Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENDEKATAN SUBJEK AKADEMIS DAN HUMANISTIK DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Lola Fadilah; Tasman Hamami
Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 8 No 2 (2021): December 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/geneologipai.v8i2.4947

Abstract

Kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan juga sebagai pedoman dalam peroses pembelajaran. Banyak pendekatan dalam pengembangan kurikulum, namun selama ini dalam pengembangan pendidikan agama Islam lebih banyak menggunakan pendekatan subjek akademis dan humanistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pendekatan subjek akademis dan humanistik dalam pengebangan kurikulum pendidikan agama Islam. Penelitian ini berbasis pada studi kepustakaan dengan data yang berasal dari sumber-sumber pustaka, baik jurnal penelitian, buku dan dokumen lain yang relevan dengan fokus penelitian. Hasil dari penelitan ini mengungkapkan bahwa pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam menggunakan pendekatan subjek akademis sesuai dengan substansi pendidikan agama Islam itu sendiri yang berisi ajaran agama yang tersusun secara sistematis untuk diwariskan kepada peserta didik. Pendekatan humanistik merupakan pendekatan yang berlandaskan ide memanusiakan manusia sesuai dengan potensi-potensi yang Allah berikan kepada setiap manusia, sehingga peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan berkembangan sesuai dengan fitrahnya dan menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa.
Pola Pembinaan Religiusitas Anak dalam Keluarga Muslim (Studi Kasus di Kampung Kesisih Desa Bangunsari, Pageruyung, Kendal, Jawa Tengah) Iqbal Rezza Fahlevie; Tasman Hamami
LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan) Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.331 KB) | DOI: 10.21927/literasi.2021.12(1).12-22

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi psikologi keluarga muslim dan kesulitan yang muncul dalam proses pembinaan religiusitas anak, serta menemukan pola pembinaan religiusitas anak dalam keluarga muslim. Penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan secara simultan dengan proses data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Model Interaktif dari Miles dan Huberman. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis data termasuk: menarik data (data), reduksi data (reduksi data), penyajian data (data), dan penarikan atau pengungkit (kesimpulan).Hasil penelitian ini adalah: orang tua tunggal , kondisi kemiskinan; dan jarak lokasi perkerjaan yang jauh dengan keluarga. (2) kesulitan-kesulitan yang muncul dalam proses pembinaan religiusitas anak termasuk bagian dari kebersamaan orang tua dan anak, adanya pegaruh lingkungan sekitar dan pergaulan teman sebaya, serta tidak adanya sesosok ayah sebagai panutan dalam keluarga. (3) pola pembinaan religiusitas anak di dalam keluarga muslim yang lazim diterapkan adalah: (1) pola pembinaan demokrasi (2) pola pembinaan otoriter (3) pola pembinaan permisif.
Assessment As, For, dan Of Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat Menengah Atas Amalia Nurlitasari; Tasman Hamami
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 9 No. 4 (2023)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v9i4.597

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep dan bentuk pengembangan asesmen PAI dari ketiga pendekatan penilaian di Sekolah Menengah Atas. Masih adanya penilaian konvensional, kemampuan guru PAI yang monoton dalam melakukan asesmen, serta kurangnya kesadaran guru terkait tujuan pembelajaran PAI. Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran, sedangkan pada kurikulum saat ini asesmen dilakukan secara komprehensif menggunakan 3 pendekatan yaitu Assessment of Learning (AoL), Assessment as Learning (AaL), dan Assessment for Learning (AfL). Metode penelitian berupa penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan AoL disebut sebagai penilaian sumatif yang berbentuk PTS, PAS, USek. Materi PAI di tingkat menengah atas yaitu al Qur’an, aqidah, ahlaq, fiqh/ibadah, dan Tarikh. AfL di SMA berorientasi pada kemampuan mempraktekkan ajaran agama seperti praktek haji, praktek menghitung zakat, praktek mengurus jenazah, hingga praktek menghitung harta waris. AaL disebut sebagai penilaian formatif PAI di SMA berkaitan dengan penilaian sikap, bakat, minat, nilai-nilai serta penghargaan. AaL terletak pada cara penilaian yang mana peserta didik ikut berpartisipasi dalam penilaian mulai dari prosedur, kriteria, hingga pembuatan pedoman atau rubrik seperti Self Assessment (Penilaian Diri), Peer Assessment (Penilaian Antar Teman).
Kompetensi Profesional Guru PAI Pasca Sertifikasi di SMP Negeri sek-kecamatan Danurejan Yogyakarta Ovi Soviya; Tasman Hamami
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i1.756

