Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI DAUN KOMBA-KOMBA (Chromolaena odorata) DI KECAMATAN MURHUM KOTA BAUBAU WD. Syarni Tala; Dyah Pramesti Isyana Ardyati; Agus Slamet; S. Hafidhawati Andarias
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2021): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.346 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v4i4.2879

Abstract

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Berbagai kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk meminimalisir dampak yang menimpa masyakarat, salah satunya adalah mewujudkan kemandirian pangan bagi masyarakat. Kecamatan Murhum merupakan salah satu dari delapan kecamatan di Kota Baubau yang tengah menggalakkan kemandirian pangan melalui teknik budidaya tanaman untuk menunjang kemandirian pangan keluarga. Salah satu bentuk kegiatan ini adalah pelatihan pembuatan insektisida nabati daun komba-komba sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat pada insektisida kimia. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi ini terdiri atas tiga sesi yaitu sesi penyajian materi, demonstrasi pembuatan insektisida nabati daun komba-komba, dan tanya jawab. Ada dua cara pembuatan insektisida nabati daun komba-komba yang didemonstrasikan. Cara pertama menggunakan daun komba-komba segar dan cara kedua menggunakan daun komba-komba kering. Hasil wawancara menunjukkan bahwa masyarakat yang mengikuti kegiatan ini memahami cara pembuatan insektisida nabati ini karena cara pembuatannya yang mudah dan pengaplikasiannya yang tidak sulit. Setelah kegiatan ini diharapkan agar masyarakat dapat membuat sendiri insektisida nabati ini di rumah untuk mengatasi masalah hama yang menyerang tanaman budidayanya.
Pengaruh Variasi Rasio Labu Kuning (Cucurbita moschata), Tapioka Dan Tempe Serta Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Dan Tingkat Kesukaan Bubur Instan Syahrul Saeroji; Agus Slamet; Bayu Kanetro
Prosiding Seminar Nasional Mini Riset Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bubur instan merupakan makanan dengan bahan berbasis sereal yang dapat dikonsumsi dari berbagai kalangan usia. Pembuatan bubur instan dilakukan menggunakan campuran variasi rasio labu kuning, tapioka dan tempe serta suhu pengeringan sehingga mengandung gizi yang tinggi dan bahan yang relatif murah. Tujuan penelitian untuk mengetahui variasi rasio labu kuning, tapioka dan tempe serta suhu pengeringan terhadap sifat fisik, kimia, serta tingkat kesukaan pada bubur instan yang memenuhi syarat serta disukai panelis. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor perlakuan pada penelitian ini adalah variasi rasio labu kuning, tapioka dan tempe 1:1:1, 2:1:1, dan 3:1:1 dan variasi suhu pengeringan 130oC, 140oC, dan 150oC. Bubur instan yang dihasilkan dilakukan uji fisik, tingkat kesukaan dan analisis kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variasi rasio labu kuning dan tempe serta suhu pengeringan berpengaruh nyata terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan bubur instan. Bubur instan yang disukai adalah bubur instan dengan variasi rasio labu kuning, tapioka, dan tempe 1:1:1 serta suhu pengeringan 130oC yang menghasilkan kadar air 8,44%, kadar abu 0,65%, kadar protein 18,91%, aktivitas antioksidan 39,01%RSA, total fenol 10,13 mg EAG/g, dan kadar beta karoten 36,22 µg/g.
Sifat Fisik Kimia dan Tingkat Kesukaan Bubur Instan dengan Variasi Rasio Mocaf, Labu Kuning (Cucurbita moschata), dan Tempe serta Suhu Pengeringan Nida Diana; Agus Slamet; Bayu Kanetro
Prosiding Seminar Nasional Mini Riset Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bubur instan merupakan produk pangan pengganti nasi yang sebelumnya telah mengalami proses pengolahan sehingga dalam penyajiannya tidak memerlukan proses pemasakan. Pemanfaatan mocaf, labu kuning dan tempe sebagai bahan baku pembuatan bubur instan merupakan diversifikasi pangan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bubur instan dengan variasi rasio mocaf, labu kuning dan tempe serta suhu pengeringan yang mempunyai sifat fisik, kimia yang memenuhi syarat dan disukai panelis. Penelitian ini menggunakan rancangan pola faktorial. Faktor perlakuan dalam penelitian ini adalah variasi rasio mocaf, labu kuning dan tempe yakni 1:1:1, 1:2:1 dan 1:3:1 dan suhu pengeringan, yakni 130°C, 140°C, dan 150°C. Bubur instan yang dihasilkan dilakukan uji fisik, tingkat kesukaan dan analisis kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variasi rasio mocaf, labu kuning dan tempe serta suhu pengeringan berpengaruh nyata terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan bubur instan. Bubur instan yang disukai adalah bubur intstan dengan variasi rasio mocaf, labu kuning dan tempe 1:2:1 serta suhu pengeringan 130oC yang memiliki kadar air 9,24%, kadar abu 1,63%, kadar protein 16,13%, aktivitas antioksidan 31,64% RSA, kadar beta karoten 40,09 μg/g, dan total fenol 12,78 mg EAG/g.
Sifat Fisik, Kimia dan Tingkat Kesukaan Es Krim Labu Kuning (Cucurbita moschata) dengan Variasi Penambahan Sukrosa dan Lama Pencampuran Titis Tri Malinda; Agus Slamet; Bayu Kanetro
Prosiding Seminar Nasional Mini Riset Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Es krim merupakan salah satu jenis makanan yang banyak disukai oleh kalangan usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Pembuatan es krim dilakukan dengan penambahan labu kuning yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan memiliki harga terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi sukrosa dan lama pencampuran yang tepat sehingga dihasilkan es krim labu kuning dengan sifat fisik dan kimia yang memenuhi syarat serta disukai oleh panelis. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor perlakuan pada penelitian ini yaitu variasi labu kuning dan sukrosa 80 g : 20 g, 60 g : 40 g dan 40 g : 60 g dan lama pencampuran 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kesukaan meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan. Analisis fisik meliputi overrun dan waktu leleh. Analisis kimia meliputi kadar protein, aktivitas antioksidan dan kadar gula total. Hasil penelitian menunjukkan es krim labu kuning dengan variasi sukrosa dan lama pencampuran berpengaruh nyata terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan es krim. Es krim yang paling disukai ialah es krim labu kuning dengan variasi sukrosa 40 g : 60 g dan lama pencampuran 20 menit yang memiliki kadar protein 5,83%, kadar gula total 26,38% dan aktivitas antioksidan 7,15%RSA.
MOVING BED BIOFILM REACTOR UNTUK MENURUNKAN BOD DAN NUTRIEN PADA AIR LIMBAH INDUSTRI SUSU Agus Slamet; Daffa Rayhan; Ali Masdu
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v9i1.17058

