Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

TRANSFORMASI BUDAYA AGROFORESTRI LOKAL DALAM MENGHADAPI KESEPAKATAN PERDAGANGAN BEBAS Hilmanto, Rudi
Jurnal Penelitian Politik Vol 7, No 2 (2010): Peluang Indonesia dalam Perdagangan Bebas
Publisher : Pusat Penelitian Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.968 KB) | DOI: 10.14203/jpp.v7i2.496

Abstract

Agriculture and plantation agroforestry pattern in the years of 70s constitute cultural transformation ofagroforestry generating negative impact ecologically economic and social until this time Choice of the socializeworld to go back to nature and the negative impact ofGreen Revolution constitute matter which overshadow thegovernmentfor cymbal Go Organic 2010 Go Organic 2010 constitute opportunity which enables to constructand strengthen local commodity to own its market in free trade and also desirable by society in the country Theobjective ofthis research namely i Depicting cultural elements ofagriculture andplantation agroforestry thatexist in local community and ii Analysing cultural transformation ofagroforestry in theface offree trade Thisresearch conducted at local community as key informant taken by purposive method The organic agroforestrysystem matter is new especiallyfor local community which have the harmony with nature The local communityhas farming culture which embrace harmony with nature however this agroforestty pattern change the effectofgreen revolution existence therefore we need to transform repeatedly the cultural elements ofour agriculturewhich are beliefsystem technology andknowledge system art and language social organizational and artistryThe agroforestty culture elements combine with nature has made Indonesiajoining a transformation movement ofgoing back to nature
Penilaian Indikator Kesehatan Hutan Rakyat Pada Pola Tanam Agroforestri (Studi Kasus Hutan Rakyat Milik Anggota Gapoktan Satria Rimba Desa Kubu Batu, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran) Puspita, Eka Nala; Safe'i, Rahmat; Kaskoyo, Hari; Hilmanto, Rudi
Indonesian Journal of Conservation Vol 10, No 1 (2021): June
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v10i1.28894

Abstract

Hutan rakyat menjadi sistem manajeman dan startegi penggunaan lahan terpadu melalui penerapan pola agroforestri.  Penerapan pola agroforestri memberikan keuntungan lebih baik dari segi aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.  Tujuan penerapan agroforestri untuk membantu mengoptimalkan perolehan hasil pengelolaan lahan hutan rakyat secara berkelanjutan serta meningkatkan daya dukung ekologi lahan.  Pentingnya peranan hutan rakyat pola agroforestri kelestariannya perlu dijaga.  Cara memelihara kelestarian hutan rakyat yaitu melalui kondisi kesehatan hutannya.  Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesehatan hutan rakyat pola agroforestri Desa Kubu Batu sebagai penunjang keberlanjutannya.  Penelitian dilakukan dengan metode Forest Healt Monitoring (FHM).  Hasil nilai akhir kesehatan hutan menunjukan bahwa dari 7 klaster plot pengamatan klaster plot 1(8.17) kategori sedang, Klaster Plot 2(6.87) kategori sedang, Klater plot 3 (4.41) kategori buruk, klaster plot 4 (10.67) kategori baik, klaster plot 5(8.26) kategori sedang, klaster plot 6 (7.56) kategori sedang, dan klaster plot 7 (5.48) kategori buruk.
Pemanfaatan platform Google Earth Engine dalam Pemantauan Perubahan Tutupan Lahan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Fikri, Adhi Auliya; Darmawan, Arief; Hilmanto, Rudi; Banuwa, Irwan Sukri; Agustiono, Ariyadi; Agustiana, Laviyanti
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 5 No. 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v5i1.19938