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apa saja kompetensi profesional guru PAI pasca sertifikasi dan bagaimana upaya-upaya guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya pasca sertifikasi di SMP Negeri se-kecamatan Danurejan Yogyakarta. metode penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi meliputi observasi lingkungan sekolah dan proses pembelajaran, wawancara mendalam dan dokumentasi administrasi sekolah serta kegiatan-kegiatan. Setelah seluruh data ditemukan maka data diolah dengan analisis kualitatif. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data. Hasil dari penelitian ini, yaitu 1) Kompetensi profesional guru PAI pasca sertifikasi di SMP Negeri se-kecamatan Danurejan Yogyakarta sudah cukup memuskan dan sesuai dengan kriteria-kriteria guru profesional sebagaimana yang diharapkan, dilihat dari kesiapan guru sebelum melakukan proses mengajar dan pada saat proses pembelajaran berlangsung seperti guru mampu mengelolah kelas, menguasai materi ajar, menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi serta melakukan penilian hasil belajar peserta didik, 2) pengembangan kompetensi profesional guru PAI pasca sertifikasi dilakukan dengan menganalisis kebutuhan peserta didik pada saat pembelajaran di kelas, dengan cara mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), pelatihan, seminar, studi lanjutan strata 2, dan pemanfaatan jurnal agar dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Kata kunci: Kompetensi, Profesioanl, Guru, Sertifikasi
Landasan Teoritis Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Hudiyanto, Amin; Tasman Hamami; Syakur Wildan
Al-Mau'izhoh: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/am.v5i2.7478

Abstract

The Islamic religious education curriculum needs to balance this by developing the existing curriculum by utilizing technology and science to be used as more efficient methods and media. In discussing the development of Islamic education curriculum and also the decision of the Minister of Religion regarding the curriculum in madrasas. This is related to several aspects such as the nature of the Islamic religious education curriculum, the development of the Islamic religious education curriculum according to the figures, and the theoretical basis for the development of the Islamic religious education curriculum. The development of the Islamic religious education curriculum is an important component in the world of education which refers to the preparation and planning of learning, the learning process or implementation, and also the evaluation of learning to assess whether or not a lesson has been achieved in an institution in particular or in general. By studying the development of Islamic religious education curriculum according to experts and leaders and used properly to develop an Islamic religious education curriculum that is appropriate and effective in achieving the goals of Islamic religious education.
Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama Education: Two Main Pillars of National Education in Indonesia Tasman Hamami
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 18 No. 2 (2021): Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpai.2021.182-06

Abstract

Muhammadiyah and NU are the mainstream Islamic social organizations established before the Indonesian independence. These organizations drive the renewal of Islamic thought, da'wah, social, health, and education. They have thousands of educational institutions spread throughout Indonesia and play an important role in the development of Islamic education, so they are the main pillars of National Education. This study aimed to discuss the role and contribution of Muhammadiyah and NU as pillars of national and Islamic education. A historical approach through source search (heuristics), assessment (criticism), and construction was used. Through an integrative and modern Islamic education system, the results showed that Muhammadiyah had opened the minds of Muslims and the Indonesian people about the importance of religion and science to realize a progressive Islamic society. Furthermore, NU prioritizes the education system of traditional pesantren and madrasas and has instilled basic Islamic teachings in shaping the morals of Muslims and the Indonesian nation. Therefore, Muhammadiyah and NU education contribute to religious moderation (Islam wasathiyah) and pillars of national education. The results of this study have implications for the development of any National Education policy that cannot deny the roles of Muhammadiyah and NU.
Islamic Religious Education Curriculum Innovation: Fethullah Gülen's Perspective Muhamad Restu Fauzi; Tasman Hamami; Hyung-Jun Kim
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 21 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpai.v21i1.7089

Abstract

Purpose – This study aims to (1) Formulate what is the ideal orientation of Islamic religious education according to Fethullah Gülen and (2) Formulate Islamic religious education curriculum innovations from the Gülen perspective in the realm of objectives, materials, media, methods, and evaluations. Design/methods/approach – This study was a literature research. The source of data in this study was the works of Gülen. The data collection method used the documentation method. The data analysis method used the content analysis method through several stages of reading the entire data, encoding, code sorting, finding relationships between categories, and formulating the meaning. Findings – The findings were (1) The ideal Islamic religious education, according to Gülen, should include educating and shaping individual character, and (2) The purpose of the Islamic religious education curriculum, according to Gülen, is to create Islamic religious education that is relevant to the times, high in quality, and strengthening the identity of Muslims; Learning materials comprise content expansion that integrates classical religious texts with contemporary science; Learning media must make Islamic religious education more interesting and challenging for students so that they are more interested in learning Islam; The learning method involves students actively and collaboratively in the learning process; and Curriculum evaluation includes aspects of the quality of learning materials, learning methods, and learning outcomes. Research implications/limitations – The research has implications for developing Islamic religious education curricula that focus on a more inclusive, moderate, and relevant approach to the needs of the times. It can affect the way schools educate, encourage intercultural dialogue, and promote universal values such as tolerance and peace. Originality/value – This study has explored Gülen's perspective on the innovation of the Islamic religious education curriculum. By examining its perspective, this research provides new insights and presents a unique perspective on curriculum development.
Perkembangan dan Problematika Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia Audi, Achmad Audi Pratama Jojang; Tasman Hamami; Moh Luthfih Gonibala; Farhan Moh Fahrurozi Bonde
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 4 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i4.1210

