between gender, education, occupatan, type of operation, surgery experience and knowledge of parents' anxiety. It is expected that the hospital can improve health education for patients and families who will undergo surgery to reduce the anxiety of the patient's parents. Keywords: Anxiety, Surgery, Parents  ABSTRAK Tahap pra-operasi memberikan berbagai pengalaman psikologis pada anak dan orang tua di antaranya kecemasan. Lebih lanjut kecemasan yang dialami orang tua cenderung lebih mudah ditransfer pada anak secara tidak langsung sehingga menyebabkan anak menjadi cemas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua pasien yang akan menghadapi operasi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 partisipan. Sampel sebanyak 80 responden dengan menggunakan insidental sampling. Analisis yang digunakan yaitu analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua pasien didominasi oleh perempuan 71,3%, berpendidikan SMA 60%, bekerja sebagai IRT 38,3%, beragama islam 71,3% dan berstatus me nikah 88%. Tingkat kecemasan orang tua mayoritas pada kategori sedang 60%. Hasil analisis data didapatkan nilai ⍴ value > 0,05 untuk semua variabel penelitian. Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara faktor jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, jenis operasi, pengalaman operasi dan pengetahuan dengan kecemasan orang tua. Oleh karena itu, diharapkan pihak rumah sakit dapat meningkatkan pendidikan kesehatan terhadap pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi sehingga dapat menurunkan kecemasan orang tua pasien. Kata Kunci: Cemas, Operasi, Orang Tua
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Hipotermi Pasca General Anestesi di Instalasi Bedah Sentral Hadariah, Hadariah; Najihah, Najihah; Ose, Maria Imaculata; Wijayanti, Dewi; Pujianto, Ahmat
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 11 (2024): Volume 4 Nomor 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i11.15229

Abstract

ABSTRACT More than 80% of operations use general anesthesia techniques. and it was found that 2.5% of patients experienced complications after undergoing anesthesia. Nearly 30% of post-anesthesia patients experience hypothermia. The negative impacts of hypothermia on patients include increased risk of bleeding, myocardial ischemia, longer recovery after anesthesia, impaired wound healing, and increased risk of infection. The aim of this study was to analyze factors associated with hypothermia after general anesthesia at IBS RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan. This research is a quantitative research with 60 respondents. Respondents in this study were post-general anesthesia patients using consecutive sampling technique. The statistical test used is the Chi-Square test. The results of the study showed that factors associated with hypothermia after general anesthesia were age, BMI, gender, type of operation and duration of operation in a central surgical installation. So it can be concluded that there is a relationship between the factors age, BMI, gender, length of operation and type of operation with hypothermia after general anesthesia at IBS RSUD dr. H. Jusuf SK. Therefore, it is hoped that the hospital can create an SOP regarding the management of preventing hypothermia in post-surgical patients. Keywords: Factor, Hypothermia, General Anesthesia  ABSTRAK Lebih dari 80% operasi menggunakan teknik general anastesi. dan ditemukan 2,5% pasien mengalami komplikasi setelah menjalani anestesi. Pasien pasca anestesi hampir 30% mengalami kejadian hipotermi. Dampak negatif hipotermi terhadap pasien, antara lain risiko perdarahan meningkat, iskemia miokardium, pemulihan pasca anestesi yang lebih lama, gangguan penyembuhan luka, serta meningkatnya risiko infeksi.  Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan hipotermi pasca general anestesi di IBS RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan 60 responden. Responden dalam penelitian ini merupakan pesien pasca general anestesi dengan teknik pengambilan sample consecutive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan hipotermi pasca general anestesi adalah usia, IMT, jenis kelamin, jenis operasi dan lama operasi di instalasi bedah sentral. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor usia, IMT, jenis kelamin, lama operasi dan jenis operasi dengan hipotermi pasca general anestesi di IBS RSUD dr. H. Jusuf SK. Oleh karena itu, diharapkan pihak rumah sakit dapat membuat SOP terkait manajemen pencegahan hipotermi pada pasien pasca bedah Kata Kunci: Faktor, Hipotermi, General Anastesi
Penerapan Thermotherapy dan Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Sindrom Koroner Akut Surani, Wahyu; Lesmana, Hendy; Ose, Maria Imaculata; Pujianto, Ahmat; Nugraha, M Akbar
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i2.16038

Abstract

ABSTRACT Acute Coronary Syndrome consists of a collection of clinical symptoms of myocardial ischemia which is characterized by pain in the chest. One way to manage pain in ACS patients through non-pharmacological measures is by administering thermotherapy and lavender aromatherapy. Thermotherapy is the application of heat to the body to reduce symptoms of acute and chronic pain. Meanwhile Aromatherapy lavender is an essential oil used for aromatherapy with the main components being linalool and linalic acetate oil. The design of this scientific work uses a case study design conducted on 3 respondents with acute coronary syndrome who experienced chest pain. The instruments in this research were an observation sheet, SOP for administering thermotherapy and lavender aromatherapy, and a measurement sheet using the Numeric Rating Scale. Intervention is carried out twice every 12 hours, once every 24 hours. The results showed that there was a significant change in the pain scale between before the intervention was given and after the intervention was given, where after being given a combination of thermotherapy and lavender aromatherapy intervention, the pain felt by the respondents decreased. The conclusion of this study is that the application of thermotherapy and lavender aromatherapy is effective in reducing the pain scale in patients with acute coronary syndrome. Keywords: Acute Pain, Aromatherapy, Thermotherapy  ABSTRAK Sindrom Koroner Akut terdiri dari kumpulan gejala klinis iskemia miokard yang ditandai dengan adanya rasa nyeri di bagian dada. Salah satu penatalaksanaan nyeri pada pasien SKA melalui tindakan non farmakologi adalah dengan pemberian thermotherapy dan aromatherapy lavender. Thermotherapy merupakan pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Sedangkan Aromatherapy lavender adalah minyak esensial yang digunakan untuk aromaterapi dengan komponen utama minyak linalool dan linalik asetat. Rancangan karya ilmiah ini menggunakan desain studi kasus yang dilakukan pada 3 responden dengan sindrom koroner akut yang mengalami nyeri dada. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi, SOP pemberian thermotherapy dan aromatherapy lavender, dan lembar pengukuran menggunakan Numeric Rating Scale. Intervensi dilakukan sebanyak 2 kali setiap 12 jam sekali dalam 24 jam. Hasil menunjukkan bahwa adanya perubahan skala nyeri yang cukup signifikan antara sebelum diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi, dimana setelah diberikan intervensi kombinasi thermotherapy dan aromatherapy lavender, nyeri yang dirasakan oleh responden berkurang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan thermotherapy dan aromatherapy lavender efektif dalam menurunkan skala nyeri pada pasien sindrom koroner akut. Kata Kunci: Aromatherapy, Nyeri Akut, Thermotherapy