Abstract

Tahura Wan Abdul Rachman (Tahura WAR) terbagi menjadi beberapa blok pengelolaan, yaitu blok perlindungan, blok pemanfaatan, blok koleksi, dan blok lainnya. Blok pada Tahura WAR telah mengalami degradasi akibat aktivitas manusia, perubahan status kawasan, dan kebijakan. Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika serta menghasilkan informasi terbaru terkait dengan perubahan tutupan lahan di Tahura WAR. Metode yang digunakan, yaitu klasifikasi terbimbing dengan algoritma random forest yang tersedia pada platform Google Earth Engine (GEE). Uji akurasi dilakukan dengan menggunakan tabel confusion matrix. Hasil penelitian meliputi uji akurasi, tren perubahan tutupan lahan, dan perubahan tutupan lahan pada setiap blok. Akurasi kappa yang dihasilkan pada tahun 2015, 2018 dan 2021 berturut-turut adalah sebesar 87.88%, 94%, dan 92%. Tren perubahan tahun 2015-2018 tutupan hutan meningkat 1334.47 ha, kebun campuran menurun 5068.36 ha, dan tegakan kopi meningkat 3398.43 ha. Tutupan hutan pada semua blok terjadi peningkatan pada tahun 2015-2018 dan penurunan tahun 2018-2021, tegakan kopi mengalami perubahan terbesar pada tahun 2015-2018 yang berada pada blok lainnya. Tutupan hutan, kebun campuran dan tegakan kunjungi situs resmi Indohoki77 melalui perangkat komputer atau ponsel pintar Anda kopi merupakan tutupan yang mendominasi serta mengalami perubahan yang fluktuatif dibanding dengan tutupan lainnya. Tutupan hutan harus terus dipertahankan status dan fungsinya, selain itu perlunya pembinaan yang intensif dan pengelolaan yang kolaboratif bersama masyarakat yang sudah mengelola di kawasan Tahura WAR.
PENGARUH MODIFIKASI PANAS OIL HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN WARNA DAN BERAT PADA BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) DAN BAMBU ANDONG (Gigantochloa pseudoarundinacea) Suri, Intan Fajar; Hidayat, Wahyu; Febryano, Indra Gumay; Hilmanto, Rudi; Hadida, Ratu Husaina; Awandi, Hafizh
MAKILA Vol 18 No 1 (2024): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v18i1.13225

Abstract

Betung bamboo (Dendrocalamus asper) and andong bamboo (Gigantochloa pseudoarundinacea) are non-timber forest products that can be used as a substitute for wood. However, both bamboos have light colors that are less aesthetic and susceptible to fungal and pest damage. Therefore, it is necessary to modify the bamboo. One of the modification methods used is oil heat treatment (OHT). This research aims to determine the effect of OHT on the color of betung and andong bamboo. This research was carried out the OHT using palm oil at temperatures of 180°C, 200°C, 220°C and 240°C for 2 hours. Color parameter measurements were observed using a colorimeter that implemented the CIE-Lab color system. The color parameters measured include brightness (L*), red/green chromaticity (a*), yellow/blue chromaticity (b*), and overall color change (∆E*). The percentage of bamboo weight loss after OHT was also observed. The research results show that the brightness value (L*) of betung bamboo and andong bamboo has decreased, so that the color becomes darker as the temperature increased. The a* and b* values decreased at all temperatures and durations. In addition, the value of ∆E* increased at all temperatures with a total change showing a value > 12. The decrease in weight of betung bamboo occurred at all temperatures. This heat treatment can make the bamboo color darker and more exotic, thereby increasing the added value of the product and improving the quality of bamboo from fungi and pests due to cellulose degradation.
Peningkatan Persepsi Petani Hutan Kemasyarakatan dalam Pemilihan Jenis Pohon Produktif pada Kelompok Gapoktan Wana Tani Lestari di KPH Batutegi, Tanggamus Suri, Intan Fajar; Naviza, Fania; Permana, Anom Tahta; Bakri, Samsul; Hilmanto, Rudi; Banuwa, Irwan Sukri
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3, No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v3i2.9682

