Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : JK Unila (Jurnal Kedokteran Universitas Lampung)

Hubungan antara Jalur Seleksi dengan HasilUji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Dwita Oktaria; Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1950

Abstract

Peningkatan dan penjaminan mutu proses pendidikan merupakan proses komprehensif dan tidak terpisahkan,dimulai dari input, proses pendidikan yang sesuaidengan standar agar menghasilkan output yang berkualitas. Pemerintah telah berusaha melakukan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan dengan menyelenggarakan uji kompetensi secara nasional.Hasil uji kompetensi akan menjadi dasar pembinaan program studi bidang kesehatan, dan menentukan kuota penerimaan mahasiswa baru program studi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis komparatif dengan pendekatan cross sectional. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik total sampling dengan mengambil seluruh angkatan 2008 - 2011 yang telah mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Didapatkan hubungan antara jalur seleksi dengan tingkat kelulusan first taker UKMPPD. Persentase kelulusan tertinggi didapatkan melalui jalur SBMPTN yaitu sebesar 88,6%. SBMPTN, menunjukkan berbagai keuntungan dan keunggulan, baik bagi peserta, PTN, maupun bagi kepentingan nasional.Ujian SBMPTN mengukur kemampuan dasar yang dapat memprediksi keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi.Jalur SNMPTN dan PBUD yang seleksinya menggunakan nilai rapor kandidat saat pendidikan menengah ataupun prestasi mahasiswa tidaklah memiliki standar penilaian yang jelas karena sistem penilaian yang berbeda-beda.Sedangkan seleksi jalur mandiri, merupakan tes yang dilakukan secara lokal oleh masing-masing Universitas setelah pengumuman SBMPTN. Untuk dapat menghasilkan output yang baik, diperlukan seleksi input yang baik dan juga proses pembelajaran yang berkualitas. Kuota untuk jalur SBMPTN sebaiknya diperbanyak bukan dialihkan ke jalur undangan ataupun mandiri karena hal ini akan mempengaruhi kualitas mahasiswa perguruan tinggi negeri. Kata kunci: seleksi mahasiswa, SBMPTN, SNMPTN, Ujian Mandiri, UKMPPD.
Perbedaan Nilai Sebelum dan Sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti; Dwita Oktaria; Merry Indah Sari; Arif Yudho Prabowo
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1671

Abstract

Ujian kompetensi merupakan ujian untuk menguji kompetensi seseorang yaitu pengetahuan, keterampilan dan afektif. Ujian kompetensi untuk kedokteran adalah Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Ujian terdiri dari CBT (Computerized-Based Test) dan ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Ujian UKMPPDmempunyai dampak terhadap metode pendidikan kedokteran. Salah satunya adalah instansi pendidikan kedokteran menyiapkan mahasiswanya dalam dengan bimbingan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan pre experimental. Yaitu mahasiswa diberikan pre-tes dan postes serta nilai CBT UKMPPD. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017. Populasi adalah mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) Februari 2017. Populasi sebanyak 68 orang. Sampel yang didapat 66 orang yang akan mengikuti ujian Computer-Based Test (CBT) UKMPPD, 2 orang tidak memenuhi syarat. Bimbingan dengan metodelSmall Group Learning dalam bentuk diskusi dan membahas soal. Pada uji normalitas data didapatkan distribusi data pre-tes, pos-tes dan UKMPPD Nasional tidak normal yaitu nilai Kolmogorov-Smirnov p<0.05. Maka dilakukan uji Wilkoxon. Nilai rata-rata pre-tes mahasiswa didapatkan 57,90. Nilai rata-rata pos-tes adalah 59,66 dan nilai rata-rata UKMPPD Nasional adalah 64.81. Uji beda antara pre-tes dan pos-tes adalah p=0.010, nilai ini <0.05yang berarti terdapat perbedaan signifikan nilai antara nilai pre-tes dan pos tes. Uji beda antara pre-tes dan UKMPPD Nasional didapatkan p=0.001, nilai ini <0.05 hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan. Uji beda antara nilai pos-tes dan nilai UKMPPD adalah p=0.00, <0.05, hal ini juga terdapat perbedaan yang sifnifikan. Terdapat perbedaan signifkan nilai sebelum dan sesudah bimbingan dengan small group learning.Keyword: mahasiswa kedokteran, small group learning, UKMPPD, ujian kompetensi
Korelasi Nilai Multiple Choice Questions (MCQ) dengan Nilai Ujian Lisan, Esai dan Diskusi Problem-Based Learning (PBL) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti; Merry Indah Sari; Dwita Oktaria; Asep Sukohar
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1624

