Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS PEMANFAATAN STRATA VERTIKAL VEGETASI OLEH SPESIES BURUNG PADA AGROFORESTRI BERBASIS KOPI DI AREA HUTAN KEMASYARAKATAN KPHL BATUTEGI: STUDI KASUS DI DESA PENANTIAN DAN SINAR BANTEN, KECAMATAN ULUBELU, KABUPATEN TANGGAMUS Arsyan, Chika Jenita; Iswandaru, Dian; Fitriana, Yulia Rahma; Darmawan, Arief
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i2.67458

Abstract

The use of vegetation stratification is closely related to the availability of food sources in that stratification, so that bird activity in utilizing existing habitat space can change, depending on the appearance of the habitat that provides food and other activity needs, such as for perching, nesting, monitoring prey, shelter, and rest. Habitat use can be described vertically which includes four levels, namely the ground surface and undergrowth (E), shrubs and bushes (D), lower canopy (C), middle canopy (B), and upper canopy (A). This research aims to analyze the abundance of bird species and their relationship in utilizing vertical strata of vegetation by bird species on coffee-based agroforestry land. The research was conducted on coffee-based agroforestry land in Penantian and Sinar Villages, Banten. The coffee-based agroforestry land is in the community forest area (Hkm), utilization block, KPHL Batutegi. Data collection was carried out using the point count method. The results obtained were analyzed quantitatively using the species abundance index and the vertical utilization of the canopy was analyzed descriptively. The research results showed that Penantian Village had 11 bird species from 11 families with a total of 82 individuals and Sinar Banten Village had 12 bird species from 11 families with a total of 87 individuals. The highest species abundance index in Penantian Village is the cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) and the cow swift (Collocalia esculenta) at 39% each. The highest abundance index in Sinar Banten Village is the kutilang cucak (Pycnonotus aurigaster) and cow swallow (Collocalia esculenta) with values of 39% and 34%. This shows that the cucak kutilang and the cow swallow are the birds most often found in the two villages. The vertical strata of vegetation used by various types of birds are canopy stratum C (>4-20 m), D (>1-4 m) and E (0-1 M), while canopy stratum A (>30 m) and B (>20-30 m) not found. This describes the condition of the vertical strata of vegetation in coffee-based agroforestry in the two villages which provides food sources, cover for shelter or nesting, and supports other activities only in these three strata.Key words: Agroforestry based-coffee, birds, species abundance, KPHL Batutegi, vertical strata of vegetation.AbstrakPenggunaan stratifikasi vegetasi berhubungan erat dengan ketersediaan sumber pakan pada stratifikasi tersebut, sehingga aktivitas burung dalam memanfaatkan ruang habitat yang ada dapat berubah-ubah, tergantung penampakan habitat yang menyediakan makanan serta kebutuhan aktivitas lain, seperti untuk bertengger, bersarang, mengawasi mangsa, berlindung, dan beristirahat. Penggunaan habitat dapat digambarkan secara vertikal yang meliputi empat tingkat, yaitu permukaan  tanah dan tumbuhan bawah (E), perdu dan semak belukar (D), tajuk bagian bawah (C),  tajuk bagian tengah (B), dan tajuk bagian atas (A). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan jenis burung serta hubungannya dalam memanfaatkan strata vertikal vegetasi oleh spesies burung pada lahan agroforestri berbasis kopi. Penelitian dilakukan di lahan agroforestri berbasis kopi Desa Penantian dan Sinar Banten. Lahan agroforestri berbasis kopi berada di area hutan kemasyarakatan (Hkm), blok pemanfaatan, KPHL Batutegi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode point count. Hasil yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan indeks kelimpahan jenis dan pemanfaatan vertikal tajuk dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Desa Penantian terdapat 11 jenis burung dari 11 famili dengan total 82 individu dan Desa Sinar Banten terdapat 12 jenis burung darib11 famili dengan total 87 individu. Indeks kelimpahan jenis tertinggi di Desa Penantian adalah cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan walet sapi (Collocalia esculenta) masing-masing sebesar 39%. Indeks kelimpahan tertinggi di Desa Sinar Banten yaitu cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan walet sapi (Collocalia esculenta) dengan nilai 39% dan 34%. Hal ini menunjukkan bahwa cucak kutilang dan walet sapi adalah burung yang paling sering ditemukan di kedua desa tersebut. Strata vertikal vegetasi yang dimanfaatkan oleh berbagai jenis burung yaitu stratum tajuk C (>4-20 m), D (>1-4 m) dan E (0-1 M), sedangkan stratum tajuk A (>30 m) dan B (>20-30 m) tidak ditemukan. Hal ini menggambarkan kondisi starata vertikal vegetasi pada agroforestri berbasis kopi di kedua desa tersebut yang menyediakan sumber pakan, cover untuk berlindung atau bersarang dan pendukung aktivitas lainnya hanya pada ketiga strata tersebut.Kata kunci: Agroforestri berbasis kopi, burung, kelimpahan jenis, KPHL Batutegi, strata vertikal vegetasi.
MEKANISME PEMBERIAN PAKAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumateranus) JINAK DI PUSAT LATIHAN GAJAH TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS Setiawan, Muhammad Fajar; Fitriana, Yulia Rahma; Krismurniati, Elisabeth Devi; Winarno, Gunardi Djoko
BIOPROSPEK: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 16 No 1 (2024): BIOPROSPEK: Jurnal Ilmiah Biologi
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/bp.v16i1.1227