Abstract

Abstrak: Perhutanan sosial merupakan bentuk izin resmi kepada penduduk desa di sekitar hutan untuk mengelola hutan negara melalui mekanisme yang diatur oleh menteri dalam surat keputusan salah satunya ialah Hutan Kemasyarakatan (HKm). Pemilihan jenis pohon produktif memberikan manfaat bagi pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Proses pemilihan jenis tanaman dan pola tanam juga mempengaruhi apakah petani akan tetap mempertahankan jenis dan pola tanaman yang ada atau melakukan perubahan. Oleh karena itu, perlu peran perguruan tinggi untuk memberi edukasi kepada masyarakat petani sekitar hutan terkait jenis pohon produktif tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan persepsi petani yang mengelola hutan lindung dengan skema Hutan Kemasyarakatan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Batutegi, Kabupaten Tanggamus tentang pemilihan jenis pohon produktif. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi survei lokasi, persiapan, penyuluhan, anjangsana dan evaluasi. Didapatkan hasil bahwa pengabdian masyarakat pemilihan pohon produktif yang telah dilaksanakan berpengaruh nyata terhadap pengetahuan dan pemahaman partisipan. Kegiatan ini dapat berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman partisipan. Petani yang memiliki persepsi yang baik cenderung lebih mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, termasuk memilih jenis pohon yang paling produktif dan sesuai dengan kondisi lingkungan mereka
Pelatihan Pembuatan Kuliner Berbahan Dasar Porang Winarno, Gunardi Djoko; Safe’i, Rahmat; Kaskoyo, Hari; Darmawan, Arief; Asmarahman, Ceng; Harianto, Sugeng P.; Wulandari, Christin; Setiawan, Agus; Dewi, Bainah Sari; Riniarti, Melya; Hidayat, Wahyu; Salsabila, Sahda; Fitriana, Yulia Rahma; Hilmanto, Rudi
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2024): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i2.9905

Abstract

Pemanfaatan porang sebagai bahan dasar kuliner sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas rasa produk. Selama ini porang masih belum digunakan oleh petani walaupun mereka mempunyai bahan umbi porang. Kondisi ini terjadi karena mereka tidak tahu bagaimana pengolahan porang dan meramunya untuk kuliner. Tujuan Pelatihan adalah membangun ketrampilan petani dalam membuat kuliner berbahan dasara porang. Pelatihan dilakukan di Desa Hanura Pesawaran Lampung. Jumlah peserta yang dilatih sebanyak 30 orang yang berasal dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) Lestari Hanura Pesawaran Lampung. Peran mitra (kelompok tani Sistem Hutan Kerakyatan Lestari adalah penyedia umbi porang yang selama ini tidak dimanfaatkan karena harga umbinya sangat rendah hingga mencapai Rp 2.500. Kelompok tani berharap tanaman porang dapat dikembangkan di areal kelola mereka.  Untuk peningkatan hasil panen diharapkan adanya mesin pengolah umbi porang menjadi glukomanan sehingga nilai jual porang menjadi meningkat melalui pengolahan porang menjadi berbagai kuliner seperti bakso dan mpek-mpek. Para petani diharapkan menjadi pioneer untuk membuat tepung porang dan bakso. Dampak yang akan terjadi adalah petani yang selama ini memiliki tanaman porang menjadi terampil dalam mengolah porang kuliner yang dapat dikonsumsi ataupun di pasarkan. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani desa Hanura dan sekitarnya.
Agroforestry Land Use Land Cover Area Classification Using Decision Tree Algorithm Darmawan, Arief; Santoso, Trio; Hilmanto, Rudi
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 30 No. 3 (2024)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.30.3.399

Abstract

Monitoring the location and extent of agroforestry land use land cover (LULC) in Lampung Province is critical for effective policy development and sustainable agroforestry management. However, existing monitoring efforts have been limited to small regions. This study addressed this gap by employing threshold values from five distinct vegetation indices (ARVI, EVI, GDVI, NDVI, and SAVI) derived from Landsat 9 OLI imagery to accurately identify and estimate agroforestry LULC across the Lampung Province. The data collection activities were carried out using a combination of Landsat 9 OLI satellite imagery acquisition, and ground truth validation on 7 classes of different land use (forest, agroforestry, dry land farming, ricefield, settlements, bare land, and water bodies) within 5,600 points of interest (POI) inside 5 regencies as an area of interest (AOI). This study aimed to predict agroforestry area based on vegetation indices (VIs) threshold using the decision tree (DT) algorithm. The research process involved a series of systematic steps, beginning with satellite image data acquisition and preprocessing, VIs values extraction, and DT sequential for agroforestry areas. The DT computation incorporated the value of each LULC type on the 5 VIs. The result showed that the overall accuracy reached 91.59% with a Kappa coefficient of 0.89, indicating a high level of accuracy for land cover identification. The DT algorithm calculation showed that the agroforestry in Lampung Province estimated spanned for 734,739.61 ha, determined only by NDVI and ARVI. The findings have significant implications for both policy development and agroforestry management. Accurate LULC classification enhances decision-making processes by providing reliable data on land use patterns, which can guide sustainable land management practices and support the creation of region-specific agroforestry policies. This research directly informs policymakers on the extent and distribution of agroforestry areas, offering a foundation for crafting strategies aimed at promoting sustainable land use while mitigating environmental degradation. The methodology also provides a scalable approach for other regions facing similar agroforestry and land management challenges.
Peningkatan Persepsi Petani Hutan Kemasyarakatan dalam Pemilihan Jenis Pohon Produktif pada Kelompok Gapoktan Wana Tani Lestari di KPH Batutegi, Tanggamus Suri, Intan Fajar; Naviza, Fania; Permana, Anom Tahta; Bakri, Samsul; Hilmanto, Rudi; Banuwa, Irwan Sukri
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3 No 2, September
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v3i2.9682