Abstract

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Lampung menerapkan berbagai komponen penilaian untuk menentukan kelulusan mahasiswa dalam sutau blok. Komponen penilaian yang menjadi nilai akhir blok adalah nilai ujian Multiple Choice Questions (MCQ), ujian lisan, ujian esai, praktikum dan nilai diskusi Problem-based Learning (PBL). Semua komponen tersebut merupakan penilaian terhadap kognitif mahasiswa. Hasil dari penilaian kognitif baik yang dinilai dengan MCQ, uian lisan, praktikum dan diskusi PBL hampir sama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi hasil ujian MCQ, ujian lisan, ujian esai, praktikum dan diskusi PBL. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2014 yaitu semester empat sebanyak 232 orangmahasiswa. Sampel yang didapat adalah 230 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu nilai Blok Hematoimunologi, Blok Obstetri Ginekologi dan Perinatologi serta Blok Genitourinaria. Nilai setiap blok terdiri dari ujian MCQ, ujian lisan, ujian esai, praktikum dan diskusi PBL. Semua data merupakan data numerik dan analisis dengan uji Spearman karena sebaran data tidak normal. Hasilnya didapatkan korelasi antara nilai MCQ denganujian lisan adalah 0.678 dengan sig. 0.000 (kuat). Korelasi nilai MCQ dengan nilai esai 0.765 dengan sig. 0.000 (kuat). Korelasi nilai MCQ dengan nilai praktikum 0.850 dengan sig.0.000 (kuat). Korelasi nilai diskusi PBL 0.441 dengan sig.0.000 (kuat). Simpulan :terdapat korelasi yang kuat antara nilai MCQ dengan nilia ujian lisan, ujian esai dan ujian praktikum. Sedangkan nilai diskusi PBL korelasi sedang. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata Kunci: diskusi problem-based learning (PBL), multiple choice questions (MCQ), ujian lisan, ujian esai, ujian praktikum
Situational Judgement Test (SJT): Alternatif Metode Seleksi Mahasiswa Baru di Fakultas Kedokteran Dwita Oktaria; Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1727

Abstract

Saat ini, metode seleksi masuk Fakultas Kedokteran hanya mengandalkan penilaian kemampuan kognitif. Situational judgement test (SJT) bertujuan untuk melakukan penilaian mengenai apa yang akan pelamar lakukan bila diberikan situasi tertentu, selain menilai apakah pelamar dapat mendiskusikan situasi tertentu, mereka juga dituntut untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mendemonstrasikan kompetensi aktual yang dicari oleh institusi yang akan merekrut mereka. Situational judgement test (SJT) adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur penilaian kandidat dalam setting peran yang relevan atau setting kerja. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan SJT pada proses seleksi dan penilaian di Fakultas Kedokteran telah digunakan secara luas. Bukti penelitian secara konsisten telah menunjukkan bahwa SJT sebagaialat seleksi, ketika didesain secara tepat, memiliki reliabilitas dan validitas yang baik. Penggunaan SJT dalam proses seleksi mahasiswa kedokteran umum dapat menjadi prediktor kinerja yang lebih baik dibandingkan tes pengetahuan, wawancara terstruktur, tes IQ, kuesioner kepribadian dan pertanyaan pada formulir aplikasi.SJT dengan menggunakan video dilaporkan memiliki validitas lebih tinggi dibandingkan SJT tertulis. SJT dapat menilai berbagai atribut, termasuk mengukur berbagai keterampilan dan sifat, tergantung materi spesifik dari tes. SJT merupakan salah satu metode seleksi terbaik dan tervalidjika dirancang secara tepat, namun metode ini relatif baru, mungkin dapat kurang diterima secara internasional serta dapat menimbulkan bias kultural.Kata kunci: metode seleksi, SJT, situational judgement test,
Studi Kualitatif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier pada Mahasiswa Kedokteran dan Dokter Internship di Bandar Lampung Idzni Mardhiyah; Oktadoni Saputra; TA Larasati; Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1627