Abstract

Air limbah industri pengolahan susu terdiri dari proses-proses yang membutuhkan air dengan volume besar seperti pencucian, pembersihan, pemanasan, pendinginan, dan pencucian lantai. Tingginya kandungan COD dan BOD pada air limbah tersebut, serta keberadaan senyawa-senyawa seperti laktosa, protein terlarut, lemak, garam mineral, dan deterjen dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, seperti rendahnya oksigen di air dan kematian biota akuatik. Salah satu sistem pengolahan air limbah industri susu yang diusulkan adalah moving bed biofilm reactor (MBBR). MBBR yang didesain menggunakan model Modified Ludzack-Ettinger (MBBR-MLE) dengan tiga zona: anoksik, aerobik pertama, dan aerobik kedua. Proses MBBR tidak memerlukan resirkulasi lumpur dan dapat mengurangi kandungan polutan dalam air limbah. Sistem pengolahan ini mampu menurunkan polutan BOD 2.028 mg/L, COD 6.917 mg/L, TSS 2.600 mg/L, dan NH3 43,15 mg/L menjadi masing-masing 22,8 mg/L, 59,7 mg/L, 1,17 mg/L, dan 1,73 mg/L. Kata kunci: industri susu, moving bed biofilm reactor, nutrien, pengolahan air limbah.
Phosphate Potential from Septic Tank in Surabaya City, Indonesia Ghina Rizqina Ersa; Eddy Setiadi Soedjono; Agus Slamet; Ervin Nurhayati
Rona Teknik Pertanian Vol 16, No 1 (2023): Volume No. 16, No. 1, April 2023
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v16i1.30556