Abstract

Artikel ini menyelidiki evolusi kurikulum pendidikan agama Islam di Indonesia sepanjang sejarah, menggambarkan perubahan dari masa prakemerdekaan hingga era reformasi. Metode dokumentasi digunakan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Sejak kedatangan Belanda pada 1695, pendidikan Islam tetap berlanjut, dan VOC mendorong pendirian sekolah Islam. Pembentukan Kementerian Agama pada 1946 memberikan dorongan signifikan, sementara masa Orde Baru melihat perubahan kurikulum pada tahun 1962, 1968, 1975, 1984, 1994, dan Suplemen 1999. Kurikulum PAI mencerminkan evolusi dari fokus agama dan hafalan teks ke integrasi dengan ilmu pengetahuan umum. Meskipun ada kemajuan, masih ada tantangan seperti kurangnya pemikiran kritis, pembelajaran aktif yang kurang, dan penilaian yang terlalu kognitif. Reformasi mendalam diperlukan untuk menjaga relevansi kurikulum dengan kebutuhan zaman, mempertahankan identitas Islam tanpa mengorbankan esensi ajaran, dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan krisis moral.   Kata Kunci : Kurikulum, Pendidikan, Problematika
Effectiveness of the Al-Qur'an Murottal Method in Reducing Labor Anxiety in First-Time Pregnant Women in Sleman Yogyakarta Yessi Handriyani; Tasman Hamami; Akif Khilmiyah; Azam Syukur Rahmatullah; Mohd. Syahrul Bin Kamaruddin
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 21 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpai.v21i2.9709

Abstract

Purpose – This study explores the effectiveness of the Al-Qur'an murottal method in reducing labor anxiety in pregnant women with their first child in Sleman, Yogyakarta through the integration of spiritual aspects, prenatal education, and family support. Design/methods/approach – This study uses a phenomenological approach to understand the experiences of the first 7 pregnant women in Sleman, Yogyakarta who experience labor anxiety and evaluate the effectiveness of Quran recitations through in-depth interviews and observations. Findings – This study revealed that first-time pregnant women in Sleman experience various forms of anxiety, such as uncertainty about childbirth, fear of pain, and social pressure. The Al-Qur'an murottal method has been proven to be very effective in reducing anxiety, providing inner peace, and strengthening the spiritual bond between mother and baby. Consistency in listening to the Quran recitation, along with support from partners and family, plays an important role in reducing anxiety and improving quality of life. Informants reported improved sleep quality, reduced stress, and readiness for childbirth. This therapy also helps to overcome insomnia and boosts confidence. Quran recitation has been proven effective in improving emotional well-being during pregnancy. Research implications/limitations - This study shows that the Murottal Al-Qur'an method is effective in reducing anxiety and improving the mental well-being of pregnant women, and is recommended for integration into prenatal care, with the need for further research and medical education. Originality/value – This study contributes to spiritual-based prenatal care, but further research is needed to strengthen the findings and explore the long-term effects of Quran recitation therapy.
Islamic Higher Education Institutional Change: Leader's Motivation and Vision Mochamad Iskarim; Sutrisno; Tasman Hamami; Muhammad Zubair Khan
Edukasia Islamika : Jurnal Pendidikan Islam Vol 6 No 2 (2021): Edukasia Islamika - Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jei.v6i2.628

Abstract

This paper discusses the motivation and vision of state Islamic higher education leaders in their attempt to improve higher education quality after the institutional change. This is a field descriptive qualitative study which is conducted in IAIN Purwokerto and IAIN Pekalongan. The data collection is done using documentation and interview method; the data is analyzed using an interactive analysis model which covers steps of data collection, data reduction, data presentation, and verification/conclusion. The results of the study are as follows: (1) the institutional change which is frequently experienced by state Islamic higher education institutions is considered as the starting point of the effort to increase academic and institutional quality. This institutional change must be followed by well-prepared quality management of higher education institutions; planned, executed, monitored, and evaluated synergically; (2) the leader’s motivation and vision serve as an important aspect in the effort to improve the institutional quality. The motivation and vision must be elaborated into real and calculated actions, as well as supported by transformational leadership; and (3) the accreditation and fulfillment of facilities and infrastructure of higher education is a tool the final objective of which is the establishment of true quality, namely quality culture displayed by the academic community. As a recommendation, the motivation and vision of higher education leaders should focus on improving internal institutions, improving education services and public accountability, and the relevance of education to the future needs of the new generation in the future.