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pemberian pakan gajah jinak di PLG TNWK dalam memenuhi kebutuhan pakannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung selama satu bulan dengan menggunakan Teknik sampling yaitu purposive sampling dimana sampel gajah jinak yang dipilih adalah 6 ekor gajah dewasa dan 6 ekor gajah anak/remaja. Hasil observasi menunjukkan bahwa gajah jinak yang terdapat di PLG memiliki dua sumber pakan utama yaitu pakan alami ketika gajah digembalakan dan pakan drop in setelah gajah digembalakan. Pakan alami diperoleh dengan dilakukan penggembalaan di kawasan PLG TNWK yang terdiri dari beberapa tipe ekosistem yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem rawa dan ekosistem hutan sekunder. Pakan drop in dihasilkan dari hasil panen ladang pakan yang ada di PLG TNWK. Pakan tambahan yang diberikan berupa bubur suplemen, sayuran dan buah-buahan seperti tebu, pisang dan nanas. Penelitian ini menghasilkan data dasar dalam pengelolaan gajah jinak yang berperan dalam ketersediaan pakan satwa.
Keanekaragaman Reptil Ordo Squamata di Taman Nasional Way Kambas Hartawan, Novguli Aldy; Harianto, Sugeng P.; Dewi, Bainah Sari; Fitriana, Yulia Rahma
JOURNAL OF PEOPLE, FOREST AND ENVIRONMENT Vol 4, No 1 (2024): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jopfe.v4i1.8475

Abstract

Rawa Bunder merupakan salah satu dari empat Resort Pengolahan Taman Nasional (RPTN) dengan luas wilayah 9.824,47 ha yang terletak hampir tengah – tengah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Terdapat beberapa tipe habitat yang ada di TNWK seperti rawa, sungai, dan hutan dimana dapat ditemukan reptil di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman reptil ordo Squamata di RPTN Rawa Bunder Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Februari-31 Maret 2023. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode VES (Visual Encounter Survey) yang dikombinasikan dengan line transect. Populasi penelitian berupa semua jenis ordo squamata yang ada di RPTN Rawa Bunder Taman Nasional Way Kambas dengan hasil 6 famili dengan 7 spesies dan 104 jumlah individu. Indeks keanekaragaman jenis tergolong sedang dengan nilai masing – masing pada habitat badan air sebesar 1,5, hutan sebesar 1,7, dan rawa sebesar 1,5.
Faktor-Faktor Penyebab Kehadiran Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) Di Daerah Sekitar Jaringan Listrik Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung Suryani, Ade Irma; Dewi, Bainah Sari; Huda, Robithotul; Fitriana, Yulia Rahma; Subagio, Aris
JOURNAL OF PEOPLE, FOREST AND ENVIRONMENT Vol 4, No 1 (2024): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jopfe.v4i1.8775

