Pengembangan desa wisata merupakan strategi penting dalam diversifikasi destinasi wisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan di Indonesia. Namun, keterbatasan anggaran dan sumber daya menuntut pemerintah daerah untuk menentukan prioritas pengembangan secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas metode ORESTE (Organization, Rangement Et Synthese De Donnes Relationnelles) dan WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) dalam menentukan rekomendasi prioritas pengembangan desa wisata rintisan di Kabupaten Buleleng, Bali. Menggunakan delapan kriteria penilaian dan sepuluh alternatif desa wisata, kedua metode diterapkan untuk menghasilkan peringkat rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan dalam urutan prioritas yang dihasilkan kedua metode. Metode ORESTE merekomendasikan Desa Wisata Kaliasem Lovina sebagai prioritas utama, sementara metode WASPAS menempatkan Desa Wisata Silangjana di peringkat teratas. Perbedaan ini menunjukkan bahwa pemilihan metode dapat mempengaruhi hasil pengambilan keputusan dalam penentuan prioritas pengembangan desa wisata.