Abstract

AbstractPhosphate scarcity will occur if humans do not currently manage the phosphates available in nature with good management. Phosphorus rocks are a natural source of phosphates, whose availability in nature is dwindling due to the large demand for phosphates in the world, especially in agriculture. It is necessary to launch a renewal that involves the recovery of phosphates from fecal sludge. Fecal sludge contains a lot of nutrients that have accumulated from the food we eat. Due to the lack of sewage system distribution in Indonesia, phosphate recovery uses septic tank sludge that has been transported to the Fecal Sludge Treatment Plant. This is one of the potential resources. The purpose of this study was to see the potential (presence) of phosphates in domestic wastewater in Surabaya City, Indonesia. This research was carried out by accidental sampling and the measurement of total phosphate using a spectrophotometer, according to the APHA Method 45001-P standard. The initial characteristics of the sample consisted of liquid phases and solids that were brownish-black and smelly. The phosphate levels in fecal sludge are between 110.42 mg/L and 4572.64 mg/L, with an average value of 1016.77 mg/L. AbstrakKelangkaan fosfat terjadi jika manusia saat ini tidak mengelola fosfat yang tersedia di alam dengan baik. Batuan fosfor adalah sumber fosfat alami, yang ketersediaannya di alam berkurang akibat besarnya permintaan fosfat di dunia, terutama di bidang pertanian. Sehingga diperlukan suatu inovasi baru yang melibatkan recovery fosfat dari lumpur tinja. Lumpur tinja mengandung banyak nutrisi yang terakumulasi dari makanan yang dikonsumsinya. Selain itu, dengan rendahnya sistem pengelolaan air limbah di Indonesia, recovery fosfat dapt dilakukan menggunakan lumpur tinja dari tangki septik yang telah diangkut ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Hal ini merupakan salah satu sumber daya yang potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur potensi (keberadaan) fosfat dalam air limbah domestik di Kota Surabaya, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara accidental sampling dan pengukuran total fosfat menggunakan spektrofotometer, sesuai standar APHA Metode 45001-P. Karakteristik awal sampel terdiri dari fase cair dan padatan yang berwarna hitam kecoklatan dan berbau. Konsentrasi fosfat dalam lumpur tinja berkisar antara 110,42 mg/L dan 4572,64 mg/L, dengan nilai rata-rata sebesar 1016,77 mg/L. 
Pengaruh Tepung Maizena-Beras dan Asal Daerah Bawang Merah Terhadap Warna, Sifat Kimia, dan Tingkat Kesukaan Bawang Goreng Izun Patihi Ibad; Dwiyati Pujimulyani; Agus Slamet
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2023): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v5i1.1406

Abstract

Pengolahan untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai ekonomi bawang merah yaitu dibuat menjadi bawang goreng. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh bawang merah Bantul dan Brebes serta tepung maizena-beras terhadap warna, sifat kimia, dan tingkat kesukaan bawang goreng. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap 2 variabel yakni variasi penambahan tepung maizena-beras 10:0; 5:5; dan 0:10 dan bawang merah yang digunakan (bawang Brebes dan Bantul). Produk bawang goreng yang dihasilkan diuji warna , kimia dan tingkat kesukaan. Data yang diperoleh distatistik menggunakan ANOVA dengan akurasi 95%, dan dilanjutkan uji Duncan (p<0,05) jika terdapat beda nyata. Bawang goreng terpilih berdasarkan tingkat kesukaan beserta kontrolnya kemudian dilakukan analisis kimia (kadar air, kadar abu, dan kadar lemak). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari penambahan tepung maizena-beras dan bawang merah Bantul serta Brebes terhadap warna, sifat kimia dan tingkat kesukaan bawang goreng. Produk bawang merah goreng terpilih yaitu bawang goreng dengan bahan baku dari bawang merah Brebes dengan penambahan tepung maizena-beras 5:5. Hasil analisis kimia bawang goreng terpilih yakni memiliki kadar air sebesar 4,65%, kadar abu 3.06%, dan kadar lemak 17,89%.
Evaluasi Kinerja Sistem Bioreaktor Membran pada Instalasi Pengolahan Lindi (Studi Kasus: TPA Supit Urang, Kota Malang) Fadillah, Alfina; Slamet, Agus
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.119911