Abstract

Abstrak: Perhutanan sosial merupakan bentuk izin resmi kepada penduduk desa di sekitar hutan untuk mengelola hutan negara melalui mekanisme yang diatur oleh menteri dalam surat keputusan salah satunya ialah Hutan Kemasyarakatan (HKm). Pemilihan jenis pohon produktif memberikan manfaat bagi pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Proses pemilihan jenis tanaman dan pola tanam juga mempengaruhi apakah petani akan tetap mempertahankan jenis dan pola tanaman yang ada atau melakukan perubahan. Oleh karena itu, perlu peran perguruan tinggi untuk memberi edukasi kepada masyarakat petani sekitar hutan terkait jenis pohon produktif tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan persepsi petani yang mengelola hutan lindung dengan skema Hutan Kemasyarakatan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Batutegi, Kabupaten Tanggamus tentang pemilihan jenis pohon produktif. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi survei lokasi, persiapan, penyuluhan, anjangsana dan evaluasi. Didapatkan hasil bahwa pengabdian masyarakat pemilihan pohon produktif yang telah dilaksanakan berpengaruh nyata terhadap pengetahuan dan pemahaman partisipan. Kegiatan ini dapat berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman partisipan. Petani yang memiliki persepsi yang baik cenderung lebih mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, termasuk memilih jenis pohon yang paling produktif dan sesuai dengan kondisi lingkungan mereka
Model Wisata Edukasi Berbasis Animal Welfare: Analisis Implementasi di Pusat Latihan Gajah Indonesia Widyawati, Tri; Wulandari, Christine; Kaskoyo, Hari; Hilmanto, Rudi
MAKILA Vol 19 No 2 (2025): Makila : Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v19i2.16589

Abstract

Indonesia has a place to train elephants called the Elephant Training Center/PLG. The forerunner of PLG in Indonesia is in Lampung, precisely in Way Kambas National Park/TNWK. Way Kambas National Park is a conservation area in Lampung Province based on the Decree of the Minister of Forestry Number 670/Kpts-II/1999 dated August 26, 1999, with an area of 125,631.31 ha. The purpose of this study was to obtain data and information on the implementation of educational-based tourism, to analyze the implementation of educational-based tourism in PLG (Indonesia) and to provide a new paradigm on elephant management based on the principle of Animal welfare as a consideration in determining PLG (Indonesia) policies in the future. The method used is the literature review research method. Viewed from the perspective of the existence of veterinarians in PLG Indonesia, educational elephant tourism with an Animal welfare approach can be implemented. Educational elephant tourism with an Animal welfare approach is a discourse that can be implemented in PLG throughout Indonesia related to the availability of facilities and medical personnel. The concept of educational tourism with an Animal welfare approach provides a new paradigm to tourists regarding the concept of tourism with an attraction object in the form of elephants with a new touch, namely utilizing elephants elegantly without the impression of elephant exploitation. The use of elephants as an attraction object with an exploration pattern of all natural elephant activities that are modified as a result of a collection of wild elephant taming methods to become tame which are referenced from the Thai method can be developed through the concept of educational tourism with an Animal welfare approach.
Pemantauan invasi mantangan (Merremia peltata) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menggunakan Google Earth Engine Dzakiyyaa, Ruwaida; Darmawan, Arief; Santoso, Trio; Hilmanto, Rudi; Septiadi, Luhur; Surya, Rikha Aryanie
Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.101697