Abstract

Kukang Sumatera menjadi salah satu penyebab utama gangguan jaringan listrik di Lampung, khususnya yang menjadi spot temuan Kukang mati tersengat listrik paling besar adalah Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus Hampir sebagian besar Kukang ditemukan mati akibat korsleting listrik. Ancaman ini tentu berpotensi mengganggu infrastruktur jaringan listrik di wilayah Lampung, serta berpotensi menurunkan populasi Kukang Sumatera di habitatnya. Penelitian mengenai faktor-faktor penyebab kehadiran Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) di jaringan listrik bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kehadiran Kukang di jaringan listrik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung yang terdapat jaringan listriknya. Penelitian dilakukan pada dua sesi yaitu pukul 18.00-00.00 WIB dan pukul 00.00-06.00 WIB, dengan total waktu pengamatan 41 jam 5 menit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data diambil dengan metode observasi dan dokumentasi.. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran Kukang di jaringan listrik dan sekitarnya diantaranya adanya pohon pakan atau sumber pakan yang melimpah, kabel listrik sebagai media untuk berjalan dari pohon satu ke pohon lainnya, adanya gangguan habitat dari manusia, ketersediaan habitat, siklus reproduksi, kondisi iklim yang mendukung, dan adaptasi terhadap lingkungan urban.
IDENTIFIKASI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP WISATA ALAM PUSRI, DANAU RANAU OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Setiyawan, Eko; Winarno, Gunardi Djoko; Fitriana, Yulia Rahma; Yuwono, Slamet Budi
JURNAL RIMBA LESTARI Vol 1 No 1 (2021): Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Jurusan Kehutanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/rimbalestari.v1i1.386

Abstract

The tourist's perception is essential in developing tourism as a base on decision-making for tourism management. The purpose of this study was to identify respondents' perception of facilities and services, accommodation, infrastructure, nature, and environment in Pusri Lake Ranau Nature Tourism. Data collection was implemented by direct observation method and closed interview questionnaire. The data obtained is then descriptively qualitatively analyzed. The results showed that respondents' perceptions gave a varied assessment of Pusri Danau Ranau Nature Tourism for each aspect of the assessment, including natural and environmental aspects of 3.91 (quite good), accommodation aspect of 3.45 (quite good), infrastructure aspect of 3.22 (quite good) and aspects of facilities and services of 3.38 (quite good). The element that must be looked at is in the environmental hygiene sector because respondents are still not satisfied with the element, which can be seen from the average value of cleanliness of 2.91 (not good), waste management of 2.71 (not good), and toilets of 2.54 (not good). Environmental cleanliness needs to be considered so that tourism remains beautiful and the improvement of facilities such as the procurement of garbage boxes.
KEANEKARAGAMAN JENIS REPTIL DI LABORATORIUM LAPANG TERPADU, UNIVERSITAS LAMPUNG Fatmawati, Nimas Ayu; Dewi, Bainah Sari; Rusita; Fitriana, Yulia Rahma; Febryano, Indra Gumay
JURNAL RIMBA LESTARI Vol 1 No 2 (2021): Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Jurusan Kehutanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/rimbalestari.v1i2.402