Abstract

Pemilihan karier merupakan hal penting dan krusial bagi seorang dokter. Pemilihan karier menjadi hal yang sangat menentukan masa depan seorang dokter ketika terjun di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa kedokteran tahun pertama, ketiga dan dokter internship Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) di Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kualitatif. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan survei gambaran pilihan karier pada mahasiswa kedokteran tahun pertama dan ketiga FK Unila. Dari gambaran pilihan karir yang didapatkan, dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa tahun pertama (n=4), tahun ketiga (n=6) dan dokter internship (n=8). Data kemudian ditranskripsi, dikoding, dan dianalisis konten untuk mendapatkan tema-tema yang muncul. Gambaran pilihan karier mahasiswa masih didominasi oleh dokter fungsional khususnya dokter spesialis baik pada mahasiswa tahun pertama (67%;85 dari 127 responden) maupun pada mahasiswa tahun ke tiga (54%; 70 dari 130 responden). Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier terdiri dari faktor pendorong dan faktor penghambat. Terdapat delapan kategori utama faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier yaitu; karakteristik pribadi, karakteristik profesi, kondisi lapangan pekerjaan, perankeluarga, kehiduoan pribadi, tuntutan pendidikan lanjut, fase preklinik, dan fase rotasi klinik. Dari kedelapan kategori tersebut, kategori fase preklinik tidak didapatkan sebagai kategori pada faktor penghambat tetapi terdapat dua kategori lainnya yaitu beban kerja dan keterbatasan informasi. Simpulan. Pemilihan karier mahasiswa kedokteran dan dokterinternship bervariasi sesuai dengan tahapan pendidikan yang dilalui.Semakin tinggi tahapan pendidikan yang dilalui, semakin kompleks hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan kariernya. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata Kunci: dokter internship, mahasiswa kedokteran, pemilihan karier
Peranan Dosen Pendidikan Kedokteran : Dari Perspektif Ilmu Pendidikan Kedokteran Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2225

Abstract

Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter dan dokter gigi berbudi luhur, bermatabat, bermutu, kompeten, berbudaya menolong, beretika, berdedikasi tinggi, profesional, berorientasi pada keselamatan pasien, bertanggungjawab, bermoral, humanistis, menyadari kebutuhan masyarakat, mampu berdaptasi dengan lingkungan sosial dan berjiwa sosial tinggi. Pendidikan kedokteran merupakan pendidikan dinamis dan terus berkembang. Untuk mewujudkan tujuan tersebut peranan dosen sangat penting. Peranan dosen utama adalah tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan, pengajaran dan pengabdian. Peranan dosen pendidikan kedokteran dari pandangan ilmu pendidikan kedokteran terbagi dalam dua belas yaitu sebagai pemberi informasi di kelas dan di pendidikan klinik, sebagai role model di pendidikan pre klinik dan klinik, sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagi mentor, sebagai perencana kurikulum dan perencana proses pembelajaran, sebagai asesor kurikulum dan assesor mahasiswa, sebagai kreator lingkungan belajar dan sebagai pembuat panduan belajar. Selain itu dosen juga harus ahli dibidangnya yaitu dosen yang memiliki kekampuan metakognisi dan mempunyai intuisi dalam kedokteran. Bagian pendidikan kedokteran berperan dalam pengembangan peranan dosen pendidikan kedokteran untuk merespon perkembangan pendidikan dan kedokteran serta sebagai pusat inovasi dan penelitian dalam bidang pendidikan kedokteran.Kata Kunci: departemen pendidikan kedokteran, dosen, pendidikan kedokteran
Active Learning di Pendidikan Kedokteran Rika Lisiswanti; Drisnaf Swastyardi
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 5, No 1 (2021): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v5i1.2934

Abstract

Pendahuluan. Active learning merupakan konsep pembelajaran yang sudah ada sejak lama. Active learning adalah pembelajaran secara aktif oleh mahasiswa. Berbagai metode active leraning yang terdapat dalam literatur. Penerapan active learning pada pendidikan kedokteran masih terbatas pada pembelajaran problem-based-learning.Pembahasan. Berbagai metode active learning sudah ada dalam literatur diantarannya bersifat kolaboratif atau small group learning dan dalam kelas besar. Active learning kolaboratif diantaranya problem-based learning, tema-based learning, case-based learning, diskusi kelompok kecil, clinical skill laboratorium dan masih banyak lagi. Sedangkan active learning dalam kelas besar yaitu modifikasi perkuliahan, flipped classroom, jigsaw dan lainnya. Dosen bereran sebagai fasilitator, mendorong mahasiswa dan memberikan umpan balik kepada mahasiswa. Institusi berperan dalam menyediakan dana, melatih dosen, menyediakan fasilitas dan meningkatkan SDL mahaaiswa. Mahasiswa bertanggungjawa terhadap pembelajarannya, berinisitaif dan mempunyai keterampilan SDL yang baik untuk mendukung pembelajaran active learning. Penerapan active learning juga menemui hambatan diantaranya dari segi waktu, dana, sumber daya dan karakteristik mahasiswa.Simpulan. Terdapat banyak metode active learning yang bisa diterapkan, diperlukan peran semua pihak untuk mengembangkan active learning di suatu institusi. Kata kunci: dosen, mahasiswa kedokteran, pembelajaran aktif, pendidikan kedokteran.