Abstract

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang merupakan tempat pemrosesan akhir sampah yang terletak di Kota Malang dengan menggunakan metode sanitary landfill sejak tahun 2021. Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) TPA Supit Urang menggunakan teknologi bioreaktor membran dengan konfigurasi sidestream dan aliran cross-flow. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja sistem bioreaktor membran dengan melakukan pengambilan sampel air lindi TPA Supit Urang dan menganalisis parameter lingkungan yang terkandung pada air lindi. Parameter utama yang digunakan adalah analisis Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), amonium (NH4-N), dan Total Suspended Solid (TSS). Parameter tambahan yang digunakan adalah pH, Dissolved Oxygen (DO), SVI, MLSS, dan MLVSS. Analisis kedua parameter tersebut dilakukan selama dua bulan. Penelitian di laboratorium juga bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya timbulan foaming pada bioreaktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja bioreaktor membran menurunkan parameter adalah COD sebesar 97%, BOD sebesar 99%, NH4-N sebesar 100%, dan TSS sebesar 97%. Sehingga, sistem ini mampu untuk menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu. Kemudian, hasil penelitian juga menemukan penyebab dan pencegahan permasalahan timbulan foaming yang terjadi pada bioreaktor membran. Timbulan busa dapat disebabkan oleh beberapa faktor operasional yang terlalu tinggi antara lain HRT, SRT, dan DO. Penyebab lain diperkirakan nilai rasio F/M yang terlalu rendah. Pencegahan timbulan busa selain penggunaan antifoam atau defoamer, perlu dilakukan perubahan nilai parameter operasional antara lain menurunkan SRT menjadi 20-50 hari dan mengatur nilai DO menjadi >2 mg/L untuk tangki denitrifikasi dan 2-4 mg/L untuk tangki nitrifikasi.
Perencanaan Penyaluran Air Limbah dan Instalasi Pengolahan Air Limbah Sentra Industri Tahu di Kampung Tahu Tinalan, Kota Kediri Maharani, Dewa Ayu Dwi; Slamet, Agus
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i1.120999

Abstract

Kampung Tahu Tinalan merupakan sentra industri tahu di Kota Kediri. Sebagian besar proses produksi dilakukan secara konvensional sehingga efisiensi penggunaan sumber daya air dan bahan baku rendah. Akibatnya timbulan air limbah dan konsentrasi pencemar relatif tinggi. Selain itu, terdapat air limbah domestik yang berasal dari aktivitas seperti mandi dan mecuci yang belum terolah. Akumulasi pencemar di badan air dapat menurunkan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan sistem penyaluran air limbah (SPAL) dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Pada lokasi perencanaan terdapat 18 pabrik produksi tahu, 175 rumah warga, dan 2 mushola yang menghasilkan debit rata-rata air limbah sebesar 56 m3. SPAL direncanakan dengan sistem pengaliran secara gravitasi shallow swer, menggunakan pipa PVC berukuran 110 dan 140 mm dengan panjang total 1.360 m. IPAL terdiri dari unit sumur pengumpul, bak pengendap pertama, anaerobik filter, aerobik filter, bak pengendap akhir, dan kolam bio indikator. Efisiensi pengolahan IPAL sebesar 97% terhadap parameter BOD, 96% COD, 98,8% TSS, dan 92% Amonia. Luas lahan IPAL yang diperlukan sebesar 81,5 m2. Rencana anggaran biaya pembangunan SPAL sebesar Rp 581.500.000, IPAL sebesar Rp 242.700.000. Total RAB sebesar Rp 920.000.000 termasuk pajak. Adapun biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 960.000.000 per bulan.