Abstract

Reptiles are cold-blooded animals that need to be known and their evenness as an environmental bio-indicator. The purpose of the study was to determine the diversity of species and the diversity of reptiles. The research was conducted in December 2020-January 2021 at the Integrated Field Laboratory of the University of Lampung. The research data was collected using the Visual Encounter Survey (VES) method with a combination of the Time Search method. Then the results were analyzed quantitatively using the Shannon-Wiener diversity index and the type mapping index. The results showed that there were five types of reptiles observed, namely the wall lizard (Hemidactylus frenatus), garden lizard (Eutropis multifasciata), striped blackhead snake (Hemalopsis buccata), grass lizard (Takydromus sexlineatus) and welang snake (Bungarus candidus) in the medium category. This is because the habitat still has sufficient food availability, whereas since human activities the habitat has been slightly disturbed. In the third habitat, the distribution of reptiles is even and the distribution of reptile species is included in the category of stable community. The reptile species found were not different because the distance in the three habitats was not too far away which made it easier for the species to move around. The balance of the campus environment can be determined by monitoring and researching the existence of reptiles at the University of Lampung. In addition, other efforts to reduce hunting and illegal trade in reptiles provide protected status for reptile species.
Konservasi Sumber daya Air Untuk Pemanfaatan Air Minum Di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran Iswandaru, Dian; Winarno, Gunardi Djoko; Fitriana, Yulia Rahma
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2024): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i2.10010

Abstract

Desa Hanura merupakan salah satu desa penyangga kawasan konservasi di Provinsi Lampung. Desa hanura berbatasan langsung dengan Tahura Wan Abdul Rachman. Potensi yang ada di desa tersebut didominasi oleh komoditas tanaman MPTS diantaranya durian, kakau, pala, cengkeh. Disisi lain potensi air bersih dari kawasan hutan selama ini belumdioptimalkan secara berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam hal optimalisasi pemanfaatan air bersih melalui konservasi lahan dalam hal pengkayaan vegetasi didalamnya. Hasil dari pengabdian ini adalah peserta telah mengerti tentang berbagai fungsi pepohonan dan ikut merasakan peran hutan dalam kehidupan sehari-sehari.  Air yang setiap hari mengalir ke rumah-rumah mereka merupakan hasil dari fungsi hutan yang berjalan dengan baik.  Sebagaian besar dari mereka akan meningkatkan perawatan dan pengkayaan kebunnya di dalam kawasan hutan melului pemilihan jenis-jenis unggul dan memberikan perlakuan yang baik agar dapat menghasilkan buah dan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan mereka.
Pelatihan Pembuatan Kuliner Berbahan Dasar Porang Winarno, Gunardi Djoko; Safe’i, Rahmat; Kaskoyo, Hari; Darmawan, Arief; Asmarahman, Ceng; Harianto, Sugeng P.; Wulandari, Christin; Setiawan, Agus; Dewi, Bainah Sari; Riniarti, Melya; Hidayat, Wahyu; Salsabila, Sahda; Fitriana, Yulia Rahma; Hilmanto, Rudi
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2024): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i2.9905

Abstract

Pemanfaatan porang sebagai bahan dasar kuliner sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas rasa produk. Selama ini porang masih belum digunakan oleh petani walaupun mereka mempunyai bahan umbi porang. Kondisi ini terjadi karena mereka tidak tahu bagaimana pengolahan porang dan meramunya untuk kuliner. Tujuan Pelatihan adalah membangun ketrampilan petani dalam membuat kuliner berbahan dasara porang. Pelatihan dilakukan di Desa Hanura Pesawaran Lampung. Jumlah peserta yang dilatih sebanyak 30 orang yang berasal dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) Lestari Hanura Pesawaran Lampung. Peran mitra (kelompok tani Sistem Hutan Kerakyatan Lestari adalah penyedia umbi porang yang selama ini tidak dimanfaatkan karena harga umbinya sangat rendah hingga mencapai Rp 2.500. Kelompok tani berharap tanaman porang dapat dikembangkan di areal kelola mereka.  Untuk peningkatan hasil panen diharapkan adanya mesin pengolah umbi porang menjadi glukomanan sehingga nilai jual porang menjadi meningkat melalui pengolahan porang menjadi berbagai kuliner seperti bakso dan mpek-mpek. Para petani diharapkan menjadi pioneer untuk membuat tepung porang dan bakso. Dampak yang akan terjadi adalah petani yang selama ini memiliki tanaman porang menjadi terampil dalam mengolah porang kuliner yang dapat dikonsumsi ataupun di pasarkan. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani desa Hanura dan sekitarnya.
Analisis Curahan Waktu Kerja Laki-Laki Dan Perempuan Pada Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Safe'i, Rahmat; Maryani, Lusia Leni; Kaskoyo, Hari; Fitriana, Yulia Rahma; Darmawan, Arief; Wulandari, Christine; Novriyanti, Novriyanti; Febryano, Indra Gumay; Iswandaru, Dian; Herwanti, Susni
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i1.16551