Abstract

Abstrak Mantangan merupakan spesies yang secara masif menginvasi bagian selatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan diperkirakan sebarannya semakin meluas. Mantangan tumbuh dengan cara melilitkan batangnya pada inang hingga menutupi permukaan tubuh dan tajuk inangnya serta dapat merambat dari satu inang ke inang yang lain, selain itu mantangan juga dapat tumbuh secara vegetatif melalui batangnya yang terpotong kemudian menyentuh tanah sehingga menghasilkan generasi baru. Oleh karena itu, informasi sebaran spasial mantangan perlu diketahui dengan pemantauan secara berkala. Dewasa kini, pemantauan dapat dilakukan dengan penginderaan jauh, misalnya menggunakan data citra satelit. Perkembangan Google Earth Engine (GEE) menjadi salah satu pilihan untuk pemantauan invasi mantangan. GEE menyediakan data citra satelit berbasis komputasi awan dan dapat menghasilkan citra satelit multitemporal yang bebas awan, sehingga menjadi solusi permasalahan big data serta tidak memerlukan biaya untuk penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas invasi mantangan tahun 2019 – 2023 menggunakan GEE. Penelitian dilakukan dengan menggunakan citra satelit, citra DEM, dan transformasi indeks EVI dengan algoritma random forest. Objek penelitian difokuskan pada daerah selatan TNBBS yang secara khusus terinvasi oleh mantangan yaitu pada empat resor diantaranya Pemerihan, Way Haru, Way Nipah, dan Tampang. Objek penelitian kemudian dijadikan sebagai area of interest (AOI). Hasil penelitian menunjukkan hasil akurasi yang baik dengan nilai 93,49% (user accuracy), 95,18% (producer accuracy), 95,23% (overall accuracy), dan 90,18% (kappa accuracy) pada kelas mantangan. Perubahan sebaran mantangan mencapai 7.374,89 ha (2019), 8.237,88 ha (2021), dan 8.716,84 ha (2023). Berdasarkan hasil, diketahui bahwa mantangan menginvasi lebih masif pada Resor Tampang dan Resor Way Haru yang disebabkan oleh kejadian masa lalu seperti pembukaan lahan dan kebakaran serta habitat yang sesuai untuk pertumbuhan mantangan.Abstract Mantangan is a species that has massively invaded the southern part of Bukit Barisan Selatan National Park (BBSNP) and is expected to expand its distribution. Mantangan grows by wrapping its trunk around the host until it covers the surface of the host's body and crown and can creep from one host to another, besides that mantangan can also grow vegetatively through its trunk which is cut and then touches the ground to produce a new generation. Therefore, information on the spatial distribution of mantangan needs to be known through regular monitoring. Nowadays, monitoring can be done by remote sensing, for example using satellite image data. The development of Google Earth Engine (GEE) is one option for monitoring mantangan invasion. GEE provides cloud computing-based satellite image data and can produce cloud-free, multitemporal satellite images, so it is a solution to the big data problem and does not require fees for its use. This study aims to determine the extent of mantangan invasion in 2019 – 2023 using GEE. The research was conducted using satellite images, DEM images, and EVI index transformation with random forest algorithm. The research object focused on the southern area of BBSNP which was specifically invaded by mantangan, namely in four resorts including Pemerihan, Way Haru, Way Nipah, and Tampang. The research object is then used as an area of interest (AOI). The results showed good accuracy results with values of 93.49% (user accuracy), 95.18% (producer accuracy), 95.23% (overall accuracy), and 90.18% (kappa accuracy) in the mantangan class. Changes in the distribution of challenges reached 7,374.89 ha (2019), 8,237.88 ha (2021), and 8,716.84 ha (2023). Based on the results, it is known that mantangan invaded more massively in Tampang Resort and Way Haru Resort due to past events such as land clearing and fires as well as suitable habitat for mantangan growth.