Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Psikologi Malahayati

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA REMAJA AKHIR Renita Sitompul; Maria Nugraheni Mardi Rahayu
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8827

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada remaja akhir. Metode penelitian yaitu kuantitatif dengan pemilihan subjek dengan teknik accidental sampling. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 242 orang dengan karakteristik remaja akhir berusia 18-21 tahun yang memiliki akun jejaring sosial dan aktif menggunakannya. Skala yang digunakan terdiri dari Interpersonal Orientation Scale dan Social Network Time Use Scale (SONTUS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada remaja akhir. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kebutuhan afiliasi remaja akhir, maka semakin tinggi pula intensitas penggunaan situs jejaring sosialnya. Perlu adanya upaya mengembangkan kegiatan yang dapat mewadahi interaksi sosial remaja agar kebutuhan afiliasi remaja tidak hanya terpenuhi melalui situs jejaring sosial, namun juga interaksi di dunia nyata. Kata Kunci: Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial, Kebutuhan Afiliasi, Remaja Akhir  AbstractThe purpose of this study was to determine the relationship between the need for affiliation and the intensity of social networking site use in late adolescents. The research method is quantitative with the selection of subjects with accidental sampling techniques. Participants in this study were 242 people with characteristics of late adolescents aged 18-21 years who had social network accounts and actively used them. The scale used consists of interpersonal orientation scale and social network time use scale (SONTUS). The results showed that there was a significant positive relationship between and the intensity of social networking site use in late adolescents. There results indicate that the higher the need for late teen affiliates, the higher intensity of use of social networking sites. Efforts are needed to develop activities that facilitate social interaction for adolescence so that the need of affiliation are not only met through social networking site but also in real life interaction. Keywords: Social Networking Site Usage Intensity, Need For Affiliation, Late Adolescence
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN COMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA DI KOTA MANADO Sangki, Maria Aprillia Angela; Rahayu, Maria Nugraheni Mardi
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 7, No 2 (2025): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i2.16533

Abstract

Abstrak Gaya hidup masyarakat di Kota Manado yang sangat memperhatikan penampilan, menjadi latar belakang terbentuknya motto “biar kalah nasi, mar nda kalah aksi”. Hal ini diyakini oleh seluruh kalangan masyarakat, dengan memiliki penampilan baik dan menarik individu akan merasa lebih berharga. Salah satu cara yang dilakukan untuk menunjang penampilan adalah dengan berbelanja. Akan tetapi, kegiatan berbelanja yang dilakukan mengarah pada perilaku berbelanja yang disebut compulsive buying. Hal ini menunjukkan bahwa harga diri sebagai stimulus yang bisa mendorong individu untuk berperilaku kompulsif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara harga diri dengan compulsive buying pada mahasiswa di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis Spearman rank correlation coefficients. Terdapat 226 mahasiswa di Kota Manado, berusia 18-24 tahun yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Edwards Compulsive Buying Scales dan Rosenberg Self Esteem Scales. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan compulsive buying. Implikasi dari penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat lebih bisa untuk menghargai diri sendiri sehingga dapat mengurangi perilaku berbelanja yang mengarah pada compulsive buying. Kata Kunci: Compulsive Buying, Harga Diri, Mahasiswa AbstractThe lifestyle of the people in the city of Manado, who place a strong emphasis on appearance, serves as the backdrop for the formation of the motto "biar kalah nasi, mar nda kalah aksi". This is believed by the entire community, as having a good and attractive appearance makes individuals feel more valuable. One of the ways to support this appearance is through shopping. However, shopping activities often lead to a behavior known as compulsive buying. This indicates that self-esteem is a stimulus that can drive individuals to engage in compulsive behavior. The purpose of this research is to determine the significant relationship between self-esteem and compulsive buying among students in Manado. This study employs a quantitative approach with the Spearman rank correlation coefficients analysis method. There were 226 students in Manado, aged 18-24 years, who participated in this research. The study utilized the Edwards Compulsive Buying Scales and Rosenberg Self Esteem Scales. The results of this research show a significant negative relationship between self-esteem and compulsive buying. This research implies that it is hoped that students can learn to value themselves more, thereby reducing shopping behaviors that lead to compulsive buying. Keywords: Compulsive Buying, Self-Esteem, Students