Abstract

Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas dan  curahan waktu kerja petani yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam mengelola lahan garapan di Hutan Kemasyarakatan Desa Datar Lebuay Kabupaten Tanggamus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Responden terdiri dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Responden ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria responden yakni masyarakat yang mengelola Hkm dan tinggal sekitar hutan serta termasuk anggota Gapoktan Sinar Harapan (SH)  dan Gapoktan Trisno Wana .Jaya (TWJ). Analisis data dilakukan dengan menerapkan analisis kuantitatif serta menggunakan uji independen sample t test. Hasil penelitian menunjukan curahan waktu kerja pada kegiatan persiapan lahan, pemanenan, dan pemasaran di Gapoktan SH yang dilakukan oleh laki-laki sebanyak 32,69 HKP sedangkan curahan waktu kerja perempuan hanya 8,38 HKSP. Pada Gapoktan TWJ total curahan waktu kerja laki-laki sebanyak 32,36 HKP sedangkan yang dilakukan oleh perempuan sebanyak 4,58 HKSP. Hasil analisis independen sample t test pada curahan waktu kerja Laki-laki dan perempuan baik pada Gapoktan SH maupun Gapoktan TWJ menunjukan bahwa nilai signifikansi < 0,05 maka Gapoktan SH maupun Gapoktan TWJ sama-sama menerima Ha, dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata waktu kerja laki-laki dan perempuan.
Keanekaragaman Amfibi Di Areal Kelola Agroforestri KPH Batutegi Kabupaten Tanggamus Lampung Anwar, Khoironi; Darmawan, Arief; Dewi, Bainah Sari; Fitriana, Yulia Rahma
MAKILA Vol 17 No 1 (2023): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v17i1.6195

Abstract

Amphibians are one of the constituent elements of ecosystems that have an essential role as bio-indicators of environmental damage. This study aimed to determine amphibians' diversity and identify amphibians' distribution in the carbon footprint reduction location at PT. Nestlé, KPH Batutegi, Tanggamus Regency, Lampung Province. Data was collected using Line Transect and Visual Encounter Survey (VES) methods, and collected data were analyzed using the Shannon-Wiener index, dominance index, stable equality index, wealth index, and the spatial analysis method to determine the spatial distribution of amphibian species. The results showed moderate amphibian diversity, with the Shannon-Wiener index of 1.85455 low dominance index with a value of 0.08799, a stable equality index with an index value of 0.83755, and a wealth index included in the low criteria with an index value of 2.256214. There were ten species of amphibians from four families, namely katak tegalan (Fajervarya limnocharis), kodok puru (Ingerophrynus parvus), kongkang jangkrik (Rana nicobariensis), katak sejati (Ranidae), kongkang kolam (Hylrana chaconata), bancet rawa (Occidozyga sumatrana), katak pohon bergaris (Polypedates leucomystax), kodok buduk (Bufo asper), katak sisi kasar (Hylarana glandulosa), kodok sawah (Fajervarya cancrivora). The most common amphibian species were found close to the river with a distance of 0-50 m, with an altitude of 600-1000 mdpl, and the type of land cover was dry land agriculture. Amphibian diversity in KPH Batutegi is classified as moderate, so further research is needed to review the existing amphibian diversity after planting and caring for the location.